You are on page 1of 30

KASUS 2

IBU ANI NYERI SENDI


Kelompok 6

KELOMPOK VI
Miria Noor Shintawati
Nike Nindiyati
A.A. Putu Sandra
Andini Yuliana
Arnita Ilanur
Bertvi Mayda Putri
Devand Adyllon
Dwi Nimas
Elvina Febriasari
Harum Melati
Jesika Merlin

03008163
03011215
03012001
03012018
03012035
03012049
03012070
03012087
03012104
03012122
03012136

SKENARIO KASUS
Ibu Ani, 50 tahun mengalami nyeri pada kedua lutut,
pinggang, dan pundak. Nyeri lutut dirasakan sejak
sekitar 4 bulan yang lalu. Sebelumnya penderita
mengalami terpeleset saat turun tangga dan terkilir
pada kedua lutut saat menahan jatuh. Setelah itu
penderita menderita nyeri lutut terutama saat jalan
jauh, atau naik turun tangga. Terkadang disertai
bengkak dan kemerahan ringan pada kedua lutut.
Pada pagi hari kedua lutut terasa kaku sekitar 15
menit. Nyeri pinggang dirasakan sejak 2 minggu
yang lalu terutama saat jalan jauh, dan berkurang
saat duduk. Nyeri pinggang dirasakan pasien meluas
sampai ke pundak. Pekerjaan pasien adalah perawat,
menikah dan memiliki anak usia 20 dan 18 tahun.

Pemeriksaan fisik
Tanda

vital: dalam batas normal, BB 70 kg, TB 150

cm
Status lokalis lutut: genu valgus bilateral (kanan
lebih berat dibandingkan yang kiri), valgus test
kedua lutut (+)
Status lokalis vertebra: Skoliosis, panggul kanan
lebih rendah, spasme mm. Erektor spinae

Kata kunci: nyeri pinggang, nyeri lutut, pasca


cedera

TERMINOLOGI
Valgus : Deformitas pada ekstremitas yang
ditandai dengan kecenderungan bagian
ekstremitas menjauhi garis tengah tubuh.
Skoliosis: kelengkungan tulang belakang yang
abnormal kearah lateral
Spasme: kejang otot setempat yang mengenai
sekelompok atau beberapa otot secara involunter

ANATOMI

Normal

Osteoartritis

Cedera MCL

VERTEBRA

Normal

Skoliosis

SKOLIOSIS

SKOLIOSIS
Etiologi
Kelemahan pada otot rangka dalam mengendalikan
gerak tubuh, contoh yang terjadi pada penderita
penyakit polio
Kelainan genetika atau terjadinya gangguan organ
semasa janin di dalam rahim, misalnya karena infeksi
virus semasa hamil.
Berhubungan dengan usia tua, atau karena
kekurangan mineral kalsium, seperti masalah
osteoporosis atau pengeroposan tulang
Faktor Resiko
Riwayat keluarga
Kelainan saat kehamilan/ persalinan

DAMPAK SKOLIOSIS
FISIK
Perubahan tulang belakang bagian atas dapat
mempengaruhi kerja organ paru-paru dan jantung
pada individu.
Perubahan tulang belakang bagian bawah dapat
mempengaruhi kerja organ pencernaan
Degenerative Lumbar Scoliosis (DLS) sering
mengeluhkan nyeri punggung yang terus menerus
dan nyeri kaki maupun kesemutan.

DAMPAK SKOLIOSIS
PSIKOSOSIAL
Distress akibat kecemasan dan nyeri yang
dirasakan.
Rasa tidak percaya diri

OSTEOARTHRITIS (OA)

ETIOLOGI OA
OA primer / idiopatik 87%
OA sekunder 13% ( kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik,pertumbuhan,herediter,jejas mikro &
mikro, serta imobilisasi yang terlalu lama

FAKTOR RESIKO OA
Usia : 45-65 tahun 30%. 80 tahun 80%
Jenis kelamin : usia >50 tahun wanita > pria
Suku bangsa: amerika asli (indian) > orang kulit
hitam dan asia
Genetik
Obesitas & penyakit metabolik
Riwayat trauma: jejas / malformasi sendi
Pekerjaan
Kelainan pertumbuhan: kongenital
densitas tulang

GEJALA KLINIS OA
Nyeri sendi
Hambatan gerak sendi
Kaku
Krepitasi
Pembengkakan sendi
Tanda peradangan
Deformitas sendi yang permanen
Perubahan gaya berjalan

ANAMNESIS
Apakah pasien pernah mendengar bunyi krek-krek
pada lutut ?
Bagaimana posisi jatuh ?
Apa yang menyebabkan jatuh?
Bagaimana aktivitas sehari-hari pasien ?
Apakah pernah mengalami hal serupa sebelumnya ?
Apakah sudah pernah berobat ?
Apakah ada obat-obatan yang rutin dikonsumsi?
Bagaimana sifat nyeri pinggang pasien ?
Lokasi nyeri pinggang ?
Berapa lama yang dirasakan saat kaku?

PEMERIKSAAN FISIK
Mencari 5 tanda radang (rubor, tumor, dolor,
kalor, functio laesa)
Lihat gaya berjalan pasien
Dengar bunyi krepitasi pada lutut pasien
Ada nyeri tekan pada lokasi nyeri pinggang dan
pundak ?
Ketinggian bahu simetris atau tidak?

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Radiografi

Foto AP-lateral
Kriteria OA dikenal sebagai kriteria Kellgren dan Lawrence
yang membagi OA mulai dari tingkat ringan sampai berat.
Pemeriksaan radiografi saja sudah cukup untuk memberikan
gambaran diagnostik.
Hasil pemeriksaan yang sesuai dengan OA, antara lain:

a. Penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris. Lebih berat


pada bagian yang menyokong beban seperti lutut.
b. Peningkatan densitas tulang subkondral (sklerosis)
c. Kista pada tulang
d. Osteofit pada pinggir sendi
e. Perubahan struktur anatomi sendi1

2. Pemeriksaan

Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA tidak banyak


berguna. Pemeriksaan darah tepi menunjukkan hasil dalam
batas normal. Pemeriksaan imunologi masih dalam batas
normal. Hanya saja pada OA dengan peradangan sendi
memang dijumpai peningkatan leukosit tetapi dalam jumlah
kecil (<8000/m) dan ada peningkatan nilai protein 1.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
SKOLIOSIS
1.

FOTO POLOS

PA dan lateral penuh terhadap tulang


belakang dan krista iliaka dengan posisi
tegak.
Kemudian mengukursudut Cobbdengan
menggambar garis tegak lurus dari
lempengujung superior dari vertebra paling
atas pada lengkungan (mengukur dari puncak
T9 ) dan garis tegak lurus dari lempeng akhir
inferior vertebra paling bawah dari
lengkungan (mengukur dari alas L3 ).
Perpotongan dari kedua garis ini membentuk
suatu sudut Cobb yang diukur2.

Kategori ringan: Lekukan dengan derajat < 20.


Kategori sedang: Lekukan dengan derajat antara 20-40
Kategori berat: Lekukan dengan derajat > 40

PEMERIKSAAN PENUNJANG
SKOLIOSIS
2. CT dan Mielografi => menentukan kelainann
vertebra/ kompresi korda.
3. Uji fungsi paru => pada deformitas dada yang
parah. Uji kapasitas vital paru.
4. Uji biokimiawi dan neuromuskular => pada
pasien dengan distrofi otot/ penyakit jaringan
ikat2.

PENATALAKSANAAN
OSTEOARTHRITIS
1.Terapi non-farmakologis

a. Edukasi
b. Terapi fisik atau rehabilitasi
c. Penurunan berat badan

2.Terapi farmakologis

a.Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ) Inhibitor


Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen
b. Chondroprotective Agent

3.Terapi pembedahan3

PENATALAKSANAAN SKOLIOSIS
1.Observasi

Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis


tidak begitu berat, yaitu <25pada tulang
yang masih tumbuh atau <50 pada tulang
yang sudah berhentipertumbuhannya
2.Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat
penyangga yang dikenal dengan nama brace

3.Operasi4

PENCEGAHAN DAN EDUKASI

Pola makan yang sehat dan teratur


Olah raga yang teratur
Menurunkan berat badan untuk
menurunkan beban tubuh
Meningkatkan aktivitas sehingga sendi
banyak bergerak
Berdiri dengan postur badan yang benar
Berhati-hati saat berjalan 5

PERAN KELUARGA
Keluarga berperan dalam penatalaksanaan
pasien
Keluarga harus memberi dukungan dengan
menyemangati dan mendampingin saat diberi
pengarahan dari dokter keluarga
Keluarga juga harus ikut serta dalam
pengaturan pola makan pasien dan mengajak
pasien untuk lebih aktif dan berolahraga5

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.
3.

4.

5.

Suroso, Joewono. Isbagio, Harry. Kalim, Handono.


Osteoarthritis. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta:
Penerbit FK UI.p1380
Corwin, Elisabeth.Buku Saku Patofisiologi Corwin.
Jakarta: EGC; 2009.p50-1
S Joewono, I Haryy, K Handono, B Rawan, P Riardi.
Chapter 279 : Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi IV FKUI 2006. 1195-1202
Doenges M.E.Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. 3rd ed.
Jakarta:Penerbit Buku Kedoketran EGC ;2000
Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah B. Klien
gangguan muskuloskeletal. Jakarta : penerbit buku
kedokteran EGC;2006.p.28

You might also like