You are on page 1of 53

Gas Ideal

Idealita
s

Larutan Ideal

LARUTAN IDEAL

Tidak ada perubahan sifat pada komponen


larutan ideal saat komponen tersebut
dicampur, kecuali proses pengenceran.
Tidak ada panas yang diadsorbsi maupun
dilepaskan
Volume larutan merupakan sifat aditif dari
masing masing komponen.
Tidak terjadi penyusutan ataupun ekspansi
saat semua material dicampur.
Sifat konstitutif, seperti tekanan uap, indek
refraksi, tegangan muka, viskositas larutan
adalah nilai rata rata dari sifat solut pelarut

LARUTAN SEJATI DAN IDEAL

Larutan Ideal

Larutan Non Ideal (Sejati)

Larutan
Ideal

Larutan Non-ideal (Sejati)

Terjadi pada keadaan


setimbang.
Pada 0 C
potensial kimia larutan =
energi bebas zat zat
penyusun.
Sehingga energi bebas zat zat
penyusun larutan adalah
Terjadi
identik.pada keadaan tidak
setimbang.
Pada < 0C,
potensial kimia larutan padat
tidak = energi bebas zat zat
penyusun larutan cair.
Sehingga energi bebas zat zat
penyusun larutan tidak identik.

Larutan ideal dan sejati diklasifikasikan secara termodinami

Dasar Termodinamika Larutan Ideal


Hukum termodinamika 0

Hukum termodinamika 2

Bila dua objek (bodies) yang berbeda


temperatur dikontakkan satu sama lain
maka satu saat akan terjadi
kesetimbangan. (Escaping Tendency = ET)
Kalor pada objek yang lebih panas akan
memiliki ET yang lebih besar
dibandingkan objek dingin.
Temperatur = kuantisasi dari ET kalor.
Pada keadaan setimbang, ET setiap zat
penyusun akan
sama.
Non-termal
ET pada
transformasi fisika
dan kimia zat penyusun disebut dengan
energi bebas.
Untuk zat murni disebut dengan energi
bebas molar (???). Untuk larutan disebut
dengan energi bebas molar parsial atau
potensial kimia.
Energi bebas es lebih besar dari cairan air,
yaitu pada temperatur diatas 0 C, secara
spontan es berubah menjadi air karena

Hukum Raoult Tentang Larutan Ideal

Terdapat tekanan uap pada keseimbangan cair gas,


sebagai indikator ET.
Tekanan uap zat volatil untuk larutan ideal adalah sama
dengan tekanan uap zat murni tersebut dikalikan dengan
fraksi molnya.

Tekanan uap etilen klorida murni adalah 236 mmHg (50 C). Jika
terdapat larutan yang berisikan fraksi mol etilen klorida dan
benzena masing - masing 0,4 dan 0,6 sehingga tekanan parsial
uap etilen klorida adalah 40% dari 236 mm atau 94,4mm. Pada
larutan ideal dimana cairan A dicampur dengan cairan B, maka
tekanan uap A berkurang oleh proporsional dengan mol fraksi A
dan B pada larutan akhir. Dengan demikian mengurangi ET
setiap komponen, yaitu mengurangi kecenderungan molekul A
dan B untuk 'lepas' dari permukaan cairan.

pB = 268 x 0.6 = 160.8


pA = 236 x 0.4 = 94.4
P = pA + pB = 160.8 + 94.4 = 255.2mm

Sistem Biner Larutan Ideal

Kurva tekanan uap vs


komposisi sistem biner larutan
ideal

Hukum Raoult Tentang Aerosol

Bahan hidrokarbon volatil yang banyak digunakan


sebagai propelan pada metered dose inhaler, yaitu
hydrofluoroalkana 134a (1.1.1.2,-tetrafluoroetana)
atau hydrofluoroalkana 227a (1,1,1,2,3,3,3heptafluoropropana) atau campuran kedua bahan
tersebut. Sebelumnya yang banyak digunakan
adalah trichloromonofluoromethane (CFC propellant
11) dan dichloromethane (CFC propellant 12). Zat zat tersebut dapat digunakan pada berbagai
kombinasi konsentrasi dan densitas pada temperatur
ruang.

PROBLEM

Larutan Ideal

IMF

Larutan Sejati

Ketidakseragaman IMF (Intramolecular


Force) IMF atau gaya van der Waals:
interaksi dipol dipol, ikatan hidrogen,
gaya dispersi London
Adhesif dan kohesif ???
Adhesi dan kohesi Deviasi positif/negatif
hukum Raoult

'Tarikan adhesive' ("adhesive" attraction) antar molekul


dari spesi yang berbeda lebih besar dibandingkan
dengan 'tarikan cohesive' ("cohesive" attraction) antar
molekul yang sejenis menyebabkan tekanan uap yang
diamati lebih kecil dari yang diperhitungkan dengan
hukum Raoult disebut dengan deviasi negatif.
Sebaliknya disebut dengan deviasi positif.

Interaksi antara zat A dan B


lebih besar dibandingkan
dengan interaksi molekul zat
murni.
Keberadaan zat B
menambah interaksi antar
molekul A, dan sebaliknya.
Polaritas dan tekanan uap
zat A dan B teramati sebagai
akibat dari ET yang lebih
kecil.
Tekanan uap zat A dan B
dalam campuran lebih kecil
dibandingkan hasil
perhitungan hukum Raoult.
Disebut dengan Deviasi
Negatif
Tekanan total yang teramati
akan lebih kecil
Pasangan cairan dengan

Interaksi antara zat A dan B


lebih kecil dibandingkan
dengan interaksi molekul zat
murni.
Keberadaan zat B
mengurangi interaksi antar
molekul A, dan sebaliknya.
Polaritas dan tekanan uap
zat A dan B teramati sebagai
akibat dari ET yang lebih
besar.
Tekanan uap zat A dan B
dalam campuran lebih besar
dibandingkan hasil
perhitungan hukum Raoult.
Disebut dengan Deviasi
Positif.
Tekanan total yang teramati
akan lebih besar.
Pasangan cairan dengan
deviasi positif, yaitu

Hukum Henry

An everyday example of Henry's law is given by


carbonated soft drinks. Before the bottle or can
of carbonated drink is opened, the gas above
the drink is almost pure carbon dioxide at a
pressure slightly higher than
atmospheric pressure. The drink itself contains
dissolved carbon dioxide. When the bottle or
can is opened, some of this gas escapes, giving
the characteristic hiss (or "pop" in the case of a
sparkling wine bottle). Because the partial
pressure of carbon dioxide above the liquid is
now lower, some of the dissolved carbon
dioxide comes out of solution as bubbles. If a
glass of the drink is left in the open, the
concentration of carbon dioxide in solution will
come into equilibrium with the carbon dioxide

Problem:
How many grams of carbon dioxide gas is
dissolved in a 1 L bottle of carbonated water
if the manufacturer uses a pressure of 2.4
atm in the bottling process at 25 C?
Given: KH of CO2 in water = 29.76 atm/(mol/L)
at 25 C

Solution
When a gas is dissolved in a liquid, the concentrations will eventually
reach equilibrium between the source of the gas and the solution.
Henry's Law shows the concentration of a solute gas in a solution is
directly proportional to the partial pressure of the gas over the
solution.
C = P/KH
P is the partial pressure of the gas above the solution
KH is the Henry's Law constant for the solution
C is the concentration of the dissolved gas in solution
since we only have 1 L of water, we have 0.08 mol of CO 2.
C = 2.4 atm/29.76 atm/(mol/L)
C = 0.08 mol/L
g of CO2 = mol CO2 x (44 g/mol) = 8.06 x 10-2 mol x 44 g/mol = 3.52
g

Destilasi Campuran Biner

Prinsip dasar distilasi adalah hubungan tekanan uap (dalam


hal ini titik didih) dan komposisi.
Diagram campuran biner pada proses distilasi dibuat dari
hasil pengukuran titik didih berbagai kombinasi konsentrasi
pada tekanan 1atm.
Zat volatil akan memiliki tekanan uap rendah sehingga titik
didih lebih rendah.

Titik didih zat A lebih tinggi


dari B.
Campuran dengan komposisi
a di distilasi pada titik b,
yang dalam keadaan
setimbang dengan fraksi mol
uap c dengan temperatur v1
Bila zat menunjukkan
keberadaan maksima dan
minima pada fraksi mol
tertentu maka disebut
dengan campuran azeotrop.

Campuran azeotrop yang menunjukkan maksima pada titik


didihnya, yaitu air asam format, air asam asetat dan
kloroform - aseton.
Campuran dengan deviasi negatif hukum Raoult campuran
dikatakan kurang volatil. Sehingga zat A atau B murni dapat
didistilasi karena campuran azeotropnya memiliki titik didih
tertinggi.

Azeotrop dengan minima pada titik didihnya , yaitu chloroform


methanol , etanol - air dan benzena methanol
Sebaliknya titik didih terendah ditemukan pada campuran dengan
deviasi positif

Bila campuran yang terdiri


dari dua cairan yang tidak
dapat tercampur dipanaskan
sehingga terbentuk uap,
maka setiap komponen
memiliki tekanan uap.
Proses distilasi akan
berlangsung bila tekanan
uap pada yang digunakan
pada campuran lebih besar
dari tekanan atmosfir.
Proses distilasi ini disebut
dengan distilasi steam.
Aplikasinya untuk
memisahkan senyawa
senyawa organik yang tidak
larut dalam air.
Temperaturnya sedikit lebih
rendah dari temperatur
dekomposisi bahan organik
tersebut.

SIFAT KOLIGATIF
Kombinasi dari solut yang
nonvolatil dengan solven yang
volatil.
Solut mengurangi ET solven
Terdiri atas: penurunan tekanan
uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan
tekanan osmosa

The elevation of boiling point

760 mmHg

Clapeyron equation for Elevation Boiling Point

The elevation of boiling point

Depression of Freezing Point

Titik beku atau titik leleh dari zat murni adalah temperatur
dimana solid dan liquid berada pada fase setimbang di
bawah tekanan 1 atm.
Kesetimbangan berarti kecenderungan untuk mengubah
fase padat dan cair berlangsung seimbang

Vant Hoff Factor

The van 't Hoff factor is the ratio between the actual
concentration of particles produced when the substance is
dissolved, and the concentration of a substance as
calculated from its mass.

For most non-electrolytes dissolved in water, the van' t Hoff


factor is essentially 1.

For most ionic compounds dissolved in water, the van 't Hoff
factor is equal to the number of discrete ions in a formula
unit of the substance.

At a given instant a small percentage of the ions are paired


and count as a single particle.

Ion pairing occurs to some extent in all electrolyte solutions.


This causes deviation from the van 't Hoff factor.

The deviation for the van 't Hoff factor tends to be greatest

Osmotic Pressure

Tekanan osmosa dipengaruhi potensial kimia terkait dengan


tekanan uap larutan oleh solut non volatil.
Diukur dengan osmometer.

Menghitung Tekanan Osmotik

ubungan antara tekanan osmotik dan tekanan

ET air murni = ET larutan bila


diterapkan P P0 = , pada sisi
larutan sehingga G = 0
Hubungan antara tekanan osmotik dan
tekanan uap adalah

karena
maka

untuk larutan
encer

Aplikasi Sifat Koligatif: penentuan berat


molekul dan penentuan sifat koligatif dengan
menggunakan data sifat koligatif lainnya

SOAL - SOAL

Calculate the freezing point of a solution containing 3.60 g of


glucose, C6H12O6 , in 50.0 g of water. The molecular mass of
glucose is 180.0 g/mol, the normal freezing point of pure
water, Tf 0, is 0.00 0C, and Kf for water = 1.86 0C/m.

What is the expected boiling point of a brine solution


containing 30.00 g of KBr dissolved in 100.00 g of water?

Ethylene glycol, HOCH2CH2OH, is effective as an antifreeze,


but it also raises the boiling temperature of automobile
coolant, which helps prevent loss of coolant when the
weather is hot. (a). What is the freezing point of a 50.0%
solution of ethylene glycol in water? (b). What is the boiling
point of the same 50.0% solution?

A compound called pyrene has the empirical formula C8H5.


When 4.04 g of pyrene is dissolved in 10.00 g of benzene,
the boiling point of the solution is 85.1C. Calculate the
molar mass of pyrene and determine its molecular formula.
The molal boiling-point constant for benzene is 2.53C/m. Its

You might also like