You are on page 1of 26

ASUHAN

KEPERAWATAN
URTIKARIA, HIV/AIDS,
SINDROM STEVEN
JOHNSON
PRESENTED: ELEN PEROZA

ASUHAN
KEPERAWATAN
URTIKARIA

Pengkajian
Identitas Pasien.
Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan
tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
d. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress
yang berkepanjangan.
e. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah
pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.

Pemeriksaan fisik
KU : lemah
TTV : suhu naik atau turun.
Kepala :
Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
Mulut :
Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang
disebabkan oleh obat.
Abdomen :
Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
Ekstremitas :
Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
Kulit :
Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi
ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi.
Adanya eritema , pengelupasan kulit , sisik halus dan skuama.

Diagnosa
1. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar
alergen
2. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan
kulit yang tidak bagus.
5. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan
dengan inadekuat informasi

Intervensi
Dx. 1 Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap
alergen yang telah diketahui.
b.Pantau kegiatan klien yang dapat menyebabkan terpapar
langsung dengan alergen. Seperti : stimulan fisik. dan kimia
c.Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan
yang mengandung alergen.
d.Hindari binatang peliharaan.
e.Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat
kerja, bila memungkinkan.

Intervensi
Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
1. Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal
keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus
gatal-garuk-gatal-garuk.
2.Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan
formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan
pelembut pakaian buatan pabrik.
3. Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan
sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
4.Jaga kebersihan kulit pasien
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa
gatal

Intervensi
Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
1. Mengerjakan hal ritual menjelang tidur.

2.Menjaga agar kulit selalu lembab.

3.Menghindari minuman yang mengandung kafein


menjelang tidur.
4.Melaksanakan gerak badan secara teratur.

5.Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap


memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.

Intervensi
Gangguan
citra
tubuh
yangtidak bagus.

berhubungan

dengan

penampakan

1. Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan


merendahkan diri sendiri).

2.Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.

3. Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.

4.Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas
mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali
masalahnya.

5.Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias,


merapikan.

kulit

Asuhan Keperawatan
HIV/AIDS

Pengkajian
Biodata Klien
Riwayat Penyakit
Pemeriksaan Fisik (Objektif) dan Keluhan (Subyektif)
Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah,intoleran activity,progresi malaise,perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktifitas ( Perubahan TD, frekuensi
Jantun dan pernafasan ).
Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat / sianosis, perpanjangan pengisian
kapiler.
Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,mengkuatirkan penampilan, mengingkari doagnosa,
putus asa,dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri, marah.
Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram abdominal, nyeri panggul, rasa
terbakar saat miksi
Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare pekat dan sering, nyeri tekan abdominal,
lesi atau abses rectal, perianal, perubahan jumlah, warna dan karakteristik urine.

Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi yang
buruk, edema
Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
Neurosensoro
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan status
indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak
normal,tremor,kejang,hemiparesis,kejang.
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan rentan
gerak,pincang.

Pernafasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya sputum.
Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar,pingsan,luka,transfuse darah,penyakit defisiensi imun,
demam berulang,berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses, timbulnya nodul, pelebaran kelenjar
limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.
Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks dengan resiko tinggi, menurunnya libido, penggunaan pil
pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan,herpes genetalia.
Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian, adanya trauma AIDS.
Tanda : Perubahan interaksi.

Diagnosa

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi,


malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.
Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan output
cairan berlebih sekunder terhadap diare
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic,
dan menurunnya absorbsi zat gizi.

Intervensi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic,
dan menurunnya absorbsi zat gizi.

Kaji dan dokumentasikan derajat kesulitan mengunyah dan


menelan.
Yakinkan pasien dan berikan lingkungan yang tenang
selama makan.
Letakkan makanan pada bagian mulut yang tidak
bermasalah
Ubah posisi pasien semi fowler atau fowler utk memudahkan
menelan.
Ketika memberi makan pasien ,gunakan spuit jika perlu.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi


dan pola hidup yang beresiko.

Monitor tanda-tanda infeksi baru.


gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan invasif. Cuci
tangan sebelum memberikan tindakan.
Anjurkan pasien metoda mencegah terpapar terhadap
lingkungan yang patogen.
Kumpulkan spesimen untuk tes lab sesuai order.
Atur pemberian antiinfeksi sesuai order

Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan


output cairan berlebih sekunder terhadap diare
Kaji konsistensi dan frekuensi feses dan adanya darah.
Auskultasi bunyi usus
Atur agen antimotilitas dan psilium (Metamucil) sesuai order
Berikan ointment A dan D, vaselin atau zinc oside

Asuhan Keperawatan
Sindrom Steven Johnson

Pengkajian
Identitas klien
Keluhan Utama
Adanya kerusakan / perubahan struktur kulit dan mukosa
berupa kulit melepuh, mata merah, mukosa mulut mengelupas
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki
riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit.
Riwayat kesehatan dahulu
Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang
sama sebelumnya.
Riwayat pemakaian obat-obatan

Pemeriksaan Fisik
Adanya eritema yaitu area kemerahan yang disebabkan oleh
peningkatan jumlah darah yang teroksigenisasi pada vaskularisasi
dermal.
Vesikel, bula dan purpura.
Ekimosis yaitu kemerahan yang terlokalisir atau perubahan warna
keunguan yang disebabkan oleh ekstravasasi darah ke dalam
jaringan kulit dan subkutan.
Ptekie yaitu bercak kecil dan berbatas tajam pada lapisan epidermis
superficial
Lesi sekunder yaitu perubahan kulit yang terjadi karena perubahan
pada lesi primer, yang disebabkan oleh obat, involusi dan pemulihan.
Kelainan selaput lender di mukosa mulut, genetalia, hidung atau
anus
Konjungtivitis, ulkus kornea, iritis dan iridoksiklitis

Diagnosa
Integritas kulit b.d. inflamasi dermis dan epidermis
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kesulitan
menelan
Persepsi sensori: kurang penglihatan b.d
konjungtifitis
Nyeri akut b.d. inflamasi pada kulit

Intervensi
Integritas kulit b.d. inflamasi dermis dan epidermis
Inspeksi adanya kemerahan,pembengkakan,atau tandatanda dehisensi atau eviserasi pada area insisi
Inspeksi luka/kulit setiap menganti balutan.
Kaji lokasi luka,luas dan kedalaman luka.
Atur posisi untuk mencegah penekanan pada luka/kulit
Konsultasikan pada dokter tentang implementasi pemberian
makanan dan nutrisi enteral atau parenteral untuk
meningkatkan
potensi
penyembuhan
luka.

Intervensi
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kesulitan menelan
Kaji dan dokumentasikan derajat kesulitan mengunyah dan
menelan.
Yakinkan pasien dan berikan lingkungan yang tenang
selama makan.
Letakkan makanan pada bagian mulut yang tidak
bermasalah
Ubah posisi pasien semi fowler atau fowler utk memudahkan
menelan.
Ketika memberi makan pasien ,gunakan spuit jika perlu.

Intervensi
Persepsi sensori: kurang penglihatan b.d konjungtifitis
Kaji dan catat ketajaman pengelihatan
Kurangi jumlah stimulus untuk mencapai input sensori yang
sesuai , misalnya lampu yang redup,batasi pengunjung,dan
sediakan waktu istrahat untuk pasien.
Identifikasi diri anda saat masuk kamar pasien
Jangan memindahkan barang-barang di dalam kamar pasien
tanpa memberitahukan pasien.
Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang dapat diterima klien.

Intervensi
Nyeri akut b.d. inflamasi pada kulit
Mengkaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan intensitasnya.
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis, misalnya
kompres hangat atau dingin.
Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada
nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan
melaui televisi, radio, tape, dan interaksi dengan penunjung.
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi
respons pasien terhadap ketidaknyamanan, misalnya pada
suhu ruangan,pencahayaan, dan kegaduhan.
Berikan analgetik sesuai indikasi .

ARIGATO GOZAIMASU

You might also like