You are on page 1of 75

Hendri Purnama

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian
2015

Pengertian:
Iklim adalah rata-rata kondisi fisik udara (cuaca)
pada kurun waktu tertentu
Unsur-unsurnya ; suhu, tekanan udara, kelembaban
udara, angin dan sebagainya.
Iklim ekstrim adalah kondisi dimana salah satu
atau beberapa unsur iklim secara signifikan berbeda
dengan kondisi normalnya (rata-rata) dan berakibat
risiko dalam pertanian.
Anomali iklim adalah perubahan kondisi dan sifat
iklim secra temporer (kala tertentu) yang umumnya
bersifat ekstrim , iklim dipegaruhi oleh gejala El
Nino.Sout Oscilation (ENSO). India Ocean Dipole.
2

ENSO = EI Nino-Southern Oscillation (ENSO)


adalah atmosfir yang mempengaruhi
iklim di
seluruh dunia.
Indian Ocean Dipole-Mod (Monsun) adalah
peredaran angin monsoon yang bertiup dari
lautan Hindia ke arah barat Daratan Asia atau
sebaliknya. Peredaran tersebut mempengaruhi
curah hujan wilayalah barat Indonesia, terutama
pantai barat Sumatera bagian tengah.
El Nino adalah gejala peningkatan suhu
permukaan lautan pasifik selatan dibandingkan
kondisi normalnya, akibatnya transfer uap air ke
wilayah barat (indonesia) sangat rendah, shg
terjadi kemarau panjang/ rendahnya curah hujan
3

La Nina adalah gejala penurunan suhu


permukaan laut dan mendorong tingginya
transfer uap air ke wilayah barat (Indonesia)
menyebabkan terjadinya curah hujan sangat
tinggi.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat
tertentu dan diwilayah tertentu yang relatif
sempit pada jangka waktu yang singkat.
Mitigasi (Mitigation) : menekan timbulnya
dampak bencana

Mitigasi
Mitigasi iklim dapat diartikan sebagai
kegiatan mengurangi dampak
perubahan iklim.
Mitigasi dilakukan dengan menyusun
Rencana Aksi Gas Rumah Kaca pada
tingkat Nasional dan Provinsi.
Mitigasi pada tingkat kabupaten

I. MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

MITIGASI IKLIM
BAPPENAS

Perubahan dan
Variabilitas Iklim

Mitigasi:
Mengurangi
peningkatan
emisi GRK
Mitigasi

Dampak
Adaptasi
Respon

Adaptasi:
Penyesuaian diri
terhadap kondisi
perubahan iklim
menyesuaikan kegiatan
ekonomi pada sektorsektor rentan

Tujuan adaptasi:
Perencanaan yang lebih baik
mempertimbangkan kondisi iklim
(perubahan iklim) pengelolaan
sumber daya air, pertanian
Mengurangi kemungkinan bencana
karena iklim contoh: banjir,
kebakaran hutan, longsor.
www.bappenas.go.id

4
BAPPENAS

MITIGASI PERUBAHAN IKLIM


RAN GRK adalah pedoman untuk langkah-langkah dalam memfasilitasi mitigasi
perubahan iklim.

Komitmen Presiden
pada G-20 Pittsburgh dan COP15
Menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020

26%
Upaya sendiri

26+15=41%
Upaya Sendiri dan
Dukungan internasional

KEHUTANAN DAN
LAHAN GAMBUT
PERTANIAN

ENERGI DAN
TRANSPORTASI
INDUSTRI

PERPRES 61/ 2011


Tentang RAN GRK

LIMBAH

Note: Rapat Menko Perekonomian 29 Des 2009 Bappenas ditugasi sbg koordinator penyusunan RAN -GRK

74

Alokasi Penurunan Emisi di 5 Sektor Utama


di Tahun 2020

BAPPENAS

Identifikasi Program Sektoral dan Estimasi Anggaran Pemerintah


SEKTOR

TARGET PENURUNAN (Gton CO2e)


26%

41%

Kehutanan dan
Lahan Gambut

0.672

1.039

Pertanian

0.008

0.011

Energi dan
Transportasi

0.036

0.056

Industri

0.001

0.005

Limbah

0.048

0.078

Total

0.767

1.189

www.bappenas.go.id

1. Target Emisi dan


alokasinya dapat
disesuaikan dengan
perkembangan
metodologi. Koord
revisi Bappenas
2. Pedoman RAD GRK
selesai dalam 3
bulan.
3. RAD GRK selesai
disusun dalam 1
tahun.

BAPPENAS

HUBUNGAN SINERGISRAN-RADGRK
RAN GRK
Target: 26-41%

Hutan dan
Lahan Gambut

Pertanian

RAD GRK
Provinsi 1

Energi dan
Transportasi

RAD GRK
Provinsi 2

Industri

Limbah

RAD GRK
Provinsi 3

RADGRKadalah bagian dari RAN GRK

www.bappenas.go.id

Contoh Aksi Mitigasi:


Menanam pohon,
kegiatan reboisasi, menggunakan
peralatan yang ramah lingkungan,
memberikan pakan ternak yg
menghasilkan kotoran rendah
emisi.
Contoh Aksi Adaptasi:
Menyesuaikan waktu tanam
terhadap kondisi curah hujan,
memilih varitas unggul adaptif,
penggunaan teknologi hemat air.

10

Teknologi Mitigasi
1. Penggunaan varietas rendah emisi (Inpari,
inpara)
2. Penggunaan pupuk yang mereduksi emisi
metan pupuk ZA s/d 17,3%, pupuk urea pril
8,0%)
3. Direct seedling menekan emisi gas metan
S/D 20%
4. Teknologi TOT mereduksi laju emisi gas
metan s/d 65% dibanding TOS (Mulyadi et al,
2002).
5. Teknologi irigasi berselang (intermintten
irrigation), mereduksi emisi gas metan &
N2O s/d 30% dibandingkan dengan
penggenangan terus-menerus (Makarim et al,
1996).
11

Program dan Aksi


Adaptasi
Perakitan & Pengembangan inovasi teknologi
adaptif
VUB adaptif Tahan cekaman (kering-banjir,
salinitas), Umur Genjah, dll.
Teknologi pengelolaan lahan & air,pupuk,dll.
Penyesuaian & diversifikasi pola tanam &
peningkatan IP
Pemanfaatan Lahan Sub-Otimal
Pemanfaatan lahan kering dan rawa untuk pangan
Pengembangan Sawit, dll. pada lahan gambut
(sangat sesuai & selektif) lahan yang sudah
dibuka (sudah ada izin) dan/atau lahan terlantar
www.herdinbisnis.com

12

BESARNYA DAMPAK
Kerusakan sumberdaya lahan pertanian
Peningkatan frekuensi, luas, dan bobot/intensitas
kekeringan dan banjir
Intensitas gangguan organisme pengganggu
tanaman (OPT)
Kegagalan panen dan tanaman, penurunan indek
pertanaman , penurunan produktifitas, kualitas dan
produksi.

www.herdinbisnis.com

BANJIR

KEKERINGAN

www.herdinbisnis.com

PERUBAHAN IKLIM
United Nations Forum Convention on
Climate Change (UNFCCC)
mendefinisikan Perubahan Iklim sebagai
perubahan dalam iklim yang disebabkan
oleh langsung atau tidak langsung dari
kegiatan manusia yang mengubah
komposisi dari atmosfir global

15

Dampak Perubahan Iklim pada Pertanian


Peningkatan Suhu
Pematangan yang lebih cepat dengan hasil
berkurang, peningkatan hama penyakit
Perubahan Pola Hujan
Fluktuasi ketersediaan air yang tajam, peluang
meningkatnya hama penyakit
Peningkatan Kejadian Iklim Ekstrim
Semakin sering banjir dan kekeringan
Peningkatan Permukaan Air Laut
Kehilangan dan pergeseran areal pertanian

www.herdinbisnis.com

DAMPAK BAGI PERTANIAN

Proses Perubahan iklim


Peningkatan Gas Rumah Kaca
(CO2, CH4, CFC, N2O)

Kegiatan Manusia:
Konsumsi Energi
Industri,
Transportasi,
Pembukaan Lahan

Pemanasan Global
(Global Warming)
Perubahan Iklim
(Climate Change)
18

1. Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu ratarata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah
emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer
2. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan
Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di
beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi
2. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami
musim kering yang berkepanjangan disebabkan
kenaikan suhu.

20

STRATEGI MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL


(SEKTOR PERTANIAN)

STRATEGI MITIGASI : tindakan aktif


untuk mencegah/memperlambat
terjadinya perubahan iklim/pemanasan
global
Upaya penurunan emisi GRK dan/atau
penyerapan GRK, dll.) dengan
penerapan teknologi budidaya
pertanian (penge-lolaan lahan dan air,
varietas)
www.herdinbisnis.com

STRATEGI ADAPTASI : tindakan


penyesuaian kegiatan dan teknologi
sesuai kondisi iklim yang diakibatkan oleh
fenomena perubahan iklim/ pemanasan
global
Penyesuaian Infrastruktur/Sarana, Tata
ruang, Teknologi Sistem Produksi, Sosial
ekonomi, dll

22

Strategi antisipasi
Mampu memperkirakan pola hujan dan musim
serta mengembangkan kalender tanam
Memahami tentang hidrologi yaitu perkiraan
berapa dan bagaimana sumberdaya air yang kita
miliki ( luas area pertanian yang akan ditanami )
Infrastuktur harus diperbaiki, pengadaan dan
distribusi sarana pertanian
Lokasi-lokasi dengan resiko iklim lebih kecil,
dengan mengembangkan daerah pertanian baru.
www.herdinbisnis.com

23

KALENDER TANAM UNTUK


ADAPTASI PERUBAHAN
IKLIM

www.herdinbisnis.com

24

Sistem ini dikembangkan sesuai dengan


dinamika iklim dan pola ketersediaan air
selama masa pertumbuhan tanaman
serta informasi dinamika dan prediksi
iklim yang dihasilkan oleh BMKG. KATAM
terbit 2 (dua) kali dalam setahun yaitu
MH (Oktober Maret) dan MK (April
September).

25

WEB SI KATAM TERPADU MK 2015. Versi 2.1


(www.katam.litbang.pertanian.go.id)

26

SISTEM DELIVERI (1)


Web Interaktif
Info Spasial

Info BPP 6982 Kec.


SMS Center (082-123-456-500)

SISTEM DELIVERI (2)


Media Sosial
Facebook Page :
https://www.facebook.com/pages/Katam-Terpadu-at-Balitbangt
an/368115300012607
Google + Page :
https://plus.google.com/u/0/wm/1/102560165248527104154
Twitter : https://twitter.com/katamterpadu

Aplikasi Android

CARA MENGGUNAKAN SMS CENTER DAN


JENIS INFORMASINYA (1)
Akses informasi Katam melalui sms ke sms-center:

082123- 456500
081235651111
a.Informasi cuaca
Format: info cuaca [nama administrasi (kecamatan, kabupaten, provinsi,
pulau, nasional)]
Contoh:
info cuaca dendang
b.Informasi kalender tanam
Format: info katam [nama administrasi (kecamatan, kabupaten, provinsi,
pulau, nasional)]
Contoh:
info katam dendang
Informasi varietas rekomendasi
Format: info varietas [padi, jagung, kedelai] [nama administrasi (kecamatan,
kabupaten, provinsi, pulau, nasional)]
Contoh:
info varietas dendang

CARA MENGGUNAKAN SMS CENTER DAN


JENIS INFORMASINYA (2)
d.Info pupuk
Format: info pupuk [padi, jagung, kedelai] [tunggal, phonska, pelangi,
kujang] [nama kecamatan]
Contoh:
info pupuk padi phonska dendang
e.

Informasi varietas per kerentanan

Format: Info varietas padi [banjir, kekeringan, wbc, tikus, penggerek, tungro,
blast, kresek, umum] [nama administrasi (kecamatan, kabupaten)]
Contoh:
info varietas padi banjir dendang
Format: Info varietas jagung [banjir, kekeringan, bulai, lalat, gerekbatang,
gerektongkol, tikus, ulau, umum] [nama administrasi (kecamatan, kabupaten)]
Contoh:
info varietas jagung bulai dendang
Format: Info varietas kedelai [banjir, kekeringan, lalat, penggulung, pagar,
tikus, ulat grayak, ulat jengkal, umum] [nama administrasi (kecamatan,
kabupaten)]
Contoh:
info varietas kedelai ulat jengkal dendang

CARA MENGGUNAKAN SMS CENTER DAN


JENIS INFORMASINYA (3)
f.info alsintan [traktor, tresher] [nama administrasi (kecamatan, kabupaten)]
Contoh:
info alsintan traktor dendang

g.info sc [nama administrasi (kecamatan,


kabupaten)]
Contoh:
info sc dendang

Variabilitas dan Perubahan


Iklim
3
jarang

kerap

1
1
2
3
4

= Variabilitas Iklim
=
Perubahan
kecenderungan
=
Perubahan
frekwensi
= Anomali

BALITKLIMAT BOGOR

33

MONITORING PERKEMBANGAN IKLIM GLOBAL


Iklim Indonesia
dipengaruhi:
(1)kondisi Samudra
Pacific: Koordinat Nino
3.4: suhu NORMAL
tidak ada Anomali

(Sumber: POAMA, 2015,


http://poama.bom.gov.au/ocean_monitoring.shtml)

(2)Samudra Atlantik:
Indeks Dipole Mode
(IOD): suhu NORMAL
tidak ada Anomali
(3)Kesimpulan
Musim
Kemarau 2015:
NORMAL

MAR 2015
(Sumber: POAMA, 2015,
http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml?bookmark=iod)

Prakiraan Sifat Hujan Juni 2015

35

PROBABILITY EL NINO DAN LA-NINA


(IRI Columbia 13 Maret 2015)

Probability El-Nino: mulai April meningkat hinga puncaknya pada


Juni-Juli-Agustus, yang kemudian menurun hingga akhir Desember.
Pola ini biasa memasuki musim kemarau
Pola di atas diikuti peningkatan peluang La Nina
Disimpulkan Musim Kemarau 2015 pada kondisi NORMAL

Prakiraan Awal Musim Kemarau


2015

MONITORING HARI TANPA HUJAN


BERTURUT-TURUT

KESIMPULAN
PRAKIRAAN MK 2015

HASIL ANALISIS KATAM TERPADU


VERSI 2.1 MK 2015

TINGKAT KERAWANAN TANAMAN PADI


AKIBAT BENCANA

TINGKAT KERAWANAN TANAMAN JAGUNG


AKIBAT BENCANA

TINGKAT KERAWANAN TANAMAN KEDELAI


AKIBAT BENCANA

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN PADI


AKIBAT BENCANA (1)

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN PADI


AKIBAT BENCANA (2)

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN PADI


AKIBAT BENCANA (3)

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN JAGUNG


AKIBAT BENCANA (1)

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN JAGUNG


AKIBAT BENCANA (2)

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN JAGUNG


AKIBAT BENCANA (3)

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN KEDELAI


AKIBAT BENCANA (1)

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN KEDELAI


AKIBAT BENCANA (2)

TINGKAT KERUSAKAN TANAMAN KEDELAI


AKIBAT BENCANA (3)

INTEGRASI KATAM TERPADU


DAN MODIS
(Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer)

53

Instrumen menangkap data dalam 36 spektrum


gelombang antara 0,4 mikrometer hingga 14,4
mikrometer dan resolusi spasial yang bervariasi.
Instrumen mengambil gambar bumi setiap 1
hingga 2 hari.
Instrumen ini didesain untuk melakukan
pengukuran dalam dinamika global skala besar
termasuk perubahan tingkat penutupan awan,
budget energi bumi, dan berbagai proses
atmosferik yang terdapat di lautan, daratan dan
atmosfer bagian bawah.

54

STATUS REMOTE SENSING


1. Alat bantu identifikasi dan karakterisasi objek mikro maupun makro,
secara spasial
2. Dibutuhkan satelit dan atau receiver untuk mendapatkan data
penginderaan jauh (UU Keantariksaan Pasal 22: LAPAN)
3. Digunakan sejak tahun 1970 an
4. Penggunaan masif pada sektor pertanian: September 2014
5. Opsi: resolusi spasial maupun resolusi waktu.
Catatan: MODIS handal pada resolusi waktu, QUICKBIRD handal
pada resolusi spasial
6. Digunakan: monitoring banjir, kekeringan, Standing crop,
Perencanaan pembangunan pertanian masa depan.
7. Sebagai negara tropis kepulauan terbesar, Indonesia sangat
membutuhkan teknologi ini.

08/01/16

55

PENGGUNAAN CITRA MODIS UNTUK


ANALISIS STANDING CROP
1. Resolusi Citra MODIS: 250 x 250 m atau 1 pixel = 6,25 ha
2. Frekuensi waktu pemotretan 2 kali sehari. Tertinggi dibanding
dengan Citra satelit lainnya.
3. Waktu release oleh NASA 8 hari, untuk menghasilkan Citra
Satelit dengan tingkat keawanan yang paling minimal.
4. Balitbangtan mempercepat analisis Standing Crop dari 15
hari menjadi 3 hari, setelah citra MODIS di-release NASA.
5. Standing Crop untuk padi lahan sawah baku.
6. Tersedia gratis
7. Beberapa kali dilakukan verifikasi: (A) fase pertumbuhan
tingkat akurasi 90-97%; dan (B) luas per fase pertumbuhan
tingkat kedekatannya mencapai 75-76%.

57

Luas Fase Pertumbuhan Padi Lahan Sawah


(Data Satelit Modis Periode 22 - 29 Maret 2015)

59

60

Fase Pertanaman Padi


Prov. Jambi Periode 22 - 29 Maret 2015 (1)

Fase Pertanaman Padi Kab. Batanghari Periode 22 - 29 Maret 2015

62

Fase Pertanaman Padi Kab. Bungo Periode 22 - 29 Maret 2015

63

Fase Pertanaman Padi Kab. Kerinci Periode 22 - 29 Maret 2015

64

Fase Pertanaman Padi Kota Jambi Periode 22 - 29 Maret 2015

65

Fase Pertanaman Padi Kota Sungai Penuh Periode 22 - 29 Maret


2015

66

Fase Pertanaman Padi Kab. Merangin Periode 22 - 29 Maret 2015

67

Fase Pertanaman Padi Kab. Merangin Periode 22 - 29 Maret 2015

68

Fase Pertanaman Padi Kab. Muaro Jambi Periode 22 - 29 Maret


2015

69

Fase Pertanaman Padi Kab. Sarolangun Periode 22 - 29 Maret 2015

70

Fase Pertanaman Padi Kab. Tanjung Jabung Barat Periode 22 - 29


Maret 2015

71

Fase Pertanaman Padi Kab. Tanjung Jabung Timur Periode 22 - 29


Maret 2015

72

Fase Pertanaman Padi Kab. Tebo Periode 22 - 29 Maret 2015

73

KESIMPULAN
PEMANFAATAN STANDING CROP PADI
SAWAH

TERIMA KASIH

You might also like