You are on page 1of 61

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MIXING

Nadira Putri Pinasthika (1306370814)


Naufal Giffari (1306447833)
Pratiwi Rostiningtyas (1306370833)
Shadrina Izzati (1306370801)

OUTLINE

Tujuan Percobaan
Teori Dasar
Data Percobaan &
Pengolahan Data
Analisis
Kesimpulan

Tujuan Percobaan

Mempelajari korelasi antara parameter-parameter dalam sebuah


proses pengadukan dan pencampuran, seperti :
Jenis pengaduk
Posisi sumbu pengaduk
Kecepatan pengadukan
Penggunaan sekat dalam tangki
Pola aliran yang terjadi terhadap kebutuhan daya dalam proses
pengadukan dan pencampuran dalam tangki berpengaduk

Teori Dasar

Definisi

Mixing (pencampuran)
proses bersatunya dua zat yang sama-sama
berada dalam fasa cair hingga keduanya bersifat
homogen.
Agitasi (pengadukan)
suatu gerakan dari alat pengaduk yang memiliki
pola sirkulasi tertentu sehingga membantu proses
pencampuran lebih cepat hingga bersifat
homogen

Jenis-Jenis Mekanisme
Pencampuran

Pencampuran akibat aliran cairan keseluruhan


Mekanisme
Konvektif

Eddy
Diffusion

pencampuran karena ada gumpalan fluida dan tercampakkan


dalam medan aliran (pusaran) eddies

Pencampuran karena gerak molekular yang merupakan


Pencampur mekanisme pencampuran difusi
an Difusi

Tujuan Mixing dan


Agitasi
Menghasilkan keseragaman pada sistem
multifase/multikomponen

Menunjukkan perubahan fase pada sistem


multikomponen dengan atau tanpa perubahan
komposisi

Memfasilitasi perpindahan massa atau energi


diantara bagian-bagian dari sistem yang tidak
seragam

Perancangan Tangki
Bertujuan untuk mengoptimalkan pengadukan
dan membuat pola aliran fluida yang mencapai
seluruh bagian dalam tangki

Perancangan awal :
Kesesuaian tinggi dan diameter tangki

Tangki berbentuk silinder


Volume:

1
V D 2t
4
Diameter:

D3

4V

D=t

Hubungan antar dimensi


tangki

Dengan :
C = tinggi pengaduk dari dasar
tangki
D = diameter pengaduk
Dt =diamater tangki
H = tinggi fluida dalam tangki
J
= lebar baffle
W = lebar pengaduk

Pengaturan dimensi bertujuan agar


tidak ada bagian dead zone
(bagian yang tidak tercampur)
Biasaynya dead zone terletak pada
lipatan atau dinding tangki

Posisi sumbu
pengaduk

Proses pengadukan dan pencampuran


dilakukan dengan menempatkan
pengaduk pada pusat diameter tangki
(center).
Pada tangki tidak bersekat dengan
pengaduk yang berputar di tengah,
dapat terbentuk vorteks.
Pusaran semakin besar seiring dengan
peningkatan kecepatan putaran juga
meningkatkan turbulensi fluida
Pada dispersi gas-cair, vorteks tidak
diinginkan karena ada dispersi udara
yang menghambat dispersi gas ke cairan
& sebaliknya.
Untuk menghilangkan vorteks, sumbu
pengaduk dimiringkan sehingga dapat
membuat pencampuran lebih optimal dan
dapat mengurangi bagian yang tidak

Sekat (Baffle)

Lembaran vertikal
datar yang ditempelkan
pada dinding tangki
Fungsi
Menambah kebutuhan
daya pengadukan
memecah pusaran
(vorteks)
Menghasilkan
distribusi konsentasi
yang lebih baik karena
aliran yang terpecah.

Jenis-jenis pengaduk

BalingBaling
(Propeller)
Kecepatan operasi :
400-1750 rpm
Digunakan untuk
viskositas rendah)

Dayung (Paddle)
Untuk kecepatan rendah : 20-200 rpm
Panjang pengaduk : 60-80% dari
diameter
Umumnya berdaun dua atau empat
Tidak efektif untuk suspensi padatan,
karena aliran radial besar, sementara
aliran aksial dan vertikal kecil
Digunakan pada fluida kental dimana
umumnya terdapat endapan.


Turbin
Pengaduk dayung dengan daun pengaduk
lebih banyak dan lebih pendek
Digunakan pada kecepatan tinggi
Diameter turbin : 30%-50% dari diameter
tangki
4-6 daun pengaduk
Turbin berdaun datar cocok untuk dispersi
gas karena memberikan aliran radial
Turbin berdaun miring cocok untuk suspensi
padatan karena mermberikan aliran ke
bawah dan menyapu padatan ke atas.
(aliran aksial)

HelicalRibbon
Digunakan pada
kecepatan rendah,
aliran laminar, pada
fluida dengan
viskositas tinggi.
Cairan bergerak di
dalam ribbon dan
naik ke bagian atas
sumbu pengaduk

Kecepatan
Pengadukan

Kecepatan
Tinggi

Sekitar 1750 rpm


Untuk fluida
berviskositas rendah
Untuk mempercepat
waktu pencampuran
Untuk fluida dengan
perbedaan viskositas
yang besar

Kecepatan
Sedang

Sekitar 1150 rpm


Umumnya digunakan
untuk sirup kental
Untuk membuat riak
pada permukaan
fluida
Mengurangi waktu
pencampuran
Pemanasan/pendingin
an
Mencampur larutan
dengan viskositas
berbeda

Kecepatan
Rendah

Sekitar 400 rpm


Umumnya untuk
cairan kental, seperti
minyak
Untuk menghindari
pembentukan busa
Pergerakan batch
sempurna
Menjaga temperatur
Mencampur larutan
dengan viskositas
yang sama

Jumlah pengaduk

Satu
Pengadu

Fluida dengan viskositas rendah


Pengaduk menyapu dasar tangki
Kecepatan aliran yang tinggi
Ketinggian permukaan cairan yang bervariasi

Dua

Pengadu

Fluida dengan viskositas sedang dan tinggi


Pengadukan pada tangki yang dalam
Gaya gesek aliran lebih besar
Ukuran mounting nozzle yang minimal

Pemilihan pengaduk

Pengaduk
Baling-Baling

Viskositas
dibawah 3
Pa.s

Pengaduk
Turbin
Viskositas
dibawah 100
Pa.s

Pengaduk
Dayung
Viskositas
antara 50-500
Pa.s

Pengaduk Pita
(helical Ribbon)

Viskositas
1000-25000
Pa.s

Kebutuhan Daya
Pengadukan
PARAMETER HIDRODINAMIKA DALAM TANGKI BERPENGADUK

Bilangan Fraude

Bilangan Fraude menunjukkan


perbandingan antara gaya inersia dan
gaya gravitasi.

Bilangan Reynold

Bilangan Reynold menunjukkan


perbandingan antara gaya
inersia dan gaya viscous yang
terjadi pada fluida.

Jenis aliran yang terbentuk :

Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi

Aliran laminer : Re < 10


Aliran turbulen : Re 10-10000

Bilangan Fraude hanya digunakan dalam


sistem tangki tanpa baffle, dimana
permukaan cairan dipengaruhi oleh gaya
gravitasi sehingga membentuk vorteks

Dimana :

Re

N
D

=
=
=
=
=

Bilangan Reynold
densitas fluida
viskositas
kecepatan pengadukan
diameter pengaduk

Daya Pengadukan &


Pencampuran

Dapat dikarakterisasi dengan :


Hubungan kecepatan, torque
dan HP :

HPx 63025
Torque
rpm
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa pada
kecepatan pengadukan yang lebih rendah
dihasilkan torsi yang lebih tinggi untuk besar
HP yang sama

Daya Pengadukan &


Pencampuran

Pengaruh diameter dan kecepatan pengaduk


terhadap daya pengadukan :

Cara lain penghitungan daya :


dengan :
: tenaga putaran
F : energi
R : jarak dari tangkai putaran
: kecepatan angular

Daya vs. Hidrodinamika


Fluida

Konsumsi daya dapat diplot dalam grafik bilangan daya (N P)


vs. bilangan Reynold (NRe). Daya digunakan untuk
menggerakan pengaduk.
Bilangan daya :

Menggunakan analisis dimensional, variabel yang


mempengaruhi kebutuhan energi pengadukan dapat
disederhanakan menjadi:

Di mana,

Dengan:
Np = bilangan daya
= Kecepatan putaran pengaduk (m/s)
Da = diameter pengaduk (m)
= massa jenis larutan (kg/m3)
P = daya (Watt)

Laju & Waktu


Pencampuran

Laju pencampuran
Laju dimana proses pencampuran berlangsung
hingga mencapai kondisi akhir
Waktu pencampuran
Waktu yang dibutuhkan hingga dicapai keadaan
homogen untuk menghasilkan produk dengan
kualitas yang telah ditentukan

Faktor yang
Mempengaruhi Waktu
Pencampuran
Terkait Alat

Ada tidaknya baffle atau cruciform baffle


Bentuk atau jenis pengaduk (turbin),
propeller, paddle
Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
Laju putaran pengaduk
Kedudukan pengaduk pada tangki seperti:
Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
Pola pemasangannya:
Center, vertikal
Off center, vertikal
Miring (inclined) dari atas
Horizontal
Jumlah daun pengaduk
Jumlah pengaduk yang terpasang pada proses
pengaduk

Terkait fluida
Perbandingan kerapatan atau
densitas cairan yang diaduk
Perbandingan viskositas
cairan yang diaduk
Jumlah kedua cairan yang
diaduk
Jenis cairan yang diaduk atau
miscible, immiscible

Data Percobaan
&
Pengolahan Data

Tahap Persiapan
Pengambilan Data

1. Mengukur diameter tangki dan pengaduk


2. Pengaduk yang digunakan ada 4 macam, yaitu :
Propeller, Turbin Rushton, Turbin Sejajar, dan
Turbin Sirip
3. Mengukur lebar dan panjang daun pada tiap
pengaduk
4. Menentukan viskositas dan densitas air dan cat
5. Membuat larutan cat dengan cara
mencampurkan 5 gram cat dengan air (Setiap 5
gram cat, dicampurkan dengan 1 liter air)

Tahap Persiapan
Pengambilan Data
1. Memasukkan 1 liter
cairan cat warna primer ke
2.
3.
4.
5.
6.

7.

dalam tangki
Memutar potensio hingga motor mulai berjalan.
Memvariasikan tegangan yaitu 5 V, 7 V, dan 9 V.
Menghitung kecepatan putaran dengan tachometer
sebanyak 3 kali untuk setiap variasi tegangan.
Mencampurkan 1 liter cairan cat primer warna
lainnya ke dalam tangki tersebut.
Menghitung waktu pencampuran dari mulai dituang
hingga menjadi homogen (dilihat dari perubahan
warna)
Mengulangi percobaan dengan variasi pengaduk
dan posisi sumbu pengaduk seperti yang ditunjukan

No

Data Percobaan Propeller

Volt

Ampere

N (rpm)

T (s)

257.47

0.0028

254.35
261.87
517.99

0.0031

514.3
511.18
764.69

0.0035

766.74
768.09

4,44

Data Percobaan
Turbin
Rushton

Sumbu 0 derajat
No

Volt (V)

Ampere (A)

N (RPM)

T (s)

286.14
1

0.0028

277.46
280.64
544.76

0.0032

540.60
540.10
796.25

0.0052

790.10
794.60

3.54

Data Percobaan
Turbin
Rushton

Sumbu 30 derajat
No

Volt (V)

Ampere
(A)

N (RPM)

T(s)

269.72
1

0.0028

286.03
281.47
521.81

0.0033

524.15
524.51
810.3

0.0036

818.22
808.33

3.81

Data Percobaan
Turbin
Sejajar

No

Volt (V)

Ampere (A)

N (RPM)

T (s)

216.69
1

0.0032

218.42
215.04
419.35

0.0043

429.45
426.30
614.28

0.0059

613.06
621.67

5.5

No

Data Percobaan
Turbin
Sirip

Volt (V)

Ampere (A)

N (RPM)

T (s)

225.95
1

0.0032

228.55
227.93
435.31

0.0042

446.09
440.78
661.48

0.0052

673.05
665.05

5.3

Rumus yang
Digunakan dalam
Data
Pengolahan
Bilangan
Daya (P)

Kecepatan
rata-rata
pengaduk (N)
(rad/s)

Torsi
(kg.m/s)

(watt)

Bilangan
Reynold

Daya (Np)

Bilangan
Fraude

Pengolahan Data Propeller

Sumbu 0 derajat
Sumbu 0 derajat

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Densi Viskos
Diam
tas
itas
g
Volt Ampe N
eter
t (s)
(kg/m (kg/m (m/s) (V) re (A) (RPM)
(m)
)
.s)
257.4
7
0.002 254.3
5
8
5
261.8
7
517.9
9
0.001 9.806
0.003
0.06 1000
7
514.3 3.54
004
6
2
511.1
8
764.6
9
0.003 766.7
9
5
4
768.0
9

N
Bilang
Bilang Bilang
P
Torsi
rataan
an
an
(kg.m
(kg.m
rata
Daya
Reyno Fraud
/s)
/s)
(rps)
(Np)
ld
e
4.298
0.226 0.003 1541 0.113
0.014
278
719 257 2.15 037

8.574 0.022 0.045 0.002 3074 0.449


833
4
689 612 6.41 867

12.77 0.031 0.019 0.002 4580 0.998


511
5
429 466 7.17 532

Pengolahan Data
Propeller

Sumbu 30 derajat
Sumbu 30 derajat

No.

1
2
3
4
5
6
7
8

Densi Visko
Diam
tas sitas
g
Volt Ampe N
eter
t (s)
(kg/m (kg/m (m/s) (V) re (A) (RPM)
(m)
)
.s)
269.6
2
0.002 272.8
5
7
4
273.3
4
541.7
4
0.001 9.806
545.2
0.06 1000
7 0.003
3.81
004
6
7
544.9
1
679.2
1
0.003 673.3
9
3
8

N
Bilan
Bilan Bilang
P
Torsi
ratagan
gan
an
(kg.m
(kg.m
rata
Daya
Reyno Fraud
/s)
/s)
(rps)
(Np)
ld
e
4.532 0.013 0.186 0.002 1625 0.125
222
5
485 979
1
677

9.066
0.036 0.002 3250 0.502
0.021
222
24
316 8.37 904

11.19 0.029 0.027 0.002 4012 0.766


089
7
253 654 6.69 235

Pengolahan Data
Turbin
Rushton

Sumbu 0 derajat
Sumbu 0

Bilang
N
P
Bilanga Torsi
Bilang
Diamet Densi Viskos g(m/s
Amp
N rataan
No
Volt
(RPM t(s)
(kg.m2 n daya (kg.m2
an
er (m) tas
itas
2)
ere
rata (rps)
Reynol
)
/s3)
(Np)
/s2)
Fraude
d
286.
1
14
0.00 277.
4.69022
0.17449
16817. 0.1346
5
0.014
2
28
46
2222
8
52988 8276
280.
0.0029
3
64
849
544.
4
76
0.001
0.00 540.
9.03033
0.03911 0.0024 32379. 0.4992
0.06 1000
9.8
7
3.54
0.0224
5
004
32
6
3333
83
805 68127 6686
540.
6
1
796.
7
25
0.00 790.
0.02600 0.0035 47429. 1.0712
9
13.2275 0.0468
8
52
1
4966
381 28287 2504

Pengolahan Data
Turbin
Rushton

Sumbu 30 derajat
No

Diamete Densit Viskosit g(m/s


r (m)
as
as
2)

Volt

1
5

2
3
4
5

0.06

1000

0.0010
04

9.8

6
7
8
9

Amper N
e
(RPM)

t(s)

P
Bilangan Torsi Bilanga Bilanga
N rata-rata
(kg.m2/ daya (kg.m2/
n
n
(rps)
s3)
(Np)
s2)
Reynold Fraude

269.7
2
0.002 286.0
4.6512222
0.178924
16677.6 0.13245
0.014
8
22
79
8924
225
3
281.4
0.0030
7
100
521.8
1
0.003 524.1
8.7248333
0.044728 0.0026 31284.2 0.46605
0.0231
3.81
3
33
497
476
6295
745
5
524.5
1
810.3
0.003 818.2
2
6
808.3
3

13.538055
0.016792 0.0023 48542.8 1.12211
0.0324
56
67
933
2869
601

Pengolahan DataTurbin Sejajar

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Densit Viskos
N
Bilang
Bilang Bilang
Diame
P
Torsi
as
itas
g
Volt Ampe
N
rataan
an
an
ter
t (s)
(kg.m
(kg.m
(kg/m (kg/m. (m/s) (V) re (A) (RPM)
rata
Daya
Reyno Fraud
(m)
/s)
/s)
)
s)
(rps)
(Np)
ld
e
216.6
9
0.003 218.4
3.611
0.033 0.004 35975 0.133
5
0.016
2
2
944
954
43
.54
034
215.0
4
419.3
5
0.001 9.806
0.004 429.4
7.083 0.030 0.008 0.004 70556 0.511
0.1 1000
7
5.5
004
6
3
889
1
467 249
.66
711
5
426.3
614.2
8
0.005 613.0
10.27 0.053 0.004 0.005 10231 1.076
9
9
6
228
1
899 169
3.5
007
621.6
7

Pengolahan Data
Turbin Sirip

No.

Densi Viskos
Diam
tas
itas
g
Volt Ampe N
eter
t (s)
(kg/m (kg/m (m/s) (V) re (A) (RPM)
(m)
)
.s)

1
5

2
3
4
5

0.1

1000

0.001 9.806
004
6

6
7
8
9

225.9
5
0.003 228.5
2
5
227.9
3
435.3
1
0.004 446.0
2
9
440.7
8
661.4
8
0.005 673.0
2
5
665.0
5

N
Bilang
Bilang Bilang
P
Torsi
rataan
an
an
(kg.m
(kg.m
rata
Daya
Reyno Fraud
/s)
/s)
(rps)
(Np)
ld
e

3.791
0.029 0.004 3776 0.146
0.016
278
36
22 1.73 573

5.3

7.345 0.029 0.007 0.004 7316 0.550


444
4
418 002 1.8
196

11.10 0.046 0.003 0.004 1106 1.258


878
8
414 213 45.2 387

Analisis

Analisis Alat

Roda tempat meletakkan mixer : untuk memudahkan


pemindahan alat secara keseluruhan. Harus dijaga agar tetap
stabil agar tidak mengganggu proses mixing diatasnya
Tangki : untuk melakukan proses mixing. Memiliki kapasitas
yang besar agar dapat menampung campuran (liquid).
Penggunaannya harus hati-hati karena bahan tangki terbuat
dari kaca. Bahan tangki tembus pandang agar dapat terlihat
jelas proses difusi dalam tangki
Power supply : sebagai sumber daya dari alat mixing
Papan panel berisikan :
Amperemeter : untuk menghitung kuat arus
Voltmeter : untuk menghitung tegangan

Analisis Alat

Penyangga motor pengaduk : untuk menjaga agar motor


pengaduk berada pada tempatnya
Motor pengaduk : untuk menggerakkan sumbu pengaduk
Sumbu pengaduk : untuk menggerakkan pengaduk yang
terpasang di bagian ujungnya
Pengaduk : untuk melakukan proses pengadukan.
Pengaduk yang digunakan antara lain propeller, turbine
impeller, pitch blade turbin sejajar, dan pitch blade turbin
sirip. Hal ini bertujuan untuk melihat efisiensi dari setiap
pemakaian pengaduk terhadap proses pengadukan
Tachometer : untuk mengukur kecepatan putaran dari
pengaduk

Analisis Percobaan

Pengenceran dilakukan agar kepekatan


larutan berkurang dan menurunkan
viskositas larutan sehingga proses mixing
terjadi lebih mudah
Untuk memperoleh waktu bersih hasil
pencampuran, larutan I dituangkan ke dalam
larutan II secara langsung dan cepat
Untuk dapat menganalisis pengaruh
voltase terhadap proses pencampuran,
dilakukan variasi voltase yakni sebesar 5,7
dan 9 volt
Dilakukan variasi terhadap jenis pengaduk dan
sumbu pengaduk agar dapat menganalisis
pengaruh bentuk dan derajat pengaduk dalam
pencampuran

Analisis Grafik

Propeller

Grafik Daya vs Bilangan Daya


0.4
Np 0.2

sumbu 0

0
0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04
P

Grafik Daya vs Bilangan Daya


0.2
Np 0.1
0
0.01

sumbu 30
0.02
P

0.03

0.04

Kesimpulan Grafik :
Daya yang
dibutuhkan propeller
dengan sumbu 30
lebih kecil dari sumbu
0
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
akan semakin kecil
bilangan dayanya
Daya memiliki
hubungan berbanding
terbalik dengan
bilangan Daya

Propeller

Grafik Daya vs Bilangan Reynold


50000

sumbu 0

Re
0
0.01

0.02

0.03

0.04

Grafik Daya vs Bilangan Reynold


50000
sumbu 0

Re
0
0.01

0.02

0.03
P

0.04

Kesimpulan Grafik :
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
Bilangan Reynolnya
akan semakin besar
pula
Aliran akan semakin
turbulen seiring
dengan kenaikan
Daya dan kecepatan
Putaran
Aliran yang terbentuk
pada sumbu 0 lebih
turbulen dibanding
aliran sumbu 30

Propeller
Grafik Bilangan Daya vs Reynold

0.4
Np 0.2

sumbu 0

0
0

20000 40000 60000

Kesimpulan Grafik :
Semakin besar
Bilangan Daya, maka
semakin kecil
Bilangan Reynoldnya

Re

Grafik Bilangan Daya vs Reynold


0.2
Np 0.1
0
0

sumbu 30
20000 40000 60000
Re

Bilangan Daya dan


Bilangan Reynold
bebanding terbalik

Turbin Rushton
Grafik Daya vs Bilangan Daya

0.200000000
Np 0.100000000

sumbu 0

0.000000000
0 0.020.040.06
P

Grafik Daya vs Bilangan Daya


0.20000000
Np 0.10000000

sumbu 30

0.00000000
0.010.020.030.04
P

Kesimpulan Grafik :
Daya yang
dibutuhkan propeller
dengan sumbu 30
lebih kecil dari sumbu
0
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
akan semakin kecil
bilangan dayanya
Daya memiliki
hubungan berbanding
terbalik dengan
bilangan Daya

Turbin Rushton
Grafik Daya vs Bilangan Reynold

100000
Re

50000

sumbu 0

0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
P

Grafik Daya vs Bilangan Reynold


100000
Re

50000

sumbu 30

0
0.01 0.02 0.03 0.04
P

Kesimpulan Grafik :
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
Bilangan Reynolnya
akan semakin besar
pula
Aliran akan semakin
turbulen seiring
dengan kenaikan
Daya dan kecepatan
Putaran
Aliran yang terbentuk
pada sumbu 0 lebih
turbulen dibanding
aliran sumbu 30

Turbin Rushton
Grafik Bilangan Daya vs Reynold

0.200000000
Re 0.100000000

sumbu 0

0.000000000
0

50000

Kesimpulan Grafik :
Semakin besar
Bilangan Daya, maka
semakin kecil
Bilangan Reynoldnya

Np

Grafik Bilangan Daya vs Reynold


0.20000000
0.10000000
Re 0.00000000
0

sumbu 30
50000
100000
Np

Bilangan Daya dan


Bilangan Reynold
bebanding terbalik

Turbin Sejajar dan Turbin Sirip


Grafik Daya vs Bilangan Daya

0.4
Np 0.2

Turbin Sejajar

0
0

0.02

0.04

0.06

Grafik Daya vs Bilangan Daya


0.04
Np 0.02

Turbin Sirip

0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
P

Kesimpulan Grafik :
Daya yang
dibutuhkan oleh
turbin sejajar lebih
besar dibandingkan
daya pada turbin
sirip
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
akan semakin kecil
bilangan dayanya
Bilangan daya turbin
sejajar cenderung
lebih
besar dibandingkan
turbin sirip

Turbin Sejajar dan Turbin Sirip


Grafik Reynold vs Daya

0.1
P 0.05
0
0

Turbin Sejajar
100000 200000
Re

Grafik Reynold vs Daya


0.05
Turbin Sirip

P
0
0

100000

200000
Re

Kesimpulan Grafik :
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
Bilangan Reynolnya
akan semakin besar
pula
Aliran akan semakin
turbulen seiring
dengan kenaikan
Daya dan kecepatan
Putaran
Turbin sirip memiliki
bilangan reynold
yang lebih tinggi
dibandingkan
turbin sejajar

Turbin Sejajar dan Turbin Sirip


Grafik Reynold vs Bilangan Daya

0.4
Np 0.2

Turbin Sejajar

0
0

100000 200000

Kesimpulan Grafik :
Semakin besar
Bilangan Daya, maka
semakin kecil
Bilangan Reynoldnya

Re
Grafik Reynold vs Bilangan Daya
0.04
Np 0.02
0
0

Turbin Sirip
100000

200000

Re

Bilangan Daya dan


Bilangan Reynold
bebanding terbalik

Analisis Perhitungan
Hubungan antara tegangan (V) dengan arus (I)
Berdasarkan data sebelumnya, tegangan berbanding lurus
dengan arus. Hal ini sesuai dengan hukum Ohm dimana V =
I.R

Hubungan antara tegangan (V) dan/atau arus


(I) dengan daya (P)
Nilai P didapatkan dari persamaan P = V.I sehingga
P pasti berbanding lurus dengan V dan I.
Hubungan antara tegangan (V) dengan kecepatan
putaran (N)
Tegangan yang besar akan memberikan energi yang besar pula
kepada motor untuk berputar, sehingga semakin besar tegangan
semakin besar pula kecepatan putaran motor.

Hubungan antara daya (P) dengan bilangan


daya (Po)
Bilangan daya adalah perbandingan antara tekanan
yang dihasilkan aliran dengan gaya inersianya.
Berdasarkan persamaan di samping, didapatkan
bahwa bilangan daya (power) berbanding lurus
dengan daya

Hubungan

antara torsi (T) dengan daya (P)


Torsi adalah kemampuan suatu benda untuk
berputar, dimana kemampuan ini dipengaruhi oleh
energi (daya) yang diberikan. Sehingga daya
berbanding lurus dengan torsi.

Hubungan

antara daya (P) dengan bilangan


Reynold (Re)
Diketahui bahwa daya berbanding lurus dengan
bilangan daya, dan menurut persamaan untuk
sistem tanpa baffle, bilangan daya berbanding lurus
dengan Sehingga daya berbanding lurus dengan

Hubungan antara kecepatan


pengadukan dengan bilangan
Reynold (Re)
Pada proses pengadukan, bilangan
Reynold dapat diperoleh
berdasarkan rumus di samping.
Sehingga diketahui bahwa Re berbanding lurus dengan
kecepatan putaran. Semakin besar Re, maka pola
alirannya akan semakin membentuk aliran turbulen.

Hubungan antara bilangan Fraude (Fr)


dengan tegangan (V)
Dengan persamaan disamping, diketahui
bahwa bilangan Fraude, yaitu perbandingan
antara gaya inersia dengan gaya gravitasi,
berbanding lurus dengan kecepatan putaran,
dan kecepatan putaran pun berbanding lurus
dengan tegangan.

Hubungan antara kecepatan putaran (N) dengan


waktu pengadukan (t)
Semakin cepat putaran motor maka semakin kecil pula
waktu yang dibutuhkan hingga cairan homogen
Hubungan bilangan Reynold dengan pola aliran
Menurut Geankoplis, aliran dengan bilang Re < 10, maka
pola alirannya adalah laminar. Jika bilangan Re antara 1010.000, maka pola aliran yang terbentuk adalah turbulen.

Analisis Pengaruh Komponen


Pengadukan

Jenis Pengaduk
Jenis pengaduk mempengaruhi pola aliran serta waktu
yang dibutuhkan agar cairan menjadi homogen.
Keempat jenis pengaduk menghasilkan aliran turbulen
Pengaduk turbin lebih efektif karena aliran terjadi
pada arah radial dan tangensial, sedangkan aliran
yang dihasilkan oleh propeller hanya pada arah aksial.
Jenis pengaduk tidak mempengaruhi waktu secara
langsung
Jenis pengaduk mempengaruhi kecepatan
pengadukan namun tidak secara signifikan


Pola aliran impeller

Posisi sumbu pengaduk


Posisi sumbu mempengaruhi waktu pengadukan.
Pada sumbu 0 waktu yang dibutuhkan lebih kecil
dibandingkan pada sumbu 30 karena pada sumbu 30
terdapat dead zone sehingga pengadukan tidak
semerata 0

Pengaduk
pada sumbu
0

Pengaduk
pada sumbu
30

Analisis Kesalahan

Beberapa kesalahan yang menyebabkan data yang diperoleh


tidak sesuai dengan teori dapat disebabkan oleh beberapa
faktor berikut:
Ketika melaksanakan praktikum, voltmeter tidak bekerja
dengan baik dikarenakan alat memang agak sedikit rusak
sehingga data yang akan diambil kurang presisi karena
volt berubah-ubah
Praktikan mengalami kesulitan saat melihat perubahan
warna saat pencampuran karena dibutuhkan konsentrasi
yang tinggi serta refleks yang bagus ketika menyalakan
atau memberhentikan waktu ketika warna telah tercampur
Sedikit pewarna yang masih menempel pada dinding gelas
beker yang mengakibatkan pewarna dan air tidak terlarut
sempurna
Tachometer tidak tepat mengenai kertas putih pada
bagian atas propeller sehingga ada indikasi goyangan

Kesimpulan

Proses pengadukan dan pencampuran dipengaruhi oleh jenis


pengaduk, posisi sumbu pengaduk dan besar daya pengadukan.
Jenis pengaduk mempengaruhi pola aliran serta waktu yang
dibutuhkan agar cairan menjadi homogen.
Semakin besar diameter pengaduk dan lebar daun pengaduk,
maka semakin kecil kecepatan agitasi pengaduk tersebut.
Jenis pengaduk yang kecil membutuhkan daya yang lebih sedikit
daripada pengaduk besar untuk kecepatan agitasi yang sama.
Posisi sumbu berpengaruh terhadap pola aliran.
Kecepatan agitasi berbanding lurus dengan tegangan dari
potensiometer.
Semakin besar tegangan, maka semakin cepat putaran pengaduk.

Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Praktikum Unit Operasi Bioproses I. Departemen


Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Cremer, H. W. 1965. Chemical Engineering Practices, Vol. 8. London:
Butterworths Scientific Publications.
Dantec Dynamics. Mixing. http://www.dantecdynamics
.com/Default.aspx?ID=19361, diakses pada 14 November 2015.
Moo-Young. 1972. The Blending Efficiences of Some Impeller in
Batch Mixing. AICheJ, 18(1) pp. 178-182.
Rahayu, S. S. Pencampuran Bahan Padat-Cair.
http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/kimia-industri/teknologi-p
roses/pencampuran-bahan-padat-cair/
diakses pada 12 Oktober 2015
Warren, Mc.Cabe., Julian Smith, dan Peter Harrior. 1994. Operasi
Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://cercell.com/support/bactovessel-details/turbine-power/

You might also like