You are on page 1of 15

FISTULA GENITALIS

dr. Dadan Susandi, SpOG


www.akbidypsdmi.net
FISTULA :
Terjadinya hubungan antara rongga alat
dalam dengan dunia luar

FISTULA GENITALIS :
Terjadinya hubungan antara traktus
genitalia dengan traktus urinarius atau,
gastrointestinal
Dapat ditemukan satu atau gabungan dua
kelainan secara bersamaan
PATOFISIOLOGI

A. Sebab Obstetrik :
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh
kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada
partus lama  iskemi kemudian nekrosis
lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada
persalinan buatan  kejadian ini sering
ditemukan di negara berkembang, dengan
pelayanan rujukan yang sulit dijangkau,
terbanyak berupa fistula urogenital
B. Sebab Ginekologik :
 proses keganasan, radiasi, trauma operasi
atau kelainan kongenital
 lebih jarang, kecuali di negara maju, fistula
akibat proses ginekologis  tersering
 paling banyak adalah fistula vesikovaginal
pasca histerektomi.

Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran


1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh klem atau
terikat oleh jahitan.
KLASIFIKASI :

Tergantung pada lokalisasi kebocoran

1 . Fistula yang berhubungan dengan


tr. urinarius
a. f. vesikovagina
b. f. uretrovagina
c. f. ureterovagina
d. f. vesikouterina
e. f. uretrovesikouterina
f. f. multipel
DIAGNOSIS :

Anamnesis
 Keluhan kencing dari vagina, ‘ngompol’ atau
inkontinensia urin
 Onset gejala :
Cepat, bila akibat robekan/tertembus/tergunting,
ditandai hematuri
Onset lebih lambat (7-14 hari) bila diakibatkan
penekanan yang menimbulkan iskemi-nekrosis
 Dari jenis keluhan terbanyak dapat diduga
terjadi f.vesikovagina
Hubungan kelainan pola miksi dengan lokasi
fistula
 Ngompol terus menerus, dan pasien tidak pernah
ingin miksi lagi, menandakan kebocoran dari
kandung kemih. Jika disertai ‘menouria’
dipastikan jenis fistel vesikouterina
 Ngompol terus sedikit-sedikit tapi masih ingin
miksi, maka kebosoran dari salah satu ureter 
ureterovagina
 Tidak ngompol, tapi kencing keluar dari vagina,
kebocoran pada uretra distal. Tapi jika mengenai
bagian sfingter, ngompol terus
Pemeriksaan Fisik :

 Inspekulo, jika ukuran fistula cukup besar atau


mengisi kandung kencing dengan biru metilen
dan tempat keluarnya larutan diidentifikasi
 Cara lain : setelah pengisian kandung kemih
dengan biru metilen, dipasang tiga buah
tampon, disimpan pada vagina, pasien diminta
berjalan, kemudian tampon dikeluarkan.
Dilihat tampon mana yang terwarnai
 Pemeriksaan dengan kateter/sonde
 Pemeriksaan radiologis
IVP, sistografi

 Pemeriksaan endoskopi
sistoskopi
2. Fistula yg berhubungan dg saluran
pencernaan
a. f.rektovagina, terletak pada jarak > 3 cm
proksimal dari sfingter ani eksterna
b. f. anovagina, terletak dekat dengan sfingter ani
eksterna
c. f. intestinouterina
d. f. intestinovagino
e. f. intestinoperinei
DIAGNOSIS :
Anamnesis
 Inkontinensia feses/flatus dari vagina
Pemeriksaan Fisik

 Inspeksi : dapat terlihat fistula jika besar.


Luka lama bekas ruptur perinei tingkat 3
yang tidak terkoreksi mudah dilihat
langsung
 Inspekulo : melihat lokasi keluarnya feses,
dari ostium uteri ataukah pada vagina, lebih
baik jika diberikan norit dalam dietnya
 Pemeriksaan endoskopi dengan rektoskopi
PENGELOLAAN FISTULA GENITALIS

 Konservatif bila fistula tr.urinarius kecil,


dengan drainase urin kontinyu
 Pra operasi : persiapan fisik, lab, antibiotika
profilaksis, persiapan kolon bila perlu
 Waktu reparasi, tergantung sebab :
Trauma operasi  segera, saat operasi tsb,
atau ditunda jika diketahui pasca operasi.
Obstetrik  3 bulan pascasalin, kecuali
fistula fekalis dilakukan setelah 3-6 bulan.
 Radiasi  2 tahun
 pasca operasi drainase urin kateter
terpasang, latihan pemulihan sejak hari ke
7, antibiotika profilaksis, tidak
berhubungan seks selama 3 bulan
 Terminasi kehamilan pasca fistula
obstetrik dengan seksio primer
 Reparasi ulang bila diperlukan, setelah 3-6
bln pasca operasi pertama
TEKNIK OPERASI
Tidak ada teknik operasi yang standar, karena
tergantung dari jenis, ukuran & komplikasi yang
terjadi.

Pendekatan operatif fistula vesiko vagina/


vesiko uterina/ureterovagina :
a. Transvaginal :
f. vesikovagina  modifikasi Latzko
b. Transabdominal :
f. vesikovagina  Latzko
f. ureterovagina  ureteroneocystostomi
c. Transvesika
Pendekatan operatif raparasi bekas ruptur
perinei tingkat tiga :
a. Warren : dibuat flap dari mukosa vagina
b. Insisi ‘butterfly’

Pendekatan operatif fistula rektovagina/


anovagina, tergantung lokasi
a. Transperineal
b. Transvaginal

You might also like