You are on page 1of 17

BAGIAN 10

MATERIALITAS DAN RISIKO


AUDIT

Pengauditan I - Sururi

Halaman

MATERIALITAS SALAH SAJI


Materialitas salah saji adalah tingkat salah
saji yang dapat mempengaruhi
pertimbangan pengguna laporan
keuangan.
Materialitas salah saji bersifat relatif, lain
perusahaan lain ukuran, serta ditentukan
berdasarkan pertimbangan profesional
auditor. Pertimbangan profesional adalah
pertimbangan objektif yang dilatarbelakangi
oleh pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman akuntan.
Pengauditan I - Sururi

Halaman

MATERIALITAS SALAH SAJI


Materialitas salah saji ditentukan pada dua
tingkat, yaitu:
1. Tingkat laporan keuangan secara
keseluruhan.
2. Tingkat segmen audit (transaksi, saldo
akun, dan pengungkapan), dikenal
dengan istilah performance materiality.
. Materialitas juga ditentukan pada tahap
perencanaan audit dan pada tahap
kesimpulan audit (evaluasi hasil audit).
Pengauditan I - Sururi

Halaman

PENERAPAN MATERIALITAS
Pada tahap perencanaan audit:
1. Menentukan materialitas pada tingkat
laporan keuangan secara keseluruhan
(utamanya laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi komprehensif).
2. Menentukan materialitas pada tingkat
saldo akun (performance materiality).
Materialitas tingkat saldo akun penting untuk
ditetapkan, karena audit laporan keuangan
pada dasarnya adalah audit untuk elemenelemen laporan keuangan.
Pengauditan I - Sururi

Halaman

PENERAPAN MATERIALITAS
Pada tahap kesimpulan audit
1. Membuat estimasi total salah saji segmen
atau elemen laporan keuangan.
2. Membandingan estimasi kombinasi salah
saji dengan estimasi awal materialitas
atau revisi asesmen materialitas (revised
judgment about materiality). Revisi
asesmen materialitas adalah perubahan
angka materialitas dari yang telah
ditetapkan pada saat perencanaan audit.

Pengauditan I - Sururi

Halaman

PENERAPAN MATERIALITAS
Faktor-faktor yang mempengaruhi asesmen
materialitas
1. Materialitas adalah asesmen yang bersifat
relatif, bukan bersifat absolut atau mutlak.
2. Dalam melakukan asesmen materialitas
memerlukan angka pembanding.
3. Materialitas bisa dipengaruhi oleh faktor
kualitatif, dalam arti salah saji secara
kuantitatif tidak material tetapi secara
kualitatif material, misalnya salah saji yang
disengaja dan terpola.
Pengauditan I - Sururi

Halaman

PENERAPAN MATERIALITAS
Alokasi materialitas tingkat laporan
keuangan ke tingkat saldo akun
(performance materiality)
1. Audit dilakukan dengan cara menguji
kewajaran elemen-elemen laporan
keuangan, oleh sebab itu untuk
keperluan audit, materialitas tingkat
laporan keuangan harus dialokasikan
ke tingkat saldo akun. Materialitas
saldo akun disebut dengan materialitas
kinerja (performance materiality).
Pengauditan I - Sururi

Halaman

PENERAPAN MATERIALITAS
2. Dasar alokasi materialitas:
a. Potensi salah saji, semakin kecil potensi
salah salah, semakin besar alokasi
materialitas, artinya semakin besar toleransi
terhadap temuan salah saji, begitu pula
sebaliknya.
b. Potensi biaya audit, semakin besar potensi
biaya audit, semakin besar materialitas.
Meskipun demikian, efektifitas audit
tetap tidak bisa dikorbankan dengan
pertimbangan biaya audit.
Pengauditan I - Sururi

Halaman

PENERAPAN MATERIALITAS
Hubungan SPI, materialitas, dan bukti audit:
1. SPI kuat potensi salah saji kecil
materialitas besar (toleransi terhadap salah
saji besar) bukti audit relatif sedikit.
2. SPI lemah potensi salah saji besar
materialitas kecil (toleransi terhadap salah
saji kecil) bukti audit relatif banyak.
Kekuatan dan kelemahan SPI didasarkan pada
hasil pemahaman dan pengujian pengendalian.
Pengauditan I - Sururi

Halaman

PENERAPAN MATERIALITAS
Estimasi salah saji:
Temuan salah saji dalam suatu akun dapat
diklasifikasi menjadi dua, yaitu salah saji
terdeteksi (known misstatements), dan
potensi salah saji (likely misstatement).
Salah saji terdeteksi adalah salah saji yang
ditemukan oleh auditor, sedangkan potensi salah
saji adalah:
1. Salah saji karena perbedaan estimasi klien
dengan estimasi auditor.
2. Estimasi salah saji berdasarkan hasil
pengujian sampel bukti audit.
Pengauditan I - Sururi

Halaman 10

RISIKO DALAM AUDIT


Tujuan audit adalah untuk memastikan bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Ada kemungkinan tujuan ini tidak tercapai
karena adanya risiko salah saji tidak ditemukan.
Dari sisi klien, terdapat dua macam risiko,
yaitu:
1. Risiko bawaan (inherent risk), yaitu risiko
salah saji dalam laporan keuangan yang tidak
disebabkan oleh faktor SPI.
2. Risiko pengendalian (control risk), yaitu
risiko SPI tidak mampu mencegah dan
mendeteksi salah saji dengan segera.
Pengauditan I - Sururi

Halaman 11

RISIKO DALAM AUDIT


Catatan khusus:
Risiko bawaan akan berubah menjadi
risiko pengendalian pada saat risiko
bawaan sudah dicoba diatasi dengan
sistem pengendalian tetapi kesalahan
tetap terjadi.
SPI harus mampu mencegah dan
mendeteksi salah saji dengan segera,
karena jika tidak segera bisa jadi
kesalahan sudah berdampak fatal
terhadap pengguna laporan keuangan.
Pengauditan I - Sururi

Halaman 12

RISIKO DALAM AUDIT


Dari sisi auditor, risiko terdiri dari:
1. Risiko deteksi, yaitu risiko auditor gagal
mendeteksi salah saji material, pada saat
audit sudah direncanakan dan dilaksanakan
dengan cermat dan hati-hati, sesuai dengan
standar audit yang berlaku.
2. Risiko audit, yaitu risiko auditor salah dalam
memberikan opini atas laporan keuangan,
disebabkan karena salah saji material dalam
laporan keuangan tidak terdeteksi atau tidak
diketahui oleh auditor, setelah audit
dilaksanakan sesuai dengan standar audit.
Pengauditan I - Sururi

Halaman 13

RISIKO DALAM AUDIT


Istilah risiko hanya berlaku pada saat
upaya pencegahan risiko telah dilakukan
dengan baik. Jika upaya pencegahan belum
dilakukan dengan baik, maka istilah yang
tepat bukan risiko tetapi
kegagalan/failure
Risiko, Materialitas, dan bukti audit.
1. SPI Kuat = Risiko pengendalian rendah
Risiko bawaan rendah Potensi salah
saji kecil Materialitas besar Risiko
deteksi besar Risiko Audit besar
Bukti audit sedikit
Pengauditan I - Sururi

Halaman 14

RISIKO DALAM AUDIT


SPI Lemah = Risiko pengendalian tinggi
Risiko bawaan tinggi Potensi salah saji
besar Materialitas kecil Risiko deteksi
kecil Risiko Audit Kecil Bukti audit
banyak.
Risiko Deteksi dan Risiko Audit
Risiko deteksi dan risiko audit adalah dalam
kontek acceptable risk atau tingkat
keberanian auditor untuk mengambil risiko.
Maka jika SPI kuat, potensi salah saji kecil,
maka risiko deteksi dan risiko audit menjadi
besar.
Pengauditan I - Sururi

Halaman 15

RISIKO DALAM AUDIT


Kuat dan lemahnya SPI disimpulkan melalui hasil
pemahaman dan pengujian SPI.
Risiko perikatan audit (engagement risk),
adalah risiko kerugian yang dihadapi oleh auditor
dalam melaksanakan tugas audit, meskipun
pelaksanaan audit dan laporan audit telah dibuat
dengan benar.
Risiko perikatan berhubungan dengan risiko bisnis
atau kegagalan bisnis yang berimbas pada
tuntutan hukum kepada auditor, meskipun dalam
kasus semacam ini auditor pada dasarnya tidak
bisa dituntut, karena risiko bisnis tidak ada
hubungannya dengan pelaksanaan audit.
Pengauditan I - Sururi

Halaman 16

Terimakasih
(Bagian Terpenting Dalam Hidup)

Pengauditan I - Sururi

Halaman 17

You might also like