Professional Documents
Culture Documents
JOURNAL
READING
OLEH
WAHYU EKA MAULYANI, S.Ked
PENGANTAR
INFARK MIGREN
Epidemiologi
Infark migren didefinisikan sebagai stroke yang terjadi
selama serangan migren dengan aura yang gejala
aura bertahan selama > 60 menit.
Insiden infark migren sangat rendah
Infark migren menyumbang 0,2% menjadi 0,5% dari
semua stroke iskemik dalam studi stroke crosssectional menggunakan daftar pasien stroke dalam
jumlah besar.
KLASIFIKASI MIGREN
Menurut The International Headache Society, klasifikasi
migren adalah sebagai berikut :
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
a. Migren dengan aura yang khas
b. Migren dengan aura yang diperpanjang
c. Migren dengan lumpuh separuh badan (familial
hemiflegic migraine)
d. Migren dengan basilaris
e. Migren aura tanpa nyeri kepala
f. Migren dengan awitan aura akut
3.
4.
5.
6.
Migren oftalmoplegik
Migren retinal
Migren yang berhubungan dengan gangguan intrakranial
Migren dengan komplikasi
a. Status migren (serangan migren dengan sakit kepala
lebih dari 72 jam)
- Tanpa lebihan penggunaan obat
- Kelebihan penggunaaan obat untuk migren
b. Infark migren
7. Gangguan seperti migren yang tidak terklasifikasikan
MEKANISME
MEKANISME POTENSIAL
Cortical Spreading Depression
Konsep "Cortical Spreading Depression (CSD)" telah diakui sebagai
mekanisme patogenetik utama migren aura. Oligemia otak
dimulai pada fase aura, menyebar secara bertahap ke bagian
anterior, dan diikuti oleh hiperemia dalam serangan MA. Seperti
MA, pasien dengan migren tanpa aura (MO) juga menunjukkan
hipoperfusi
posterior
selama
serangan.
Ketika
respon
hemodinamik untuk CSD terbalik di bawah kondisi patologis,
penyebaran depresi dapat menyebabkan vasokonstriksi parah
bukannya vasodilatasi.
MEKANISME
SINDROM MOYAMOYA
Sakit
kepala
umumnya
terkait
dengan
sindrom
moyamoya. MA, MO, dan hemiplegia migren dilaporkan
juga muncul pada gejala Moyamoya disease. Namun,
prevalensi migren di sindrom moyamoya belum diteliti.
KEGAGALAN PENGOBATAN
MIGREN DAN RESIKO STROKE
Kegagalan pengobatan akut untuk serangan migren
(misalnya ergotamine dan triptans) menyebabkan
vasokontriksi. Namun, stroke jarang terjadi pada
pasien migren yang tidak menyalahgunakan ergots
atau triptans tanpa adanya kontraindikasi.
Dosis ergotamine yang berlebihan sering dikaitkan
dengan kejadian kardiovaskular yang melibatkan
arteri koroner dan sistem pembuluh darah perifer
atau juga dapat menyebabkan interaksi vasospasme.
KESIMPULAN