Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Kelompok 2
Latar belakang
Bab I
Angka kejadian SN pada anak tidak diketahui pasti, namun laporan dari
luar negeri diperkirakan pada anak usia dibawah 16 tahun berkisar antara 2
sampai 7 kasus per tahun pada setiap 100.000 anak (Pardede, 2002). Menurut
Raja Syeh angka kejadian kasus sindroma nefrotik di Asia tercatat 2 kasus
setiap 10.000 penduduk (Republika, 2005). Sedangkan kejadian di Indonesia
pada sindroma nefrotik mencapai 6 kasus pertahun dari 100.000 anak berusia
kurang dari 14 tahun (Alatas, 2002).
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dari pencatatan dan pelaporan di RSUD. R. Syamsyudin
SH Sukabumi, tercatat selama kurun waktu bulan Januari 2015 sampai Desember 2015, klien
yang dirawat dengan nefrotik sindrom mencapai 49 orang. (Rekam Medik RSUD. R.
Syamsyudin SH Sukabumi 2015)
Angka kejadian sindroma nefrotik ini memang tergolong jarang, namun penyakit ini perlu
diwaspadai terutama pada anak-anak, karena jika tidak segera diatasi akan mengganggu
sistem urinaria dan akan menggangu perkembangan lebih lanjut anak tersebut. Di samping
itu masih banyak orang yang belum mengerti tentang seluk beluk sindrom nefrotik, faktor
penyebab sindrom nefrotik, gejala sindrom nefrotik, dan cara penanganan sindroma nefrotik
TUJUAN
MANFAAT
RUANG LINGKUP
SISTEMATIKA PENULISAN
Bab II
Pengertian
Etiologi
Sebab yang pasti belum diketahui. Akhir-akhir ini di anggap suatu
penyakit auto immune. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-anti bodi.
Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:
Retensi cairan edema, edema biasanya terjadi pada muka (mata), dada , perut, tungkai dan
genetalia. Biasanya lunak dan cekung bila ditekan (piting). Sembab ringan: kelopak mata
bengkak. Sembab berat: anasarka, asites, pembengkakan skrotum/labia, hidiotoraks,
sembab paru
Penurunan jumlah urineurine gelap, berbuih atau berbusa. Proteinuria > 3,5 g/hr pada
dewasa atau 0,05 g/kgBB/hr pada anak-anak
Kulit pucat
Kadang-kadang hipertensi
Pemeriksaan Penunjang
N : Bening
BUN : 30 mg %
N : 5 - 18 mg/dl (Meningkat)
Ht : 44 %
N : 35 - 45 % (Normal)
Hb : 13 g %
N : (-)
N : 177 - 199 mg/dl (Meningkat)
Lanjutan
Urinalisis
Sedimen urin
Hematuria
Hematologi
Biopsi ginjal
Dilakukan untuk pemeriksaan histology terhadap jaringan renal untuk memperkuat diagnosis
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1.
2.
Pemberian diuretic
3.
Kortikosteroid.
4.
5.
Lain-lain. Pungsi asites, pungsi hidrotoraks, dilakukan bila ada indikasi vital.
Penatalaksanaan Keperawatan
Selama edema masih berat semua keperluan harus ditolong di atas tempat tidur.
1.
Baringkan pasien setengah duduk, karena adanya cairan di dalan rongga toraks akan
menyebabkan sesak napas.
2.
Berikan alas bantal pada kesua kakinya sampai pada tumit (bantal diletakkan memanjang;
karena jika bantal vertikal, bagian ujung kaki akan lebih rendah dan menyebabkan edema
lebih berat).
3.
Bila pasien seorang laki-laki, berikan ganjal di bawah skrotum untuk mencegah pembengkakan
skrotum karena tergantung (pernah terjadi keadaan skrotum begitu besar sehingga skrotum
akhirnya pecah dan menjadi penyebab kematian pasien).
Lanjutan
Diet.
Diet yang dianjurkan ialah protein 1,2 2,0 g/ Kg BB/ hari dan cukup kalori yaitu
35 kcal/ Kg BB/ hari serta rendah garam (1 g/ hari).
Karena daya tahan tubuh pasien sindrom nefrotik sangat rendah maka akan
mudah mendapatkan infeksi. Komplikasi pada kulit akibat infeksi Streptococcus
atau Staphylococcus dapat terjadi. Untuk mencegah infeksi tersebut kebersihan
kulit perlu diperhatikan dan alat-alat tenun atau pakaian pasien harus selalu
bersih dan kering. Karena adanya anasarka sehingga pasien sukar bergerak dan
tidak dapat miring-miring sendiri maka memungkinkan terjadi dekubitus.
Discharge Planning
Berikan pada anak dan orang tua instruksi lisan dan tulisan yang sesuai dengan
perkembangan mengenai penatalaksaan di rumah tentang hal hal berikut ini :
pembatasan aktivitas
diet rendah garam dan tirah baring dapat membantu mengontrol edema
pembatasan asupan protein 0.8 - 1.0gr/kg BB/ hari dapat mengurangi proteinuria
control hipertensi untuk mencegah kerusakan ginjal terutama pada penderita diabetes
Keluhan utama yang sering dikeluhkan wajah atau kaki. Pada pengkajian riwayat
kesehatan sekarang, perawat menanyakan hal berikut :
Kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan adanya keluhan pusing
atau cepat lelah
Pada pengkajian riwayat kesehatan dahulu, perawat perlu mengkaji apakah klien pernah
menderita penyakit edema, apakah ada riwayat dirawat dengan penyakit diabetes melitus
dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya. Penting dikaji tentang riwayat pemakaian
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat dan dokumentasikan.
Pada pengkajian psikososiokultural, adanya kelemahan fisik, wajah, dan kaki yang bengkak
akan memberikan dampak rasa cemas dan koping yang maladaptif pada klien.
Lanjutan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien lemah dan terlihat sakit berat dengan tingkat kesadaran biasanya compos
mentis. Pada TTV sering tidak didapatkan adanya perubahan.
B1 ( Breathing ). Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola napas dan jalan napas walau
secara frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut. Pada fase lanjut sering
didapatkan adanya gangguan pola napas dan jalan napas yang merupakan respons terhadap edema
pulmoner dan efusi pleura.
B2 ( Blood ). Sering ditemukan penurunan curah jantung respons sekunder dari peningkatan beban
volume.
B3 ( Brain ). Didapatkan edema wajah terutama periorbital, sklera tidak ikterik. Status neurologis
mengalami perubahan sesuai dengan tingkat parahnya azotemia pada sistem saraf pusat.
B4 ( Bladder ). Perubahan warna urin output seperti warna urin berwarna kola.
B5 ( Bowel ). Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga sering didapatkan
penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. Didapatkan asites pada abdomen.
B6 ( Bone ). Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari edema tungkai
dari keletihan fisik secara umum.
Tinjauan Kasus
A.
Bab III
Pengkajian Data
Identitas klien
Nama
: Tn. P
Umur
: 18 thn
Nama
: Ny. E
Umur
: 36 thn
Agama : Islam
Pendidikan
Agama
: islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: SMP
Pekerjaan
: Pekerja Serabutan
: 29 maret 2016
Diagnosa medis
: Nefrotik Sindrom
Tgl. Pengkajian
: 04 April 2016
Lanjutan
Keluhan utama
Riwayat kesehatan keluarga : klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM, anemia, jantung dan hipertensi
Lanjutan
Data psikologi
Status emosi : Stabil, Klien tampak tenang dalam menghadapi penyakitnya ini
Body Image/Gambar Diri: Klien merasa kurang mampu melakukan aktivitas karena keadaan
tubuhnya yang lemah.
Ideal Diri: Klien berharap agar dirinya cepat sembuh dan segera pulang.
Harga Diri: Klien merasa tidak malu sehubungan dengan kondisi fisiknya saat berhubungan
dengan orang lain.
Identitas Diri: Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang laki-laki dan sebagai seorang
pekerja serabutan. Klien pun dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
Peran.: Klien merasa perannya sebagai pekerja serabutan terganggu karena keadaannya
sekarang
Data sosial : klien mampu bersosialisasi dengan baik terutama dengan perawat, klien
lain dan anggota keluarganya.
Data spiritual : klien seorang muslim jadi kelien selalu mengerjakan sholat 5 waktu
dengan duduk dan selalu berdoa untuk kesembuhanya.
No.
1
Jenis makanan
Nutrisi
Makan
Jenis
Minum
Jenis minum
Eliminasi
BAB
Warna
Konsitensi
BAK
Warna
Malam hari
Gangguan
Personal hygiene
Mandi
Gosok gigi
Keramas
Aktifitas
Jenis
Pola dirumah
3x/hari
Nasi, sayur, lauk pauk
6 gelas/hari
Air putih
1x/2hari
Kuning
padat
6x/hari
Kuning jernih
3x/hari
Bubur
4 gelas/hari
Air putih
1x/hari
Kuning
padat
10x/hari
Kuning, agak kental, berbusa
1jam/hari
1jam/hari
Tidak ada gangguan
Tidak ada gangguan
7jam/hari
5jam/hari
Tidak ada gangguan
Tidak ada gangguan
2x/hari
1x/hari
3x/hari
2x/hari
1x/hari
Belum pernah keramas
Keluhan
Tingkat kemandirian
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Lanjutan
Pemeriksaan umum
Penampilan umum
Sistem Perkemihan
: Pada saat palpasi kandung kemih teraba tidak
tegang/penuh, tidak ada nyeri tekan pada palpasi dan perkusi ginjal
Sistem integumen : tidak ada lesi dan benjolan pada kulit klien, terdapat
oedema pada kulit. Pitting oedema ++, mukosa bibir lembab, suhu 36,5 oC
Lanjutan
Sistem cardiovasculer : tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 88x/menit, CRT < 3
detik, cojungtiva merah muda, sclera anikterik, tidak ada peningkatan JVP, bunyi
jantung regular
Sistem pernapasan
: bentuk dada simetris, RR : 22x/menit, tidak ada retraksi
dinding dada, suara paru vesikuler, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak
terdapat suara-suara napas tambahan.
Sistem pencernaan : bentuk perut simetris, tidak ada nyeri tekan epigastrium,
bising usus 10x/menit, berat badan sebelum ke RS : 78 KG aat sakit 63 kg, tinggi
badan 167cm.
Sistem endokrin : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid
Sistem syaraf : Kesadaran Compos Mentis GCS : 15, Eye: 4, Motorik: 6, Verbal: 5.
Lanjutan
Terapi
No
Nama Obat
Cara
Dosis
Gempibrozil
Oral
2x300mg
Methyl Prednisolone
Oral
3x4mg
Aminefron
Oral
3x1 tab
Vip Albumin
Oral
3x 1tab
Captopril
Oral
3x12,5mg
Spironolakton
Oral
1x100mg
Lasix
Intravena
3x20mg
DATA FOKUS
ETIOLOGI
DS :
Sindrom nefrotik
Klien mengeluh bengkak di kedua kakinya
DO :
Penumpukan cairan keruang
Intestinum
Edema pada ektremitas bawah kiri dan
kanan
Oedema
Pitting Edema ++
Nadi 88x/mnt
RR 22x/mnt
CRT < 3 detik
Lingkungan tempat dirawat disatukan
dengan pasien penyakit menular
Gangguan Imunitas
Kerusakan glomerulus
Pengeluaran Ig G dan Ig A
Gangguan Imunitas
Resiko Infeksi
MASALAH
Kelebihan volume Cairan
Resiko Infeksi
Lanjutan
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan
M.S Word
Pembahasan
Bab IV
Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang kelompok lakukan pada tanggal 4 April diperoleh data bahwa
keluhan utama klien adalah bengkak, pada pemeriksaan fisik ditemukan data pada sistem
muskuloskeletal terdapat edema pada ekstremitas bawah kiri dan kanan, dan pada sistem
integument ditemukan pitting edema ++. Dan pada pemeriksaan lab diketahui terdapat
penurunan kadar albumin yaitu 1.7 gr/dL.
Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil kajian dan analisa data yang kelompok lakukan, makan muncul 2 priotitas
diagnosa keperawatan yaitu :
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan, gangguan
mekanisme regulasi ( retensio sodium, natrium dan air)
Kelompok mengambil prioritas diagnose kelebihan volume cairan karena berdasarkan analisa
dan bukti dari keadaan umum klien serta hasil pemeriksaan lab terdapat penyimpangan.
Pada teori penyakit nefrotik sindrom trdapat kondisi dimana cairan intravaskuler berpindah
kejaringan dan menyebabkan edema.
Apabila tidak dilakukan penanganan maka akan
terjadi komplikasi yang dapat mengganggu sistem yang lain salah satunya system pernafasan
Lanjutan
Perencanaan
Implementasi
Implementasi yang kelompok lakukan sesuai dengan yang sudah di susun, untuk
mengatasi diagnosa 1 dan 2 sudah teratasi,
Evaluasi
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan diafragma akibat asites
Lanjutan
Kesimpulan
Bab V
SARAN
KESIMPULAN
Terima Kasih