Professional Documents
Culture Documents
2.
3.
Validasi metode
Konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan
bukti yang obyektif bahwa persyaratan tertentu
untuk suatu maksud khusus telah dipenuhi.
TUGAS
1.
2.
3.
C.LARUTANPEREAKSI
LarutanPereaksiadalahsuatularutanyangbanyakdigunakanuntukujipercobaan
kualitatifdimanadalamlarutantersebutbelumdiketahuikonsentrasinya.
ContohPereaksiDanLarutan:
1.LarutanAmilum1%
Suspensikan1,0gramamilumdalam5mlairdantuangkansuspensike dalam 95
mlaquadesyangbaruberhentimendidih,laludiaduk.biarkanmendingin ketikalarutan
menjadijernih.
2.LarutanIodium0,01M
Larutkan1,26gramiod(I2)dan2-2,5gkaliumiodidadalamairdan encerkansampai1
liter.
3.LarutanBenedict
Larutkan173gramkristalnatriumsitratdan100gnatriumkarbonat anhidratdi
dalamkira-kira800mlair.aduklah.lalusaring.kemudian,ke dalamnyatambahkan17,3
gtembagasulfatyangtelahdilarutkandalam100ml air.buatvolumtotal1literdengan
penambahanair.
D.LARUTANBUFFER(LARUTANPENYANGGA)
Larutanpenyangga(buffer)adalahlarutanyang
dapatmenjaga(mempertahankan)pHnyadari
penambahanasam,basa,maupunpengenceranoleh
air.pHlarutanbuffertidakberubah(konstan)
setelahpenambahansejumlahasam,basa,maupun
air.Larutanbuffermampumenetralkan
penambahanasammaupunbasadariluar.
Penggolongan Pereaksi
Pereaksi digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Pereaksi padat, adalah pereaksi yang berbentuk padatan atau serbuk.
Contoh: Calcium Carbonate,
2. Pereaksi cair, adalah pereaksi yang berbentuk cairan, baik encer maupun
kental. Contoh : Hydrochloric Acid
Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan konsemtrasi
larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan/kepastian konsentrasinya
sukar diperoleh melalui pembuatannya secara langsung. Larutan yang sukar dibuat
secara kuantitatif ini selanjutnya dapat berfungsi sebagai larutan baku (disebut larutan
baku sekunder) setelah dibakukan jika larutan tersebut bersifat stabil sehingga dapat
digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain atau kadar suatu cuplikan.
Larutan baku primer harus dibuat seteliti dan setepat mungkin (secara kuantitatif). Zat
yang dapat digunakan sebagai zat baku primer hatus memenuhi persyaratan seperti
berikut:
Kemurniannya tinggi (pengotornya tidak melebihi 0,02%)
Stabil (tidak menyerap H2O dan CO2; tidak bereaksi dengan udara; tidak mudah
menguap; tidak terurai; mudah dan tidak berubah pada pengeringan). Zat yang stabil
berarti memiliki rumus kimia yang pasti dan akan memudahkan penimbangan
Memiliki bobot molekul (BM; Mr) atau bobot ekuivalen (BE) tinggi
Larutannya bersifat stabil (HAM,2009)
Disamping larutan baku primer, dikenal juga larutan baku sekunder. Larutan ini
kebakuannya (kepastian molaritasnya) ditetapkan langsung terhadap larutan baku
primer. Jika suatu larutan baku sekunder bersifat stabil dan dikemas/disimpan dengan
benar, larutan ini dapat berfugsi sebagai larutan baku dan langsung dapat digunakan
tanpa harus dibakukan lagi (HAM,2009).