You are on page 1of 38

ASUHAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL


(ATONIA UTERI)

Dosen Pembimbing :
Rahajeng Siti Nur R,M.Keb
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Jurusan Kebidanan
Prodi D-IV Kebidanan Kediri

Nama Kelompok :

Shinta Aswin Phabiola (1402460055)


Lupita Nur Afifah
(1402460056)
Laila Nikmatus S
(1402460057)
Ida Fatmawati A (1402460058)
Ulfa Pradipta
(1402460059)
Oktavia Nora Silvi
(1402460060)

Askeb Teori
Langkah I : Pengumpulan Data
DATA SUBYEKTIF
No. Register
Nomor register diberikan kepada pasien saat pertama kali datang.
Untuk data rekamedik. Selain itu nomor regrister juga dapat dijadikan
pembeda antara pasien satu dan pasien yang lain jika data pasien
secara umum sama.
Nama
Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu ditanyakan nama
penggilan sehari-hari, nama yang klien suka. Nama yang jelas agar tidak
keliru atau salah dengan klien lain.
Umur
Dicatat dalam hitungan tahun. Umur penting, karena ikut
menentukan prognosa kehamilan. Kalau umur terlalu lanjut atau
terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya .

Agama
Agama ditanyakan untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut
untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
Pendidikan
Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya. Sehinggga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikannya
Pekerjaan
Pengkajian pekerjaan dilakukan untuk mengetahui dan mengukur
tingkat social ekonomi karena itu, berpengaruh juga terhadap gizi
pasien

Penghasilan
Pengkajian penghasilan dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemampuan ibu dalam memenuhi gizi ibu hamil.
Suku/Bangsa
Suku pasien berpengaruh pada adat istiadat atau kebisaan seharihari
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan
untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan

Riwayat Penyakit Lalu


Penyakit yang diderita merupakan penyakit yang berhubungan
dengan penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat di
pengaruhi oleh penyakit klien saat ini.
Riwayat Penyakit Keturunan
Kondisi tertentu dapat karena genetic, sedangkan yang lainnya
bersifat familial atau erkaitn dengan etnisitas, dan beberapa berkaitan
dengan lingkungan fisik atau social tempat keluarga tersebut bertempat
tinggal misalnya, diabetes dan hipertensi.
Riwayat Kesehatan
Selama hamil baik ibu dan janin di pengaruhi oleh kondisi medis,
atau kondisi medis dapat di pengaruhi oleh kehamilan. Kondisi lain
seperti asma, epilepsy, infeksi, dan gangguan psikiatrik memerlukan
pengobatan.

DATA OBYEKTIF
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnose.
Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan
secara berurutan
1.Pemeriksaan Umum
. Keadaan umum
Dilakukan untuk mengetahui keadaan umum kesehatan klien
. Kesadaran
Apakah komposmentis, apatis, latergi, somnolen, spoor
. Keadaan emosional
Dilakukan untuk mengetahui tingkat keadaan emosional ibu hamil. Pada ibu
hamil tingkat emosinya cenderung tinggi disebabkan oleh hormone esterogen.
II.

Tekanan darah
Tekanan darah harus diukur setiap kali pemeriksaan kehamilan.
Adanya pemeriksaan sistolik melebihi 30 mmHg, dan diastole 15
mmHg atau tekana darah melebihi 140-90 mmHg garus
diwaspadai sebab keadaan itu merupakan salah sat gejala
preeklamsi
Suhu tubuh
Suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui keadaan suhu klien.
Normal suhu pada ibu hamil yaitu 36,5C
Denyut Nadi
Denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda,
dipengaruhi oleh pekerjaan, makanana, umur, dan emosi. irama
dan denyut jantung yang sesuai dengan siklus jantung. Pada
orang dewasa jumlah denyut jantung sekitar 60-80 per menit .

Pernapasan
Tingkat Pernapasan adalah jumlah napas per menit atau, lebih formal, jumlah
gerakan indikasi dari inspirasi dan ekspirasi per satuan waktu. Dalam prakteknya,
tingkat pernapasan biasanya ditentukan dengan menghitung berapa kali dada
mengembang atau mengempis per menit. Dengan cara apapun, tujuannya
adalah untuk menentukan apakah respirasi normal, abnormal cepat (takipnea),
abnormal lambat (bradipnea), atau tidak ada (apnea).
Berat badan
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap kali
kunjungan pemeriksaan kehamilan. Selama trimester ke dua dan ke tiga
pertambahan berat badan kurang lebih kg perminggu
Tinggi badan
Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan
pertama, tergolong resiko tingi karena kemungkinan besar memiliki panggul yang
sempit. Pengukura tinggi badan cukup dilakukan 1 kali yaitu pada pemeriksaan
pertama
Lila
Pentingnya dilakukan pengukuran Lila pada ibu hamil dapat digunakan untuk
memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, pakah ibu tersebut mengalami
KET atau tidak.

Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Misalnya pada kasus ibu mengatakan merasa pusing
sehari hari dan ibu merasa lemah letih disertai pandangan kabur.
Riwayat Menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan masa nifas, namun dari
data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentakeadaan dasar
keadaan organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari
riwayat menstruasi antara lain sebagai berikut:
Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita Indonesia
pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.
HPHT
Hari pertama haid terakhir pada ibu hamil untuk mengetahui usia kehamilan
klien.

Tafsiran persalinan
Untuk mengetahui prediksi persalinan klien agar kita bisa
memantau agar tidak terjadi kehamilan postdate pada klien.
Siklus
Siklus mentruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya
dalam hitungan hari. Dalam kasus ini klien mengalami siklus 30
hari.
Lamanya
Lamanya menstruasi setiap orang berbeda-beda.
Keluhan
Keluhan pada menstruasi bisa menunjuk pada diagnosis tertentu.
Semisal, pada saat haid mengalami nyeri hebat sampai pingsan
bisa diindikasikan adanya kelainan.

Riwayat Kehamilan,Persalinan, dan Nifas, yang lalu


G (gravid), P (para), A (abortus), H (hidup). Klien mengalami hamil
pertama dan tidak pernah mengalami keguguran.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Klien tidak sedang menstruasi dan mengatakan ada gerakan janin

Pemeriksaan Khusus
Rambut
Warna
Rambut ibu hamil bisa berubah dengan cara yang di luar dugaan
selama kehamilan. Banyak ibu hamil yang tidak memperhatikan bahwa
telah terjadi perubahan pada rambutnya selama kehamilan. Warna rambut
pada ibu hamil bisa berwarna merah jika ibu kekurangan energi kronik.
Sehingga ibu membutuhkan nutrisi seimbang.
Rontok
Ketika kulit kepala tidak mendapatkan makanan yang cukup dari tubuh,
maka ibu hamil akan mengalami penipisan rambut dengan cepat.
Perubahan ini sifatnya sementara, jika kehamilan telah selesai, maka
kondisi rambut akan kembali normal.
Tekstur rambut
Perubahan pada rambut terjadi biasanya berupa semakin sulitnya rambut
untuk di tata dan disisir atau mudah kembali kusut ketika sudah disisir.
Sehingga tekstur nya berubah sedikit kasar

Penyebaran rambut
Untuk mengetahui adanya kerontokan yang berlebih parah akibat
anemia sehingga membuat penyebaran rambut tidak merata.
Keadaan rambut
Untuk mengetahui bagaimana kebersihan rambut ibu. Rambut
yang bersih dapat mengindikasikan bahwa ibu menjaga kebersihan
dirinya sehingga ibu termasuk peduli pada kesehatannya
Keadaan rambut
Untuk mengetahui bagaimana kebersihan rambut ibu. Rambut yang
bersih dapat mengindikasikan bahwa ibu menjaga kebersihan
dirinya sehingga ibu termasuk peduli pada kesehatannya.

Muka

Pada daerah wajah/muka dilihat simetris atau tidak, apakah kulitnya


normal atau tidak, pucat/tidak, atau ikhterus dan lihat apakah terjadi
hiperpigmentasi. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan
hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan
pengaruh Melanophore stimulating Hormone (MSH) yang meningkat.
Mata
Pemeriksaan mata dilakukan untuk menilai adanya visus atau
ketajaman pengelihatan. Pemeriksaan skelera bertujuan untuk
menilai warna, apakah dalam keadaan normal yaitu putih.
Hidung
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan atau bentuk
dan fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian
dalam kemudian sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat
apakah ada polip dan kebersihannya.

Pemeriksaan

mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan agar mendapat perhatian kesehatan gigi dan
mulut, terutama saat hamil karena dapat menjadi sumber infeksi atau fokal
infeksi terhadap organ lainnya. Organ yang besar kemungkinannya terkena
infeksi terutama ginjal kanan. Kebersihan mulut dan gigi serta jaringan
penyangganya akan mengurangi kemungkinan pembentukan plak yang
secara berantai akan menimbulkan peradangan dan menjadi sumber infeksi
(fokal infeksi) bagi organ lainnya. Kerusakan dan radang gusi yang
berkelanjutan akan menjadi periodentitis ginggivitis, radang gigi, dan
memudahkan gigi tanggal. Kerusakan ini dapat makin meningkat karena
kekurangan kalsium yang sangat penting bagi pertumbuhan tulang dan
termasuk gigi.
Telinga
Pemeriksaan telinga dilakukan untuk mengetahui keadaan telinga luar,
saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran. Yang periksa
adalah bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga,
warna, liang telinga (cerumen/tanda-tanda infeksi).

2 Leher
Tujuan pengkajian leher secara umum adalah mengetahui bentuk leher serta organ-organ
penting yang berkaitan. Inspeksi kelenjar tyroid dilakukan untuk mengetahui adanya
pembesaran kelenjar tyroid yang biasanya disebabkan oleh kekurangan garaam yodium
Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat mengidentifikasikan kelebihan cairan atau
kegagalan jantung.
3 Payudara
Pembesaran
Buah dada membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofi dari alveoli.

Areola
Penggelapan areola pada wanita hamil disebabkan oleh hormone kehamilan yaitu hormon
progesterone dan esterogen.

Puting susu
Puting susu membesar dan lebih tua warnanya.

Keluaran
Putting susu mengeluarkan cairan kuning yang melengket yang disebut kolostrum.

Striae
Ada striae Albican dimana striae ini merupakan garis garis berwarna putih.

4 Inspeksi Abdomen
Pembesaran
Perut membesar kedepan atau kesamping (pada ascites misalnya
membesar kesamping).
Striae
Pada seorang primigravida warnanya membiru dan disebut striae
lividae. Striae ini disebabkan karena kulit perut diregang dan timbul
sebagai akibat dari hyperfungsi gl.Suprarenalis
Linea nigra
Garis gelap normal karena pigmentasi yang arahnya longitudinal di
bagian tengah abdomen bawah dan kadang diatas umbilicus.
Luka perut
Adanya jaringan parut menunjukkan adanya pembedahan obstetrik
atau abdominal terdahulu.

5 Palpasi Abdomen
Leopold I
Dilakukan dengan tujuan untuk menentukan umur kehamilan
(berdasarkan TFU) dan menentukan bagian apa yang terdapat di
fundus.
Leopold II
Dilakukan dengan tujuan untuk menentukan bagian apa yang ada
di bagian kanan dan kiri perut ibu.
6 DJJ
Frekuensi normal 120-160x/menit (Ummi Hani, dkk. 2014).
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa.

Pemeriksaan Laboratorium

Darah

Hb
Sel darah merah dengan kadar <10,5 g/dl pada TM 2 ibu hamil
mengalami anemia. Bila tindakan nilainya rendah maka
diperlukan tindakan.

Golongan darah
Golongan darah ibu perlu diketahui untuk mengantisipasi apabila
diperlukan tranfusi darah pada saat persalinan

Urine
Protein

Selain hipertensi dan oedema, penyebab lain pre eklampsi


adalah proteinuria. Protein 1+ menunjukkan pre eklampsi
ringan.

Reduksi
Adanya glukosa dalam urin orang hamil harus dianggap sebagai
gejala penyakit diabetes

Langkah II : Interpretasi Data Dasar


1.Data dasar
Data dasar ditemukan dari langkah satu lalu disimpulkan suatu
masalah atau diagnose yang spesifik. Beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnose tetapi sengguh membutuhkan
penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan
terhadap klien.
Data Subyektif
Data Obyektif
2. Diagnosa Kebidanan
Diambil dari diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek bidan kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
kebidanan

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan


mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnose potensial berdasarkan diagnose/ masalah yang sudah
diidentifikasi.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera,
untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi Dengan Tenaga
Kesehatan Lin berdasarkan Kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan untuk di konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien

(Langkah III dan IV tidak dilakukan karena


mangkaji ibu hamil fisiologis)
Langah V: Menyusun Rencana Asuhan yang
Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh di tentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnose yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat di lengkapi

Langkah VI
: Pelaksanaan Langsung Asuhan yang Efisien
dan Aman
Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan
pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan,
sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas kesehatan
lainnya. Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan
sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk
mengarahkan
pelaksanaannya
(misalnya
memantau
rencananya benar-benar terlaksana)bila perlu berkolaborasi
dengan dokter

Langkah VII: Mengevaluasi


Pada langkah ke VII ini dilakukan evalusi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengankebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.

Atonia Uteri
Atonia uteri adalah kegagalan serabutserabut otot miometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek. Hal ini
merupakan penyebab perdarahan post
partum yang paling penting dan biasa
terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4
jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat
menyebabkan perdarahan hebat dan dapat
mengarah pada terjadinya syok hipovolemik

Faktor Prediposisi

Uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan.


Kala satu dan / kala dua yang memanjang
Persalinan cepat (partus presipitatus)
Persalinan yang di induksi atau dipercepat dengan oksitosin
(augmentasi)
Infeksi intrapartum
Multiparitas tinggi
sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang pada
preeklampsi/eklampsi
Umur terlalu muda atau terlalu tua
Malnutrisi
Ibu dengan keadaan umum jelek, anemis atau menderita penyakit
menahun
riwayat penuh atonia uteri sebelumnya

Diagnosis
Kasus atonia uteri ditegakkan bila setelah
bayi dan plasenta lahir ternyata
perdarahan masih aktif dan banyak,
bergumpal dan pada palpasi didapatkan
fundus uteri masih setinggi pusat atau
lebih dengan kontraksi yang lembek.

Patofisologi
Atonia uteri yang menyebabkan perdarahan
dapat diperkirakan apabila digunakan zat-zat
anestetik berhalogen dalam konsentrasi
tinggi yang menyebabkan relaksasi uterus.
Uterus yang mengalami overdistensi besar
kemungkinan besar mengalami hipotonia
setelah persalinan. Dengan demikian, wanita
dengan janin besar, janin multipel, atau
hidramnion rentan terhadap perdarahan
akibat atonia uteri

Pencegahan Atonia Uteri


Pencegahan atonia uteri dapat di berikan
dengan pemberian oksitosin pada kala 3.
Karena oksitosin onsetnya yang cepat,
dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan
darah atau kontraksi tetani seperti
ergometrin sehingga dapat mencegah
terjadinya Atonia Uteri

Pada manajemen kala III harus


dilakukan pemberian oksitosin setelah
bayi iahir.Aktif protokol yaitu pemberian
10 unit IM, 5 unit IV bolus atau 10-20
unit per liter IV drip 100-150 cc/jam

Manajemen Penatalaksanaan Atonia Uteri

1.

Resusitasi :Apabila terjadi perdarahan


pospartum banyak, maka penanganan
awal yaitu resusitasi dengan oksigenasi
dan pemberian cairan cepat, monitoring
tanda-tanda vital, monitoring jumlah
urin, dan monitoring saturasi oksigen.
Pemeriksaan golongan darah dan
crossmatch perlu dilakukan untuk
persiapan transfusi darah.

2. Masase dan kompresi bimanual: Masase dan


kompresi bimanual akan menstimulasi
kontraksi uterus yang akan menghentikan
perdarahan. Pemijatan fundus uteri segera
setelah lahirnya plasenta (max 15 detik), jika
uterus berkontraksi maka lakukan evaluasi,
jika uterus berkontraksi tapi perdarahan
uterus
berlangsung,
periksa
apakah
perineum/vagina dan serviks mengalami
laserasi dan jahit atau rujuk segera.

3.Uterus tidak berkontraksi : bersihkanlah


bekuan darah ateu selaput ketuban dari
vagina dan lobang serviks; pastikan
bahwa kandung kemih telah kosong;
lakukan kompresi bimanual internal
(KBl) selama 5 menit. Jika uterus
berkontraksi, teruskan KBl selama 2
menit, keluarkan tangan perlahan-lahan
dan pantau kala empat dengan ketat.

4.Uterus tidak berkontraksi: Anjurkan keluarga


untuk mulai melakukan kompresi bimanual
eksternal; Keluarkan tangan perlahan-lahan;
Berikan ergometrin 0,2 mg LM (jangan
diberikan jika hipertensi); Pasang infus
menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan
berikan 500 ml RL + 20 unit oksitosin.
Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin;
Ulangi KBl Jika uterus berkontraksi, pantau ibu
dengan seksama selama kala empat.Jika
uterus tidak berkontraksi maka rujuk segera.

Penatalaksanaan Atonia
Uteri
Pemberian uterotonika
Ligasi Arteri Uterina (dilakukan oleh dokter
spesialis kandungan)
Histerektomi (dilakukan oleh dokter spesialis
kandungan)
Kompresi Bimanual
Kompresi Bimanual Internal (KBI)
Kompresi Bimanual Eksternal (KBE)
Kompresi Aorta Abdominalis

TERIMA KASIH

You might also like