Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Heart Attack merupakan kondisi dimana terjadi gangguan aliran
darah ke jantung sehingga menyebabkan kematian sel-sel
jantung akibat kurangnya pasokan darah ke sel-sel jantung.
Berdasarkan WHO, Merupakan penyakit Nomor satu penyebab
kematian pada orang dewasa baik pria maupun wanita di Negara
Amerika Serikat
Penderita yang terus bertambah diseluruh dunia.
Faktor yang dapat diubah dalam usaha pencegahan Heart attack
paling besar adalah dengan memperbaiki pola hidup menjadi
lebih sehat, seperti berhenti merokok, konsumsi makanan
berlemak, olah raga teratur dan istirahat yang adekuat.
Pembahasan Laporan
Kasus
HISTORY TAKING
IDENTITAS PASIEN
Nama
:
Jenis Kelamin
Agama
:
Usia
:
Status
:
Pekerjaan
No. RM
:
Tn. S
: Laki-Laki
Islam
45 Tahun
Menikah
: Karyawan
66-73-12
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT KEBIASAAN
Berkerja sebagai Video Editor di perusahaan swasta
Sering Traveling ke Luar Negeri untuk berkerja (Minimal 2 Bulan
Sekali, Hongkong)
Jam kerja pasien 22:00-07:00 dari senin sampai Jumat.
Pola Makanan pasien tidak teratur, Frekuensi makan pasien 3x/Hari
Tipe Makanan pasien: Sedikit Nasi, Banyak Daging, Jeroan,
Makanan berlemak, Santan (TIDAK MENGKONSUMSI
BUAH/SAYURAN)
Mengemil saat berkerja untuk tetap bisa focus dan tidak mengantuk
(kue Kering), dan rutin mengkonsumsi KOPI setiap hari.
Merokok selama 20 Tahun (1-2 Bungkus/Hari)
Tidak ada waktu untuk ber-olahraga.
DARAH TINGGI
DIABETES MELITUS
ASMA
KANKER / KEGANASAN
STROKE
PHYSICAL EXAMINATION
13 September 2015
Keadaan umum
: Sakit Sedang
Kesadaran
: compos mentis, GCS = 15
Tanda-tanda vital
Nadi
: 84x/menit
Laju pernapasan
Suhu tubuh
Paracetamol)
Tekanan darah
: 110 / 70 mmHg
Tinggi badan
: 155 cm
Berat badan
IMT
Kesan gizi
: 65 kg
: 27.05 Kg/m2 (normal weight)
: Sedang
Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Kulit
Turgor baik. Tidak ikterik dan sianosis. Tidak ada lesi atau jejas.
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Mukosa mulut basah, tidak ada lesi dan leukoplakia. Gigi dan gusi
Leher
Paru
Inspeksi
terlihat.
Dada simetris kanan dan kiri. Taktil fremitus lapang paru
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
LABORATURIUM TEST
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Hb
: 14.20 g/dL
Monosit
Ht
: 43.30 %
MCH
: 30.00 pg
: 7%
WBC
: 18.770 /mm3
MCV
: 91.50 fL
RBC
: 4.73 x 1012
MCHC
: 32.80 g/dL
Trombosit
: 421.000
GDS
: 129 mg/dL
Ureum
: 42.0 mg/dL
Basophil
: 0%
Eosinophil : 0%
Creatinin
Batang
eGFR
Segmen
Limfosit
: 3%
: 78%
: 12%
CK
CK-MB
: 1.39 mg/dL
: 58.7
: 1405 U/L
: 90.9 U/L
Total
Cholestrol
187
HDL
29.0
LDL
132
Tryglicerides
118
50-150 mg/dl
<200 (Normal)
us Tachycardia (HR 100-110 bpm), Terlihat adanya Q wave patologis (OMI) pada V1-V5 / anterior , kesan ST
ada ST-Segment yang belum dapat di pastikan pada V2-V3-V4-V5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
THORAX PA
Kedua Sinus Costophrenicus dan diafragma
normal
Cor : CTR 53%
Aorta : baik
Kedua hilus: kasar
Pulmo : Tampak infiltrat pada kedua perihiler,
paracardial, basal paru, dan lapangan atas paru
kanan.
PADA KANAN.
ORGAN INTRA ABDOMEN LAINYA DALAM BATAS NORMAL.
RESUME
1. Riwayat Heart Attack tahun 2014 (Anamnesis nyeri dada ditekan yang menembus ke
belakang dan menjalar ke tangan, muntah, keringat dingin, tidak membaik dengan
istirahat, tidak periksa ke dokter. semenjak hal itu, pasien mudah lelah saat aktivitas
seperti naik tangga dan bengkak pada kaki setelah aktivitas lama. (Gambaran Q patologis
pada EKG dan Hasil Echo) ,CTR 53%
2. Infeksi Saluran Pernafasan Suspek CAP Riwayat berpergian ke HONGKONG (demam, Sesak,
Batuk 8 hari SMRS, Berdahak kuning dan ada bercak darah, tanpa riwayat TB, tidak ada
Keringat malam dan tanpa penurunan berat badan, WBC 18.770/mm3) dan didukung
gambaran infiltrate pada kedua perihiler dan basal paru dan lapangan atas paru kanan)
3. Malam hari, 8 jam SMRS, Nyeri Dada Mendadak saat hendak pergi kerja (seperti diremas,
ditekan benda panas, menjalar ke leher dan menembus ke belakang) disertai mual, tidak
hilang dengan beristirahat. (didukung kenaikan CK-CKMB dan Toponin T) dan gambaran
EKG SERIAL.
4. Riwayat Kebiasaan Merokok 20 tahun, Makanan berlemak, daging-dagingan, tidak
mengkonsumsi sayur dan buah, ngemil kue kering, KOPI secara rutin, tidak berolahraga.
Dan hasil LDL 132 mg/dl (High)
RESUME
6. Pada palpasi Taktil Fremitus meningkat pada kedua lapang
paru,pada auskultasi didengarkan Rhonki +/+
7. Pada auskultasi didapatkan Suara Jantung tambahan s3
8. Pada riwayat keluarga didapatkan Kakak Kandung pasien
memiliki gangguan jantung.
AYAH
KAKAK
IB
U
Tn. S
ADI
K
DAFTAR MASALAH
RISK FACTORS
(SMOKING, DIET, SPORT,
etc)
CAD
HEART FAILURE
2nd EPISODE
CONGESTIVE HEART
FAILURE
1ST EPISODE
PENUMPUK
AN CAIRAN
PNEUMONIA
INFECTION
PENUMPUK
AN
INFILTRAT
ACUTE PULMONARY
EDEMA
MIND MAPING
PENGKAJIAN
CAD
Anamnesis : Nyeri dada tiba-tiba seperti diremas dan menembus kebelakang,
tidak mereda dengan istirahat dan hilang dalam beberapa menit (Unstable Angina)
menggambarkan adanya plak yang ruptur sebagian didalam pembulu darah
dimana dapat timbul secara tiba tiba dan tidak membaik dengan beristirahat
,Dyspneu On Excertion (+) selama satu tahun menandakan adanya (Chronic Stable
Angina) atau keberadaan lipid plak yang tidak rupture dalam pembuludarah hal ini
membuat, saat beraktivitas dan jantung membutuhkan lebih oksigen dengan
meningkatkan curah jantung untuk mendapatkan lebih oksigen namun tidak dapat
terpenuhi karena penyempitan atau stenosis dari diameter pembuludarah akibat
dari lipid plak pada dindingnya. Riwayat Nyeri dada berulang menandakan adanya
lebih dari satu penyempitan pada pembulu darah jantung di pasien tersebut atau
plak yang tidak stabil. yang memiliki karakteristik, dan besar penyempitan yang
berbeda-berbeda dan menyebabkan angina. Riwayat konsumsi makanan berlemak,
daging dan santan, merokok, nyemil kue dan minum kopi rutin. MEROKOK 20 tahun,
riwayat keluarga dengan kakak kandung sering berobat ke dokter jantung
membantu dalam menegakan diagnosis dari faktor kebiasaan dan riwayat keluarga.
Rencana Terapi
Non medikamentosa : Edukasi Mengubah jenis
makanan pasien untuk mengkonsumsi sayuran lebih
dari daging dagingan, tidak makan goreng-gorengan,
santan, lemak-lemak. Mengedukasi Berhenti Merokok.
Menyarankan berolahraga Ringan dan rutin minum obat
untuk Kontrol kadar kolestrol dalam darah.
Medikamentosa
:Simvastatin 20mg 1x/hari
(menurunkan kadar Kolesterol LDL dalam darah dan
meringankan resiko dari stroke akibat thrombo emboli
dan meringankan resiko serangan jantung)
Medikamentosa
:Simvastatin 20mg 1x/hari (menurunkan kadar Kolesterol LDL dalam
darah dan meringankan resiko dari stroke akibat thrombo emboli dan
meringankan resiko serangan jantung)
:Aspilet (Asam AsetilSalisilat) 80mg 1x/hari (mencegah agregrasi
trombosit, adhesi platelet dan pembentukan thrombus melalui
penekanan sintesis tromboksan A2 dalam trombosit, mencegah
Myocardial Infarction pada orang dengan gangguan pembuludarah
seperti penyempitan dan hilangnya elastisitas normal pembuludarah)
:Clopidrogrel 75mg 1x/Hari (menghambat atau mencegah agregasi
platelet kepada dinding pembuluh darah atau terhadap injured
tissue)
RENCANA TERAPI
Non medikamentosa:
Berat badan berlebihan mungkin menyebabkan kerja
jantung jadi lebih berat. Penurunan berat badan secara
bertahap dengan diet, memilih makanan rendah garam,
rendah lemak, rendah kolestrol, dan selain itu kebiasaan
merokok harus diherntikan, walaupun makan tidak
terlalu banyak tapi harus dipastikan pasien makan
cukup untuk memiliki gizi yang baik.orang dengan CHF
mengalami kesulitan menjaga berat badan normal
karena kebutuhan energy yang lebih tinggi, kurang
nafsu makan, mual, gejala lain yang terkait, dan
Medikamentosa:
Ramipril 1.25mg 1x/Hari (ACE inhibitor: mencegah high blood
pressure yang dapat menyebabkan rupture thrombus dan memicu
terjadinya emboli.)
:Simvastatin 20mg 1x/hari (menurunkan kadar Kolesterol LDL dalam
darah dan meringankan resiko dari stroke akibat thrombo emboli dan
meringankan resiko serangan jantung)
:Aspilet (Asam AsetilSalisilat) 80mg 1x/hari (mencegah agregrasi
trombosit, adhesi platelet dan pembentukan thrombus melalui
penekanan sintesis tromboksan A2 dalam trombosit, mencegah
Myocardial Infarction pada orang dengan gangguan pembuludarah
seperti penyempitan dan hilangnya elastisitas normal pembuludarah)
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam : Bonam
Quo ad sanactionam : Bonam
PEMBAHASAN MATERI
ACUTE CORONARY SYNDROME
DEFINISI
Sindrom koroner akut adalah salah satu manifestasi klinis penyakit
jantung koroner yang utama dan sering mengakibatkan kematian.
Sindrom koroner akut terjadi karena terjadinya pengurangan oksigen akut
atau subakut dari miokardium. Hal ini terjadi karena robekan plak
aterosklerotik dan berkaitan dengan adanya proses inflammasi,
trombosis, vasokonstriksi dan embolisasi. Manifestasi sinrdrom koroner
akut adalah:
ST elevasi miokardium infark oklusi total oleh trombus
STEMI ; infark
Angina variant(angina prinzmetal, arteri coronary spasm), jarang terjadi
EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun di Amerika Serikat 1.300.000 pasien
dirawat di RS dengan APTS / Infark Miokard non Q,
dibandingkan 350.000 pasien Infark miokard dengan
gelombang Q ST elevasi
RISK FACTOR
Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner dibagi dua yaitu faktor resiko yang dapat dimodifikasi
dan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain:
1.
Hipertensi
2.
Diabetes
3.
Hiperkolesterolemia
4.
Merokok
5.
Kurang latihan
6.
Diit dengan kadar lemak tinggi
7.
Obesitas
8.
Stress
ETIOLOGI
1. Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
Penyebab paling sering adalah penurunan perfusi
miokard oleh karena penyempitan arteri koroner
sebagai akibat dari trombus yang ada pada plak
aterosklerosis yang rupture dan biasanya tidak sampai
menyumbat. Mikroemboli (emboli kecil) dari agregasi
trombosit beserta komponennya dari plak yang ruptur,
yang mengakibatkan infark kecil di distal, merupakan
penyebab keluarnya petanda kerusakan miokard pada
banyak pasien.
2. Obstruksi dinamik
Penyebab yang agak jarang adalah obstruksi dinamik,
yang mungkin diakibatkan oleh spasme fokal yang terus
menerus pada segmen arteri koroner epikardium
(angina prinzmetal). Spasme ini disebabkan oleh
hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah dan/atau
akibat adanya disfungsi endotel. Obstruksi dinamik
koroner dapat juga diakibatkan oleh konstriksi abnormal
pada pembuluh darah yang lebih kecil.
ATHEROSCLEROSIS PLAK
Klasifikasi:
Berdasarkan jenisnya, Sindroma Koroner Akut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Jenis
Angina
Tidak
(APTS)
NonST
pada
Temuan EKG
waktu
ringan,
Miocard Infark
menit),
dan lama
Tidak
pemberian
hilang
nitrat.
Tidak meningkat
Enzim Jantung
Meningkat minimal 2
Perlu
opium
normal
menit),
dan lama
Tidak
pemberian
hilang
nitrat.
(> 30 Hiperakut T
Meningkat minimal 2
Perlu
opium Gelombang Q
Inversi gelombang T
normal
DIAGNOSIS
Diagnosis ACS dapat ditegakkan dari 3 kriteria utama, yaitu dari anamnesis, EKG, dan
pengukuran enzim-enzim jantung.
Anamnesis
Pasien dengan ACS biasanya datang dengan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu:
Lokasi substernal, retrosternal, atau prekordial
Sifat nyeri sakit, seperti ditekan, ditindih benda berat, seperti diperas/dipelintir
Penjalaran ke lengan kiri, leher, rahang bawah, punggung/interACSpula, perut, atau
lengan kanan.
Nyeri membaik/hilang dengan istirahat atau nitrat.
Gejala penyerta mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, cemas, lemah.
Faktor pencetus aktivitas fisik, emosi
Faktor resiko laki-laki usia >40 tahun, wanita menopause, DM, hipertensi, dislipidemia,
perokok, kepribadian tipe A, obesitas.
Elektro Kardiografi
Pada iskemia miokardium, dapat ditemukan depresi segmen ST ( 1mV) atau inverse gelombang
T simetris (> 2mV) pada dua lead yang bersebelahan.
Depresi ST pada iskemia miokard:
Depresi ST horizontal, spesifik untuk iskemia
Depresi ST landai ke bawah, spesifik untuk
iskemia
Depresi ST landai ke atas, tidak spesifik untuk
iskemia
Perubahan EKG yang khas menyertai infark miokardium, dan perubahan paling awal
terjadi hampir seketika pada saat mulainya gangguan miokardium. Pemeriksaan EKG
harus dilakukan segera pada setiap orang yang dicurigai menderita infark sekalipun
kecurigaannya kecil.
Selama infark miokard akut, EKG berkembang melalui tiga stadium:
Gelombang T runcing diikuti dengan inverse gelombang T
Secara akut, gelombang T meruncing (peaking), kemudian inverse (simetris). Perubahan
gelombang T menggambarkan iskemia miokardium. Jika terjadi infark sejati, gelombang
T tetap inverse selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Elevasi segmen ST
Secara akut, segmen ST mengalami elevasi dan menyatu dengan gelombang T. elevasi
segmen ST menggambarkan jejas miokardium. Jika terjadi infark, segmen ST biasanya
kembali ke garis iso elektrik dalam beberapa jam.
Muncul gelombang Q baru
Gelombang-gelombang Q baru bermunculan dalam beberapa jam sampai beberapa hari.
Gelombang ini menandakan infark miokard, syarat: lebar 0,04 detik, dalam 4mm
atau 25% tinggi R. Pada kebanyakan kasus, gelombang ini menetap seumur hidup
pasien.
Lead
Perubahan EKG
ST elevasi, gelombang Q
Anteroseptal
V1-V4
ST elevasi, gelombang Q
Anterolateral
V4-V6
ST elevasi, gelombang Q
Posterior
V1-V2
Lateral
I, aVL, V5, V6
ST elevasi, gelombang Q
Inferior
ST elevasi, gelombang Q
Ventrikel kanan
V4R, V5R
ST elevasi, gelombang Q
CARDIAC MARKER
Kerusakan miokardium dikenali keberadaanya antara lain dengan
menggunakan test enzim jantung, seperti: kreatin-kinase (CK), kreatinkinase MB (CK-MB), cardiac specific troponin (cTn) I/T, laktat
dehidrogenase (LDH), dan myoglobin. Peningkatan nilai enzim CKMB atau
cTn T/I >2x nilai batas atas normal menunjukkan adanya nekrosis jantung
(infark miokard). Pemeriksaan enzim jantung sebaiknya dilakukan secara
serial.
Cardiac specific troponin (cTn)
Paling spesifik untuk infark miokard
Troponin C Pada semua jenis otot
Troponin I & T Pada otot jantung
Troponin I memiliki ukuran yang lebih kecil, sehingga mudah dideteksi
Myoglobin
Marker paling cepat terdeteksi (hal ini karena ukuran
molekulnya sangat kecil), 1-2 jam sejak onset nyeri
Ditemukan pada sitoplasma semua jenis otot
Creatine Kinase (CK)
Ditemukan pada otot, otak, jantung
Murah, mudah, tapi tidak spesifik
CARDIAC MARKER
Cardiac Marker
Meningkat
Puncak
Normal
cTn T
3 jam
12-48 jam
5-14 hari
cTn I
3 jam
24 jam
5-10 hari
CKMB
3 jam
10-24 jam
2-4 hari
CK
3-8 jam
10-36 jam
3-4 hari
Mioglobin
1-2 jam
4-8 jam
24 jam
LDH
24-48 jam
3-6 hari
8-14 hari
USTBA
NSTEMI
STEMI
Nyeri dada
<15 menit
>15 menit
>15 menit
EKG
Normal/iskemik
iskemik
evolusi
Cardiac
normal
meningkat
meningkat
marker
PENATALAKSANAAN
Penanganan dini yang harus segera diberikan pada
pasien dengan keluhan nyeri dada tipikal dengan
kecurigaan ACS adalah:
1. Oksigenasi
Untuk membatasi kekurangan oksigen pada miokard
yang mengalami cedera dan menurunkan beratnya STelevasi pada STEMI.
Diberikan sampai pasien stabil dengan level oksigen 510 liter/menit secara kanul hidung/sungkup.
Nitrogliserin (NTG)
Diberikan secara sublingual (SL) (0,3 0,6 mg), dapat diulang sampai 3x dengan
interval 5-10 menit jika keluhan belum membaik setelah pemberian pertama,
dilanjutkan dengan drip intravena 5-10 g/menit (jangan lebih 200 g/menit).
Kontraindikasi: hipotensi
Manfaat:
memperbaiki pengiriman oksigen ke miokard;
Morphine
Dosis 2 4 mg intravena
Manfaat:
mengurangi kecemasan dan kegelisahan;
mengurangi rasa sakit akibat iskemia;
meningkatkan venous capacitance;
menurunkan tahanan pembuluh sistemik;
menurunkan nadi dan tekanan darah.
Efek samping: mual, bradikardi, dan depresi pernapasan.
Aspirin
Dosis yang dianjurkan ialah 160325 mg perhari, dan absorpsinya
lebih baik "chewable" dari pada tablet, terutama pada stadium awal.
Aspirin suppositoria (325 mg) dapat diberikan pada pasien yang
mual atau muntah. Aspirin boleh diberikan bersama atau setelah
pemberian GPIIb/IIIa-I atau UFH (unfractioned heparin).
Harus diberikan kepada semua pasien ACS jika tidak ada
kontraindikasi (ulkus gaster, asma bronkial).
Efek: menghambat COX-1 dalam platelet dan mencegah
pembentukan TXA2, sehingga mencegah agregasi platelet dan
konstriksi arterial.
TERAPI LANJUTAN
Reperfusi harus dilakukan untuk menghindari kerusakan
yang lebih luas pada miokardium. Reperfusi dapat
dilakukan dengan terapi trombolitik dan
PCI(percutaneus coronary intervention).
Nitrogliserin
Menguntungkan dalam mengurangkan perluasan infark
tapi tidak mempengaruhi mortalitas.
Kontraindikasi pada pasien dengan tekanan sistolik <
100 mmHg
Dapat diberikan nitrogliserin atau isosorbid dinitrat (210 mg/jam)
Diberikan pada waktu serangan jantung
ACEI
Starting dose
Target dose
Enalapril
2.5-5 mg x 1/hari
10 mg x 2/hari
Captopril
6.25 mg x 1/hari
25-50 mg x3/hari
Ramipril
2.5 mg x 1/hari
10 mg x 1/hari
Lisinopril
5 mg x 1/hari
10 mg x 1/hari
Quinalapril
5 mg x 1/hari
10-40 mg x 1/hari
Starting dose
Berikut adalah dosisnya:
Max dose
Losartan
50 mg x 1 /hari
100 mg x 1/hari
Valsartan
80 mg x 1/hari
160 mg x 1/hari
Telmisartan
40 mg x 1 /hari
80 mg x 1/hari
Irbesartan
150 mg x 1/hari
300 mg x 1/hari
Candesartan
8 mg x 1/hari
16 mg x 1/hari
Terapi statin
Untuk mengontrol profil lipid
Dapat diberikan atrovastatin 10-80 mg/hari, simvastatin
20-40 mg/hari, pravastatin 40 mg/hari atau rouvastatin
10-20 mg
Penghambat kanal kalsium
Pemberian diltiazem hanya untuk infark dengan
gelombang Q
KOMPLIKASI
Aritmia
Disfungsi ventrikel kiri
Hipotensi
Lain-lain:
PROGNOSIS
Klas
Definisi
ada
Mortalitas
Tak
tanda
gagal
II
III
IV
kongestif
+ S3 dan/atau ronki basah
Edema paru
Syok kardiogenik
(%)
jantung 6
17
30-40
60-80
TERIMAKASIH.