Professional Documents
Culture Documents
MOLA HIDATIDOSA
Pengertian
Mola
b.
c.
konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari villi
korealis disertai dengan degenerasi hidrofik (Saifuddin, 2000).
Etiologi
Menurut
Faktor ovum
2.
Dalam masa kehamilan keperluan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan
keadaan sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi gizi yang
diperlukan tubuh menjadi kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin.
Parietas tinggi
Ibu multipara cenderung beresiko terjadi kehamilan mola hidatidosa karena trauma
jalan lahir atau penyimpangan transmisi secara genetic yang dapat diidentifikasi
dan penggunaan stimulasi drulasi seperti klomifen atau menetropiris (pergonal).
Kekurangan protein
Protein adalah zat untuk membangun jaringan- jaringan bagian tubuh sehubungan
dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan Rahim, dan payudara ibu, keperluan
akan zat ini pada waktu hamil sangat meningkat, maka dari itu kekurangan protein
akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin.
Infeksi
Patofisiologi
Menurut Sarwono, 2011, Patofisiologi dari kehamilan mola hidatidosa terjadi karena tidak
sempurnanya peredaran darah fetus, yang terjadi pada sel telur patologik yaitu: hasil
pembuahan dimana embrionya mati pada umur kehamilan 3 5 minggu karena pembuluh
darah villi tidak berfungsi, maka terjadi penimbunan cairan di dalam jaringan mesenkim
villi
Pada Mola Hidatidosa atau Complete mole tidak ada jaringan fetus/janin. 90% merupakan
kromosom 46,XX dan 10% merupakan kromosom 46, XY. Semua kromosom berasal dari
paternal. Sebuah enukliasi telur dibuahi oleh sperma haploid (yang kemudian berduplikasi
menjadi masing-masing kromosom), atau sel telur dibuahi oleh dua sperma. Pada mola
hidatidosa, vili korion menyerupai anggur dan hiperplasia trofoblastik muncul.
Pada Mola parsialis atau Partial mole jaringan fetus/janin dapat ditemukan. Eritrosit
dan pembuluh darah janin pada vili dapat ditemukan. Komplemen kromosom nya
69,XXX atau 69 XXY. Kromosom tersebut merupakan hasil dari pembuahan sel
telur haploid dan duplikasi dari kromosom haploid paternal. Seperti pada Complete
mole, jaringan hiperplasia trofoblastik dan vili korion yang lunak pun muncul pada
mola ini
Mola hidatidosa komplek (klasik), jika tidak ditemukan janin. Villi korealis
diubah menjadi masa gelembung gelembung bening yang besarnya berbeda
beda. Masa tersebut dapat tumbuh membesar sampai mengisi uterus yang
besarnya sama dengan kehamilan normal lanjut.
.Struktur
a.
b.
c.
Bila perubahan mola hanya lokal dan tidak berlanjut dan terdapat janin atau
setidaknya kantung amnion, keadaan tersebut digolongkan mola hidatidosa
partialis. Terdapat pembengkakan villi yang kemajuannya lambat, sedangkan
villi yang mengandung pembuluh darah yang lain yang berperan dalam
sirkulasi fito placenta, jarang hiperflasi trofoblas hanya lokal tidak
menyeluruh (Jacobs, 1982).
Kariotipe
Fetus
Tidak ada
kadang-kadang ada
Tidak ada
kadang-kadang ada
Edema villa
Difus
Bervariasi, fokal
Proliferasi trofoblastik
Diagnosis
Kehamilan mola
Missed Abortion
Ukuran uterus
Kista theca-lutein
25-30%
Jarang
Komplikasi
Sering terjadi
Jarang
Gejala Klinik
Perdarahan vaginal
Hiperemesis gravidarum
Pre-eklamsia
Hipertiroid
Embolisasi
Laboratorium
USG
Amniografi
Foto thorax
T3dan T4
Penanganan
Terapi
1.
2.
3.
4.
Follow up
Komplikasi
Komplikasi non maligna:
Perforasi uterus
Perdarahan
DIC
Embolisme
tropoblastik
Komplikasi
maligna
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.M
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat
: Tanah Merah
: Islam
Status : Menikah
No. RM : 105081
Tanggal MRS
Anamnesa Pasien
Keluhan
Utama:
Kiriman dari dr. Hikmah SpOG dengan indikasi mola hidatidosa. Pasien
mengeluh perdarahan pervaginam sejak 1 bulan yang lalu dan ada nyeri
pada perut. Pasien sudah mengalami amenorhea sejak 4 bulan yang lalu.
Riwayat
Kehamilan:
Ibu mengatakan sudah mempunyai 1 orang anak berusia 3 tahun berjenis
kelamin perempuan.
Riwayat pernikahan :
ibu mengatakan menikah baru 1 kali
Riwayat
Menstruasi
Menarche
: 15 tahun
Kebiasaan
Riwayat
(-)
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Keadaan Umum
kesadaran
Cukup
:
Composmentis
Tensi
110/70 mmHg
Nadi
80 kali/ menit
Suhu
36 0C
RR
18 kali/menit
Status Generalisata
Kepala :Rambut
Muka
Mata
: konjungtiva (-)
Sclera (-)
Pupil bulat isokhor
Refleks cahaya +/+
Leher
Thorax :
Palpasi
: paru :vesikuler
Jantung: S1 S2 tunggal
Abdomen :
cembung bulat
Pembesaran uterus (+)
Konsistensi kenyal
Ekstremitas
Status Obstetri
Abdomen
Palpasi :
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
Perkusi : tympani
meteorismus (-)
Pemeriksaan dalam:
Laboratorium
HB : 11,5 gr/dl
PP test : (+)
Faal thyroid : DBN
Diagnosa
Mola hydatidosa
PENATALAKSANAAN
informed consent + KIE
Perbaikan KU
pasang infus RL
misoprostol 200 mg (Rippening)
inj dexametason 1 amp
inj kalnex 3 x 500 mg
Pro kuretase
Tanggal 8/9/2015
S : Keluhan (-)
RR: 18x/menit
suhu: 36
Pelvic score : 2
A: Mola hidatidosa
Laporan
Post Kuretase:
Terapi
Post Kuretase:
Kalnex 3 X 500 mg
Tanggal 9/9/2015
S: keluhan (-)
TD : 120/80
N: 90X/menit
RR : 18X/menit
suhu: 36,5
P: Pro KRS
PEMBAHASAN
TERIMA KASIH