You are on page 1of 24

Isnatin Miladiyah

Departemen Farmakologi FK UII

Humanity has but three great enemies;


Fever, Famine and War. Of these by far
the most terrible , is fever.
(Sir William Osler)
www.pediatriconcall.com/fordoctor/conference_abstracts/parace
tamol.ppt

Tujuan Pembelajaran
Dapat menjelaskan indikasi pemberian

antipiretika sebagai salah satu terapi


simtomatis
Dapat menjelaskan klasifikasi dan
mekanisme kerja antipiretika
Dapat menjelaskan efek samping
penggunaan antipiretika
Dapat menjelaskan prinsip pemberian
antipiretika pada kasus demam

Pathogenesis of fever
Infectious agents or toxin ( Endo/Exo)
Mediators of inflammation

Monocyte/Macrophages
Endothelial cells and other cell type

Fever

Increased heat production


Increased heat conservation

Corticosteroid
Pyogenic cytokines
IL 1, TNF-, TNF-,
IL-6, IFNS
Enhanced immunity

COX2
Antipyretic

Arachidonic
Acid
PGF2, PGE2

Anterior
hypothalamus :
elevation of
Thermoregulatory
set point

Fakta tentang Demam


Akibat sitokin pirogenik sistem

imun (paling baik : 103oF)


Demam bersifat protektif hambat
patogen
Pola demam petunjuk diagnosis
antipiretik menumpulkan diagnosis
Hindari hiperpireksia, kejang demam
sederhana, & discomfort

Manfaat Demam
Hambat pertumbuhan & replikasi mikroorganisme
Bantu tubuh dalam reaksi fase akut
Perkuat fungsi lekosit :
respon limfosit terhadap antigen
aktivitas bakterisidal makrofag
produksi interferon
Promosi maturasi monosit menjadi makrofag
Promosi aktivasi limfosit & produksi Ab
ketersediaan besi bebas untuk replikasi bakteri

Kerugian Pemberian
Antipiretika
Antipiretika perpanjang perjalanan
demam
Dewasa terinfeksi rhinovirus : masa

shedding virus lebih lama


Anak
varicella : timbulnya krusta lebih lambat (1
hari)
Malaria : bersihan parasit lebih lama (75 vs 59
jam)

Tindakan (3-4 hari


pertama)
Demam onset akut = infeksi akut
Singkirkan kemungkinan penyebab

serius umur < 3 bulan,


mengantuk, irritable, confused,
takipnea, retraksi dada, disproporsi
antara FN & FDJ, oliguria

Tindakan (3-4 hari


pertama)
Pola demam ireguler (malaria);
respon temporer setelah terapi
antipiretika (viral, bakterial)
Onset & progresi tinggi saat onset,
membaik sebelum H4 (viral); puncak
pada H4 (bakterial)
Perilaku selama periode antar demam
normal (viral, malaria); sick
(bakterial)

Tindakan (3-4 hari


pertama)
Bukti klinis adanya infeksi bakterial
akut (tonsilofaringitis, otitis, disentri
basiler, limfadenitis) antibiotik oral
generasi pertama
Tidak ada tanda khusus
antipiretika

Tindakan (> 4 hari)


Demam berlanjut > 4 hari

pemeriksaan darah lengkap (CBC),


rontgen dada, (CSF pada neonatus,
kultur darah pada bayi)
Pertimbangkan antibiotika empiris
(sesuai epidemiologi)

Tindakan (7-8 hari)


Antibiotika gagal & pemeriksaan

penunjang tidak mengarah ulang


tinjau diagnosis (infeksi yang tidak
lazim/TB/kondisi non infeksi)
Tidak ada antibiotika empiris kecuali
ada alasan (makrolid untuk pneumonia
gagal amoksisilin)
Antibiotika ke-2 gagal ganti diagnosis

Tujuan Terapi
Tentukan therapeutic endpoints
jaga confort
identifikasi awal tanda2 perlunya

intervensi, adanya penyakit serius


perubahan

status mental
perubahan aktivitas
ruam2 kulit
tanda2 dehidrasi
nyeri spesifik (telinga, abdomen, leher, dll)

Tujuan Terapi
Terapi tunggal atau kombinasi
parasetamol
ibuprofen
regimen tunggal (baik PCT atau
ibuprofen harus bisa atasi discomfort
krn demam)

Pemberian Antipiretika
Orang tua suhu normal
Aktivitas harian : sekolah, bekerja
Antipiretika TIDAK MAMPU:
morbiditas & mortalitas akibat demam
rekurensi kejang demam

Antipiretika MAMPU:
pulihkan discomfort
insensible fluid loss

Pemilihan Antipiretika
keamanan
therapeutic window lebar
durasi kerja singkat
efek samping overdosis (sengaja

atau accidental)

Pemilihan Antipiretika
WHO 1st line : PCT, 2nd line: ibuprofen
Parasetamol:
profil keamanan baik, jendela terapi
lebar, sesuai untuk semua umur, tidak
ada risiko perdarahan/kerusakan mukosa
GI
sesuai untuk seluruh kondisi pasien
anak, usia lanjut, pasien dengan
kelainan hepar ringan-sedang, ginjal,
masalah GI, pasien asma

Pemilihan Antipiretika
Parasetamol:
kontraindikasi hipersensitivitas
efek samping trombositopenia,

anemia, agranulositosis,
hepatotoksisitas, nefrotoksisitas
bioavailability : > 80%, Tmax 15 2
jam
interaksi obat sangat minimal

Parasetamol
keamanan & tolerabilitas baik
dosis toksik akut : 150mg/kgBB (10x dosis

terapi)
jarang OD tersedia antidotum yang efektif
mematikan

Parasetamol
Metabolit reaktif (toksik) : N-acetyl-

benzoquinonimine (NABQI) kondisi


normal bereaksi dengan gugus
sulfhidril dari glutation
Overdosis : NABQI glutation
habis toksik terhadap jaringan
hepar (hepatotoksik)
Antidotum :
N-acetyl-cystein mekanisme???

Chemical Class

Prototype

Analgesia

Antipyresis

Antiinflammatory

Salicylates

Aspirin

+++

+++

+++

Para-aminophenols

Acetaminophen

+++

+++

Marginal

Indoles

Indomethacin

+++

++++

++++

Pyrrol acetic acids

Tolmentin,
mefenamic acid

+++

+++

+++

Propionic acids

Ibuprofen,
naproxen

++++

+++

++++

Enolic acids

Phenylbutazone,
piroxicam

+++

+++

++++

Alkanones

Nabumetone

++

++

+++

Sulfonamide

Celecoxib

++++

+++

++++

Efek Samping
Antipiretika
Efek Samping

PCT

NSAID

Efek GI

Jarang

++

Ruam kulit

Jarang

++

Perdarahan

Tidak ada

++

Hipereaktivitas bronkus

Tidak ada

Hepatotoksisitas

++ (OD)

++ (OD)

++

Kejang

Tidak ada

Hipotermia

Tidak ada

Kehamilan

Aman

Tidak aman

Ya

Tidak

Nefrotoksisitas

Rekomendasi anak < 6 bln

Simpulan
demam respon fisiologis
sebagian besar demam berlangsung

singkat & benigna


atasi discomfort, bukan demamnya
monitoring tanda/gejala yang perlu
intervensi atau penyakit berat
pemilihan obat pertimbangkan drug
safety

Fever is natures engine


which she brings into the
field to remove
her enemy
Thomas Sydenham (English physician, 1624-1689)
(www2.aap.org/pcorss/webinars/pco/FeverSullivan.p
pt)

You might also like