You are on page 1of 28

LAPORAN KASUS

MOLA HIDATIDOSA

Pengertian

Ada beberapa pengertian yang menjelaskan tentang mola hidatidosa. Mola


hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang biak tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin, hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan
hidrofili (Sarwono, 2011).

Mola

hidatidosa adalah kehamilan dengan ciri-ciri stroma vili korealis langka

vaskularisasi dan edematous (Sarwono, 2011).


Mola hidatidosa adalah suatu keadaan patologi dari korion yang ditandai dengan :
a.

Degenerasi kistis dari vili disertai dengan pembengkakan hidropik.

b.

Avaskularitas atau tidak adanya perubahan darah janin

c.

Proliferasi jaringan trophoblastic (Ben-Zion, 1994).


.Mola

hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil

konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari villi
korealis disertai dengan degenerasi hidrofik (Saifuddin, 2000).

Etiologi
Menurut

Moechtar, 1990. Penyebab mola hidatidosa belum diketahui secara pasti.

Faktor faktor yang mungkin terjadi adalah:


1.

Faktor ovum

Spermatozoa memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau dua


serum memasuki ovum tersebut sehingga akan terjadi kelainan atau gangguan
dalam pembuahan.

2.

Keadaan sosio ekonomi yang rendah

Dalam masa kehamilan keperluan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan
keadaan sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi gizi yang
diperlukan tubuh menjadi kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin.

Parietas tinggi

Ibu multipara cenderung beresiko terjadi kehamilan mola hidatidosa karena trauma
jalan lahir atau penyimpangan transmisi secara genetic yang dapat diidentifikasi
dan penggunaan stimulasi drulasi seperti klomifen atau menetropiris (pergonal).

Kekurangan protein

Protein adalah zat untuk membangun jaringan- jaringan bagian tubuh sehubungan
dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan Rahim, dan payudara ibu, keperluan
akan zat ini pada waktu hamil sangat meningkat, maka dari itu kekurangan protein
akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin.

Infeksi

Infeksi mikroba apapun dapat mengganggu pertumbuhan janin.

Patofisiologi

Menurut Sarwono, 2011, Patofisiologi dari kehamilan mola hidatidosa terjadi karena tidak
sempurnanya peredaran darah fetus, yang terjadi pada sel telur patologik yaitu: hasil
pembuahan dimana embrionya mati pada umur kehamilan 3 5 minggu karena pembuluh
darah villi tidak berfungsi, maka terjadi penimbunan cairan di dalam jaringan mesenkim
villi

Pada Mola Hidatidosa atau Complete mole tidak ada jaringan fetus/janin. 90% merupakan
kromosom 46,XX dan 10% merupakan kromosom 46, XY. Semua kromosom berasal dari
paternal. Sebuah enukliasi telur dibuahi oleh sperma haploid (yang kemudian berduplikasi
menjadi masing-masing kromosom), atau sel telur dibuahi oleh dua sperma. Pada mola
hidatidosa, vili korion menyerupai anggur dan hiperplasia trofoblastik muncul.

Pada Mola parsialis atau Partial mole jaringan fetus/janin dapat ditemukan. Eritrosit
dan pembuluh darah janin pada vili dapat ditemukan. Komplemen kromosom nya
69,XXX atau 69 XXY. Kromosom tersebut merupakan hasil dari pembuahan sel
telur haploid dan duplikasi dari kromosom haploid paternal. Seperti pada Complete
mole, jaringan hiperplasia trofoblastik dan vili korion yang lunak pun muncul pada
mola ini

Klasifikasi Mola Hidatidosa


Menurut
1.

Cunningham, 2005. Mola hidatidosa terbagi menjadi dua yaitu:

Mola hidatidosa komplek (klasik), jika tidak ditemukan janin. Villi korealis
diubah menjadi masa gelembung gelembung bening yang besarnya berbeda
beda. Masa tersebut dapat tumbuh membesar sampai mengisi uterus yang
besarnya sama dengan kehamilan normal lanjut.

.Struktur

histologinya mempunyai sifat :

a.

Degenerasi hidropik dan pembengkakan stroma villi.

b.

Tidak terdapat pembuluh darah di dalam villi yang bengkak.

c.

Proliferasi sel epitel trofoblas dengan derajat yang beragam.

Tidak terdapat janin dan amnion.

Bila perubahan mola hanya lokal dan tidak berlanjut dan terdapat janin atau
setidaknya kantung amnion, keadaan tersebut digolongkan mola hidatidosa
partialis. Terdapat pembengkakan villi yang kemajuannya lambat, sedangkan
villi yang mengandung pembuluh darah yang lain yang berperan dalam
sirkulasi fito placenta, jarang hiperflasi trofoblas hanya lokal tidak
menyeluruh (Jacobs, 1982).

Tabel karakteristik mola hidatidosa komplet


dan parsialis
Mola hidatidosa/komplet

Mola hidatidosa parsial

Kariotipe

Diploid(46,XX atau 46,XY)

Triploid (69,XXX atau 69, XXY)

Fetus

Tidak ada

kadang-kadang ada

Amnion, sel darah merah janin

Tidak ada

kadang-kadang ada

Edema villa

Difus

Bervariasi, fokal

Proliferasi trofoblastik

Bervariasi, ringan sampai berat

Bervariasi, fokal, ringan sampai sedang

Diagnosis

Kehamilan mola

Missed Abortion

Ukuran uterus

50% lebih besar u/ umur kehamilan

Kecil u/ umur kehamilan

Kista theca-lutein

25-30%

Jarang

Komplikasi

Sering terjadi

Jarang

Gejala Klinik

Perdarahan vaginal

Hiperemesis gravidarum

Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan

Aktifitas janin (-)

Pre-eklamsia

Hipertiroid

Kista teka lutein

Embolisasi

Laboratorium

Foto rontgen abdomen

USG

Amniografi

Uji sonde Hanifa

Foto thorax

T3dan T4

Penanganan
Terapi

mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap yaitu

1.

Perbaiki keadaan umum

2.

Pengeluaran jaringan mola

3.

Terapi dengan profilaksis dengan sistostatika

4.

Follow up

Komplikasi
Komplikasi non maligna:

Perforasi uterus

Perdarahan
DIC
Embolisme

tropoblastik

Infeksi pada sevikal atau vaginal.

Komplikasi

maligna

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.M
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat

: Tanah Merah

Suku Bangsa : Madura / Indonesia


Agama

: Islam

Status : Menikah
No. RM : 105081
Tanggal MRS

: 07-9-2015 jam: 19.30

Tanggal kuretase : 08-9-2015


Tanggal keluar RS : 09-9-2015

Anamnesa Pasien
Keluhan

Utama:
Kiriman dari dr. Hikmah SpOG dengan indikasi mola hidatidosa. Pasien
mengeluh perdarahan pervaginam sejak 1 bulan yang lalu dan ada nyeri
pada perut. Pasien sudah mengalami amenorhea sejak 4 bulan yang lalu.

Riwayat

Kehamilan:
Ibu mengatakan sudah mempunyai 1 orang anak berusia 3 tahun berjenis
kelamin perempuan.
Riwayat pernikahan :
ibu mengatakan menikah baru 1 kali

Riwayat

Menstruasi

Menarche

: 15 tahun

Siklus: teratur 28 hari


Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut perhari
Dysminore : ibu mengatakan setiap mens tidak perrnah
disertai nyeri
Riwayat

penyakit / operasi yang pernah diderita:

Kebiasaan

merokok, mengkonsumsi obat-obatan


terlarang dan minum minuman keras / jamu : (-)

Riwayat

penggunaan alat kontrasepsi

Ibu mengaku pernah menggunakan pil KB

(-)

Pemeriksaan Fisik

Vital Sign
Keadaan Umum

kesadaran

Cukup
:

Composmentis

Tensi

110/70 mmHg

Nadi

80 kali/ menit

Suhu

36 0C

RR

18 kali/menit

Status Generalisata
Kepala :Rambut

: dalam batas normal

Muka

:dalam batas normal

Mata

: konjungtiva (-)
Sclera (-)
Pupil bulat isokhor
Refleks cahaya +/+

Leher

: pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax :

inspeksi : bentuk dada dan gerakan nafas


normal
Tidak ada jejas
Tidak ada retraksi

Palpasi

Fremitus raba simetris


Fremitus suara simetris
Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : batas jantung paru normal


Auskultasi

: paru :vesikuler
Jantung: S1 S2 tunggal

Abdomen :

cembung bulat
Pembesaran uterus (+)
Konsistensi kenyal

Ekstremitas

dalam batas normal

Status Obstetri

Abdomen

Inspeksi : Perut membesar kedepan, simetris

Palpasi :

Leopold I : Tinggi fundus uteri setinggi pusat

Leopold II : -

Leopold III : -

Leopold IV : -

Perkusi : tympani
meteorismus (-)

Auskultasi : Denyut jantung janin (-)

USG: ditemukan gambaran seperti bulatan anggur

Pemeriksaan dalam:

V/V flux : (+) V/V flor : (-)

Portio : tertutup licin

Corpus uteri : AP 20 minggu

AP D/S massa : (-) nyeri (-)

Cavum douglas : tidak ada kelainan

Laboratorium
HB : 11,5 gr/dl
PP test : (+)
Faal thyroid : DBN

Diagnosa
Mola hydatidosa

PENATALAKSANAAN
informed consent + KIE
Perbaikan KU
pasang infus RL
misoprostol 200 mg (Rippening)
inj dexametason 1 amp
inj kalnex 3 x 500 mg
Pro kuretase

Tanggal 8/9/2015

S : Keluhan (-)

O: STU : CM AICD (-)

TD: 110/80 N: 88x/menit

RR: 18x/menit

STG: FLX (-)

suhu: 36

Pembukaan 1 jari longgar

Pelvic score : 2

A: Mola hidatidosa

P: Pro kuretase Hari ini

Lab PA hasil kuret

Laporan

Post Kuretase:

keluar gelembung mola + jaringan

PA (+) Mola Hidatidosa

Terapi

Post Kuretase:

Asam mefenamat 3 X 500mg

Sulfas Ferosus 2 X 300mg

Kalnex 3 X 500 mg

Tanggal 9/9/2015

S: keluhan (-)

O: STU : CM AICD (-)

TD : 120/80

N: 90X/menit

RR : 18X/menit

suhu: 36,5

STG: FLX (-)

A: Post Kuret Suction ai Mola Hidatidosa

P: Pro KRS

-kontrol ke poli kandungan 1 minggu lagi

PEMBAHASAN

Dari kasus didapatkan pasien datang dengan keluhan perdarahan sejak 1


bulan yang lalu dan telah amenorhea sejak 4 bulan yang lalu (terhitung
sejak 25-5-2015). Tinggi fundus uteri dari pasien lebih besar dari
kehamilan yang seharusnya. Test beta-HCG dari pasien menunjukan
adanya peningkatan dan dari pemeriksaan USG terdapat gambaran
seperti badai salju. Maka pada pasien dilakukan kuretase untuk
mengeluarkan jaringan yang berada di uterus pasien. Pada saat kuretase
keluar jaringan gelembung mola dan dilakukan test PA. Hasil test PA
menunjukan bahwa jaringan tersebut positive jaringan mola hidatidosa.
Setelah KRS pasien harus rutin kontrol ke poli kandungan untuk
mengecheck beta-HCG pasien dan pasien di pantau perkembangan
selama 2 tahun, Agar terpantau timbulnya keganasan atau tidak.

TERIMA KASIH

You might also like