Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Tanggal masuk RS
Anamnesa (allonamnesis)
Keluhan Utama : Nyeri Punggung
Status Generalis
Kesadaran
: Composmentis
Vital sign
Tekanan darah
:
Nadi
:
Respirasi
:
Suhu
:
Kepala
Leher
Cor
: Tidak ada kelainan
Pulmo : Tidak ada kelainan
Abdomen
: Tidak ada kelainan
Genital : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
STATUS NEUROLOGI
Meningeal sign
Kaku kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Brudzinski III
Kernig sign
Laseque sign
: negatif
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: -/: +/-
N. Craniales
Nervus I Olfaktorius
Nervus II Optikus
Nervus III Okulomotorius
Nervus IV Trochlearis
Nervus V Trigeminus
Nervus VI Abdusens
Extrmitas superior :
Nyeri tekan
: (-/-)
Kontur otot
: eutrofi (+ = +)
Tonus otot
: normal (+ = +)
Kekuatan otot (gerakan aktif) : (5/5)
Ekstrmitas inferior :
Nyeri tekan
: (-/-)
Kontur otot
: eutrofi (+ = +)
Tonus otot
: normal ( + = +)
Kekuatan otot (gerakan aktif) : (Nyeri/Nyeri)
Gerakan involunter :
Tremor : (-)
Distonia : (-)
Spasme : (-)
Tic
: (-)
Fasikulasi : (-)
Sistem sensorik
Eksterossptif :
rasa nyeri
: (+)
Refleks fisiologis
Reflek biceps
: (+/ + )
Reflek triceps
: (+/ + )
Reflek patella
:(
/+)
/+)
Reflek patologis
Reflek Babinski : ( - / - )
Chaddock
Gordon : ( - / - )
Oppenheim : ( - / - )
Gonda : ( - / - )
Schaefer
Hoffman trommer
:(-/-)
:(-/-)
: ( - / -)
Fungsi vegetatif
Pemeriksaan Penunjang
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
:
:
Kesimpulan hasil
Penatalaksanaan
Medikamentosa :
Non medikamentosa
Bedrest
Fisioterapi (dijelaskan apa saja)
Bedah ???
Prognosis
Quo ad vitam
: Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Untuk HNP
FOLLOW UP
S:
O:
A:
FOLLOW UP
S:
O:
A:
FOLLOW UP
S:
O:
A:
FOLLOW UP
S:
O:
A:
b) Etiologi
Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah
Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi.
Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita.
Riwayat cidera punggung atau HNP sebelumnya.
Faktor risiko yang dapat dirubah
Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama,
mengangkat atau menarik barang-barang serta, sering
membungkuk atau gerakan memutar pada punggung,
latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang
konstan seperti supir
KLASIFIKASI HNP
Patofisiologi HNP
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan
perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan.
Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan
kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang
menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus.
Melengkungnya
punggung
ke
depan
akan
menyebabkan
menyempitnya atau merapatnya tulang belakang bagian depan,
sedangkan bagian belakang merenggang, sehingga nucleus pulposus
akan terdorong ke belakang.
Prolapsus discus intervertebralis, hanya yang terdorong ke belakang
yang menimbulkan nyeri, sebab pada bagian belakang vertebra
terdapat serabut saraf spinal serta akarnya, dan apabila tertekan
oleh prolapsus discus intervertebralis akan menyebabkan nyeri yang
hebat pada bagian pinggang, bahkan dapat menyebabkan
kelumpuhan anggota bagian bawah.
MANIFESTASI KLINIS
PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif :
a. Tirah baring selama 2-4 hari
b. Medikamentosa
Terapi Fisik
a.
Traksi pelvis
b.
c.
Korset lumbal
Pembedahan
Tindakan operatif HNP harus berdasarkanalasan yang kuat yaitu
berupa:
. Defisit
neurologik memburuk.
. Gangguan
. Paresis