You are on page 1of 42

LAPORAN KASUS

BENIGN PROSTAT
HYPERPLASIA

Disusun oleh : Linda Yulianingsih (2010730061)


Pembimbing : dr. H.Lili K Djoewaeny, Sp.B

IDENTITAS
Nama

: Tn. E

Usia

: 60 tahun

Status

: Menikah

Pekerjaan : Petani
Agama

: Islam

Alamat

: Babakan Garut Cidamar Cidaun

MRS

: 10 April 2015

Keluhan Utama : Buang air kecil tidak lancar


Riwayat Penyakit Srkarang :
Pasien datang ke RSUD Cianjur dengan keluhan buang air kecil tidak lancar sejak
1 tahun SMRS. Pasien sering mengedan saat pertama akan buang air kecil, tetapi
air kencing yang keluar tidak lancar dan pancaran air kencing yang lemah. Pasien
merasakan ingin segera buang air kecil dan seperti tidak dapat ditahan tetapi pada
saat awal buang air kecil pasien harus menunggu untuk memulai kencing. Setelah
buang air kecil pasien sering merasa tidak terpuaskan dan pancaran air kencing saat
akhir menetes. Beberapa saat setelah buang air kecil pasien sering merasakan untuk
buang air kecil kembali. Pasien menyatakan sering terbangun saat malam hari
untuk buang air kecil, hingga 4 kali dalam semalam. Pasien juga mengeluhkan
nyeri pada saat buang air kecil. Riwayat demam, keluar kencing berpasir, kencing
bercampur darah, nyeri di pinggang disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


-

Belum pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya

Pasien mempunyai riwayat batu ginjal dan sudah dioperasi pada tahun 2011

Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit kencing manis, penyakit jantung dan
paru

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluhan yang sama dikeluarga disangkal.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah melakukan pengobatan apapun untuk keluhan tersebut
Riwayat Alergi
Pasien tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan, cuaca, makanan

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran

: GCS 15 (E4 M6 V5)


Compos mentis

Tanda vital :
-

TD : 130/90 mmHg

Suhu

: 36,8C

Nadi

:84x/menit

Pernafasan

:18x/menit

1) Status Generalis
Kepala

: Normocephal, rambut hitam, tidak rontok

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung: Tidak ada deformitas, epistaksis (-)


Leher

: pembesaran KGB (-), Pembesaran thyroid (-)

Thorax
Jantung
-) Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
-) Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS V linea mid clavicula sinistra
-) Perkusi : Batas jantung normal
-) Auskultas : Bunyi jantung I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru
-

Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris

Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikular di kedua lapang paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen
a. Inspeksi

: Distensi abdomen (-),tidak terdapat jaringan parut dan pelebaran vena

b. Auskultasi : Bising usus (+) , normal


c. Perkusi

: Timpani pada 4 kuadran abdomen

d. Palpasi

: Nyeri tekan kuadran abdomen (-), tidak ada pembesaran hepar dan spleen .

Ekstremitas:
-

Superior : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)

Inferior : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)

Status Urologi
Regio Costovetebralis
Inspeksi :
Warna kulit sama dengan sekitarnya, tanda radang (-), hematom (-), tidak tampak
massa tumor
Palpasi

Massa tumor (-), ballotemen ginjal (-), nyeri tekan costovetebral (-)
Perkusi

Nyeri ketok (-)


Regio Suprapubic
Inspeksi :
Kesan datar, tidak tampak massa tumor
Palpasi

Nyeri tekan (-)

Regio Genitalis Eksterna


Penis
Inspeksi : Warna lebih gelap dari sekitarnya, disunat (+), Ostium Urethra Eksterna di ujung
penis
Palpasi

: Massa tumor (-), nyeri tekan (-)

Scrotum
Inspeksi : Warna lebih gelap dari sekitarnya, udema (-), massa (-)
Palpasi

: Tampak dua buah testis, kesan normal, nyeri tekan (-)

Rectal Toucher

Spincter ani baik, Mukosa rectum licin, Rectum tidak kolaps,


Massa pada recti (-)
Pemeriksaan prostat :
Teraba masa arah jam 11 sampai 2, pole atas tidak teraba, sulcus
prostat tidak teraba, Permukaan rata, konsistensi padat kenyal,
nyeri tekan (-). Sarung tangan : Tidak ada darah/lendir yang
menempel pada jari.

RESUME
Ananmnesis
Laki-laki 60 tahun, mengeluh buang air kecil tidak lancar sejak 1 tahun SMRS. Ditemukan
gejala obstruksi berupa mengedan saat awal kencing, rasa tidak puas saat kencing, kencing
yang menetes saat akhir kencing dan pancaran air kencing yang lemah. Ditemukannya
gejala iritatif berupa nyeri saat kencing, sering terbangun dimalam hari karena ingin buang
air kecil, pasien merasakan lebih sering kencing, dan seperti tidak dapat menahan kencing.
Pemeriksaan Fisik
-

Rectal Toucher
Spincter ani baik, Mukosa rectum licin, Rectum tidak kolaps, Massa pada recti (-)
Pemeriksaan prostat :
Teraba masa arah jam 11 sampai 2, pole atas tidak teraba, sulcus prostat tidak teraba,
Permukaan rata, konsistensi padat kenyal, nyeri tekan (-). Sarung tangan : Tidak ada
darah/lendir yang menempel pada jari

DIAGNOSIS BANDING
-

Benign Prostat Hyperplasia

- Kanker Prostat
- Prostatitis
- Vesikolithiasis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
KIMIA KLINIK
-

GDS : 94 mg%
Fungsi hati

SGOT

: 25 U/L

SGPT

: 23 U/L

Fungsi Ginjal
-

Ureum

: 50.6 mg% Kreatinin : 1.8 mg%

Elektrolit
- Natrium (Na) : 133.9 mEq/L

mmol/L
IMUONOSEROLOGI
Hepatitis Marker
HbsAg : Non reactive

Kalium (K)

: 4.57 mEq/L

Calcium ion

: 1.08

Radiologi
Dilakukan USG Prostat
-

Vesika Urinaria : Bentuk dan posisi normal, dinding tidak menebal, tidak tampak
koleksi cairan.

Prostat : Membesar volume 78 ml dengan bagian yang protusio ke vesikca urinaria,


echogenitas inhomogen, tidak tampak massa
Kesan :

Menyokong Benign Prostat Hyperplasia (BPH)

Gambaran Cystitis namun perlu dipertimbangkan adanya massa buli


Dilakukan Foto Thorax
Kesan :

Tidak tampak Tb paru aktif

Tidak tampak kardiomegali

Pleura, diafragma, skeletal dalam batas normal.

DIAGNOSIS KERJA
Benign Prostat Hyperplasia
PENATALAKSANAAN
-

Pemasangan Kateter Urine

Terapi Pembedahan Open Prostatectomy

ANALISA KASUS

BPH

Ca Prostat Prostatitis

Vesikolithi
asis

Laki-laki

+/-

60 tahun

Mengedan saat awal kencing

Rasa tidak puas saat buang air kecil

BAK menetes saat akhir kencing

Pancaran air kencing yang lemah

Nyeri saat buang air kecil

hari +

-/+

+/-

sering +

+/-

Sering

terbangun

dimalam

karena ingin buang air kecil


Pasien
kencing

merasakan

lebih

BPH

Ca

Prostatiti

Vesikolithi

Prostat

ass

Tidak dapat menahan kencing

Teraba masa arah jam 11 sampai 2

+/-

Konsistensi kenyal

Keras

Permukaan rata

Nodul

Pole atas tidak teraba

Sulcus prostat tidak teraba

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
BPH
merupakan
pembesaran
kelenjar
prostat yang bersifat jinak yang hanya
timbul pada laki-laki yang biasanya pada
usia pertengahan atau lanjut.
Pada usia 40-50, seorang pria mempunyai
kemungkinan terkena BPH sebesar 25%.
Menginjak
usia
60-70
tahun,
kemungkinannya menjadi 50%. Dan pada
usia diatas 80 tahun, akan menjadi 90%.

ANATOMI

WEBMD, MENS HEALTH, HUMAN ANATOMY SECTION, TOPIC OF PROSTATE GLAND, SUBJECT OF PROSTATE PICTURE,
DEFINITION, FUNCTION, CONDITION, TEST, AND TREATMENT. LAST REVIEWED ON APRIL 28 TH 2010 BY WEBMD,
DOWNLOADED FROM HTTP://MEN.WEBMD.COM/PICTURE-OF-THE-PROSTATE. ON APRIL 2TH 2011 .

Zona Sentral,
25% gland
prostat

Zona perifer,
79% gland
prostat

Anterior
fribromuskular
stroma

Zona transisional
Merupakan bagian terkecil
dari prostat, yaitu kurang
lebih 5% tetapi dapat
melebar bersama jaringan
stroma
fibromuskular
anterior menjadi benign
prostat hyperplasia (BPH)

EPIDEMIOLOGI
BPH merupakan tumor jinak yang paling sering pada
laki-laki dan insidennya berdasarkan dari umur.
20% Pada Laki-laki usia 41-50 tahun
50% Pada laki-laki usia 51-60 tahun
> 90% Pada laki-laki usia > 80 tahun
Pada umur 55 tahun, kira-kira sebanyak 25%
pria mengeluhkan gejala voiding symptoms.
Pada umur 75 tahun, 50% dari pria
mengeluhkan penurunan dari pancaran dan
jumlah dari pembuangan urin.
Presti JC. Smiths General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16 th edition. USA : Lange Medical
Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420

ETIOLOGI
Terdapat 2 faktor yang erat kaitannya dengan BPH
yaitu;
Peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan
proses aging (menjadi tua) (McConnell, 1995).
Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
timbulnya hiperplasia prostat adalah :
1) Teori dihidrotestoteron,
2) Adanya ketidakseimbangan antara estrogen dan
testosteron,
3) Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat,
4) Berkurangnya kematian sel (apoptosis) dan
5) Teori stem sel
Presti JC. Smiths General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16 th edition. USA : Lange Medical
Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420

Manifestasi Klinis
Obstruksi
Hesitansi : Harus menunggu
pada permulaan miksi
Poor stream : Pancaran
Miksi Lemah
Intermitensi : Kencing tibatiba berhenti dan lancar
kembali (miksi terputus)
Terminal dribbling : Menetes
pada akhir miksi
Sensation of incomplete
bladder emplyying : Rasa
belum puas setelah miksi

Iritasi
Frekuensi : Bertambahnya
frekwensi miksi
Nokturia : Miksi pada
malam hari
Urgensi : Miksi sulit
ditahan
Disuria : Nyeri pada waktu
miksi

Dari skor I-PSS dapat


dikelompokkan gejala LUTS dalam
3 derajat
(1)Ringan : 0 -7 Watchfull waiting,
(2)Sedang : 8 - 19
Medikamentosa,
(3)Berat : 20 - 35 Operasi.

PEMERIKSAAN KLINIS
Pemeriksaan Colok Dubur / Digital Rectal
Examination (DRE)
Pada perabaan prostat harus diperhatikan:

Konsistensi pada pembesaran prostat kenyal


Adakah asimetri
Adakah nodul pada prostat
Apakah batas atas dapat diraba dan apabila batas atas
masih dapat diraba biasanya besar prostat diperkirakan
< 60 gr.

Derajat berat obstruksi


Derajat berat obstruksi dapat diukur dengan
menentukan jumlah sisa urin setelah miksi spontan .

PEMERIKSAAN COLOK DUBUR


Pada hiperplasia prostat :
Teraba
sebagai
prostat
yang
membesar,
konsistensi kenyal, permukaan rata, asimetri dan
menonjol ke dalam rektum. Semakin berat derajat
hiperplasia prostat batas atas semakin sulit untuk
diraba.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Sedimen urine mencari kemungkinan adanya
proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih
Faal ginjal mencari kemungkinan adanya
penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas
Pencitraan
Foto polos abdomen mencari adanya batu opak
di saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat
dan kadangkala dapat menunjukkan bayangan
buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan
tanda dari suatu retensi urine

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Uroflowmetri
Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow
Studies)
Pemeriksaan Volume Residu Urin

MENGUKUR VOLUME RESIDU URIN


Residual urine adalah Jumlah sisa urine setelah
miksi .
Cara : melakukan kateterisasi setelah miksi atau
dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah USG.
Pada hiperplasia prostat terdapat volume residu
urin yang meningkat sesuai dengan beratnya
obstruksi (lebih dari 100 ml dianggap sebagai
batas indikasi untuk melakukan intervensi).

TERAPI
Penatalaksanaan
Jika gejala masih ringan, sebaiknya
dilakukan pengamatan lebih lanjut.
Pada keadaan tidak dapat buang air
kecil (berarti sumbatan sudah total),
maka pertolongan pertama yang
dilakukan
adalah
pemasangan
kateter.

TERAPI
Pengobatan oral
1. blockers
Kelenjar prostat memiliki suatu reseptor yang
dinamakan 1 adrenoreseptor, dengan menghambat
reseptor ini, maka kontraksi kelenjar prostat dapat
dikurangi sehingga dapat mengurangi gejala pada
pasien BPH. Contoh obatnya adalah fenoxibenzamin
dan prazosin.
2. 5 reduktase inhibitor
5 reduktase inhibitor adalah obat yang mencegah
pengubahan testoteron menjadi dihidrotestoteron.
Contoh obat ini adalah finasteride. mengecilnya
ukuran prostat

TERAPI
Indikasi absolut terapi bedah:

Retensio urine
Gross hematuri berulang
Gagal ginjal
Batu saluran kemih
Infeksi saluran kemih berulang
Divertikel besar buli-buli.

OPERASI
Bedah Konvensional
1. Pembedahan terbuka
Indikasi
absolut
yang
memerlukan
pembedahan terbuka dibanding pilihan bedah
lainnya adalah terdapatnya keterlibatan
kandung kemih yang perlu diperbaiki seperti
adanya divertikel atau batu kandung kemih
yang besar. Prostat yang melebihi 80-100
cm3
biasanya
dipertimbangkan
untuk
dilakukan pengangkatan prostat secara
terbuka. Pembedahan terbuka mempunyai
nilai komplikasi setelah operasi seperti tidak
dapat menahan buang air kecil dan
impotensi. Perbaikan klinis yang terjadi

2. Transurethral resection of the prostate (TURP)


TURP merupakan metode paling sering
digunakan dimana jaringan prostat yang
menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang
dimasukkan melalui uretra (saluran kencing).
Secara umum indikasi untuk metode TURP
adalah pasien dengan gejala sumbatan yang
menetap, progresif akibat pembesaran
prostat, atau tidak dapat diobati dengan terapi
obat lagi. Prosedur ini dilakukan dengan
anestesi regional atau umum dan
membutuhkan perawatan inap selama 1-2
hari.

3. Transurethral incision of the prostate (TUIP)


Metode ini digunakan pada pasien dengan
pembesaran prostat yang tidak terlalu besar dan
umur relatif muda

REFERENSI
Potts, J.M. Essential Urology: A Guide to Clinical Practice. Humana Press Inc.,
Totowa, NJ. Pg 191
Schwartz.Manual of Surgery,in Urology, Benign Prostatic Hyperplasia.Mc
Graw Hills Companies. 2006. Pg. 1061
Snell, Richard S. Clinical Anatomy For Medical Students 6th edition in cavitas
Pelvis Part II.Lippincot William & Wilkins Inc. 2006. USA. Pg.350-352.
Presti JC. Smiths General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16 th
edition. USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420
WebMD, Mens Health, Human Anatomy section, topic of Prostate Gland,
Subject of Prostate Picture, Definition, Function, Condition, Test, and
Treatment. Last reviewed on April 28th 2010 by WebMD, downloaded from
http://men.webmd.com/picture-of-the-prostate. on 17th March 2015.
UNSW Embriology, Categories of Genital, Prostate, Subject of Prostate
development Overview. Last modified on October 28th 2010 by Dr Mark Hill,
downloaded from
http://php.med.unsw.edu.au./embryology/index.php/title=prostate_develop
ment
on March 17th 2015
M. Hanno, Phillips. Malkowicz, Bruce S. Wein, Alan J. Clinical Manual of
Urology Third Edition. McGraw Hill International Edition. 2001.

TERIMA KASIH

You might also like