Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Kelompok 9
anggota :
1.Utami Budhi Fadilla (1611011010)
2. Monika Ramadhani Mardila ( 1611012020)
3. Nabila Putri Bakri (1611013004)
Nomenklatur sebelumnya
Bidang tugas
menyelenggarakan
perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di
bidang kefarmasian dan
alat kesehatan
Susunan organisasi
Kepala
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Jakarta Selatan
12950
Situs web
http://binfar.kemkes.go.id/
2. BPOM
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan
POM adalah sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas
mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 64 Tahun 2005
tentang Perubahan keenam atas Keputusan Presiden No. 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non Departemen.
kedudukan BPOM
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah
Lembaga Pemerintah Non Departemen yang dibentuk
untuk melaksanakan tugas Pemerintah tertentu dari
Presiden;
2. BPOM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden;
3. Dalam melaksanakan tugasnya, BPOM dikoordinasikan
oleh Menteri Kesehatan; dan
4. BPOM dipimpin oleh Kepala.
Tugas BPOM
melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengawasan
obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi BPOM
Dalam melaksanakan tugasnya, BPOM menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan
obat dan makanan;
2. Pelaksanaaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan
makanan;
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPOM;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan
instansi pemerintah di bidang pengawasan obat dan makanan; dan
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
kewenangan BPOM
Dalam melaksanakan tugasnya, BPOM menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat
dan makanan
2. Pelaksanaaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPOM;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan
instansi pemerintah di bidang pengawasan obat dan makanan; dan
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga
3. Gudang farmasi
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri
farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas
dan obat jadi yang belum didistribusikan.
gudang juga berfungsi untuk melindungi bahan baku, bahan pengemas
dan obat jadi dari pengaruh luar,binatang pengerat dan serangga serta
melindungi obat dari kerusakan.
Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi
penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian,
pengendalian dan pemusnahan agar kualitas dan kuantitas tetap
terjamin (BNPB, 2009).
Manfaat Pergudangan:
1.
2.
3.
4.
Persyaratan Gudang:
Gudang harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam cara pembuatan obat yang
baik (CPOB) agar dapat menjalankan fungsinya dengan benar. Persyaratannya antara lain:
1. Gudang harus mempunyai prosedur tetap (protap) yang mengatur tata cara kerja bagian
gudang termasuk di dalamnya mencakup tentang tata cara penerimaan barang,
penyimpanan, dan distribusi bahan atau produk.
2. Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam keadaan kering,
suhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur.
3. Gudang harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar atau
mudah meledak (misalnya alkohol atau pelarut organik).
4. Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status karantina dan ditolak.
5. Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room) dengan kualitas
ruangan seperti ruang produksi (grey area).
6. Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) atau FEFO (First
Expired First Out) (Priyambodo, 2007).
Pembagian Gudang :
Gudang di industri farmasi dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan fungsinya gudang di industri farmasi terbagi
dalam beberapa area antara lain:
a. Area penyimpanan
Area penyimpanan harus memiliki kapasitas yang memadai untuk
menyimpan dengan rapi dan teratur. Bahan-bahan yang disimpan
dalam gudang antara lain bahan awal, bahan pengemas, produk
antara, produk ruahan, produk jadi, produk dalam status karantina,
produk yang telah diluluskan, produk yang ditolak, produk yang
dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran.
b.
c.
d.
e.
Visi Lafi AD
Misi Lafi AD
1. Mampu memnuhi kebutuhan obat TNI AD
2. Pusat penelitian pengembangan dan informasi obat
TNI AD
3. Mampu menjadi mitra industri farmasi lain dalam
memenuhi kebutuhan obat nasional.
Visi Lafi AU
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Direktorat_Jenderal_Kefarmasian_dan_Alat_Kes
ehatan
http://binfar.depkes.go.id/dat/lama/1298627756_Struktur%20Organisasi
%20Ditjen%20Binfar%20Alkes%202011.pdf
http://binfar.depkes.go.id/bmsimages/1382353497.pdf
https://diklatbpom.files.wordpress.com/2015/05/modul-7-udupkp-bpom-2015ortala.pd
f
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28624/4/Chapter%20II.pdf
http://dokumen.tips/documents/laporan-bpom.html
http://
skp.unair.ac.id/repository/web-pdf/web_Peran_Apoteker_di_Puskesmas_Ag
oes_Noegraha.pdf