Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Penyakit endemik di Indonesia
Merupakan penyakit yang mudah
menular dan dapat menimbulkan
wabah
Disebabkan oleh Salmonella typhi
dan Salmonela paratyphi.
Epidemiologi
Terkait sanitasi lingkungan
1,08% dari seluruh kematian di
Indonesia
Patogenesis
Disebabkan oleh Salmonella typhi
dan Salmonela paratyphi.
Patogenesis
Gambaran Klinis
Masa tunas demam tifoid 10 14 hari
Bisa asimtomatik, simtomatik ringan,
simtomatik berat, komplikasi, kematian
Minggu pertama infeksi akut
Demam bersifat meningkat perlahan lahan
terutama sore hingga malam hari
Minggu kedua demam, bradikardia relatif,
idah berselaput, hepatomegali,
splenomegali, meteorismus, gangguan
mental, beberapa ditemukan roseolae
Awalnya kebanyakan konstipasi selanjutnya
diare berdarah
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan Lab
Uji TUBEX
u/ mendeteksi anti-S.typhi O9
Cepat (menit), mudah
Bisa dilakukan hari ke 4 5 pada infeksi primer dan hari 2
3 infeksi sekunder.
Hanya bisa mendeteksi IgM sehingga tidak bisa
dipergunakan sebagai pendeteksi infeksi lampau.
Reagen A : mengandung partikel magnetik yang
diselubungi antigen S. Typhi.
Reagen B : partikel lateks warna biru antibodi monoklonal
spesifik untuk antigen S.typhi
(+) merah; (-) biru
Lebih sensitif dan spesifik dibadingkan uji widal
Pemeriksaan Lab
Uji Thyphidot
Untuk mendeteksi IgM dan IgG
Sensitivitas dan spesifitas sama dengan uji Widal
Modifikasi thyphidot M menginaktivasi total IgG
Lebih sensitif dibanding kultur ( 100% ) dan lebih cepat ( 3 jam )
Kultur Darah
Hasil positif memastikan demam tifoid, hasil negatif tidak
menyingkirkan demam tifoid (perlu di anamnesis lebih
lanjut)
Apakah telah meminum antibiotik
Riwayat faksinasi
Pengambilan darah dilakukan setelah minggu pertama saat
aglutininnya tinggi
Komplikasi
Pendarahan intestinal 25%
5 ml/KgBB/jam pendarahan akut darurat
Perforasi usus 3%
Nyeri perut hebat di kuadran kanan bawah yang kemudian
menyebar ke seluruh perut disertai tanda tanda ileus.
Bising usus melemah
Tidak ada pekak hati
Nadi cepat
Tekanan darah turun
Foto polos abdomen ada udara pada peritoneum,
subdiafragma kanan
Klorafenikol + ampisilin intravena
Komplikasi
Hematologi
Trombositopenia
Peningkatan PT
KID (koagulasi intravaskular diseminata)
Komplikasi
Pankreatitis tifosa
Miokarditis 1 5 %
Gejala atau tanpa gejala
Gejala : sakit dada, gagal jantung kongestif,
aritmia, syok kardiogenik
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Istirahat dan perawatan
Pengaturan diet menghindari makanan berserat
Medikamentosa
Antimikroba
kloraminifenikol obat pilihan utama, oral / intravena
4 x 500 mg / hari sampai 7 hari bebas panas
Tidak boleh u/ wanita hamil trimester ke - 3
Penatalaksanaan
Kotrimoksazol (2 x 2 tablet selama 2 minggu)
I tablet = 400 mg sulfametoksazol + 80 mg trimetoprim
Penatalaksanaan
Kombinasi antimikroba
Diindikasikan jika ada keadaan tertentu
seperti toksik tifoid, peritonitis, perforasi,
syok septik
Kortikosteroid (3 x 5 mg)
Jika ada syok septik
Pencegahan
Identifikasi dan eradikasi S. typhi pada kasus
demam tifodid maupun karier.
Pencegahan transmisi langsung dari penderita
terinfeksi akut maupun karier
Proteksi orang yang beresiko tinggi terinfeksi
Vaksinasi 51 68%
Jenis : Ty21a (vivotif Berna ) belum ada di Indonesia;
ViCPS ada di Indonesia
Efek samping ViCPS 0,25% demam; 0,5% malaise;
0,5% sakit kepala
ViCPS serokonversi sangat cepat (15 hari 3 minggu)
TIFOID KARIER
Diagnosis
Ditemukannya S. Typhi pada feses
dan urin
Serologi Vi (sesitivitas 72%,
spesifisitas 92%)
Kadar serologi >= 160
Penatalaksanaan
Sumber
IPD UI
Mikrobiologi jawetz