You are on page 1of 17

2.

1 POLARITAS TRANSFORMATOR
2.1.1 Prinsip Umum Polaritas Transformator
Masing-masing ujung primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya
selalu bergantian pada waktu bekerja karena merupakan teangan AC. Hal ini sama
juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat
sambungan-sambungan pada transformator. Polaritas dari suatu transformator
ditentukan oleh arah lilitannya. Untuk menentukan polaritas transformator (arah
lilitan) bisa kita peroleh dari tes Polaritas

2.1.2 Fungsi Dari Polaritas Transformator


Fungsi dari polaritas transformator sendiri adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan kutub-kutub positif atau negatif pada transformator,
2. Untuk menentukan kumparan-kumparan primer atau sekunder ,
3. Untuk menghubungkan transformator biasa menjadi autotransformator.

2.1.3 Metode Menentukan Polaritas Transformator


Disini kita akan menggunakan 2 metode yakni metode additive dan
metode substractive. Dengan melihat belitan primer dan belitan sekunder.
Apabila terjadi kesalahan polaritas, hal ini dapat diketahui dengan tidak
adanya nilai pada avometer pada saat pemasangan rangkaian additive atau
substractive. Polaritas transformator dikatakan subtractive, dan ketika arus
mengalir pada arah yang berlawanan, polaritas dikatakan additive.

2.2 PARALEL TRANSFORMATOR


2.2.1 Pengertian Paralel Transformator
Dua buah transformator dikatakan bekerja secara pararel apabila kedua
sisinya (primer dan sekunder) dihubungkan untuk melayani beban. Tujuan
utama kerja paralel adalah agar beban yang dipikul sebanding dengan
kemampuan KVA masing masing transformator, hingga tidak terjadi
pembebanan lebih dan pemanasan lebih.

Gambar rangkaian dua transformator paralel

2.2.2 Syarat Memparalel Transformator


Untuk maksud diatas diperlukan beberapa syarat yaitu :
1. Perbandingan tegangan harus sama.
. Jika perbandingan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing
masing transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus pusar pada
kumparan sekunder ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan
sekunder tersebut.
2. Perbandingan lilitan harus sama,untuk mencegah terjadinya arus sirkulasi dalam rangkaian
paralel.
3. Polaritas tansformator harus sama,untuk mencegah terjadinya arus sirkulasi karena adanya beda
potensial pada polaritas yang berbeda.
4. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama,agar kedua transformator bekerja
pada faktor daya yang sama.
5. Ratio daya trafo tidak melebihi 3:1

2.2.3 Akibat Jika Salah Satu Syarat Memparalel Transformator Tidak


Terpenuhi
Penjelasan terkait tidak dapatnya diparalel transformator yang salah satu parameternya
tidak sama, adalah sbb :
1. Pembagian arus untuk masing - masing transformator, dengan total beban yang sama
dengan total kapasitas seluruh trafo yang diparalel, maka salah satu trafo akan
mengalami kelebihan beban (overload)
2. Arus sirkulasi antar trafo akan naik 10% dari arus pada saat kapasitas penuh.
3. Gabungan antara arus sirkulasi masing-masing trafo serta arus pada saat beban penuh
akan melebihi kapasitas arus pada saat beban penuh pada setiap trafo tersebut.

2.3 AUTOTRANSFORMATOR
2.3.1 Pengertian Autotransformator
Autotransformator termasuk trafo yang dibuat dengan rancangan berbeda, karena belitan
primer dan belitan sekunder menggunakan satu belitan. Sehingga ada belitan yang
terhubung seri dan ada belitan yang terhubung secara paralel.
Berbeda dengan transformator sebelumnya tegangan yang memiliki dua gulungan
elektrik terisolasi yang disebut: primer dan sekunder, sebuah autotransformer hanya
memiliki satu tegangan tunggal berkelok-kelok yang umum bagi kedua belah pihak. Single
ini berliku "disadap" di berbagai titik sepanjang panjangnya untuk memberikan persentase
dari suplai tegangan primer pada beban sekunder. Maka autotransformer memiliki inti
magnetik biasa tapi hanya memiliki satu berkelok-kelok, yang umum untuk kedua sirkuit
primer dan sekunder.

2.3.2 Macam-Macam Rangkaian Autotransformator


Autotransformer Desain

Ketika primer saat ini saya P mengalir melalui single berliku ke arah panah
seperti yang ditunjukkan, arus sekunder, saya S, mengalir ke arah yang
berlawanan. Oleh karena itu, dalam porsi yang berkelok-kelok yang
menghasilkan tegangan sekunder, V S arus yang mengalir keluar dari belitan
adalah perbedaan I Pdan I S.
The autotransformer juga dapat dibangun dengan lebih dari satu tunggal
penyadapan titik. Auto-transformator dapat digunakan untuk memberikan titik
tegangan yang berbeda sepanjang yang berkelok-kelok atau meningkatkan
tegangan suplai sehubungan dengan tegangan pasokan V P seperti yang
ditunjukkan.

Autotransformer dengan Multiple Tapping Poin

Metode standar untuk menandai auto-transformator gulungan adalah untuk


label itu dengan modal (huruf) huruf. Jadi misalnya, A, B, Z dll untuk
mengidentifikasi akhir pasokan. Umumnya koneksi netral umum ditandai
sebagai N atau n. Untuk sekunder penyadapan ini, nomor akhiran digunakan
untuk semua menekan titik sepanjang auto-transformator gulungan primer. Angkaangka ini umumnya mulai dari nomor1 dan terus dalam urutan untuk semua titik
penyadapan seperti yang ditunjukkan.

Autotransformer Terminal Penandaan

2.3.4 Keuntungan Dan Kerugian Autotransformator


Autotrafo memiliki beberapa keuntungan antara lain :
a) Penggunaan material inti dan bahan lilitan yang lebih sedikit dibandingkan trafo biasa sehingga:
i. Besarnya rugi inti dan rugi tembaga lebih keci sehingga mempunyai efisiensi lebih tinggi
ii. Jika ditinjau dari sisi ekonomi maka autotrafo lebih murah dibandingkan dengan trafo biasa
iii. Mempunyai berat yang lebih ringan dibandingkan trafo biasa
a) Jika autotrafo dibuat dari sebuah trafo 1 fasa maka keuntungan pada poin a akan diabaikan tetapi
dengan mempunyai keuntungan yang lain yaitu tegangan output yang dihasilkan akan lebih besar
dibandingkan trafo 1 fasa.
b) Dengan berkurangnya reaktansi pada autotrafo maka akan berakibat dengan semakin baik karakteristik
regulasinya
Selain keuntungan diatas, autotrafo mempunyai beberapa kerugian antara lain :
c) Jika terjadi kegagalan isolasi pada lilitan maka seluruh tegangan input akan terdapat pada sisi output.
d) Karena antara sisi output tidak terisolasi secara magnetik maka jika terminal netral dari input bukan
merupakan ground voltage maka hal yang sama juga terjadi pada sisi output.

2.3.5 Aplikasi Penggunaan Autotransformator


Autotrafo banyak digunakan untuk static balancer,booster dan motor starter.
Untuk autotrafo dengan bentuk inti toroida yang padaumumnya disebut dengan
regulator tegangan ,banyak digunakan untuk :
a. Suply untuk variabel DC suply
b. Penstabil tegangan
c. Dimmers
d. Motor stater,dll.

Gambar autotrafo dengan inti


toroida

You might also like