You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA INFEKSI PEURPERALIS


KELOMPOK 6
1. DEDI IRAWAN
2. DIELAN NOVALIN
3. MELISA
4. YEVI ARDIYANTI

INFEKSI

PEURPERALIS

DEFINISI :
semua peradangan yang di
sebabkan oleh masuknya
kuman kuman kedalam alat
genitalia pada waktu
persalinan dan nifas (Sarono
Prawiroharjo, 2005 : 689)

ETIOLOGI :
1. Kuman yang
masuk kedalam
alat kandung
. Eksogen
. Autogen
. Endogen
2. Kuman yang
menyebabkan
infeksi
. streptococcus
haemolytieus
aerobicus
. Staphylococcus
aerus
. Eschercia coli
. Clostridium
welchii

Patofisiologi

Setelah kala III daerah bekas insertio plasenta


merupakan daerah bekas luka, permukaan tidak rata,
berbenjol-benjol, karena banyaknya vena yang di
tutupi trombus dan merupakan area
perkembangbiakan kuman-kuman dan masuknya
jenis-jenis patogen dalam tubuh wanita. Adapun
infeksi dapat terjadi sebagai berikut :

1.

1. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup


sarung tangan

2.

2. Droplet infection

3.

3. Dalam rumah sakit

4.

4. Koitus pada akhir kehamilan

5.

5. Infeksi intrapartum

Manifestasi klinis
Infeksi postpertum dapat
terbagi menjadi 2 golongan
yaitu :
1.Infeksi yang terbatas pada
perineum, vulva, vagina,
serviks, dan endometrium.
a. Infeksi perinium vulva
dan serviks
Tanda dan gejalanya :
- Rasa nyeri dan panas
pada tempat infeksi, disuria,
dengan atau tanpa distensi
urine
- Jahitan luka mudah
lepas, merah dan bengkak
b. Endometritis
- lokiometra

2.Penyebaran dari
tempat-tempat tersebut
melalui vena-vena,
jalan limfe dan
permukaan
endometrium.
1. Septikemia
2. Piemia
3. Peritonitis
4. Selulitis pelvik

Pemeriksaan penunjang
1.

Sel darah putih : Normal/tinggi dengan pergeseran


difrensiasi ke kiri
2. LED dan SDM : sangat meningkat
3. HB / HT : penurunan adanya anemia
4. Kultur dari bahan intra uterus / intra servikal / drainase
luka / perawatan gram dari lochea servik dan uterus :
mengidentifikasi organisme penyebab
5. Urinaritis dan kultur : mengesampingkan infeksi
saluran kemih
6. Ultra sonografi : menentukan adanya fregmenfregmen placenta yang tertahan, melokalisasi abses
peritoneum
7. pemeriksaan biomanual : menentukan sifat dan lokasi
nyeri pelvis, masa/ pembentukan abses, atau adanya
vena-vena dengan trombosis

PENCEGAHAN

a. selama kehamilan
- Perbaikan Gizi
- Koitus pada kehamilan
tua sebaiknya di larang
karena dapat
menyebabkan pecahnya
ketuban dan terjadinya
infeksi
- Personal Hygine

1. Hindari pemeriksaan dalam


berulang-ulang, lakukan bila ada
indikasi dengan sterilisasi yang baik
2. Hindari partus terlalu lama dan
ketuban pecah lama
3. Jagalah sterilisasi kamar bersalin
dan pakai masker, alat-alat harus
suci hama
4. Perlukaan jalan lahir karena
tindakan pervaginam maupun
perabdominan di bersihkan, dijahit
sebaik-baiknya supaya terjaga
sterilisasi selama masa nifas
5. Luka di rawat dengan baik,
jangan sampai terkena infeksi,
begitupula alat-alat dan pakaian
serta kain yang berhubungan
dengan alat kandungan harus steril
6. Penderita dengan infeksi nifas
sebaliknya di isolasi dalam ruangan
khusus, tidak tercampur dengan ibu
sehat
7.Tamu yang berkunjung harus di
batasi

Pengobatan

1. Sebaiknya segera dilakukan


pembiakan (kultur) dari sekret
vagina, luka operasi dan darah
serta uji kepekaan untuk
mendapatkan antibiotika yang
sesuai dalam pengobatan
2. Lakukan transfusi darah
3. Pengobatan kemoterapi dan
antibiotika

Asuhan keperwatan

1. Pengkajian

2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa
nyaman nyeri b / d respon
tubuh pada agen tidak
efektif
2. Resiko tinggi
penyebaran infeksi b /d
infeksi kerusakan kulit
3. Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh b / d intake yang
tidak adekuat

TERIMA KASIH

You might also like