You are on page 1of 41

Gangguan Telinga

Tengah

Lusia Henny Mariati, S.Kep.,NS

Fisiologi telinga tengah


Tuba Eustachius
Tuba Tuba eustachius adalah saluran yang
menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasofaring.
Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi,
drainase sekret dan menghalangi
masuknya sekret dari nasofaring ke
telinga tengah.
Ventilasi berguna untuk menjaga agar
tekanan udara dalam telinga tengah selalu
sama dengan tekanan udara luar

Fisiologi Tuba Eustachius


Tuba Eustachius terdiri dari tulang rawan
pada dua pertiga kearah nasofaring dan
sepertiganya terdiri dari tulang.
Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar
dan kedudukannya lebih horizontal dari
tuba orang dewasa.
Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm dan
pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5
mm.
Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh
beberapa hal, seperti tuba terbuka
abnormal, myoklonus palatal, palatoskisis,

Asuhan Keperawatan pada


Otitis Media

Klasifikasi
Skema klasifikasi Otitis
Media berdasarkan Gejala

Pengertian
Otitis Media

Adalah:
peradangan
sebagian
atau
seluruh
mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid,
dan sel-sel mastoid.

Etiologi
1. Bakteri
. Tiga jenis bakteri penyebab otitis media tersering
adalah Streptococcus pneumoniae (40%),
Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella
catarhalis (10-15%).
. Kira-kira 5% kasus dijumpai patogen-patogen
yang lain seperti Streptococcus pyogenes (group A
beta-hemolytic), Staphylococcus aureus, dan
organisme gram negatif.
. Staphylococcus aureus dan organisme gram
negatif banyak ditemukan pada anak dan
neonatus yang menjalani rawat inap di rumah
sakit. Haemophilus influenzae sering dijumpai
pada anak balita. Jenis mikroorganisme yang
dijumpai pada orang dewasa juga sama dengan

Etiologi
2. Virus
Virus yang paling sering dijumpai pada
anak-anak, yaitu respiratory syncytial
virus (RSV), influenza virus, atau
adenovirus (sebanyak 30-40%).
Kira-kira 10-15% dijumpai
parainfluenza virus, rhinovirus atau
enterovirus

3. Faktor risiko
umur
Faktor genetik
Sosioekonomi
Lingkungan
Asupan ASI
Status imunologi
Abnormal kraniofasial
Deformitas tuba eustachius
Alergi

Ggg Ventilasi
Tuba

Inflamasi

Alergi

ISPA,
rinitis,
sinusitis

Hiperplasia
Adenoid

Tumor

OBTRUKSI TUBA
EUSTACHIUS

Gangguan
Ventilasi telinga
tengah

Disfungsi
silia

deformitas

1.1 Otitis Media Supuratif


Akut
Otitis media supuratif akut atau dikenal
otitis media akut terjadi akibat adanya
sumbatan tuba (penyebab utama)
Fungsi tuba terganggu pencegahan
invasi kuman ke dlm telinga tengah
terganggu peradangan
Pada anak, makin sering anak terserang
infeksi saluran napas atas maka makin
besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada
bayi, terjadinya OMA dipermudah oleh
karena tuba eustachiusnya pendek,
lebar, dan agak horizontal letaknya.

Stadium Otitis Media Akut


ggg. Ventilasi teinga
tengah

Stadium
Oklusi Tuba

Retraksi membran
tympani
Terjadi respon
inflamasi

vasolidatasi
Stadium
Hiperemis

Protein plasma
keluar

Edema & eksudasi

Lanjutan....
Akumulasi Cairan

Stadium
supurasi

Membran tympani menonjol

Eksudt dikavum tympani

Iskemik

Nekrosis membran tympani

Stadium
Perforasi

Ruptur, eksudat keluar


Stadium
Resolusi

Gejala Klinik OMA

Tergantung
pada stadium
penyakit dan
umur pasien

Dewasa:
demam
Otalgia
Ggg pendengaran
berupa ras penuh
atau kurang
pendengaran

Bayi dan anak:


demam tinggi
Nyeri telinga
Gelisah
Sulit tidur
kejang

Terapi
Pengobtan tergantung stadium
penyakitnya
1. Stadium Oklusi
. Tujuan membuka kembali tuba
eustachius,
. Pengobatan dgn obat tetes hidung HCl
efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik
untuk anak <12 tahun, atau HCl efedrin
1 % dalam larutan fisiologik untuk anak
> 12 tahun dan pd dewasa
. Antibiotik diberikan jika penyebabnya
kuman, bukan oleh virus atau alergi

2. Stadium Supurasi
Pengobatan dengan antibiotika, obat tetes
hidung dan analgetika
Bila membran timpani sudah terlihat
hiperemis difus, sebaiknya dilakukan
miringotomi mencegah perforasi
membran tympani
3. Stadium Perforasi
terlihat sekret banyak keluar
Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci
telinga H2O2 3% selama 3 5 bhari serta
antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret

4. Stadium resolusi
. membran timpani berangsur normal
kembali, sekret tidak ada lagi dan
perforasi membran timpani menutup.
. Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan
tampak sekret mengalir di liang telinga
luar melalui perforasi membran timpani
oleh karena berlanjut terjadinya edema
mukosa telinga tengah
. Pengobatan dengan antibiotika . Bila 3
minggu setelah pengobatan sekret masih
tetap banyak, kemungkinan telah terjadi

Komplikasi
Sebelum adanya antibiotika, , OMA
dapat menimbulkan yaitu abses
subperiosteal
sampai komplikasi yang berat
(meningitis dan abses otak)

1. 2. Otitis Media Supuratif


Kronik (OMSK)
otitis media supuratif kronis adalah
infeksi kronis di telinga tengah
dengan perforasi membran timpani
dan sekret yang keluar dari telinga
tengah terus menerus atau hilang
timbul. Sekret mungkin encer atau
kental, bening atau berupa nanah.

Perjalanan Penyakit OMSK


OMA OMSK berlangung 2 bulan
Faktor penyebab OMA OMSK:
terapi terlambat diberikan
Terapi tdk adekuat
Virulensi kuman tinggi
Daya tahan tubuh kurang (krg gizi)
Hygine kurang/buruk

Klasifikasi
OMSK

OMSK Benigna (tipe


aman)

Tidak terdapat
kolestaetom
terbatas pada
mukosa saja, tidak
mengenai tulang,
perforasi terletak di
sentral
Jarang menimbulka
komplikasi berbahaya

OMSK Maigna (tipe


bahaya)

Terdapat
kolestaetom
mengenai tulang,
perforasi terletak di
marginal atau atik
menimbulkan
komplikasi
berbahaya

Terapi OMSK
Terapi memerlukan waktu cukup lama
Sekret yang keluar tidak cepat kering atau
selalu kambuh lagi.
Keadaan ini antara lain disebabkan oleh
satu atau beberapa keadaan, yaitu
1. Adanya perforasi membran timpani yang
permanen.
2. Terdapat sumber infeksi di faring,
nasofaring, hidung dan sinus paranasal.
3. Sudah terbentuk jaringan patologik yang
irreversible dalam rongga mastoid.
4. Gizi dan higiene yang kurang

1. Terapi OMSK
Benigna:

2. Terapi OMSK
Maligna:

medikamentosa
Jika sekret keluar
terus menerus
pencuci telinga H202
3 % selama 3 5 hari
, jika sekret
berkurangtetes
telinga mengandung
antibiotik
Miringoplasti jika
sekret kering tp
perforasi masih ada

prinsip dg
pembedahan
mastoidektomi.
Medikamentosa
semnetara sebelum
pembedahan

2. Otitis Media Non


Supuratif
Nama lainnya adalah otitis media
musinosa , otitis media efusi, otitis
media sekretoria, otitis media mucoid
(glue ear).
Otitis media serosa adalah keadaan
terdapatnya sekret yang non purulen di
telinga tengah , sedangkan membran
timpani terlihat utuh
Otitis media serosa terjadi terutama
akibat adanya transudat atau plasma
yang mengalir dari pembuluh darah ke
telinga tengah yang sebagian besar

sedangkan pada otitis media mukoid, cairan


yang ada di telinga tengah timbul akibat
sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang
terdapat di dalam mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, dan rongga mastoid.
Faktor yang berperan utama adalah
terganggunya fungsi tuba eustachius.
Faktor lainnya adalah adenoid hipertropi ,
adenoiditis, sumbing palatum, tumor di
nasofaring, barotrauma, sinusitis, rhinitis,
defisiensi imunologik atau metabolik.
Keadaan alergi sering berperan sebagai
faktor tambahan dalam timbulnya cairan

2.1 Otitis Media Serosa Akut


(OMSA)
Merupakan keadaan
terbentuknya sekret di
telinga tengah secara
tiba tiba yang
disebabkan oleh
gangguan fungsi tuba
OMSAlebih sering
terjadi pada orang
dewasa

Etiologi
sumbatan tuba, misalnya pada
barotrauma
virus, biasanya infeksi virus saluran
napas atas
alergi pada jalan napas atas
idiopatik

Manifestasi Klinik
pendengaran berkurang
Telinga terasa tersumbat
Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau
berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis
binauralis)
Kadang terasa ada cairan yang bergerak pada
telinga saat posisi kepala berubah.
Terdapat sedikit nyeri pada telinga saat awal
tuba terganggu dimana timbul tekanan negatif
pada telinga tengah (cth pd barotrauma)
Nyeri tdk ada jka penyebabnya virus atau alergi
Kadang terdapat vertigo, tinitus dan pusing
Pada otoskop, membran timpani terlihat retraksii
Tuli konduktif dapat terdeteksi dengan garpu tala

Penatalaksanaan
pengobatan dengan antihistamin
Pembedahan jika dalam 1 atau 2
minggu gejala masih menetap.
Dilakukan miringotomi, serta
pemasangan pipa ventilasi

2.2 Otitis Media Serosa


Kronik
Adalah keadaan terbentuknya sekret di
telinga tengah secara bertahap tanpa rasa
nyeri dengan gejala gejala pada telinga
yang berlangsung lama
Bila sekret kental seperti lem maka disebut
glue ear
Otitis media serosa kronik sering terjadi
pada anak anak.
Otitis media serosa unilateral pada orang
dewasa tanpa penyebab yang jelas harus
dipikirkan kemungkinan karsinoma
nasofaring.
Otitis media serosa kronik dapat terjadi

Manifestasi klinik
Tuli lebih menonjol daripada otitis
media serosa akut,
Membran timpani terlihat utuh,
retraksi,suram, kuning kemerahan
atau keabu-abuan

Penatalaksanaan
Jika masih baru, bisa diberikan
dekongestan tetes hidung serta
kombinasi anti histamin dekongestan
per oral.Pengobatan dilakukan selama 3
bulan.
Jika pengobatan medikamentosa tidak
berhasil,maka dilakukan pengeluarkan
sekret dengan miringotomi dan
memasang pipa ventilasi (grommet
tube)
Atasi/obati faktor penyebab, seperti
alergi, pembesaran adenoid atau

KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN OTITIS
MEDIA

Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian Fisik:
. Inspeksi: keadaan umum klien, adakah cairan keluar
dari telinga, bagaimaa warna, bau & jumlah, apakah
ada tanda2 radang daerah sekitar telinga atau pada
telinga.
. Palpasi: kaji adanya nyeri tekan pada area telinga.
. Pemeriksaan pendengaran: tes garputala, suara
bisiskan, tes audiometri, X-Ray
2. Riwayat Keluhan Utama: Kapan keluhan mulai
berkembang, bagaimana terjadinya, apakah secara
tiba-tiba atau berangsur-angsur, apa tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi keluhan, obat apa yang
digunakan, adakah keluhan seperti pilek dan batuk.

Lanjutan.....

3. Riwayat Kesehatan sekarang: Mengkaji


keluhan kesehatan yang dirasakan pasien
pada saat di anamnesa Seperti
penjabarandari riwayat adanya kelainan
nyeriyang dirasakan.
4. Riwayat penyakit terdahulu: Apakah ada
kebiasaan berenang, apakah pernah
menderita gangguan pendengaran (kapan,
berapa lama, pengobatan apa yang
dilakukan, bagaimana kebiasaan
membersihkan telinga, keadaan
lingkungan tenan, daerah industri, daerah
polusi), apakah riwayat pada anggota
keluarga.

3. Pengkajian Keperawatan:
a. Pola Persepsi & Pemeliharaan kesehatan;
kaji bgmpemeliharaan kesehatan klien dan
bgm riwayat keluhan
b. Pola aktivitas /istirahat: kaji adanya ggg
pola tidur akibat keluhan yg dirasakan
klien, kaji kesulitan dan keterbatasan
melakukan aktivitas akibat keluhan yg
dirasakan klien
c. PolaNutrisi dan metabolik; kaji adanya
anoreksia
d. Pola keamanan/perlindungan; kaji adanya
penignkatan suhu tubuh akibat proses

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d agens penyebab cedera
outcome: nyeri hialng atau
terkontrol dg kriteria; klien
menunjukkan rasa nyaman,
gelisah(-), nyeri terkontrol
Intervensi:
-. kaji keluhan nyeri P,Q,R,S,T
-. Atur posisi yg nyaman serta
ciptakan lingk.yg nyaman
-. ajarkan teknik relaksasi dan
distraksi
-. Kolaborasi u/pemberian analgetik

2. Hipertermi b/d penyakit


NOC: klien menunjukkan termoregulasi dg
kriteria suhu tubuh dalam rentang normal
NIC:
- Kaji TTV klien, pantau adanya kejang
- Pantau hidrasi (turgor kulit, kelembaban
membran mukosa
- Pantau asupan dan haluaran
- Pertahankan masukan cairan
- Kompres
- Kolaborasi pemberian antipiretik

3. Ansietas b/d perubahan status kesehatan


NOC:
- Klien menyampaikan secara verbal bahwa tidak
ada kecemasan menghadapi perubahan status
kesehatanya
- Klien tidak tampak gelisah
- Klien kooperatif dalam perawatan di RS
NIC
a) Kaji tingkat kecemasan klien
b) Jelaskan ttg penyakit yg dialami klien
c) Ajarkan teknik relaksasi guna menurunkan
ketegangan dan kecemasan.
d) Ciptakan lingkungan yg nyaman

Discharge Planning
1. Ajarka tentang resiko penyebab
terjadinya otitis media
2. Anjurkan klien menjaga kesehatan
(pertahanan tubuh) dengan menjaga
pola idup sehat
3. Anjurkan klien untuk menjaga
personal hygine
4. anjurkan klien atau keluarga
mencari pelayanan kesehatan jika
gejala-gejala muncul kembali

You might also like