You are on page 1of 28

REFERAT

FISTULA ENTEROKUTAN
Oleh
Rizka Kartikasari
NIM 122011101063

Pembimbing
dr. Primanto Bhakti Leksmana, Sp.B
SMF/Lab Ilmu Bedah RSD dr. Soebandi Jember
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
2016

Definisi
Fistel : hubungan abnormal antara
dua pemukaan berepitel

Definisi
Enterocutaneus Fistula (ECF) :
hubungan abnormal
yangterjadiantaradua pemukaan
berepitel, yaitu antara saluran cerna
dengan kulit.

KLASIFIKASI
1. Klasifikasi anatomis
. Menyebutkan fistula dari organ yang
terkena.
. Jalur fistula (panjang/pendek),
deskripsi dari defek usus (diukur
apakah lebih dari 1 cm atau tidak)
dan termasuk EFC yang
simpel/kompleks.

Kompleks tipe 2: multiple fistula dengan defek di abdominal


yang luas

KLASIFIKASI

2. Klasifikasi fisiologis

High output- output more than 500 ml/


day

Moderate output- output 200-500


ml/day

Low output- output less than


200ml/day

3. Klasifikasi etiologis berdasarkan proses


penyakit

Efek dari karakteristik fistula pada


kemungkinan penutupan spontan
Anatomic

More Likely to Close

Less Likely to Close

Jejunal

Ileal

Bowel defect <1 cm2

Short Tract
Bowel defect >1 cm2
Epithelealized tract
Distal obstruction

Etiologic

Appendicitis

Neoplastic

Diverticulitis

Inflammatory bowel

Postoperative

disease
Radiation
Foreign body

ETIOLOGI
1. Spontaneous(15-25%)

Radiation

Inflammatory bowel disease

Diverticular disease

Appendicitis

Malignancies

2. Post-operative (75-85%)
Faktor pasien: malnutrisi, infeksi atau sepsis,
anemia.
Faktor tehnik
Preoperasi: dievaluasi keadaan nutrisi pasien karena
kehilangan 10-15% berat badan, kadar albumin
kurang dari 3,0 gr/dL, rendahnya kadar transferin
meningkatkan resiko terjadinya EFC.
fistula enterokutaneous dapat disebabkan oleh
kurangnya vaskularisasi pada daerah operasi,
hipotensi sistemik, tekanan berlebih pada
anastomosis, dan membuat anastomosis dari usus
yang tidak sehat.

GEJALA DAN MANIFESTASI KLINIS

Gejala awal dari EFC demam,


leukositosis, prolonged ileus, rasa
tidak nyaman pada abdomen, dan
infeksi pada luka.
Diagnosis menjadi jelas bila
didapatkan drainase material usus
pada luka di abdomen.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
Hitung jumlah leukosit, Na, K, dan Cl pada
serum, Complete blood count (CBC),
protein total, albumin serum, dan globulin.
Transferin serum

Non absorbable marker per oral


charcoal, Congo red, Methylene blue

Fistulografi:

water soluble kontras disuntikkan melalui pembukaan


eksternal, kemudian melakukan foto x-ray.
Sumber fistula, jalur fistula, ada-tidaknya kontinuitas usus,
ada-tidaknya obstruksi di bagian distal, keadaan usus yang
berdekatan dengan fistula (striktur, inflamasi) dan adatidaknya abses yang berhubungan dengan fistula.

Colocutaneous Fistula. Fistulogram pada wanita 72 tahun. fistula Colocutaneous dengan kolon sigmoid
(panah).

Computed tomography (CT Scan) mengetahui


underlyingdisease, menunjukkan rongga abses
intra-abdominal.

Fistula Enterocutaneous. CT scan pada dua pasien yang berbeda,


pasca operasi usus halus. Komunikasi antara loop enterik dan
permukaan tubuh (panah).

PENATALAKSANAAN
Tujuan penanganan fistula
Mengembalikan kontinuitas usus
Mencapai pemberian nutrisi oral
Penutupan fistula

Fase Tata Laksana ECF

1. Stabilization
Identification: minggu pertama
postoperasi. Demam, prolonged ileus,
terbentuk erythema pada luka. Luka akan
terbuka dan terdapat drainase cairan
purulen yang terdiri dari cairan usus.
Resuscitation: keseimbangan cairan dan
elektrolit yang harus di koreksi
(dehidrasi, hiponatremia dan
hipokalemia)

1. Stabilization
Control of sepsis: pencegahan terhadap
timbulnya sepsis (antibiotik, drainase abses)
Nutritional support: malnutrisi karena
intake nutrisi kurang, hiperkatabolisme akibat
sepsis dan banyaknya komponen usus kaya
protein yang keluar.
kalori total 25-32 kcal/kg/hari, rasio kalorinitrogen 150:1 sampai 200:1, protein minimal
1,5g/kg perhari. Elektrolit dan vitamin seperti
vitamin C, vitamin B12, zinc, asam folat.

1. Stabilization
Control of fistula drainage: simple
gauze dressing, skin barriers,
pouches, dan suction catheter.

Managemen drainase fistula dengan pouch yang


transparan

1. Stabilization
Control of fistula drainage: (cont..)
o mencegah maserasi pada kulit
karaya powder, stomahesive atau
glyserin
o Vacuum Assisted Closure (VAC)
system
o Medikamentosa: Somatostatin,
Octreotide dan H2 Antagonis
hambat sekresi asam lambung,
sekresi kelenjar pankreas, usus, dan

2. Investigation
investigasi terhadap sumber dan jalur fistula.

3. Decision
Penutupan spontan dapat terjadi pada
sekitar 30% kasus.
Fistula enterokutaneous dapat
menutup secara spontan dalam 4-6
minggu pada pasien dengan
pemberian nutrisi adekuat dan
terbebas dari sepsis.

3. Decision (cont...)
Bila fistula tidak menutup (output tidak berkurang)
setelah 4-6 minggu direncanakan operatif.

Faktor-faktor penghambat penutupan spontan


fistula FRIEND
Foreign body didalam traktus fistula
Radiasi enteritis
Infeksi/inflamasi pada sumber fistula
Epithelisasi pada traktus fistula
Neoplasma pada sumber fistula
Distal obstruction pada usus

4. Definitive therapy
Operasi pada pasien dengan fistula
enterokutaneous yang tidak dapat menutup
secara spontan.
Pasien harus dalam kondisi nutrisi yang optimal
dan terbebas dari sepsis.
Eksplorasi usus untuk menemukan seluruh
abses dan sumber obstruksi mencegah
kegagalan dalam melakukan anastomosis.
Isolasi segmen usus yang mengandung fistula,
reseksi pada segmen, anastomosis
menggunakan segmen usus yang sehat.

Selain tata laksana bedah,


penanganan fistula enterocutan juga
dapat menggunakan penanganan
non bedah.
Injeksi lem fibrin
Injeksi lem histoacryl

5. Healing
Penutupan fistula secara spontan
ataupun operasi pemberian nutrisi
harus terus dilakukan untuk
menjamin pemeliharaan kontinuitas
usus dan penutupan dinding
abdomen.

KOMPLIKASI
Sepsis
Malnutrisi
Gangguan keseimbangan elektrolit
dan cairan tubuh.

PROGNOSIS

mortalitas sebesar 5-20%.

Terima Kasih

You might also like