You are on page 1of 23

DEMAM TIFOID

Carollius Pratama Putra


04111001120

Pendahuluan
Penyakit endemik di Indonesia
Merupakan penyakit yang mudah
menular dan dapat menimbulkan
wabah
Disebabkan oleh Salmonella typhi
dan Salmonela paratyphi.

Morfologi & Indentifikasi Salmonella

Bakteri gram Mudah tumbuh pada medium sederhana


Tidak pernah memfermentasikan laktosa, sukrosa
Membentuk asam kadang2 gas dari glukosa,
manosa
Biasanya menghasilkan H2S.
Bertahan di air yang membeku dalam waktu
yang lama
Resisten terhadap natrium tetrationat, natrium
deoksikolat

Epidemiologi
Terkait sanitasi lingkungan
1,08% dari seluruh kematian di
Indonesia

Patogenesis
Disebabkan oleh Salmonella typhi
dan Salmonela paratyphi.

Patogenesis

Gambaran Klinis
Masa tunas demam tifoid 10 14 hari
Bisa asimtomatik, simtomatik ringan,
simtomatik berat, komplikasi, kematian
Minggu pertama infeksi akut
Demam bersifat meningkat perlahan lahan
terutama sore hingga malam hari
Minggu kedua demam, bradikardia relatif,
idah berselaput, hepatomegali,
splenomegali, meteorismus, gangguan
mental, beberapa ditemukan roseolae
Awalnya kebanyakan konstipasi selanjutnya
diare berdarah

Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan darah lengkap

Paling sering leukopenia, leukositosis


Anemia ringan, trombositopenia
Laju endap darah meningkat (N : laki2 : 0 10; wanita : 0 15
mm / jam)
SGOT dan SGPT meningkat sedikit
Uji Widal

U/ menentukan adanya aglutinin dalam serum tersangka


penderita demam tifoid.
Aglutinin O tubuh kuman
Aglutinin H flagella kuman
Aglutinin V simpai kuman

Tidak bisa untuk menandakan kesembuhan penyakit


Faktor yang mempengaruhi : pengobatan dini dengan antibiotik,
gangguan pembentukan antibodi, pemberian kortikosteroid,
waktu pengambilan darah, riwayat vaksinasi, reaksi anamnestik,
daerah endemik atau non endemik,

Pemeriksaan Lab
Uji TUBEX
u/ mendeteksi anti-S.typhi O9
Cepat (menit), mudah
Bisa dilakukan hari ke 4 5 pada infeksi primer dan hari 2
3 infeksi sekunder.
Hanya bisa mendeteksi IgM sehingga tidak bisa
dipergunakan sebagai pendeteksi infeksi lampau.
Reagen A : mengandung partikel magnetik yang
diselubungi antigen S. Typhi.
Reagen B : partikel lateks warna biru antibodi monoklonal
spesifik untuk antigen S.typhi
(+) merah; (-) biru
Lebih sensitif dan spesifik dibadingkan uji widal

Pemeriksaan Lab
Uji Thyphidot
Untuk mendeteksi IgM dan IgG
Sensitivitas dan spesifitas sama dengan uji Widal
Modifikasi thyphidot M menginaktivasi total IgG
Lebih sensitif dibanding kultur ( 100% ) dan lebih cepat ( 3 jam )

Kultur Darah
Hasil positif memastikan demam tifoid, hasil negatif tidak
menyingkirkan demam tifoid (perlu di anamnesis lebih
lanjut)
Apakah telah meminum antibiotik
Riwayat faksinasi
Pengambilan darah dilakukan setelah minggu pertama saat
aglutininnya tinggi

Komplikasi
Pendarahan intestinal 25%
5 ml/KgBB/jam pendarahan akut darurat

Perforasi usus 3%
Nyeri perut hebat di kuadran kanan bawah yang kemudian
menyebar ke seluruh perut disertai tanda tanda ileus.
Bising usus melemah
Tidak ada pekak hati
Nadi cepat
Tekanan darah turun
Foto polos abdomen ada udara pada peritoneum,
subdiafragma kanan
Klorafenikol + ampisilin intravena

Komplikasi
Hematologi
Trombositopenia
Peningkatan PT
KID (koagulasi intravaskular diseminata)

Hepatitis tifosa 50%


Typhi > paratyphi
Untuk membedakan hepatitis karena tifoid, virus,
malaria, amoeba perlu dilakukan pemeriksaan lab
dan bila perlu biopsi hati.
Hepatitis tifoid enzim transaminase tidak relevan
dengan bilirubin

Komplikasi
Pankreatitis tifosa
Miokarditis 1 5 %
Gejala atau tanpa gejala
Gejala : sakit dada, gagal jantung kongestif,
aritmia, syok kardiogenik

Tifoid toksik (neuropsikiatrik)


Penurunan kesadara
Medikamentosa : kloramfenikol (4 x 400 mg)
+ ampisilin (4 x 1 gram) + deksametason (3
x 5 mg)

Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Istirahat dan perawatan
Pengaturan diet menghindari makanan berserat

Medikamentosa
Antimikroba
kloraminifenikol obat pilihan utama, oral / intravena
4 x 500 mg / hari sampai 7 hari bebas panas
Tidak boleh u/ wanita hamil trimester ke - 3

Tiamfenikol (4 x 500 mg / hari sampai 7 hari bebas panas )


Hampir sama seperti kloraminifenikol tetapi komplikasi hematologi
lebih rendah
Tidak boleh u/ wanita hamil semester ke 1 (bersifat teratogenik)

Penatalaksanaan
Kotrimoksazol (2 x 2 tablet selama 2 minggu)
I tablet = 400 mg sulfametoksazol + 80 mg trimetoprim

Seftriakson (3 4 gram / 100 cc dextrosa diberikan


selama 1/ 2 jam / hari hingga 5 hari)
Boleh digunakan u/ wanita hamil

Ampisilin dan amoksisilin (50 150 mg/ kgBB


selama 2 minggu)
Boleh u/ wanita hamil

Azitromisin (dalam penelitian)


Kadar dalam darah rendah tapi kadar dalam sel tinggi

Levofloksasin (1 x 500mg/hari sampai 7 hari)


u/ berat pake kortikosteroid prednison(3x1hari 2
hari)

Penatalaksanaan
Kombinasi antimikroba
Diindikasikan jika ada keadaan tertentu
seperti toksik tifoid, peritonitis, perforasi,
syok septik
Kortikosteroid (3 x 5 mg)
Jika ada syok septik

Pencegahan
Identifikasi dan eradikasi S. typhi pada kasus
demam tifodid maupun karier.
Pencegahan transmisi langsung dari penderita
terinfeksi akut maupun karier
Proteksi orang yang beresiko tinggi terinfeksi
Vaksinasi 51 68%
Jenis : Ty21a (vivotif Berna ) belum ada di Indonesia;
ViCPS ada di Indonesia
Efek samping ViCPS 0,25% demam; 0,5% malaise;
0,5% sakit kepala
ViCPS serokonversi sangat cepat (15 hari 3 minggu)

TIFOID KARIER

Definisi & Manifestasi


Orang yang kotorannya (feses +
urin) mengandung S. Typhi setelah 1
tahun pasca demam tifoid tanpa
disertai gejala klinis
25% menyangkal pernah terkena
demam tifoid akut
Peningkatan resiko karsinoma
kandung empedu, kolorektal,
pankreas, paru2, dll.

Diagnosis
Ditemukannya S. Typhi pada feses
dan urin
Serologi Vi (sesitivitas 72%,
spesifisitas 92%)
Kadar serologi >= 160

Penatalaksanaan

Sumber
IPD UI
Mikrobiologi jawetz

You might also like