You are on page 1of 96

BREAST

CANCER

Suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan


berlebihan
atau
perkembangan
tidak
terkontrol dari sel-sel ( jaringan) payudara,
hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun
pria.

Fisiologi normal
Keterangan :
A ducts (Pembuluh, pipa, saluran)
B lobules
C dilated section of duct to hold milk
(daerah pelebaran untuk
mengeluarkan air susu)
D nipple (putting susu)
E fat (lemak)
F pectoralis major muscle (otot pektoralis
utama)
G chest wall/rib cage (dinding dada)
Pembesaran
A Normal duct cells (Sel duktus yang
normal)
B Basement membrane
(Membran dasar)
C Lumen (center of duct)

Sel kanker yang menyebar ke


pembuluh limfe dan pembuluh darah di
jaringan payudara
A Pembuluh darah
B Pembuluh limfe

Pembesaran :
A Sel duktus yg normal
B Sel kanker
C Membran dasar
D Pembuluh limfe
E Pembuluh darah
F Jaringan payudara

Menurut WHO ; 8-9% wanita akan


mengalami kanker payudara
Setiap tahun 250,000 kasus baru
kanker payudara terdiagnosa di
Eropa dan 175,000 di US.
Tahun 2000 WHO memperkirakan 1,2
juta wanita terdiagnosis kanker
payudara dan 700,000 meninggal
karenanya.

Belum ada data statistik yang akurat


di Indonesia namun data dirumah
sakit menunjukkan bahwa kanker
payudara menduduki #1 diantara
kanker lainnya pada wanita. Dan
menjadi penyebab kematian pertama
pada wanita.
Setelah menjalani perawatan, sekitar
50% pasien mengalami kanker
payudara stadium akhir dan hanya
bertahan hidup 18 30 bulan.

Diperkirakan 211,240 kasus baru


kanker payudara yg akan didiagnosis
dan 40,410 wanita yang meninggal
dunia karenanya pd thn 2005.

morbiditas dan mortalitas karena


kanker payudara berdasarkan ras
dan etnik

Breast cancer terbilang penyakit yang paling


umum pada wanita, tetapi pria memiliki
kemungkinan mengalami penyakit ini dengan
perbandingan 1:1000

Kanker payudara terjadi melalui 3 tahap :


Tahap 1 (inisiasi)
DNA dari sel duktal epitelial payudara mengalami modifikasi karena
kelainan genetik, agen lingkungan seperti kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari, dan interaksi keduanya.
Tahap 2
terjadi perubahan kromosomal, mutasi gen dan penekanan
apoptosis.
Tahap 3
Fase metastatis yang dapat dipercepat oleh modifikasi progresif dan
oncogen spesifik atau kehilangan gen supresor spesifik.

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Penyebab spesifik kanker payudara


masih belum diketahui, tetapi terdapat
banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
Faktor Endokrin
Faktor genetik
Faktor lingkungan dan gaya hidup

Faktor endokrin
Ketidakstabilan hormonal atau
ketidakstabilan produksi estrogen pada
wanita :
menstruasi yang terlalu dini (<12 tahun)
Keterlambatan monopause (>55 tahun)
Kehamilan pertama diusia yg cukup tua
(30 thn)
Wanita yg tidak menyusui
Adanya terapi pengganti hormon
(hormone replacing therapy) terutama pd
wanita monopause

Gen abnormal
Kromosom 17
Kromosom 13

BRCA1
BRCA 2

BRCA 1 dan 2 : supresor tumor,


memelihara integritas genomik dan
memperbaiki DNA
Mutasi BRCA 1 atau BRCA 2 :
meningkatkan resiko kanker payudara

Konsumsi lemak jenuh dan makanan


yang mengandung zat karsinogenik
Konsumsi buah dan sayuran yg kurang
Kurangnya konsumsi fitoestrogen
Indeks masa tubuh yang tinggi dan
obesitas
Kurangnya olahraga
Konsumsi alkohol
Keterpaparan radioaktif, terutama saat
usia muda (<20thn)

Sistem kekebalan tubuh manusia bekerja dengan cara mendeteksi


dan menyerang sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh
Sistim imun dapat mengenali

antigen asing (non-self)

antigen sendiri
(self).
Antigen tumor
berada dibawah kontrol genetik yang terbentuk
oleh agen onkogenik shg memicu sistem imun . Antigen ini
disebut TAA (Tumor associated antigen).

Aktivasi antigen tumor melibatkan berbagai sel dalam sistem


imun yaitu Th (helper), Ts (supressor), Tc (cytotoxic), sel B,
makrofag, sel NK (natural killer cells) dan lain-lain.

BERDASARKAN KEGANASAN
Benign / jinak
Malignant / ganas

BERDASARKAN LETAK
Ductal carcinoma (Non-invasive dan
invasive)
Lobular Carcinoma (Non-invasive dan
invasive)

BERDASARKAN TNM

BERDASARKAN LETAK

Ductal carcinoma (Non-invasive dan


invasive)
Lobular Carcinoma (Non-invasive dan
invasive)

DCIS - Ductal Carcinoma In Situ (non


invansif)
A : Ducts
B : Lobules
C : Dilated section of
duct to hold milk
D : Nipple
E : fat
F : pectoralis major
muscle
G : Chest wall/rib cage
Enlargement
A : Normal duct cell
B : Ductal cancer cells
breaking through the
basement membrane.
C : Basement
membrane
D : Lumen

IDC - Invasive Ductal Carcinoma


A : Ducts
B : Lobules
C : Dilated section of duct to
hold milk
D : Nipple
E : fat
F : pectoralis major
muscle
G : Chest wall/rib cage
Enlargement
A : Normal duct cell
B : Ductal cancer cells
breaking through the
basement membrane.
C : Basement membrane

LCIS - Lobular Carcinoma In


Situ (non invansif)
A : ducts (Pembuluh, pipa,
saluran)
B : lobules
C :
Dilated section of
duct to hold milk (daerah
pelebaran untuk
mengeluarkan air susu)
D : nipple (putting susu)
E : fat (lemak)
F : pectoralis major muscle
(otot pektoralis utama)
G : chest wall/rib cage
(dinding dada)
Enlargement
A Normal lobular cells
B Lobular cancer cells
C Basement membrane

ILC - Invasive Lobular Carcinoma


A : Ducts
B : Lobules
C : Dilated section of duct to
hold
milk
D : Nipple
E : Fat
F : Pectoralis major muscle
G: Chest wall/rib cage
Enlargement
A Normal cell
B Lobular cancer cells breaking
through the basement
membrane
C Basement membrane

PATOLOGI

KARSINOMA NON INVASIF

A: Sel
normal
Jaringan lobular

DUCTAL CARCINOMA IN

B: Sel
kanker

LOBULAR CARCINOMA IN SITU

PATOLOGI

KARSINOMA INVASIF

1. INFILTRATING DUCTAL CARCINOMA NOS


2. INFILTRATING LOBULAR
CARCINOMA

A: Sel
normal
B: Sel

3. COLLOID CARCINOMA

4. TUBULAR
CARCINOMA

5. MEDULLAR
CARCINOMA

Berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang


direkomendasikan oleh UICC dan AJCC
ada 3 faktor utama yaitu :
1. T tumor size atau ukuran tumor
2. N node atau kelenjer getah
bening regional
3. M metastatis atau penyebaran
jauh

Tumor size
T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau
kurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5
cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi
sudah ada penyebaran ke kulit
atau dinding dada atau pada
keduanya , dapat berupa borok, edema
atau bengkak, kulit payudara
kemerahan atau ada benjolan kecil di
kulit di luar tumor utama

N (Node), kelenjar getah bening


regional (kgb) :
N 0 : tidak terdapat metastasis
pada kgb regional di ketiak /
aksilla
N 1 : ada metastasis ke kgb
aksilla yang masih dapat
digerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb
aksilla yang sulit digerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di
atas tulang selangka
(supraclavicula) atau pada
kgb di mammary interna di
dekat tulang sternum
M (Metastasis) , penyebaran
jauh :
M x : metastasis jauh belum
dapat dinilai

Kanker noninvasif

Kanker invasif

Tanda-tanda lokal dan gejala


Umum : benjolan yg dapat disentuh
dan tidak terasa sakit
Jarang : benjolan terasa sakit,
perubahan bentuk puting, edema pada
kulit, kulit kemerahan
Benjolan pada kelenjer getah bening
mungkin terjadi

1. SKRINING-DETEKSI DINI
Tujuan : menemukan kanker sebelum
menimbulkan gejala
a. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI /SARARI)
b. Mamogram skrining
Wanita 40-49 tahun diperiksa 2 tahun sekali, >
50 tahun diperiksa berkala pertahun hasil dari
skrining ini tiap tahunnya mendekati:
- 90 % dari semua hasil skrining menunjukkan
tidak adanya kanker
- 10% dari semua hasil skrining menunjukkan
ketidaknormalan
perlu tes diagnosis
lainnya.

Dalam proyek skrining kanker payudara


menganjurkan hal berikut ini pada wanita
walaupun tidak dijumpai keluhan apapun:
Wanita > 20
Wanita > 35
Wanita > 40
Wanita > 50
tahun.

tahun
tahun
tahun
tahun

melakukan SARARI tiap tiga bulan.


40 tahun melakukan mammografi.
melakukan check up pada dokter ahli.
check up rutin/mammografi setiap

Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi


(misalnya keluarga ada yang menderita kanker)
pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih
sering.

TAHAP 1 (MELIHAT) BERDIRI DI DEPAN CERMIN

Amati
Amati kesimetrisan,
kesimetrisan, perubahan
perubahan bentuk,
bentuk, urat
urat yang
yang menonjol,
menonjol,
perubahan warna,perubahan
warna,perubahan pada
pada puting,
puting,
perubahan
kerutan/pengelupasan kulit.
kulit.
kerutan/pengelupasan
Kedua
Kedua lengan
lengan diangkat
diangkat ke
ke atas
atas
Tangan
Tangan didekap
didekap di
di belakang
belakang kepala
kepala dan
dan tekan
tekan ke
ke depan.
depan.
Tangan
Tangan ditekan
ditekan erat
erat pada
pada pinggul
pinggul dan
dan sedikit
sedikit menunduk
menunduk ke
ke
depan cermin
cermin ketika
ketika menarik
menarik punggung
punggung dan
dan sikut
sikut ke
ke depan
depan
depan

Tahap 2 (Meraba payudara & ketiak) posisi berdiri dan berbaring

Pemeriksaan medik
Mammogram diagnostik
Ultrasound
BIOPSI
Oncotype dx
Status estrogen reseptor
(ER) dan status
progesteron reseptor(PR)
Status human epidermal
growth factor receptor
(HER-2)

MAMMOGRAM
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan payudara
dengan alat rontgen
(x-rays)
Sederhana, tidak sakit
dan hanya memakan
waktu 5-10menit
Saat terbaik, seminggu
setelah selesai
menstruasi
Benjolan 0,25 cm dpt
terlihat dari
mammogram

BIOPSI
BIOPSI : pengambilan sejumlah jaringan
payudara untuk dilakukan pemeriksaan
mikroskopik histopatologi
Jenis biopsi :
needle biopsi fine needle aspiaration
biopsy, core needle biopsy
Open (surgical) biopsy incisional
biopsy, excisional biopsy
Sentinel limph node biopsy

Sentinel Limph Node Biopsy

pengambilan nodus limfe sentinel (nodus limfe pertama yang


terhubung dengan tumor primer)

Membantu penentuan metastasis kanker

Ultra sound
Menggunakan gelombang suara
Tidak sakit dan tubuh tidak terpapar
radiasi

Magnetic resonance imaging


(MRI)
Menggunakan magnet dan gelombang
radio
Zat kontras (gadolinium)
meningkatkan kualitas gambar MRI
Membutuhkan waktu 30menit

Status reseptor estrogen &progesteron


Sel payudara normal dan kanker memiliki
reseptor yang dapat berikatan dengan
estrogen dan progesteron
Diagnosisnya : memeriksa adanya reseptor
estrogen dan progesteron dari jaringan
yang diambil selama biopsy.
Sel kanker yang mengandung reseptor
estrogen disebut sebagai kanker ER +,
mengandung reseptor progesteron disebut
PR +
Wanita yg memiliki kanker reseptor positif
cenderung memiliki prognosis yang lebih

HER 2/ neu status


HER2 merupakan protein yang dibentuk
oleh gen HER2.
Pemeriksaan
status
HER-2
dapat
dilakukan 2 cara:
Imunohistochemistry, menggunakan suatu
antibody
yang
spesifik
yang
dapat
mengidentifikasi HER-2
Flourescent in situ hybridization (FISH),
menggunakan
potongan
DNA
yang
ditempeli fluorescent. DNA ini dapat
mengenali kopi dari gen HER-2 dalam sel.

Oncotype DX
Untuk memperkirakan kemungkinan kanker
payudara timbul kembali setelah terapi dilakukan
Bermanfaat dalam menentukan terapi adjuvant
yang sebaiknya diberikan
Hanya untuk dengan kanker payudara stadium
I atau II, ER/PR +, nodus limfe -, atau
mikrometastasis pada nodus limfe
Prosedur: RT-PCR 21 gen dalam tumor
Dinilai score recurrence (0-100)

<17 low recurrence


17-30 intermediate recurrence
>31 high recurrence

a. Stadium kanker
stadium kanker makin tinggi prognosis makin buruk
b. Status nodus
makin banyak nodus limfe terkena prognosis makin
buruk
c. Gambaran histologi
gambaran histologi makin buruk prognosis makin buruk
d. Status menopausal dan reseptor hormonal
Sebagian besar pasien post menopause memiliki reseptor
hormonal + berespon terhadap terapi hormonal.
Kelompok dgn hormonal reseptor positif prognosis yg
lebih baik

1. Operasi

2. Radiasi

3. Pola Hidup Sehat

OPERAS
I
Merupakan terapi lokal
Jenis Operasi:
Breast conserving surgery
Lumpektomi
Mastektomi parsial atau quadrantektomi
Mastektomi total
Mastektomi radikal
Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien
kanker payudara tergantung pada stadium
penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi umum
pasien.

lumpectomy

Total
mastectomy

Indikasi operasi :
1. Kanker payudara
stadium dini (stadium I
dan II).
2. Kanker payudara
stadium lanjut lokal
dengan
persyaratan tertentu.
3. Keganasan jaringan

OPERAS
I
Komplikasi Operasi
a. Komplikasi dini Pendarahan
b. Komplikasi Lambat
Infeksi
Nekrosis
Seroma
Edema lengan
Kekakuan sendi bahu

Menggunakan sinar atau


partikel berenergi tinggi
Membunuh sel kanker yang
tidak terangkat saat
pembedahan
Jenis radiasi:
- radiasi eksternal
- radiasi internal
(brachytherapy) Intracavitary
brachytherapy (MammoSite)
Interstitial brachytherapy

Efek samping :
Peradangan otot
Kelelahan
Kulit menjadi gatal, kering
dan kemerahan
Efek samping yang jarang
terjadi :
Cacat paru-paru
Lymphoedema
Kerusakan hati
Sarcoma (kanker lainnya)
Mungkin terjadi lebih dari 5
tahun setelah terapi dan
jarang terjadi.

Radiasi Eksternal

Radiasi dihasilkan mesin


linear accelerator
Menggunakan X-rays
5 x seminggu selama 6-7
minggu
Dosis:45-50 Gy dengan 1,2-2
Gy/fraksi atau 42,5 Gy dengan

Intracavitary brachytherapy

RADIASI INTERNAL

Ballon implant

Dosis: 10-16 Gy
dengan
2 Gy/fraksi
Umumnya digunakan
sebagai booster

Interstitial
brachytherapy

Dosis: 10-16 Gy
dengan 2 Gy/fraksi
Umumnya digunakan
sebagai booster

Konsumsi sayuran dan buah-buahan


Menghindari rokok dan alkohol
Olah raga secara teratur
Kurangi lemak
Konsumsi suplemen antioksidan
Makan lebih banyak serat
Makan lebih banyak tahu&makanan dari
kedelai
Kurangi makanan gorengan & yg
mengandung protein tinggi
Batasi makanan yang diolah dengan suhu
tinggi
& lama
Hati-hati dengan penggunaaan pemanis
buatan, pewarna makanan serta zat

TERAPI FARMAKOLOGI
Kemoterapi

Terapi Endokrin

Terapi Biologi

Neoadjuvant: penggunaan terapi sistemik


sebelum terapi lokal
Tujuan: mengurangi kelimpahan tumorukuran
tumor menyusutoperasi lebih mudah

Terapi Adjuvant : terapi yang diberikan setelah


terapi utama untuk meningkatkan
penyembuhan. Seperti : kemoterapi, radiasi,
hormon atau terapi biologi.
Tujuan: memusnahkan mikrometastasis, sel
kanker yang tertinggal pada saat operasi

Kemoterapi pengobatan penyakit dengan


sarana berupa obat-obat atau zat-zat kimiawi
sitotoksik
Durasi terapi optimal 12-24 minggu
Pemberian obat dilakukan dalam beberapa
siklus dengan tiap periode diikuti tahap
recovery
1 siklus = 3 atau 4 minggu, umumnya 4 atau 6
siklus
Regimen kombinasi lebih efektif dari pada
tunggal.
Efek samping umum obat kemoterapi :

Efek samping lain


Premature menopause & infertilitas
Cacat pada janin
Neuropati taxane (paclitaxel, docetaxel) dan
carboplatingejala terutama pada kaki dan
tangan seperti nyeri, mati rasa, sensitif thd
panas & dingin
Kerusakan jantungdoxorubicin, epirubicin
Alergi docetaxel, doxorubicin, paclitaxel,
vinorelbine
Kulit sensitif terhadap cahayadoxorubicin,
epirubicin, 5-FU, methotrexate

OBAT KEMOTERAPI
Golongan obat

obat

Mekanisme kerja

Inhibitor
topoimerase

Adriamisin
(doxorubicyn)
Epirubisin

Zat
pengalkilasi

Cytosan
Turunan mustard
(cyclophospami Membentuk ikatan kovalen antara gugus alkil
de)
yang reaktif dengan gugus nukleofilik dari
protein atau asam nukleat
Crosslink DNA
replikasi DNA terhambat.
5-flourouracil
Analog basa pirimidin uracil
Dimetabolisme menjadi bentuk aktif
fluorodeoxyuridine monophosphat, dengan
adanya folat bentuk aktif ini berikatan dan
mengganggu kerja timidilat sintase yang
berperan dalam sintesis basa timidin

Antimetabolit

Gemcitabine

Turunan antrasena
Berinteraksi dengan DNA sehingga
menyebabkan perubahan struktur yang akan
mengganggu sintesis DNA dan RNA

Analog Cytidine
Bergabung dengan DNA sehingga menghambat
aktivitas DNA polimerase. Juga menghambat
aktivitas enzim ribonukleotida reduktase yang
berfungsi mengubah ribonukleotida menjadi
deoksiribonukleotida

(antimetab Methotrexa Antifolat


olit
Menghambat kerja
te
lanjutan)
dihidrofolat reduktase
(DHFR) yang berperan
dalam mengubah folat
menjadi tetrahidrofolat.
Tetrahidrofolat diperlukan
dalam sintesis purin dan
timidin
Taxane
Paclitaxel
Antimitotik
Docetaxel
Berikatan dengan
tubulininduksi
polimerisasi tubulin,
membentuk mikrotubul
nonfungsional
Menghambat
angiogenesis

Purine synthesis

Methotrexate
Menghambat
sintesis cincin
purin

Pirimidine Synthesis

Ribonucleotid
e
Deoxyribonucleoti
de

Menghambat
sintesis dTMP

Doxorubicin
Epirubicin
Interkalasi
dengan DNA

Capecitabine
5-fluorouracil
Menghambat
sintesis dTMP
Gemcitabine

DNA

Menghambat sintesis
DNA
Alkylating agent:
cyclophosphamid
e crosslink DNA

Menghambat
sintesis RNA
Taxane:
paclitaxel,
docetaxel
Menghambat
fungsi mikrotubul

Prinsip:
Hormon seks terlibat dalam menstimulasi dan
mengatur proliferasi dan fungsi jaringan tertentu
Reseptor sel permukaan pada kanker payudara
adalah estrogen
Sehingga, pertimbangan pemberian terapi
endokrin berdasarkan atas kehadiran protein
reseptor estrogen pada tumor atau metastasis
Terapi endokrin:
- Inhibitor aromatase,
- Anti estrogen,
- Analog Luteinizing Hormon Releasing Hormon
(LHRH)
- Progestin

a. Inhibitor
Aromatase
Aromatase mengkatalisis
pengubahan androgen
menjadi estrogen
Inhibitor aromatase
menurunkan tingkat
estrogen
Hanya untuk pasien post
menopause

b. Anti Estrogen
Terdiri atas Selective
Estrogen Receptors
Modulators (SERMs) dan
anti estrogen murni atau
Selective Estrogen
Receptors
Downregulating (SERDs)
Molekul obat berikatan
dengan ER membentuk
kompleks obat-ER
menurunkan jumlah ER

c. Analog Luteinizing Hormon Releasing


Hormon (LHRH)
Menurunkan reseptor LHRH di pituitari
penurunan hormon luteinizing penurunan
estrogen.
d. Progestin
Obat third-line setelah pasein gagal
pengobatan inhibitor aromatase dan anti
estrogen.

TERAPI ENDOKRIN UNTUK KANKER PAYUDARA METASTASIS

Kelas

Obat

Dosis

Efek Samping

Inhibitor aromatase
Non
steroid

Anastrozole
Letrozole

1 mg, oral, tiap hari


2,5 mg, oral, tiap hari

Steroid

Exemestane

25 mg, oral, tiap hari

Kemerahan,arthralgias,
mualgias, sakit kepala,
diare, mual

Anti estrogen

SERMs

Tamoxifen
Toremifene

20 mg, oral, tiap hari


60 mg, oral, tiap hari

Kemerahan, vaginal
discharge, mual,
thromboembolism, kanker
endometrial

SERDs

Fulvestrant

250 mg, IM, tiap 28 hari

Kemerahan, reaksi daerah


injeksi, kemungkinan
thromboembolism

Analog
LHRH

Goserelin
Leuprolide
Triptorelin

3,6 mg, SC, tiap 28 hari


3,75 mg, IM, tiap 28 hari
3,75 mg, IM, tiap 28 hari

Kemerahan, amenorrhea,
gejala post menopause,
reaksi daerah injeksi

Progestin

Megestrol acetate
Medroxyprogester
one

40 mg, oral, 4 kali sehari


400-1000 mg, IM, tiap
minggu

Peningkatan berat badan,


kemerahan, pendarahan
vagina, edema,
thromboembolism

TERAPI
ENDOKRIN
Penggunaan Klinis

Berdasarkan status menopause


1. Terapi pada pasien pre menopause
Terapi primer
Tamoxifen adalah obat pilihan pertama
pada pasien pre dan post menopause.
Obat lainnya : toremifene (analog
tamoxifen)
Terapi sekunder dan tersier
Pasien yang tidak memberikan respon
terhadap tamoxifen obat sitotoksik
Pasien yang memberikan respon tetapi
kambuh terapi hormon lainnya.

TERAPI
ENDOKRIN
Penggunaan Klinis

Berdasarkan status menopause


2. Terapi pada pasien post menopause
Terapi primer
Tamoxifen atau anastrozole adalah obat
pilihan pertama pada pasien menopause.
Terapi sekunder dan tersier
Pasien yang tidak memberikan respon
terhadap tamoxifen obat inhibitor
aromatase mis anastrazole
Pasien yang tidak memberikan respon
terhadap tamoxifen atau anastrazole
terapi sitotoksik

TERAPI
ENDOKRIN
Penggunaan Klinis

Berdasarkan tingkat stadium kanker


1. Kanker tahap awal (tahap I dan II)
Tamoxifen adalah obat pilihan pertama.
Obat lainnya : Toremifene sebagai alternatif
tamoxifen; LHRH goserelin untuk pasien pre
menopause; dan inhibitor aromatase untuk
pasien post menopause.
2. Kanker lokal (tahap III)
Terapi yang digunakan adalah regimen
kombinasi termasuk anthracycline dan
taxane.

TERAPI
ENDOKRIN
Penggunaan Klinis

Berdasarkan tingkat stadium kanker


3. Kanker metastasis (tahap IV)
Pemilihan terapi berdasarkan kehadiran
kanker yang mempunyai ER & PR positif.
Obat pilihan pertama : Tamoxifen,
anastrozole
Obat pilihan kedua : anastrazole,
exemestane, fulvestrant
Obat pilihan ketiga : progestin

1. Antibodi monoklonal : Transtuzumab (Herceptin)


Antibodi monoklonal mempengaruhi cell growth factor, yaitu
dengan memblok HER-2 (Human Epidermal Growth Factor
Reseptor) sehingga pertumbuhan sel terhambat, dan juga
antibodi monoklonal memancing sel imun untuk membantu
merusak sel kanker.
Untuk kanker payudara metastasis atau positif HER-2
Efek samping : kardiotoksisitas (reversibel), demam,
gangguan GI, hipersensitivitas, reaksi pulmonari

Pembelahan sel
kanker terhenti

Menarik sel imun


untuk merusak sel
kanker

HER2 reseptor yang


menerima sinyal untuk
berbiaknya sel kanker dengan
cepat

2. Interferon
interferon alfa :obat imunoterapi yang digunakan untuk
mengobati kanker. Sitokin ini juga diproduksi dalam tubuh, tetapi
jumlahnya <<.
Selain langsung menyerang sel kanker, interferon alfa juga dapat
menghentikan pertumbuhan kanker atau mengubahnya menjadi
sel normal. Diduga interferon juga merangsang kerja sel NK, sel
T, dan makrofag; serta mengurangi suplai darah ke sel kanker.

3. Vaksin
vaksin kanker baru, masih dalam tahap penelitian dan uji klinis,
sehingga belum bisa digunakan secara umum. Vaksin tersebut
merangsang sistem kekebalan tubuh manusia untuk mampu
mengenali sel-sel kanker, menghentikan pertumbuhannya,
mencegah kekambuhannya, dan membersihkan sisa-sisa kanker
dari pengobatan operasi, kemoterapi, atau radiasi. Jika diberikan
dalam tahap dini, vaksin kanker dapat membuatnya sembuh
secara total.

4. Colony-stimulating Factors (CSFs)


CSFs disebut juga hematopoietic growth factors. Obat
imunoterapi jenis ini merangsang sumsum tulang belakang
untuk membelah dan membentuk sel darah putih, sel darah
merah, maupun keping darah, yang kesemuanya berperan
penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Obat-obat yang tergolong hematopoietic growth factors
antara lain:
G-CSF (filgrastim) dan GM-CSF (sargramostim) untuk
meningkatkan jumlah sel darah putih pencegah infeksi dan
sel induk untuk kepentingan transplantasi sumsum tulang
belakang.
Erythropoietin (EPO) untuk meningkatkan sel darah merah,
mencegah anemia.
Interleukin-2 (aldesleukin) untuk meningkatkan limfosit
yang dapat menghancurkan sel kanker.
Interleukin-11 (oprelvekin) untuk meningkatkan jumlah
keping darah dan mencegah perdarahan.
5. Terapi Gen
Dengan memasukkan material genetik tertentu ke dalam sel

TERAPI
BIOLOGI
Inhibitor
Lapatinib
inhibitor tyrosine kinase menarget HER-2 dan
reseptor faktor pertumbuhan
epidermal(EGFR/HER-1)
Untuk kanker payudara metastasis, terutama yg
tidak berespon pada kemoterapi dan
transtuzumab.
Diberikan dalam kombinasi dengan capecitabine
Dosis:
Capecitabine: 1000 mg/m2 PO 2 x 1 (hari 1-14)
lapatinib : 1250 mg PO setiap hari (hari 1-21)
pemberian diulang setiap 21 hari
Efek samping: ruam, diare, hepatotoksis,
perpanjangan interval QT

INTERAKSI OBAT
1. KEMOTERAPI
Obat I
Siklofosfamid

Doxorubicin

Obat 2

Interaksi:

Doxorubicin

toksisitas terhadap kandung kemih

Trastuzumab

Toksisitas kardiak

Allopurinol

Toksisitas sumsum tulang

Busulfan

Kadar serum siklofosfamid

Kloramfenikol

Hambat produksi metabolit aktif

Prednison

Dosis tunggal, hambat aktivasi


Dosis berulang, aktivasi

Paclitaxel

Toksisitas kardiak

Traztuzumab

Toksisitas kardiak

Siklosporin

Kadar serum doxorubicin


Toksisitas sumsum tulang

Senyawa barbiturat Efikasi doxorubicin


Digoksin

Doxorubicin me efek digoksin

Obat 1
Fluorouracil

Methotrexate

Docetaxel

Vinblastine

Obat 2

Interaksi

Cimetidine

Kadar serum fluorouracil

Cisplatin

Toksisitas
Kardiotoksik (cisplatin dosis
besar)

Asam folat

Toksisitas akut muncul

Metronidazol

Toksisitas

Fluorouracil
krim

Efek toksik pada kulit

Aminoglikosida
oral

Absorpsi methotrexate di GI

NSAID

Toksisitas , life threatening


(terkait dosis)

Senyawa
Penicillin

Clearance methotrexate
Toksisitas methotrexate

Eritromisin,
ketoconazole,
midazolam, dll

Kadar serum docetaxel

Senyawa
barbiturat

Kadar serum docetaxel

Bleomycin +

Toksisitas kardiak

INTERAKSI OBAT
2. TERAPI
Kelas
Obat I
ENDOKRIN
Aromatas Anastrazol
e
e
Inhibitor
Letrozol
Eksemesta
n
Anti
Esteroge
n

Obat II

Interaksi

- Esterogen
- Tamoksifen

- Efek antagonis
- C serum anastrazol turun

- Esterogen
- Tamoksifen

- Efek antagonis
- C serum letrozol turun

- Esterogen
- Inducer CYP3A4

- Efek antagonis
- Metabolisme eksemestan
meningkat

Tamoksifen Aminogluthethimide
- Obat herbal
- HRT

Medroksiprogestero
n
- Inducer CYP3A4
- Obat Antikoagulan

- Eliminasi tamoksifen meningkat


- Efek antagonis
- Efek antagonis
- Efek tamoksifen dalam
menurunkan
kadar lipid darah turun
- C serum Tamoksifen sedikit
menurun
- Metabolisme tamoksifen
meningkat
- Resiko pendarahan meningkat

Kelas
Anti
Esterog
en

Analog
LHRH

Obat I

Obat II

Interaksi

Toremifen

- Inducer
CYP3A4
- Inhibitor
CYP3A4

- Metabolisme toremifen
- Metabolisme toremifen
turun

Fulvestrant

Obat
antikoagulan

Resiko pendarahan
meningkat

Goserelin

Obat-obat
antidiabetes

Menurunkan efek terapi


obat -obat antidiabetes

Aminogluthetim
ide
- Warfarin

- C serum progestin
meningkat
- Efek warfarin meningkat

Leuprolide
Triptorelin

Progesti
n

Megestrol asetat
dan
Medroksiprogest
eron

INTERAKSI OBAT
3. TERAPI BIOLOGI
NO

Obat I

Obat II

Interaksi

Trastuzuma Paclitaxel
b

C serum trastuzumab
meningkat

Lapatinib

- Metabolisme Lapatinib
meningkat
- Metabolisme Lapatinib
turun
- C Lapatinib dalam sel otak
meningkat

- Inducer CYP3A4
- Inhibitor
CYP3A4
- Inhibitor PGlikprotein

Pedoman terapi

Ratna, usia 35 tahun,memiliki keluhan benjolan di payudara sebelah


kanan, tapi tidak terasa sakit. 12 thn lalu pernah di operasi kecil
tetapi dokter tidak memberitahu hasilnya. ibunya meninggal Karena
kanker payudara stadium lanjut yang sudah sampai pecah. Selama
sakit ibunya hanya pengobatan alternative, takut berobat ke dokter
apalagi di operasi.
Sejak ibu pasien meninggal, pasien mulai merasakan nyeri di
payudara sebelah kanan, kemudian pasien memeriksakan ke ahli
oncology yang kemudian di konsulkan ke ahli patologi untuk biopsy
jarum, yang hasilnya tumor jinak 95%. Ukurannya 3x3 cm dapat
digerakkan. Dokter melakukan masektomy, lalu diperiksa ER/PR dan
hasilnya negative dan HER2 juga menunjukkan hasil yang negatif.

Terapi apa yang diberikan????

Stadium kanker : stadium IIB (T2N1M0)


ER/PR (-) HER-2(-)
Terapi farmakologi yg diberikan :
Setelah dilakukan operasi (mastektomi) dilakukan radiasi pd
dinding dada, Radiasi yg diberikan adalah radiasi eksternal yang
diberikan 5 kali seminggu selama 6-7 minggu. untuk membunuh
sel-sel kanker di tempat pengangkatan dan sekitarnya

Kemudian dilakukan kemoterapi adjuvant sebanyak 6 siklus :


Kemoterapi yang diberikan adalah TAC :
Docetaxel (Taxane) 75 mg/m2 iv hari 1
Doxorubicin (Adriamisin) 50 mg/m2 iv hari 1
Cytoxan (Cyxlophospamid) 500 mg/m2 iv hari 1
Disiklus selama 21 hari selama 6 siklus

Ibu C menemukan benjolan dibawah puting payudara sebelah kanan.


Setelah memeriksakan ke dokter, hasil Mammography dan USG yang
menyatakan benjolan tersebut diduga kanker, dan ukurannya 2.5 cm.
Lalu ia memutuskan menunda pengobatannya, dia memilih pengobatan
alternatif selama 10 bulan. Namun semua pengobatan alternatif tak
berhasil, luka dipayudara saya sudah sangat lebar, dan sering
mengeluarkan darah dan nanah, juga ditemukan di ketiak, sampai
akhirnya dia tidak bisa jalan (lumpuh). Lalu dia memutuskan kembali
dokter dan menjalani serangkain pemeriksaan (Biopsi, Bone scanning,
photo thorax, USG abdomen, periksa darah CA 15.3). Data tersebut
menyatakan bahwa :
Dari bone scanning diketahui ada penyebaran kanker di tulang no.
5, 9, 10. Joint antara tulang pinggul dan paha, pelvic.
Pada test CA 15.3 angka tumor marker 35 ( standar PRODIA tidak
boleh lebih dari angka 30 ( < 30 )
Hasil biopsy : CA mammae dx, stadium IV.
Hasil IH ( Immunohistokimia ) adalah bahwa status Kanker nya:
Reseptor Estrogen : Negatif
Reseptor Progesteron : Negative

Dan dianjurkan oleh team dokter untuk melakukan pengangkatan


seluruh payudara kanan(Mastectomy). Dari pemeriksaan
Histopatologi, setelah operasi hasilnya sesuai dengan
pemeriksaan terdahulu yaitu jenis kanker adalah CA mammae
Ductal Invasive jenis Solid Tubular dengan Grade 2, hasil IH untuk
HER2 yang semula (-) menjadi (2+)

TERAPI APA YG DIBERIKAN KE PASIEN SETELAH


MASTECTOMY???

Stadium kanker : Stadium IV, sudah bermetastatis ke tulang, HER2 (+2)


Terapi yang dilakukan :
Setelah dilakukan mastektomi terhadap pasien, pasien diberi
radiotherapy (radiasi) 5 kali seminggu selama 6-7 minggu,
untuk mengurangi rasa sakit pada tulang.
Kemoterapi yang diberikan adalah :
Herceptin dosis awal 8 mg/kg BB infus iv selama 90menit,
diikuti dosis penjagaan 6mg/kg infus iv90menit, setiap 3
minggu selama 52 minggu
Doxetacel 75 mg/m2 iv selama 1 jam lebih, siklus diulang
setiap 21 hari.
(XELODA)capecitabine 2,5 mg/m2 /hari terbagi dlm 2 dosis
selama 2 minggu oral, siklus di ulang setiap 21 hari

Pustaka

Beers, M.H., et. al., 2003.The Merck Manual of Medical


Information 2nd Home Edition. New Jersey: Merck & Co., Inc. 1265
Dipiro, J. T., et. al., 2008, Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach, 7th ed., Mc Graw-Hill, New York,
2121-2153.
Huether, S. E. and K.L. McCance, Understanding
Pathophysiology, 3rd ed., Mosby Inc., St. Louis, 932-936.
Stedman, 1987, Medical Dictionary, New York, Simon & Schuster
Inc., 15, 46-47, 72, 115, 134, 253, 358, 409, 452, 484, 546, 612,
645.
Martini, F. H., 2006, Fundamentals of Anatomy and
Physiology, 75th ed., Pearson Education, Inc., San Francisco, 609.
www. cancer.org
www.wikipedia.com

You might also like