You are on page 1of 17

Herpes Zoster

Definisi:
Herpes zoster adalah radang kulit akut dan
setempat ditandai adanya rasa nyeri radikuler
unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang
terbatas pada dermatom yang dipersarafi
serabut spinal maupun ganglion serabut saraf
sensorik dari nervus kranialis.

Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela zoster


dari infeksi endogen yang menetap dalam bentuk
laten setelah infeksi primer oleh virus.

Epidemiologi
lebih sering mengenai orang dengan
penurunan imunitas seluler
lebih dari 66% mengenai usia lebih dari 50
tahun
kurang dari 10% mengenai usia di bawah 20
tahun
5% mengenai usia kurang dari 15 tahun.
Etiologi:
Virus Varisela-Zoster
Penularan secara
aerogen

Patogenesis
Jika virus tidak hilang
saat viremia
menjadi laten dan
diam untuk beberapa
waktu di ganglion
sensoris dorsalis.
Antigen spesifik
Limfosit T
penyebab utama
virus menjadi laten.
Immunosupresi Sel T
limfosit mekanisme
reaktivasi virus dan
rekurensi sehingga
virus bermanifestasi
sebagai herpes
zoster

Entry through upper respiratory tract


1021 day incubation
Travels to regional lymph nodes, liver and spleen (primary viraemia)
Travels to skin/mucous membranes: vesicular rash (secondary viraemia)
Replication in epidermal cells, entry into nerve endings and transport to dorsal root ganglia
(DRG) where it establishes latency in sensory neurones
Reactivation in DRG infection of nerves and dermatome herpes zoster

Gejala Klinis
Prodromal 3 5 hari, lesu ; subfebril
Hiperestesi, panas & nyeri tusuk-tusuk
dermatom
Efl. eritema + papel 7 hari vesikel
berkelompok menjadi
Sp bula pecah Erosi
Ulkus
K.G.B biasanya membesar
Predileksi :
Muka & badan
Unilateral
Kadang bilateral Herpes Zoster Aberantes

Bentuk Klinis
H.Z. Varicelliformis : H.Z + varisela = H.Z.
Generalisata / Diseminata
H.Z. Haemorhagic
Orang tua + keadaan umum jelek
Penyakit kronis (leukemia, limfoma)
H.Z. Thoracalis : tersering
N. Trigeminus :
H.Z. Opthalmicus
H.Z. Maxillaris
H.Z. Mandibularis
N. Facialis
C2 ; L2

Ganglion Geniculatum (N.VII)


H.Z. Oticus = RAMSAY HUNT Syndr.
Antara lain:
Vesikel liang telinga luar &
palatum post & uvula Paralisis N.
VII (sensoris)
Lagofthalmus
Tinitus, vertigo, pendengaran

Development of the shingles rash


Day 1

Day 2

Day 5

Day 6

Penunjang Diagnosis
Secara laboratorium, pemeriksaan sediaan
apus tes Tzanck.
pemeriksaan cairan vesikula atau material
biopsi dengan mikroskop elektron, serta tes
serologik.
Akan tetapi pada keadaan yang meragukan
diperlukan pemeriksaan penunjang antara
lain:
Isolasi virus dengan kultur jaringan dan
identifikasi morfologi dengan mikroskop
elektron.
Pemeriksaan antigen dengan imunofluoresen
Test serologi dengan mengukur imunoglobulin
spesifik.

Diagnosis banding
Herpes simpleks : hanya dapat
dibedakan dengan mencari virus herpes
simpleks dalam embrio ayam, kelinci,
tikus.
Varisela : biasanya lesi menyebar
sentrifugal, selalu disertai demam.
Impetigo vesikobulosa : lebih sering
pada anak-anak, dengan gambaran
vesikel dan bula yang cepat pecah dan
menjadi krusta.

Pengobatan
Antivirus
Obat

Dosis (per hari)

Lama (hari)

Asiklovir

5 x 800 mg

7-10

Famsiklovir

2 x 500 mg

7*

Valasiklovir

3 x 1000 mg

7*

Istirahat
analgetik
Bedak salisil 2%.
Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan
antibiotik
lokal misalnya salep kloramfenikol 2%.

Bila erosi diberikan kompres terbuka,


sedangkan jika ada ulserasi dapat
diberikan salep antibiotik.
Untuk neuralgia pasca herpetik, obat
yang direkomendasikan di antaranya
gabapentin dosisnya 1.800 mg 2.400
mg per hari.
Sindrom Ramsay Hunt diberikan
prednison dengan dosis 3 x 20 mg
sehari, sebaiknya digabung dengan
antiviral.
Konsultasi

Prognosis
Umumnya baik

Pencegahan
Vaksin herpes zoster
Vaksin ini merupakan imunisasi aktif untuk
meningkatkan resistensi infeksi.
kontraindikasi : pasien yang mendapat terapi
kortikosteroid jangka panjang, pasien yang
mendapat kemoterapi, atau terapi radiasi
untuk tumor atau keganasan hematopoetik.

You might also like