Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2:
Agus Tiranda
Nining Safitri
Eka Riska Mardiyelisa
Sufani Suharsi
Pratiwi Dwi Wulandari
Gustina Dewi
2.Etiologi
Faktor obat => obat yang dapat
menimbulkan kelainan kongenital yaitu
thali domine .
Faktor radiasi & Faktor
gizi
Deferensasi usus depan yang tidak
sempurna dan memisahkan dari masing
masing menjadi esopagus dan
trachea .
Perkembangan sel endoteal yang
lengkap sehingga menyebabkan
terjadinya atresia.
Perlengkapan dinding lateral usus depan yang tidak
sempurna sehingga terjadi fistula trachea esophagus
Tumor esophagus.
Kehamilan dengan
hidramnion
Dan Bayi lahir prematur,
3.Manifestasi Klinis
Gambaran Atresia Di Tandai Dengan
gangguan Proses Menelan waktu lahir dan
terjadi gangguan pernapasan bila terjadi
gangguan pernapasan bila bahan makanan
teraspiasi kesana.
Bila dimasukkan kateter melalui mulut
sepanjang 7.5 10 cm dari bibir, kateter akan
terbentur pada ujung esophagus yang buntu:
dan jika kateter didorong terus akan
melingkar lingkar di dalam esophagus yang
buntu tersebut.
4.Patofisiologi
Trakea dan esofagus normalnya berkembang dan
terpisah akibat lipatan cranial, ventral, dan dorsal
yang muncul di dalam foregut. Atresia esofagus
dengan fistula distal akibat dari invaginasi ventral
yang berlebihan pada lipatan faringo-esofagus,
yang menyebabkan kantung esofagus bagian atas
mencegah lipatan cranial dari menuju ke bawah ke
lipatan ventral
Motilitas dari esophagus selalu dipengaruhi pada
atresia esophagus. Gangguan peristaltic
esophagus biasanya paling sering dialami pada
bagian esophagus distal
Next
6.Klasifikasi
a.Kalasia
Chalasia ialah keadaan bagian bawah
esophagus yang tidak dapat menutup secara
baik, sehingga menyebabkan regurgitasi,
terutama kalau bayi dibaringkan.
b.Akalasia
Ialah kebalikan chalasia yaitu bagian akhir
esophagus tidak membuka secara baik,
sehingga keadaan seperti stenosis atau atresia
c.Classification System Gross
7.Komplikasi
a.Komplikasi dini, mencakup:
1)Kebocoran anastomosis
2)Striktur anastomisis
3)Fistula rekuren
b.Komplikasi lanjut, mencakup :
1)Reflux gastroesofageal
2)Trakeomalasia
3)Dismotility Esofagus
4. Disfagia atau kesulitan menelan.
5. Kesulitan bernafas dan tersedak.
6. Batuk kronis.
7. Meningkatnya infeksi saluran pernafasan.
8.Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Gambaran Radiologik
Diagnosis lainnya :
Antenatal
Diagnosis klnis
Diagnosis Anatomis
Pemeriksaan Laboratorium
9.Penatalaksanaan
a.Tindakan Sebelum Operasi
1)Cairan intravena mengandung glukasa
untuk kebutuhan nutrisi bayi.
2)Pemberian antibiotic broad-spectrum
secara intra vena.
3)Suhu bayi dijaga agar selalu hangat
dengan menggunakan incubator, spine dengan
posisi fowler, kepala diangkat sekitar 45o.
4)NGT dimasukkan secara oral dann
dilakukan suction rutin.
5)Monitor vital signs.
Next
ASKEP TEORITIS
1.Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal,
disini perawat mengumpulkan semua
imformasi baik dari klien dengan cara
observasi dan dari keluarganya
2.Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang munkin timbul pada klien
dengan atersia esophagus
Bersihan jalan napas tidak epektif.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
kesulitan menelan.
3.Intervensi Keperawatan
a.Intervensi terapeutik
b.Intervensi pembedahan
c.Intervensi Nutrisi kurang dari kebutuhan
d.Intervensi Bersihan jalan napas tidak efektif
e.Kesulitan menelan
4.Evaluasi Keperwatan
Pada tahap ini perawat menkaji kembali hal-hal perhan
dilakukan, berdasarkan pada criteria hasil yang telah
ditetapkan. Apabila masih terdapat masalah masalah
klien yang belum teratasi, perawat hendaknya menkaji
kembali hal hal yang berkenaan dengan masalah
tersebut dan kembali melakukan intrvensi keperawatan.