Professional Documents
Culture Documents
SYOK SEPSIS
NAMA : DAUD YUSUF
STAM B U K : 110 2 1 0 0 1 0 1
S U P E RVI S O R : D R . S YAM S U L H I L A L S PAN
IDENTITAS PASIEN
Nama Penderita
: Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur
: 32 tahun
Tanggal lahir : 28/08/1983
Alamat
: Dusun Baleng Watampanua
Agama
: Islam
Tanggal Pemeriksaan: 13/102015
No. RM
: 117845
Anamnesis
: Alloanamnesis
ANAMNESIS
Keluhan Utama
: Penurunan Kesadaran
Anamnesis terpimpin : dialami sejak 30 menit yang lalu
sebelum pasien dibawa ke ICU RS Faisal. Pasien
menjalani operasi histerektomi dan appendektomi dengan
diagnosa ca ovarium + appendicitis. Demam tidak ada .
Batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak ada dirasakan
sesaat sebelum masuk RS. Mual tidak ada, muntah tidak
ada. Nyeri perut ada.
Buang air kecil : via kateter.
Buang air besar : kesan sulit.
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : Sakit Berat/Gizi kurang/ GCS 12
(E2M1V2).
Tanda Vital:
BP : 70/50 mmHg
HR : 120 kali/ menit
RR : 32 kali/ menit (Thoracoabdominal)
T : 36,0O C (axilla)
Pemeriksaan Rectal Touche : Sfhingter mencekik
(+), Mukosa licin (+), Ampulla kosong.
STATUS REGIONAL
Kepala
: Normocephal
Mata : Sclera ikterik -/-, konjungtiva pucat -/-,pupil
bulat isokor 2,5mm, refleks cahaya +/+
Hidung : Perdarahan spontan (-), rinore (-)
Telinga : Perdarahan aktif -/-, otore (-)
Mulut
: Bibir sianosis (-), airway clear
Leher : KGB dan tiroid tidak ada pembesaran, jejas (-)
Thorax
Jantung
Abdomen
Ekstremitas :
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Hb : 1,9 gr/dl
Leukosit : 12.020/uL
Eritrosit : 4.030.000/uL
Trombosit : 57.000/uL
Hematokrit : 35,7 vol%
USG Abdomen
ascites, suspek massa mesenterium.
Resume
RESUME
Anamnesis terpimpin : dialami sejak 30 menit yang lalu
sebelum pasien dibawa ke ICU RS Faisal. Pasien
menjalani operasi histerektomi dan appendektomi
dengan diagnosa ca ovarium + appendicitis. Demam
tidak ada . Batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak ada
dirasakan sesaat sebelum masuk RS. Mual tidak ada,
muntah tidak ada. Nyeri perut ada.
Buang air kecil : via kateter kesan kurang.
Buang air besar : kesan sulit.
(E3M5V4).
Tanda Vital:
BP : 70/50 mmHg
HR : 120 kali/ menit
RR : 32 kali/ menit (Thoracoabdominal)
T : 36,0O C (axilla)
Ekstremitas : Akral dingin, CRT > 2 detik,
RENCANA PEMERIKSAAN :
Darah rutin
Analisa gas darah
Tes sensitivitas Antibiotik
DIAGNOSIS :
Penurunan
(Systemic
PENATALAKSANAAN
Airway : O2 5-8 lpm via Endotracheral Tube
Breathing : Kontrol via ventilator.
Circulation :
1.
2.
3.
(4 x 10 kg BB I, + 2 x 10 kg BB, + 1 x BB lebihnya)
= 100cc/jam = 34 tetes/ menit
Drugs :
Meropenem
1 gram/8 jam/IV
Vascon 0,1 mcg/kgBB/menit
Dobutamin 7,5 mcg/kgBB/m,enit
SEPSIS
PENDAHULUAN
Definisi....
SEPSIS kondisi dimana terjadi sindrom respon
peradangan sistemik (systemic inflammatory
response syndrome) yang dapat disebabkan oleh
invansi bakteri, virus, jamur atau parasit
Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah terjadinya
TINGKATAN SEPSIS
ETIOLOGI
Mayoritas
DIAGNOSIS
SIRS
denyut jantung
>90 detak per
menit
waktu
istirahat
temperatur tubuh
tinggi (>100.4F
atau 38o C) atau
hipotermia
(<96.8F atau 36o
C)
RR >20 napas
per menit atau
PaCO2 <32 mm
Hg (4,3 kPa)
WBC (>12000
sel/L atau <4000
sel/L atau >10%
bands
SEPSIS
SEVERE SEPSIS
kultur,
adanya disfungsi
pemeriksaan
organ,
warna, atau PCR Adanya
(Polymerase
hipoperfusi dan
Chain Reaction),
hipotensi
pemeriksaan
WBCs di dalam
cairan
normal
tubuh,
rontgen
abdominal yang
abnormal atau
CT scan,
rontgen dada
abnormal (CXR)
SEPTIC SHOCK
refraktori pada
arteri
menyebabkan
hipotensi atau
hipoperfusi
kadar
laktat
serum > 4
mmol/dL
Oliguria
Adanya
gangguan
mental
Menetapkan pathogen
Eliminasi sumber infeksi
Inisiasi awal dari terapi antimikrobial yang agresif
Menghentikan kemungkinan terjadinya shok sepsis
Menghindari kegagalan organ
2. Dukungan Hemodinamik
- Tujuan : memberikan oksigenasi dan substrat yang adekuat
ke dalam jaringan terutama pada keadaan syok
- Vasopressor/ inotropik dan Transfusi bila diperlukan
- Target : CVP 8-12 mmHg, MAP > 65 mmHg, urine output
> 0,5 ml/KgBB/jam atau >30 ml/jam
RESUSITASI
ANTIBIOTIKA
First line agen terapi sepsis antibiotik spektrum luas lactam karena
Continue....
Terapi Empiris
Terapi Kombinasi
Terapi Suportif
Mencegah dan mengatasi komplikasi akibat sepsis sehingga
kondisi pasien dapat dipertahankan atau diperbaiki sebelum
antimikroba bekerja.
Macam-macamnya :
b. Terapi cairan
Hipovolemia
c. Vasopressor /inotropik
Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun
d. Bikarbonat
Mengoreksi asidemia pada sepsis.
Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9
meq/L.
Disertai upaya memperbaiki hemodinamik
e. Nutrisi
Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein
g. Disfungsi ginjal
Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan Syok
Septik
Diberikan vasopresor bila diperlukan (Dopamin
dosis renal 1-3 mcg/kg/ menit)
Pada oliguria pemberian cairan dipantau ketat.
Terapi Adjuvan
a. Gangguan koagulasi
Proses inflamasi menyebabkan gangguan koagulasi dan DIC
b. Kortikosteroid
Hanya diberikan dengan indikasi insufisiensi
adrenal.
Hidrokortison 50 mg bolus IV 4x sehari selama 7
hari pada pasien syok septik terbukti
menurunkan mortalitas dibanding kontrol.
c. Pengobatan Pada Sepsis Anemia
Erythropoietin diperlukan waktu berhari-hari
dan bermingu-minggu untuk mendorong kembali
produksi sel darah merah dengan demikian tidak
mungkin efektif untuk terapi akut.
Transfusi bermanfaat jika diperlukan selama
kondisi darurat.
Thank You