You are on page 1of 12

WHAT??

PENGERTIAN BAKU PEMBANDING


Suatu bahan dengan kemurnian tertentu
yang digunakan sebagai pembanding untuk
mendapatkan kadar suatu analit sampel.

BAKU PEMBANDING BERDASARKAN


PEMBUATNYA
1.

2.

3.

Baku pembanding yang dibuat sebagai penyerta monografi pada


Farmakope, misalnya USP, FI, dll. Baku pembanding ini mempunyai
kemurnian tinggi, tanpa matriks tertentu, dan dalam keadaan tunggal.
Working standard atau baku kerja: merupakan baku pembanding yang
ditetapkan berdasarkan baku pembanding utama. Contoh baku
pembanding Indonesia ditetapkan berdasarkan baku pembanding
Eropa.
Baku pembanding dengan komposisi matriks tertentu: misalnya CRM
(certified Reference Material atau SRM (standard Reference Material),
bahan ini dibuat oleh badan yang diberi tugas khusus yaitu NIST.
Baku pembanding ini dibuat dengan matriks seperti keadaan sampel
pada umumnya, misalnya kecap yang mengandung natrium benzoat 1%
dan kalium sorbat 1%. Manfaat baku pembanding ini adalah untuk
menguji akurasi (kecermatan) metode. Metode hasil pengembangan
dicobakan pada baku ini, hasil yang diperoleh dikurangai hasil yang
tertera disertifikat merupakan ukuran bias metode

JENIS BAKU PEMBANDING


Baku pembanding Primer
biasanya tidak langsung digunakan untuk
pengujian analisis rutin. Baku pembanding
primer hanya digunakan untuk tujuan seperti
diuraikan dalam monograf yang bersangkutan.
Baku pembanding Sekunder
atau baku pembanding kerja digunakan untuk
analisis rutin yang disiapkan dari bahan baku
yang mempunyai kemurnian analisis atau bahan
baku dengan kemurnian tinggi dan dilakukan uji
perbandingan terhadap baku pembanding
primer.

LABEL BAKU PEMBANDING


Pada label baku pembanding hendaklah
dicantumkan kadar, tanggal pembuatan, tanggal
daluarsa, tanggal pertama kali tutup wadahnya
dibuka dan bila perlu kondisi penyimpanannya.

TUJUAN PENGGUNAAN BAKU


PEMBANDING

Optimasi Metode Analisis


Dalam melakukan validasi metode, metode baru
sudah harus dilakukan optimasi. Optimasi
dilakukan untuk mencari tingkat-tingkat
keadaan tertentu yang menghasilkan kinerja
metode dengan presisi dan akurasi, serta
sensitifitas paling baik.

Validasi metode
Konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan
bukti yang obyektif bahwa persyaratan tertentu
untuk suatu maksud khusus telah dipenuhi.

APA AKIBATNYA JIKA METODE


ANALISIS TIDAK DIOPTIMASI?

Metode analisis pengujian analit dalam tablet,


digunakan untuk kapsul
Metode dengan sensitifitas rendah digunakan
untuk pengujian sesepora
Metode mempunyai kesalahan acak yang tinggi
Metode mempunyai bias / kesalahan sistemik
Spesifisitas: penetapan kadar secara titrasi,
apakah ada analit lain yang ikut tertitrasi?

TUGAS
1.

Berikanlah contoh dari :


a.
b.
c.

Baku pembanding farmakope


Baku kerja
Baku standar tersertifikasi / CRM

2.

Berikanlah contoh penetapan kadar dengan


menggunakan salah satu dari baku tersebut!

3.

Berikanlah contoh dari baku pembanding


primer dan baku pembanding sekunder! Serta
contoh penetapan kadarnya!

C.LARUTANPEREAKSI
LarutanPereaksiadalahsuatularutanyangbanyakdigunakanuntukujipercobaan
kualitatifdimanadalamlarutantersebutbelumdiketahuikonsentrasinya.
ContohPereaksiDanLarutan:
1.LarutanAmilum1%
Suspensikan1,0gramamilumdalam5mlairdantuangkansuspensike dalam 95
mlaquadesyangbaruberhentimendidih,laludiaduk.biarkanmendingin ketikalarutan
menjadijernih.
2.LarutanIodium0,01M
Larutkan1,26gramiod(I2)dan2-2,5gkaliumiodidadalamairdan encerkansampai1
liter.
3.LarutanBenedict
Larutkan173gramkristalnatriumsitratdan100gnatriumkarbonat anhidratdi
dalamkira-kira800mlair.aduklah.lalusaring.kemudian,ke dalamnyatambahkan17,3
gtembagasulfatyangtelahdilarutkandalam100ml air.buatvolumtotal1literdengan
penambahanair.

D.LARUTANBUFFER(LARUTANPENYANGGA)
Larutanpenyangga(buffer)adalahlarutanyang
dapatmenjaga(mempertahankan)pHnyadari
penambahanasam,basa,maupunpengenceranoleh
air.pHlarutanbuffertidakberubah(konstan)
setelahpenambahansejumlahasam,basa,maupun
air.Larutanbuffermampumenetralkan
penambahanasammaupunbasadariluar.

Untuk postingan awal, kami akan memberikan gambaran umum mengenai


pereaksi / reagensia / reagent.
Definisi Pereaksi
Pereaksi atau sering disebut juga reagensia (inggris : reagent) adalah suatu
zat yang berperan dalam suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk tujuan
analisis.

Istilah reagen juga digunakan untuk menunjuk padazat kimiadengan


kemurnian yang cukup untuk sebuahanalisisataupercobaan. Sebagai
contoh, sebuah reagen air tidak boleh mengandung
banyakketidakmurnianseperti ion natrium, klorida, ataubakteri, dan
juga memilikitahanan listrikyang tinggi.

Penggolongan Pereaksi
Pereaksi digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Pereaksi padat, adalah pereaksi yang berbentuk padatan atau serbuk.
Contoh: Calcium Carbonate,
2. Pereaksi cair, adalah pereaksi yang berbentuk cairan, baik encer maupun
kental. Contoh : Hydrochloric Acid

Pereaksi disingkat P adalah suatu zat yang digunakan sebagai


pereaksi atau sebagai unsur pokok dari larutan, indikator adalah
pereaksi yang digunakan untuk menyatakan titik akhir suatu
reaksi kimia, untuk mengukur kadar ion Hidrogen (pH) atau
untuk menyatakan bahwa perubahan pH sudah terjadi. Ini
terdapat dalam daftar indikator dan kertas uji. Larutan dapar
seperti yang tertera pada larutan dapar (Dirjen POM, 1995).

Larutan pereaksi disingkat LP adalah larutan dari pereaksi dalam


pelarut dan kadar tertentu yang sesuai untuk penggunaan
tertentu. Air jika dalam uji untuk pereaksi atau dalam petunjuk
pembuatan larutan uji dan sebagainya digunakan air tanpa
kualifikasi khusus selalu menggnakan Air Murni seperti yang
tertera pada monografi Farmakope Indonesia IV. Seperti
dinyatakan dalam ketentuan umum, daftar pereaksi, indikator
dan larutan dalam farmakope tidak termasuk zat yang
mempunyai kegunaan terapi, sehingga di dalam farmakope
dinyatakan dengan pereaksi atau mutu pereaksi (Ditjen POM,
1995).

Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan konsemtrasi
larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan/kepastian konsentrasinya
sukar diperoleh melalui pembuatannya secara langsung. Larutan yang sukar dibuat
secara kuantitatif ini selanjutnya dapat berfungsi sebagai larutan baku (disebut larutan
baku sekunder) setelah dibakukan jika larutan tersebut bersifat stabil sehingga dapat
digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain atau kadar suatu cuplikan.
Larutan baku primer harus dibuat seteliti dan setepat mungkin (secara kuantitatif). Zat
yang dapat digunakan sebagai zat baku primer hatus memenuhi persyaratan seperti
berikut:
Kemurniannya tinggi (pengotornya tidak melebihi 0,02%)
Stabil (tidak menyerap H2O dan CO2; tidak bereaksi dengan udara; tidak mudah
menguap; tidak terurai; mudah dan tidak berubah pada pengeringan). Zat yang stabil
berarti memiliki rumus kimia yang pasti dan akan memudahkan penimbangan
Memiliki bobot molekul (BM; Mr) atau bobot ekuivalen (BE) tinggi
Larutannya bersifat stabil (HAM,2009)
Disamping larutan baku primer, dikenal juga larutan baku sekunder. Larutan ini
kebakuannya (kepastian molaritasnya) ditetapkan langsung terhadap larutan baku
primer. Jika suatu larutan baku sekunder bersifat stabil dan dikemas/disimpan dengan
benar, larutan ini dapat berfugsi sebagai larutan baku dan langsung dapat digunakan
tanpa harus dibakukan lagi (HAM,2009).

You might also like