You are on page 1of 36

Chronic Obstructive

Pulmonary Disease:
Radiology-Pathology
Correlation

EMPHYSEMA
Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) di
definisikan sebagaia penyakit yang dapat di
cegah dan dapat di obati dengan pembatasi aliran
udara yang ternyata tidak dapat sembuh dengan
reversible. Pembatasan udara biasanya progresif
dan berhubungan dengan inflamasi abnormal dari
respon paru terhadapa partikeldan udara,
terutama diesbabkan oleh merokok. Emphysema
salah satu komponen dari asma dan bronchitis
kronis. Emphysema di definisikan sebagai
patofisiologi dari pelebaran permanent dari

Ruang udara distal ke percabangan


bronchioles, disertai dengan destruksi dinding
dan tanapa fibrosis yang jelas. 7 Gambaran
dari dinding septal alveolar menghilang, hasil
dari berkurangnya ruang udara lebih luas dari
jaringan paru normal. Emphysema di
klasifikasikan sebagai hilangnya sisi anatomi
dari septal centrilobular (proximal acinar),
panlobular (panacinar), paraseptal (distal
acinar), dan irregular.

Anatomy of the
secondary
pulmonary lobule.

Foto thoraks;
Pada bagian postero
anterior dan lateral,
tampak hyper infiltrat
paru, meninggkat
translucent di paru
atas dengan vascular
attenuation and
distorted arborization.

FOTO THORAKS
Foto thoraks dibutuhkan untuk mengetahui dari gambaran
COPD. Mencari dari hyperinfiltration dari paru, mendatarnya dari
hemidiaphragms,Meningkat atau meunrunnya aktifitas
vascularisasi pulmonary, hilangnnya corakan vascularisasi,
Mendatarnya jarak retro-sternal (Fig. 2), Gambaran bulat besar
menandakan adanya bullae, dan dinding bronchial melekat.
According to the com-bined American Thoracic
Society/European Respiratory Society statement pada diagnosa
COPD dan perawatan , foto thoraks membantu dalam
differential diagnosa. More specifically it helps exclude other
diagnoses, such as pneumonia, cancer, congestive heart failure,
pleural effusion, and pneumothorax.6 Chest radiography is
neither sensitive nor specific for diagnosing COPD, although it
can help diagnose bullae.

Types of emphysema: line


diagram shows the parts of
secondary pulmonary lobule that
are affected in different types of
emphysema. Respiratory
bronchioles are primarily
affected by centrilobular
emphysema; peripheral alveolar
ducts, sacs, and alveoli in
paraseptal emphysema (PLE); all
the components (ie, respiratory
bronchioles, alveolar ducts,
alveolar sacs, and alveoli) in
panlobular emphysema (PLE),
and any part in irregular or
paracicatricial emphysema.

CT
CT lebih bagus dari foto thoraks
dalam menegakkan diagonosa
emphysema,9 demonstrating its
extent, type, and spatial distribution.
HRCT lebih bagus lagi dari CT scan
konvensional dalam menegakan
diagnose emphysema.10 These days,
with the common use of 64-detectorrow CT scanners, routine chest CT
scans acquired with 1.25-mm or

Centrilobular emphysema
(CLE) dan edema: A, Foto
thoraks, postero anterior dan
lateral, memnjukan
hyperinfiltrat paru, meninggkat
translucent di paru atas
dengan vascular attenuation
and loss of arborization. B,
Garis luar ruang
Emphysematous oleh cairan
edema mengisi sekitar ruang
udara memberikan an
appearance of reticulation in
this patient with lung edema
superimposed on confluent,
upper-lung predominant CLE.

Centrilobular emphysema
(CLE) dan edema: A, Foto
thoraks, postero anterior dan
lateral, memnjukan
hyperinfiltrat paru, meninggkat
translucent di paru atas
dengan vascular attenuation
and loss of arborization. B,
Garis luar ruang
Emphysematous oleh cairan
edema mengisi sekitar ruang
udara memberikan an
appearance of reticulation in
this patient with lung edema
superimposed on confluent,
upper-lung predominant CLE.

CLE
CLE adalah hilangnnya septa medial dari lobus primer, disekitar aliran
brochiolus.

Destruksi dari progress respiratory brochiolus distal dan juga involves


adjacent units. Early in the course of the disease there is relative
sparing of the distal alveolar ducts, alveolar sacs, and alveoli (Fig. 3),
hasil dariresulting in observable sparing at the periphery of the lobule
(Fig. 4). The process affects the upper lungs more than lower and
posterior segments more than the anterior. Cigarette smoking is the
most common cause of CLE.
CLE jarang dapat dibedakan dengan emphysema dengn cara foto
thoraks, tapi terlihat sekitar ruang udara terisi dengan edema,
hemoragi atao pneumonia; ruang centrilobular emphysematous
minimal hamper sekecil lucencie dengan konsolidasi. Beberapa
membrikan gambaran dari reticulasi (Fig. 5).

HRCT adalah teknik terbaik untuk


mendiagnosa CLE, degnan
sensitifitas,spesifik dan akurasi 88%,
90%, dan

Centrilobular emphysema:
Transverse computed
tomography images in the
first row and minimum
intensity projection images
in the second row show
confluent centrilob-ular
hypoattenuation with
posterior lung predominance
(arrows), corresponding to
the macroscopic pathologic
image in Figure 4B. Also note
paraseptal emphysema in
the left upper lobe (arrow
heads).

ltrat dan mendatarnya diafragma.There are no distinguishing features of PLE other than the characteristic lower-lung predominance (Fig. 9). Swyer-James syndrome and advanced smoking-related CLE

PANLOBULAR EMPHYSEMA
Panlobular emphysema (PLE) di definisikan
dengan hilangnya volume septa alveolari
primer atau sekunder lobus, beserta
respiratory brochiolus, saluran alveolar dan
alveolar saccus (Figs. 3, 8). Owing to
uniformity, PLE changes are subtle and dicult
to recognize in any given region pathologically
and radiographically. PLE typically terjadi pada
paru bawah lebih predominant, dengan reltaiv
sama dengan paru atas, khususnya pada
orang yang titdak merokok

Pada foto thoraks, ditemukan paru bawah


translucent, hyperinfiltrat dan
mendatarnya diafragma.There are no
distinguishing features of PLE other than
the characteristic lower-lung
predominance (Fig. 9). Swyer-James
syndrome and advanced smoking-related
CLE are some times dicult to distinguish
from AAT deficiency-related PLE.

PANLOBULAR EMPHYSEMA
Panlobular emphysema (PLE) di definisikan
dengan hilangnya volume septa alveolari
primer atau sekunder lobus, beserta
respiratory brochiolus, saluran alveolar dan
alveolar saccus (Figs. 3, 8). Owing to
uniformity, PLE changes are subtle and dicult
to recognize in any given region pathologically
and radiographically. PLE typically terjadi pada
paru bawah lebih predominant, dengan reltaiv
sama dengan paru atas, khususnya pada
orang yang merokok.

Pada foto thoraks, ditemukan paru


bawah translucent, hyperinfiltrat dan
mendatarnya diafragma.There are no
distinguishing features of PLE other
than the characteristic lower-lung
predominance (Fig. 9). Swyer-James
syndrome and advanced smokingrelated CLE are some times dicult
to distinguish from AAT deficiencyrelated PLE.

PARASEPTAL EMPHYSEMA
Penampang deskripsi emphysema ini
kurang baik daripada CLE, dan etiology lebih
sulit dipahami.Nama lain dari kondisi ini
adalah distal acinar emphysema, superficial
Atau mantle emphysema, dan linear
emphysema. Paraseptal emphysema (PSE)
berefek banyak pada bagian distal acinus,
alveolar saccus dan duktus, dan sebagian
saluran bronchiolus, hence the name distal
acinar emphysema (Figs. 3, 13).

Sering terjadi pada lobusparu atas,


terutama lobus posterios atas dan lobus
anterior atas, di lokasi subpleural, dan
juga di sekitar lobus bawah posterior.19
PSE sudah berimplikasi karena
spontaneous pneumothorax, typically in
tall, thin men in the third or fourth
decade.20,21 PSE may also occur in
association with CLE.

PSE sulit di diagnose pada foto thoraks. Pada CT scan,


however, it has a characteristic appearance. Biasanya
di periphery dari paru atas dan dilatasi ruang udara
distal itu melebar (Fig. 14). PSE lebih progresif daripada
bullous emphysema. Dengan kondisi lain pada PSE
tampak honeycombing. Dimana, kista honeycomb are
round, as opposed to rectangular. Disamping itu.
Dinding dari honeycomb lebir tebal dari PSE sehingga
lebih sering pada paru atas dan selalu subpleural
deimana honeycombing berada.
Kebanykan dsar dari fibrosis pulmonary dan bertambah
dalam mendadak sekitar paru regio subpleural.

Panlobular emphysema
from a-1antitrypsin
deficiency: this gross
specimen shows uniform
loss of alveolar septa
throughout the secondary
pulmonary lobule, with no
spared areas. The
histopathologic image on
the right shows uniformly
dilated airspaces with no
evidence of peripheral
sparing.

emphysema (PLE)
from a-1antitrypsin
deficiency: chest
radiographs in
postero-anterior and
lateral projections
show hyperinflation
and increased
translucency in the
lower lungs with
vascular attenuation,
indicating PLE.

Panlobular emphysema (PLE)


from a-1antitrypsin
deficiency: Gambar CT scan
menunjukan konfluensi paru
bawah predominant
panlobular hypoattenuation,
indikasi PLE. The confluence,
panlobular distribution,paru
bawah predominant, dan
vascular attenuation lebih
kelihatan dengan proyeksi
intensitas coronal minimum
dan maksimum pnampakan
intesnsitas proyeksi (second
row).

Ritalin lung with


panlobular
emphysema:Foto
thoraks, postero
anterior proyeksi dan
CT scan (coronal
reformatted image)
menunjukan basalpredominant panlobular
hypoattenuation similar
to that found in a-1
antitrypsin deficiency.

CHRONIC BRONCHITIS
Chronic bronchitis, biasanya terjadi karena merokok,
degnan definisi batuk kronis sekitar 3 bulan dalam setiap
dari 2 penderita sudah terjangkit batuk kronis.7 Dalam
definisi klinis tidak di butuhkan test funsi paru yang tidak
normal atau foto thoraks. Glandula bronchial hypertrophy,
goblet cell metaplasia, dan excess mucus production are
some of the pathologic findings of chronic bronchitis. In the
airways, mungkin bisa squamous metaplasia dari
epithelium, hilangnya cilia dan fungsi dan bertambahnya
otot halus dan jaringan ikat.
Foto thoraks normal pada beberpa pasien dengan bronchitis
normal. Ketentuan sebagai Bertambahnya tanda paru
atau paru kotorbisa di diskripsikan sebgai dinding
bronchial thickening (Fig. 16). HRCT menujukan

Foto thoraks normal pada beberpa pasien dengan


bronchitis normal. Ketentuan sebagai
Bertambahnya tanda paru atau paru kotorbisa
di diskripsikan sebgai dinding bronchial thickening
(Fig. 16). HRCT menujukan dinding bronchial
thickening lebih bagus daripada foto thoraks, tetapi
pencarian ini tidak spesifik untuk bronchitis kronis.
Occasionally, the dominant CT feature in patients
diagnosed to have chronic bronchitis is CLE, which
often coexists with chronic bronchitis.23 Other
findings include centrilobular opacities reflecting
bronchiolar inflammation or thickening

Paraseptal emphysema:
computed tomography
shows rectangular
cysts sharing walls in
subpleural upper lobes
and the superior
segment of the left
lower lobe.
Centrilobular
emphysema is also
evident in the upper
lobes (arrows).

Paracicatricial emphysema
(PCE) from progressive
massive fibrosis caused by
silicosis: computed
tomography images in lung
window show conglomerate
masses in the posterior
upper lobes with
surrounding low attenuation
(arrows) indicating PCE.
Hyperinflation of the
anterior upper lungs is from
traction by the
conglomerate masses.


BULLA VERSUS BLEB

Bulla kebanyakan pada ruang


emphysematosa lebih dari 1 cm dalam
diameter (Fig. 17) Dimana ada bleb adanya
udara yang terjebak diantara lapisan dari
visceral pleura.24 Bleb merupaka varian dari
interstitial emphysema, which is distinct
from the types of emphysema discussed
above. Dilaporkan oleh ahli bedah dalam
kasus pneumothoraks spontan dan beberapa
haril pendrahan dari peripheral alveoli.

airspace is intrapleural or subpleural, the


common practice is to call both lesions blebs.
CT modal utama untuk mendeteksi bula (Fig.
18) atau kavitas (Fig. 19), tetapi bisa tidak
tampak pada foto thoraks ketika cukup luas.
Distinguishing the two is based mostly on
location, given that blebs are usually located
at the apices, whereas bullae can be located
anywhere.

Foto thorax PA & CT


scan axial
Chronic bronchitis:
Foto thoraks
postero-anterior
(A) dan CT scan (B)
menujukan
perlekatan keuda
dinding bronchial.

Foto Thoraks & CT scan


Coronal
Bullous
emphysema:Foto
poestero anterior dan
coronal CT scan
multiplanar dan proyeksi
gamabran maksimal
menunjukan kavitas
besar di paru atas kana
dengan atelektasi paru.
(arrows).

CT scan Axial & Coronal


Apical bleb: computed
tomography
memberikan gambarak
apex paru dan
multiplanar reformation
menunjukan adanya
pneumothorax minimal
(arrows). Beserta
menandai tidak ada
pendarahan di apex
paru kanan..

You might also like