Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM MIXING
OUTLINE
Tujuan Percobaan
Teori Dasar
Data Percobaan &
Pengolahan Data
Analisis
Kesimpulan
Tujuan Percobaan
Teori Dasar
Definisi
Mixing (pencampuran)
proses bersatunya dua zat yang sama-sama
berada dalam fasa cair hingga keduanya bersifat
homogen.
Agitasi (pengadukan)
suatu gerakan dari alat pengaduk yang memiliki
pola sirkulasi tertentu sehingga membantu proses
pencampuran lebih cepat hingga bersifat
homogen
Jenis-Jenis Mekanisme
Pencampuran
Eddy
Diffusion
Perancangan Tangki
Bertujuan untuk mengoptimalkan pengadukan
dan membuat pola aliran fluida yang mencapai
seluruh bagian dalam tangki
Perancangan awal :
Kesesuaian tinggi dan diameter tangki
1
V D 2t
4
Diameter:
D3
4V
D=t
Dengan :
C = tinggi pengaduk dari dasar
tangki
D = diameter pengaduk
Dt =diamater tangki
H = tinggi fluida dalam tangki
J
= lebar baffle
W = lebar pengaduk
Posisi sumbu
pengaduk
Sekat (Baffle)
Lembaran vertikal
datar yang ditempelkan
pada dinding tangki
Fungsi
Menambah kebutuhan
daya pengadukan
memecah pusaran
(vorteks)
Menghasilkan
distribusi konsentasi
yang lebih baik karena
aliran yang terpecah.
Jenis-jenis pengaduk
BalingBaling
(Propeller)
Kecepatan operasi :
400-1750 rpm
Digunakan untuk
viskositas rendah)
Dayung (Paddle)
Untuk kecepatan rendah : 20-200 rpm
Panjang pengaduk : 60-80% dari
diameter
Umumnya berdaun dua atau empat
Tidak efektif untuk suspensi padatan,
karena aliran radial besar, sementara
aliran aksial dan vertikal kecil
Digunakan pada fluida kental dimana
umumnya terdapat endapan.
Turbin
Pengaduk dayung dengan daun pengaduk
lebih banyak dan lebih pendek
Digunakan pada kecepatan tinggi
Diameter turbin : 30%-50% dari diameter
tangki
4-6 daun pengaduk
Turbin berdaun datar cocok untuk dispersi
gas karena memberikan aliran radial
Turbin berdaun miring cocok untuk suspensi
padatan karena mermberikan aliran ke
bawah dan menyapu padatan ke atas.
(aliran aksial)
HelicalRibbon
Digunakan pada
kecepatan rendah,
aliran laminar, pada
fluida dengan
viskositas tinggi.
Cairan bergerak di
dalam ribbon dan
naik ke bagian atas
sumbu pengaduk
Kecepatan
Pengadukan
Kecepatan
Tinggi
Kecepatan
Sedang
Kecepatan
Rendah
Jumlah pengaduk
Satu
Pengadu
Dua
Pengadu
Pemilihan pengaduk
Pengaduk
Baling-Baling
Viskositas
dibawah 3
Pa.s
Pengaduk
Turbin
Viskositas
dibawah 100
Pa.s
Pengaduk
Dayung
Viskositas
antara 50-500
Pa.s
Pengaduk Pita
(helical Ribbon)
Viskositas
1000-25000
Pa.s
Kebutuhan Daya
Pengadukan
PARAMETER HIDRODINAMIKA DALAM TANGKI BERPENGADUK
Bilangan Fraude
Bilangan Reynold
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi
Dimana :
Re
N
D
=
=
=
=
=
Bilangan Reynold
densitas fluida
viskositas
kecepatan pengadukan
diameter pengaduk
HPx 63025
Torque
rpm
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa pada
kecepatan pengadukan yang lebih rendah
dihasilkan torsi yang lebih tinggi untuk besar
HP yang sama
Di mana,
Dengan:
Np = bilangan daya
= Kecepatan putaran pengaduk (m/s)
Da = diameter pengaduk (m)
= massa jenis larutan (kg/m3)
P = daya (Watt)
Laju pencampuran
Laju dimana proses pencampuran berlangsung
hingga mencapai kondisi akhir
Waktu pencampuran
Waktu yang dibutuhkan hingga dicapai keadaan
homogen untuk menghasilkan produk dengan
kualitas yang telah ditentukan
Faktor yang
Mempengaruhi Waktu
Pencampuran
Terkait Alat
Terkait fluida
Perbandingan kerapatan atau
densitas cairan yang diaduk
Perbandingan viskositas
cairan yang diaduk
Jumlah kedua cairan yang
diaduk
Jenis cairan yang diaduk atau
miscible, immiscible
Data Percobaan
&
Pengolahan Data
Tahap Persiapan
Pengambilan Data
Tahap Persiapan
Pengambilan Data
1. Memasukkan 1 liter
cairan cat warna primer ke
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dalam tangki
Memutar potensio hingga motor mulai berjalan.
Memvariasikan tegangan yaitu 5 V, 7 V, dan 9 V.
Menghitung kecepatan putaran dengan tachometer
sebanyak 3 kali untuk setiap variasi tegangan.
Mencampurkan 1 liter cairan cat primer warna
lainnya ke dalam tangki tersebut.
Menghitung waktu pencampuran dari mulai dituang
hingga menjadi homogen (dilihat dari perubahan
warna)
Mengulangi percobaan dengan variasi pengaduk
dan posisi sumbu pengaduk seperti yang ditunjukan
No
Volt
Ampere
N (rpm)
T (s)
257.47
0.0028
254.35
261.87
517.99
0.0031
514.3
511.18
764.69
0.0035
766.74
768.09
4,44
Data Percobaan
Turbin
Rushton
Sumbu 0 derajat
No
Volt (V)
Ampere (A)
N (RPM)
T (s)
286.14
1
0.0028
277.46
280.64
544.76
0.0032
540.60
540.10
796.25
0.0052
790.10
794.60
3.54
Data Percobaan
Turbin
Rushton
Sumbu 30 derajat
No
Volt (V)
Ampere
(A)
N (RPM)
T(s)
269.72
1
0.0028
286.03
281.47
521.81
0.0033
524.15
524.51
810.3
0.0036
818.22
808.33
3.81
Data Percobaan
Turbin
Sejajar
No
Volt (V)
Ampere (A)
N (RPM)
T (s)
216.69
1
0.0032
218.42
215.04
419.35
0.0043
429.45
426.30
614.28
0.0059
613.06
621.67
5.5
No
Data Percobaan
Turbin
Sirip
Volt (V)
Ampere (A)
N (RPM)
T (s)
225.95
1
0.0032
228.55
227.93
435.31
0.0042
446.09
440.78
661.48
0.0052
673.05
665.05
5.3
Rumus yang
Digunakan dalam
Data
Pengolahan
Bilangan
Daya (P)
Kecepatan
rata-rata
pengaduk (N)
(rad/s)
Torsi
(kg.m/s)
(watt)
Bilangan
Reynold
Daya (Np)
Bilangan
Fraude
Sumbu 0 derajat
Sumbu 0 derajat
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Densi Viskos
Diam
tas
itas
g
Volt Ampe N
eter
t (s)
(kg/m (kg/m (m/s) (V) re (A) (RPM)
(m)
)
.s)
257.4
7
0.002 254.3
5
8
5
261.8
7
517.9
9
0.001 9.806
0.003
0.06 1000
7
514.3 3.54
004
6
2
511.1
8
764.6
9
0.003 766.7
9
5
4
768.0
9
N
Bilang
Bilang Bilang
P
Torsi
rataan
an
an
(kg.m
(kg.m
rata
Daya
Reyno Fraud
/s)
/s)
(rps)
(Np)
ld
e
4.298
0.226 0.003 1541 0.113
0.014
278
719 257 2.15 037
Pengolahan Data
Propeller
Sumbu 30 derajat
Sumbu 30 derajat
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Densi Visko
Diam
tas sitas
g
Volt Ampe N
eter
t (s)
(kg/m (kg/m (m/s) (V) re (A) (RPM)
(m)
)
.s)
269.6
2
0.002 272.8
5
7
4
273.3
4
541.7
4
0.001 9.806
545.2
0.06 1000
7 0.003
3.81
004
6
7
544.9
1
679.2
1
0.003 673.3
9
3
8
N
Bilan
Bilan Bilang
P
Torsi
ratagan
gan
an
(kg.m
(kg.m
rata
Daya
Reyno Fraud
/s)
/s)
(rps)
(Np)
ld
e
4.532 0.013 0.186 0.002 1625 0.125
222
5
485 979
1
677
9.066
0.036 0.002 3250 0.502
0.021
222
24
316 8.37 904
Pengolahan Data
Turbin
Rushton
Sumbu 0 derajat
Sumbu 0
Bilang
N
P
Bilanga Torsi
Bilang
Diamet Densi Viskos g(m/s
Amp
N rataan
No
Volt
(RPM t(s)
(kg.m2 n daya (kg.m2
an
er (m) tas
itas
2)
ere
rata (rps)
Reynol
)
/s3)
(Np)
/s2)
Fraude
d
286.
1
14
0.00 277.
4.69022
0.17449
16817. 0.1346
5
0.014
2
28
46
2222
8
52988 8276
280.
0.0029
3
64
849
544.
4
76
0.001
0.00 540.
9.03033
0.03911 0.0024 32379. 0.4992
0.06 1000
9.8
7
3.54
0.0224
5
004
32
6
3333
83
805 68127 6686
540.
6
1
796.
7
25
0.00 790.
0.02600 0.0035 47429. 1.0712
9
13.2275 0.0468
8
52
1
4966
381 28287 2504
Pengolahan Data
Turbin
Rushton
Sumbu 30 derajat
No
Volt
1
5
2
3
4
5
0.06
1000
0.0010
04
9.8
6
7
8
9
Amper N
e
(RPM)
t(s)
P
Bilangan Torsi Bilanga Bilanga
N rata-rata
(kg.m2/ daya (kg.m2/
n
n
(rps)
s3)
(Np)
s2)
Reynold Fraude
269.7
2
0.002 286.0
4.6512222
0.178924
16677.6 0.13245
0.014
8
22
79
8924
225
3
281.4
0.0030
7
100
521.8
1
0.003 524.1
8.7248333
0.044728 0.0026 31284.2 0.46605
0.0231
3.81
3
33
497
476
6295
745
5
524.5
1
810.3
0.003 818.2
2
6
808.3
3
13.538055
0.016792 0.0023 48542.8 1.12211
0.0324
56
67
933
2869
601
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Densit Viskos
N
Bilang
Bilang Bilang
Diame
P
Torsi
as
itas
g
Volt Ampe
N
rataan
an
an
ter
t (s)
(kg.m
(kg.m
(kg/m (kg/m. (m/s) (V) re (A) (RPM)
rata
Daya
Reyno Fraud
(m)
/s)
/s)
)
s)
(rps)
(Np)
ld
e
216.6
9
0.003 218.4
3.611
0.033 0.004 35975 0.133
5
0.016
2
2
944
954
43
.54
034
215.0
4
419.3
5
0.001 9.806
0.004 429.4
7.083 0.030 0.008 0.004 70556 0.511
0.1 1000
7
5.5
004
6
3
889
1
467 249
.66
711
5
426.3
614.2
8
0.005 613.0
10.27 0.053 0.004 0.005 10231 1.076
9
9
6
228
1
899 169
3.5
007
621.6
7
Pengolahan Data
Turbin Sirip
No.
Densi Viskos
Diam
tas
itas
g
Volt Ampe N
eter
t (s)
(kg/m (kg/m (m/s) (V) re (A) (RPM)
(m)
)
.s)
1
5
2
3
4
5
0.1
1000
0.001 9.806
004
6
6
7
8
9
225.9
5
0.003 228.5
2
5
227.9
3
435.3
1
0.004 446.0
2
9
440.7
8
661.4
8
0.005 673.0
2
5
665.0
5
N
Bilang
Bilang Bilang
P
Torsi
rataan
an
an
(kg.m
(kg.m
rata
Daya
Reyno Fraud
/s)
/s)
(rps)
(Np)
ld
e
3.791
0.029 0.004 3776 0.146
0.016
278
36
22 1.73 573
5.3
Analisis
Analisis Alat
Analisis Alat
Analisis Percobaan
Analisis Grafik
Propeller
sumbu 0
0
0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04
P
sumbu 30
0.02
P
0.03
0.04
Kesimpulan Grafik :
Daya yang
dibutuhkan propeller
dengan sumbu 30
lebih kecil dari sumbu
0
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
akan semakin kecil
bilangan dayanya
Daya memiliki
hubungan berbanding
terbalik dengan
bilangan Daya
Propeller
sumbu 0
Re
0
0.01
0.02
0.03
0.04
Re
0
0.01
0.02
0.03
P
0.04
Kesimpulan Grafik :
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
Bilangan Reynolnya
akan semakin besar
pula
Aliran akan semakin
turbulen seiring
dengan kenaikan
Daya dan kecepatan
Putaran
Aliran yang terbentuk
pada sumbu 0 lebih
turbulen dibanding
aliran sumbu 30
Propeller
Grafik Bilangan Daya vs Reynold
0.4
Np 0.2
sumbu 0
0
0
Kesimpulan Grafik :
Semakin besar
Bilangan Daya, maka
semakin kecil
Bilangan Reynoldnya
Re
sumbu 30
20000 40000 60000
Re
Turbin Rushton
Grafik Daya vs Bilangan Daya
0.200000000
Np 0.100000000
sumbu 0
0.000000000
0 0.020.040.06
P
sumbu 30
0.00000000
0.010.020.030.04
P
Kesimpulan Grafik :
Daya yang
dibutuhkan propeller
dengan sumbu 30
lebih kecil dari sumbu
0
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
akan semakin kecil
bilangan dayanya
Daya memiliki
hubungan berbanding
terbalik dengan
bilangan Daya
Turbin Rushton
Grafik Daya vs Bilangan Reynold
100000
Re
50000
sumbu 0
0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
P
50000
sumbu 30
0
0.01 0.02 0.03 0.04
P
Kesimpulan Grafik :
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
Bilangan Reynolnya
akan semakin besar
pula
Aliran akan semakin
turbulen seiring
dengan kenaikan
Daya dan kecepatan
Putaran
Aliran yang terbentuk
pada sumbu 0 lebih
turbulen dibanding
aliran sumbu 30
Turbin Rushton
Grafik Bilangan Daya vs Reynold
0.200000000
Re 0.100000000
sumbu 0
0.000000000
0
50000
Kesimpulan Grafik :
Semakin besar
Bilangan Daya, maka
semakin kecil
Bilangan Reynoldnya
Np
sumbu 30
50000
100000
Np
0.4
Np 0.2
Turbin Sejajar
0
0
0.02
0.04
0.06
Turbin Sirip
0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
P
Kesimpulan Grafik :
Daya yang
dibutuhkan oleh
turbin sejajar lebih
besar dibandingkan
daya pada turbin
sirip
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
akan semakin kecil
bilangan dayanya
Bilangan daya turbin
sejajar cenderung
lebih
besar dibandingkan
turbin sirip
0.1
P 0.05
0
0
Turbin Sejajar
100000 200000
Re
P
0
0
100000
200000
Re
Kesimpulan Grafik :
Semakin besar daya
yang diberikan, maka
Bilangan Reynolnya
akan semakin besar
pula
Aliran akan semakin
turbulen seiring
dengan kenaikan
Daya dan kecepatan
Putaran
Turbin sirip memiliki
bilangan reynold
yang lebih tinggi
dibandingkan
turbin sejajar
0.4
Np 0.2
Turbin Sejajar
0
0
100000 200000
Kesimpulan Grafik :
Semakin besar
Bilangan Daya, maka
semakin kecil
Bilangan Reynoldnya
Re
Grafik Reynold vs Bilangan Daya
0.04
Np 0.02
0
0
Turbin Sirip
100000
200000
Re
Analisis Perhitungan
Hubungan antara tegangan (V) dengan arus (I)
Berdasarkan data sebelumnya, tegangan berbanding lurus
dengan arus. Hal ini sesuai dengan hukum Ohm dimana V =
I.R
Hubungan
Hubungan
Jenis Pengaduk
Jenis pengaduk mempengaruhi pola aliran serta waktu
yang dibutuhkan agar cairan menjadi homogen.
Keempat jenis pengaduk menghasilkan aliran turbulen
Pengaduk turbin lebih efektif karena aliran terjadi
pada arah radial dan tangensial, sedangkan aliran
yang dihasilkan oleh propeller hanya pada arah aksial.
Jenis pengaduk tidak mempengaruhi waktu secara
langsung
Jenis pengaduk mempengaruhi kecepatan
pengadukan namun tidak secara signifikan
Pola aliran impeller
Pengaduk
pada sumbu
0
Pengaduk
pada sumbu
30
Analisis Kesalahan
Kesimpulan
Daftar Pustaka