You are on page 1of 39

Pertemuan IV

Rangkaian Ekivalen dan


Karakteristik Motor DC

Klasifikasi Motor DC

MOTOR DC

SEPARATELY EXCITED

SELF EXCITED

SERI

CAMPURAN

SHUNT

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK


PENGGUNAAN
: - TARIK
- ANGKAT
- DORONG
- MEKANIK
- CAIRAN / FLUIDA
PENGATURAN
: - START
- STOP
- KECEPATAN
- ARAH PUTARAN
- MANUAL
- OTOMATIS
PROTEKSI

: - TEGANGAN
- ARUS
- DAYA
- PUTARAN
- PHASA

GENERATOR
MEKANIK

LISTRIK

MAGNET
MEKANIK

MOTOR

LISTRIK

e
c
r
o
F

Cu
rre
n

ag
ne
tic

Fi
eld

Motor DC

Pada Prinsipnya Generator DC sama


dengan Motor DC
Ra

Ia = IL + Ish
E = V + Ia Ra + 2 E
V = Ish . Rsh

Ra

Ia = IL - Ish
E = V - Ia Ra - 2 E
V = Ish . Rsh

MOTOR DC
PENGUAT TERPISAH

.
Im =

Em

Rm

E=cn

V = E - Ia Ra - 2 E
IL = Ia
P = E. Ia

: Arus Medan

: Arus Beban
Ra: Tah. Jangkar

Teg

an
d
e
.M

Ia = Arus Jangkar
V: Teg Sumber

: GGL
Beban

Ru
giSik
at

Motor DC Shunt
Ra

Ia = IL - Ish
E = V - Ia Ra - 2 E
V = Ish . Rsh

Ra

P= E. Ia

Daya yang dirubah menjadi Daya Mekanik:


P = E. Ia

Is
Ra

I
L
V

I a = I s = IL
E = V - Ia.Ra - Ia. Rs - 2 E

Contoh Soal 1.
1. Sebuah Motor DC Shunt, 115 Volt. Tahanan Jangkar 0,22 Ohm.
Jumlah kerugian tegangan pada sikat-sikat (seluruhnya) sebesar 2
Volt.
a). Berapa arus jangkar bila GGL (E) = 108 Volt?
b). Berapa Arus Jangkar bila GGL(E)=106Volt?
2. Sebuah motor DC Shunt tegangan 230 Volt dengan tahanan Ra=
0,312 Ohm dan arus jangkar 48A . Rugi tegangan pada sikat = 2Volt
Dit:
a. Hitunglah GGL lawan (Ea) dan daya yang timbul pada Jangkar?
b. Jika Ra =0,417 Ohm keadaan yang lain sama. Berapa GGL lawan
(Ea) dan daya yang timbul pada Jangkar?

PENGASUTAN
(ARUS STARTING)
Arus Starting
Ra : nilainya sangat kecil 0,05 Ohm s/d 3 Ohn

V
Ist =

V : Tegangan Jaringan misal 110 sd 220 Volt

Ra

Ist : Arus beban (sangat besar)

Maka Arus Starting


220
Ist =

0,05

= 2 200 Amper

Untuk memperkecil arus


I=

V : diperkecil

R : diperbesar

Pengaruh Putaran terhadap Arus Asut


V = E + Ia. Ra

Ia =

V-E

E = cn

Vcn

Ra

Ra

Saat akan starting putaran n masih 0, jadi E = 0 sehingga persamaan


menjadi

I=

V
Ra

Beberapa saat kemudian motor mulai berputar berarti n 0 ,


sehingga E 0 ;sudah mulai timbul sehingga persamaan menjadi:

Ia =

Vcn
Ra

Semakin besar

n, maka akan semakin kecil nilai Ia

Pengaturan antara Ra dan putaran n


Ia =

Vcn
Ra + Rt

Tahanan Starting
R1

R2

S4

S3

R3

Ra
S2

S1

Ea

S1 terhubung :

Ia =

V
( Ra + R1 + R2+ R3 )

Tahanan Starting
R1

R2

S4

S3

R3

Ra
S2

S1

Ea

S1 terhubung :

Ia =

V
( Ra + R1 + R2+ R3 )

Tahanan Starting
R1

R2

S4

S3

R3

Ra
S2

S1

Ea

S2 terhubung :

Ia =

V
( Ra + R1 + R2 )

Tahanan Starting
R1

R2

R3

Ra
S4

S3

S2

S1

Ea

S3 terhubung :

Ia =

V
( Ra + R1 )

Tahanan Starting
R1

R2

R3

Ra
S4

S3

S2

S1

Ea

S4 terhubung :

Ia =
( Ra )

3. Jangkar sebuah Motor DC Shunt tegangan


230Volt mempunyai tahanan 0,18Ohm. Kerugian
tegangan pada kedua sikat 2 Volt, E=168V
Hitunglah :
a). Besarnya Tahanan Awal agar pada waktu Starting
Arus Jangkar tidak melampaui 76 Amper
b). Arus Jangkar pada saat Start jika tidak dipasang
Tahanan Awal?

PENGATURAN KECEPATAN
V = E + Ia. Ra

E=

cn
E = V Ia. Ra
C n = V Ia. Ra

n =

V Ia. Ra
C

V
If

Karakteristik Motor DC
Karakteristik Putaran n = f(Ia); V=constant
n

Ia

Karakteristik Torsi T = f(Ia)


T

Ia

Karakteristik n=f(T)
n

Latihan

* moment of inertia of the rotor (J) = 0.01 kg.m2/s2


* damping ratio of the mechanical system (b) = 0.1 Nms
* electromotive force constant (K=Ke=Kt) = 0.01 Nm/Amp
* electric resistance (R) = 1 ohm
* electric inductance (L) = 0.5 H
* input (V): Source Voltage
* output (theta): position of shaft
* The rotor and shaft are assumed to be rigid

You might also like