You are on page 1of 23

Tata Kelola

Lembaga Pengelola Zakat


Ade Irawan
Indonesia Corruption Watch/www.antikorupsi.org
2009
Peran Penting Zakat
• Salah satu instrumen untuk me-
redistribusi kesejahteraan
• Melawan kemiskinan
• Mendorong pertumbuhan ekonomi
• Mengurangi kecemburuan sosial dan
memperkuat solidaritas
Zakat dan Korupsi
• Dapat digunakan sebagai sarana untuk
melakukan pencucian uang
• Potensi penyimpangan dalam proses
pengumpulan dan pengelolaan zakat
• Penerima manfaat bukan yang berhak
(tidak tepat sasaran)
Pengelolaan zakat
1. Kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengumpulan dan pendistribusian serta
pendayagunuan zakat
2. Tujuan;
• meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam
menunaikan zakat sesuai dengan
tuntutan agama
• meningkatnya fungsi dan peranan pranata
keagamaan dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial
• meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.

Undang-Undang 38/1999 tentang pengelolaan zakat


Pengelola Zakat dan
Pengawasan Publik
a. Masyarakat dapat berperan serta dalam
pengawasan badan amil zakat dan
Lembaga amil zakat
b. Diwujudkan dalam bentuk;
• memperoleh informasi tentang pengelolaan zakat
yang dikelola oleh badan amil zakat dan lembaga
amil zakat;
• menyampaikan saran dan pendapat kepada badan
amil zakat dan lembaga amil zakat;
• memberikan laporan atas terjadinya penyimpangan
pengelolaan zakat.
Undang-Undang 38/1999 tentang pengelolaan zakat
Pengelola Zakat dan
Pengawasan Publik
• Tidak banyak yang mau mengawasi pengelolaan
dan penggunaan uang zakat
• Jumlah uang zakat dianggap tidak banyak (tidak
sebesar uang dalam proyek-proyek pemerintah)
• Zakat = Akhirat (Korupsi uang zakat akan kena
LAKNAT). Para pengelola zakat dipercaya tidak
akan melakukan penyelewengan.
Perbaikan Tata Kelola
Pengelola Zakat
• Menghindari praktek korupsi
• Memperbaiki kualitas pelayanan bagi para
pemberi dan penerima zakat
• Menghormati kepercayaan publik kepada
lembaga pengelola zakat.
• Kewajiban (Melaksanakan amanat UU
38/1999 tentang pengelolaan zakat dan
UU 14/2008 tentang keterbukaan
informasi publik)
Perbaikan Tata Kelola
Pengelola Zakat
1. Mendorong partisipasi, transparansi dan
akuntabilitas dalam perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan, pengumpulan,
pendistribusian, serta
pendayagunaan zakat
2. Pengelola zakat sebagai badan publik
Partisipasi dalam Pengelolaan
Zakat
• Kemampuan publik untuk mengerti dan bersuara
atau mempengaruhi proses pengambilan
keputusan dalam pengelolaan zakat.
• Ada berbagai tingkat partisipasi, mulai dari
berbagi informasi hingga berbagi peran
• Wujud nyata partisipasi adalah adanya
kemudahan bagi publik untuk memberi
masukan dalam proses penyusunan kebijakan
Transparansi Pengelola Zakat
• Prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
pengelolaan zakat, antara lain informasi tentang
kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya.
• Wujud nyata prinsip tersebut antara lain dapat dilihat
apabila publik mempunyai kemudahan untuk
mengetahui serta memperoleh data dan informasi
tentang kebijakan, program, dan kegiatan pengelola
zakat
Transparansi Pengelola Zakat
Prinsip transparasi paling tidak dapat diukur melalui
sejumlah indikator seperti :
a. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan
standarisasi dari semua proses-proses pengelolaan zakat
b. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan
publik tentang berbagai kebijakan dan pengelolaan zakat.
c. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun
penyebaran informasi maupun penyimpangan tindakan
pengelola zakat didalam kegiatan melayani.
Akuntabilitas Pengelola Zakat
• Berarti kewajiban pengelola zakat untuk tanggap atas kebutuhan
publik dan kemampuan publik untuk meminta pertanggungjawaban
pengelola zakat.
• Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai
atau norma-norma eksternal yang dimiliki oleh para stakeholders
yang berkepentingan dengan pelayanan tersebut.
• Instansi pemerintah dan para aparaturnya harus dapat
mempertanggungjawabkan pelaksanaan kewenangan yang
diberikan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Demikian halnya
dengan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukannya.
Akuntabilitas Pengelola Zakat
Pada tahap proses pembuatan sebuah keputusan, beberapa indikator
untuk menjamin akuntabilitas publik adalah:
a. Pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis dan
tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan.
b. Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan
nilai-nilai yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsip-prinsip
administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang berlaku di
stakeholders.
c. Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan
sudah sesuai dengan visi dan misi organisasi, serta standar
yang berlaku.
d. Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah
terpenuhi dengan konsekuensi mekanisme
pertanggungjawaban jika standar tersebut tidak terpenuhi.
e. Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang
telah ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target
tersebut.

setyo dwi herwanto, , transparansi dan akuntabilitas sebuah jalan untuk meraih kepercayaan
masyarakat,
Akuntabilitas Pengelola Zakat
Pada tahap sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk
menjamin akuntabilitas publik adalah:
a.Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan,
melalui media massa, media nirmassa, maupun media
komunikasi personal.
b.Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan
dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program.
c. Akses publik pada informasi atas suatu keputusan
setelah keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan
masyarakat.
d.Ketersediaan sistem informasi manajemen dan
monitoring hasil yang telah dicapai oleh pemerintah.
Pengelola Zakat Sebagi Badan
Publik
Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif,
yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara,
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau
organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah, sumbangan
masyarakat, dan/atau luar negeri.
Kewajiban Badan Publik
• Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan
Informasi Publik yang berada dibawah kewenangannya kepada
Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai
dengan ketentuan.
• Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar,
dan tidak menyesatkan.
• Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem
informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara
baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.
• Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap
kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas
Informasi Publik.
• Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain
memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
pertahanan dan keamanan negara.
• Dalam rangka memenuhi kewajiban ayat (1) sampai dengan ayat (4)
Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik
dan nonelektronik.
Kewajiban Badan Publik
• Setiap Badan Publik wajib mengumumkan Informasi Publik
secara berkala, meliputi:
• informasi yang berkaitan dengan Badan Publik;
• informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik
terkait;
• informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau
• informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
• Kewajiban memberikan dan menyampaikan Informasi Publik
dilakukan paling sedikit 6 (enam) bulan sekali.
• Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik disampaikan
dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan
dalam bahasa yang mudah dipahami.
• Cara-caranya ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi di Badan Publik terkait.
Kewajiban Badan Publik
• Badan Publik wajib mengumumkan
secara serta-merta suatu informasi yang
dapat mengancam hajat hidup Orang
banyak dan ketertiban umum.
• Kewajiban menyebarluaskan Informasi
Publik serta merta disampaikan dengan
cara yang mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dalam bahasa yang
mudah dipahami.
Kewajiban Badan Publik
Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap
saat yang meliputi:
• Daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah
penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;
• Hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;
• Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;
• Rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan
pengeluaran tahunan Badan Publik;
• perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;
• Informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam
pertemuan yang terbuka untuk umum;
• Prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan
pelayanan masyarakat; dan/atau
• Laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Kewajiban Badan Publik
Setiap tahun Badan Publik wajib
mengumumkan layanan informasi, yang
meliputi:
• jumlah permintaan informasi yang diterima;
• waktu yang diperlukan Badan Publik dalam
memenuhi setiap permintaan informasi;
• jumlah pemberian dan penolakan permintaan
informasi; dan/atau
• alasan penolakan permintaan informasi.
Kewajiban Badan Publik
Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat,
dan sederhana setiap Badan Publik:
• menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi;
• membuat dan mengembangkan sistem
penyediaan layanan informasi secara cepat,
mudah, dan wajar sesuai dengan petunjuk
teknis standar layanan informasi publik yang
berlaku secara nasional.
Mekanisme Transparansi dan
Akuntabilitas
• Keterbukaan pemberi zakat, untuk
menghindari money laundring
• Keterbukaan pengelolaan, dengan
membuka informasi program, penerima
zakat
• Audit secara reguler dan dipublikasikan
• Memberi pertanggungjawaban kepada
para pemberi zakat
Terimakasih

You might also like