You are on page 1of 42

REFRAT

Giant Cell Tumor

Pembimbing : Dr. H. Sunaryo, Sp.OT, SH, MH.Kes

Rinaldo
09310219
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SOEKARDJO TASIKMALAYA
2015

DEFINISI
Giant Cell Tumor = Osteoclastoma
Sel Giant Multinuklear
( Tumor Jinak)

PREDILEKSI
Tempat :
epiphysis tulang panjang
- proximal tibia
- distal femur
- proximal humerus

EPIDEMIOLOGI & INSIDEN


Usia 20 40 tahun, jarang pada
anak-anak

EPIDEMIOLOGI & INSIDEN


Walaupun merupakan TUMOR JINAK
tapi kemungkinan adanya
KEKAMBUHAN SETELAH OPERASI
(kekambuhan lokal) dan penyebaran
ke bagian tubuh lain bisa terjadi
(jarang)

PATOFISIOLOGI
Giant Cell Tumor (GCT) terjadi secara
spontan.
Tidak diketahui pasti apakah karena
trauma, faktor lingkungan, atau diet.
Pernah ditemukan kasus juga karena
hiperparatiroidisme

PATOFISIOLOGI
3 faktor pembentukan GCT :
* perubahan siklin
* evaluasi imunohistokimia
* sel stroma

PATOFISIOLOGI
1. Perubahan Siklin
adanya gen siklin D1 yang terlibat
dalam perkembangan neoplasma.
gen siklin D1 terdapat pada tulang
panjang dan overekspresi protein
menggunakan PCR dan
imunohistokimia

PATOFISIOLOGI
2. Evaluasi Imunohistokimia
adanya ekspresi micropthalmia
(faktor transkripsi lesi giant cell)
3. Sel Stroma
sel stroma yang dimaksud adalah sel
stroma fibroblastlike

DIAGNOSIS

ANAMNESIS
GAMBARAN KLINIS

ANAMNESIS
Hal yang perlu diperhatikan pada
anamnesis:
1. UMUR (20-40th) jarang dibawah
20th
2. Lama & Perkembangan
PROGRESIFITAS tumor
jinak
tumbuh perlahan
tapi jika ada perkembangan yang
cepat
curiga KEGANASAN

ANAMNESIS
3. NYERI

keluhan utama

tanda ekspansi tumor yang cepat &


penekanan ke jaringan sekitar /
perdarahan / degenerasi
4. Pembengkakan
timbul perlahan
tiba-tiba

GAMBARAN KLINIS
GEJALA UTAMA:
Nyeri serta pembengkakan terutama
pada lutut dan mungkin ditemukan
efusi sendi, gangguan gerakan pada
sendi.
Gejala gejala fraktur (10%)
Pembesaran massa secara lambat
Jarang : kelemahan, keterbatasan
gerak sendi
dan fraktur patologis

PEMERIKSAAN FISIK
Ditemukan:
massa yang keras
>
80%
Nyeri
Disuse artrophy
Efusi pada persendian
Hangat pada lokasi tumor

GAMBARAN KLINIS
GCT dibagi menjadi beberapa staging :
STAGE 1
- benign latent dari giant cell tumor
- tidak ada aktivitas agresif lokal
STAGE 2
- benign active giant cell tumor
- pada pencitraan terlihat gambaran
alterasi struktur tulang cortikal

GAMBARAN KLINIS
STAGE 3
- tumor lokal agresif
- pada pencitraan terlihat gambaran
lesi litik mengelilingi medula dan
korteks tulang
- tumor dapat melewati korteks dan
penetrasi ke jaringan lunak

GAMBARAN KLINIS GCT

GAMBARAN RADIOLOGI

FOTO POLOS
MRI

CT-scan

FOTO POLOS
Tampak daerah radiolusen pada
ujung tulang dengan batas yang
tidak tegas
Ada zona transisi antara tulang
normal dan patologik, biasanya
kurang dari 1cm
Lesi biasanya eksentrik, bersifat
ekspansif sehingga korteks menjadi
tipis

FOTO POLOS

Anteroposterior
radiograph
menunjukkan
adanya lesi litik
di subarticular
pada proximal
femur. Setelah
kuretase GCT,
infeksi
berkembang, dan
insersi antibiotik
harus dilakukan.

Lateral
FOTO POLOS

radiograph
pada
vertebra L3
menunjukkan
lesi litik GCT
di corpus
vertebra,
dengan
ekspansi ke
tulang dan

FOTO POLOS

Anteroposterior radiograph bahu kanan menunjukkan


adanya fraktur patologik giant cell tumor pada proksimal
humerus. Tumor berada pada kedua epiphysis dan
metaphysis.

FOTO POLOS
Anteroposterior radiograph
pada
lutut
mennjukkan
adanya fraktur patologik
dengan giant cell tumor pada
distal femur. Tumor menyebar
ke subartikular permukaan
femur.

CT-scan

Aneurisma bone cyst

DIFERENSIAL
DIAGNOSA

Kondroblastoma

Non-ossifying fibroma
(Fibroxanthoma)

Aneurysma Bone Cyst


Bukan neoplasma
Etiologi tak diketahui, diduga
kelainan vaskular yang disebabkan
gangguan sirkulasi darah
Dijumpai pada usia 5-20th
Letaknya pada tiap bagian dari
skelet, pada tulang panjang biasanya
pada metaphysis

Aneurysma Bone Cyst


GAMBARAN RADIOLOGI:
Sebuah kista tulang
aneurismal pada
seorang gadis 14
tahun. Ini radiograf
anteroposterior fibula
proksimal
menunjukkan lesi
geografis dengan
>1cm perluasan dari

Aneurysma Bone Cyst


GAMBARAN RADIOLOGI:
Tampak daerah radiolusen pada
tulang yang memberi kesan adanya
destruksi tulang
Lesi bersifat ekspansif
Koteks menjadi sangat tipis dan
mengembung keluar

Aneurysma Bone Cyst


GAMBARAN RADIOLOGI:
Gambaran sangat mirip dengan giant
cell tumor
Batas lesinya tegas dan sering kali
disertai tepi sklerotik bedakan
dengan giant cell tumor yang
mempunyai batas tidak tegas

KONDROBLASTOMA
Tumor jinak di epifisis kartilago,
umumnya muncul di tulang panjang
tubular (distal dan proksimal femur,
proksimal tibia, proksimal humerus,
calcaneus, talus, patella)

KONDROBLASTOMA
Usia 10-25 tahun, >> laki-laki
Pasien datang dengan sakit didaerah
lokasinya jelas, ada pembengkakan,
sendi kaku dan gerakan terbatas

KONDROBLASTOMA
GAMBARAN RADIOLOGI:
Tampak bayangan radiolusen
berbentuk bundar dengan batas
tegas
Kadang tampak pinggiran yang
sklerotik
Kalsifikasi pada kira-kira 50%

KONDROBLASTOMA
Gambar 1. Chondroblastoma
pada seorang gadis 16 tahun.
Sebuah radiograf anteroposterior
femur distal menunjukkan lesi
litik kelas IA yang kemungkinan
mengandung matriks chondroid.
Gambar 2. CT aksial dari lesi
yang sama mudah menunjukkan
dot seperti kasar, popcorn sperti
mineralisasi matriks control.

Non ossifying Fibroma


Tumor jinak yang umumnya terjadi
pada anak-anak
20% anak memiliki lesi ini
Paling sering di tulang paha posterior
distal
Jika anak beranjak dewasa lesi
cenderung menghilang

Non ossifying Fibroma


Gambaran mikroskopik:
suatu fibroma nonossifying terdiri
dari sel spindle (fibrous).

Non ossifying Fibroma


GAMBARAN RADIOLOGI:
Lesi distal tibia metafisis dengan scalloping
endosteal minimal
Margin antara lesi dan tulang disekitarnya
berbeda
Tepi sklerotik yang didefiniskan dengan baik
tumor sekarang minimal aktif
Kurangnya mineralisasi internal lesi baik
di jaringan cairan atau fibrosa

Non ossifying Fibroma


Nonossifying fibroma dari
tibia disal pada seorang gadis
9 tahun. Tepi dibatasi klasik
dari lesi geografis terlihat
pada radiograf anteroposterior
tibia distal. Lesi memiliki
margin sklerotik dengan
ekspansi kortikal minim,
membuat lesi kelas IA.

PENATALAKSANAAN

TERAPI BEDAH
TERAPI NON BEDAH

TERAPI BEDAH
Melakukan eksisi luas sampai tepi
sayatan bebas tumor
Rekurensi lokal pada GCT jaringan
lunak sekitar 12% dan kemungkinan
metastasis sangat kecil
Rekurensi umumnya pada kasus tepi
sayatan tidak bebas tumor

TERAPI BEDAH
Kuretase tumor menyebabkan
sebuah lubang di tulang yang dapat
diisi dengan graft tulang.
Tulang diambil dari bagian lain dari
tubuh pasien sendiri (autograft) atau
dari mayat (allograft)
Jika pengobatan terbatas pada
kuretase, tumor bisa kembali
kambuh (45%)dari waktu kuretase
tersebut

TERAPI NON BEDAH


TERAPI RADIASI efektif
Namun dapat mengakibatkan
pembentukan kanker pada 15%
pasein yang menerimanya
Terapi radiasi hanya digunakan pada
kasus-kasus yang paling sulit dimana
operasi tidak dapat dilakukan dengan
aman atau efektif

PROGNOSIS
BAIK, meskipun dapat kambuh dan metastasis
ke paru walaupun jarang.
Angka kematian pada GCT adalah sekitar 4%
Lakukan follow up jangka panjang karena
perubahan menjadi ganas terjadi postoperatif
Kuretase menunjukkan rongga lesi terisi bone
chips sekitar 40 tahun setelah terapi primer.
Rekurensi dapat terjadi 2-7th setelah terapi

You might also like