You are on page 1of 37

LAPORAN HOME VISITE

Disusun oleh:
Baiq Rizky Arfianti
H1A 011 011

Nama pasien : Ny. Raqmah


Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sasak
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status : Janda
Alamat: Kampung Tambora, Masbagik Selatan, Masbagik,
Tanggal : 20 September 2015

IDENTITAS PASIEN

SUBYEKTIF

Berbicara sendiri

KELUHAN UTAMA (Alloanamnesis]

Pasien dikeluhkan sering bicara sendiri sejak 3 tahun


yang lalu.
Pasien dikatakan sering berbicara sendiri, terkadang
keluyuran sambil berbicara kotor dan menyebut beberapa
nama.
Selama ini pasien dikenal lebih menutup diri dan jarang
menceritakan masalah masalah yang dialaminya.
Riwayat menyakiti diri sendiri disangkal.

RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Menurut keluarga, pasien masih bisa diajak


berkomunikasi apabila pasien sedang dalam keadaan
tenang.
Pasien tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam
kamarnya kecuali keponakannya. Hal ini disebabkan oleh
anggapan pasien bahwa orang lain akan meracuni dia.
Pasien masih bisa mengenali anggota keluarganya. Pasien
juga masih mau makan, minum, mandi, dan beribadah.

CONT

Saat kunjungan, pasien sedang duduk di dalam kamarnya,


pasien berbicara sendiri tetapi masih mau diajak untuk
berkomunikasi.
Setiap malam pasien tidak bisa tidur dengan baik
dikarenakan terus-terusan berbicara sendiri.
Berdasarkan keterangan cucu pasien, sebelum mengalami
keluhan ini, pasien merasa sedih karena anak semata
wayangnya meninggal dunia.

CONT

Beberapa waktu kemudian, pasien jarang keluar dari


kamarnya dan mengurung diri. Pasien dikeluhkan
kemudian mulai mengalami keluhan sering berbicara
sendiri dan keluyuran
Karena keluyuran, pasien sempat dikurung di dalam
kamarnya.
Pasien sebelumnya pernah dibawa berobat ke dukun dan
mendapatkan pengobatan pada saat awal keluhan muncul
dan menurut keluarga pasien, keluhan tersebut tidak
membaik

CONT

Keluarga pasien paham mengenai penyakit yang diderita


oleh pasien. Keluarga pasien meyakini bahwa penyakit
yang diderita oleh pasien disebabkan oleh kesedihan
pasien ditinggalkan oleh anaknya.
Selain itu, pasien juga tidak pernah menceritakan keluhan
atau masalah yang dialaminya.
Keluarga pasien pernah mencoba membawa pasien untuk
berobat, namun pasien menolak dan merasa tidak sakit
saat disarankan untuk mendapat pengobatan dari
pelayanan kesehatan.

CONT

Pada saat berkunjung pasien sedang duduk sendiri di


dalam kamarnya dan berbicara sendiri. Pasien bersedia
diajak berkomunikasi dengan pemeriksa.
Pada saat dilakukan komunikasi pasien bisa menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa meskipun ada
beberapa pertanyaan yang tidak dijawab sesuai
pertanyaan, dan pasien terkadang berbicara sendiri
mengenai kehidupan masa lalu pasien.
Pasien juga menganggap orang lain akan meracuninya
melalui makanan.

ALLOANAMNESIS

Pasien mengatakan mendengar suara yang


memberitahukan bahwa makanan yang diberikan orang
lain kepadanya telah diberikan racun.
Pasien bisa melakukan kontak mata dengan pemeriksa.
Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak perlu diobati
sampai ke pelayanan kesehatan.

CONT

Riwayat trauma disangkal, riwayat sesak dan kejang juga


disangkal.
Riwayat penggunaan NAPZA dan konsumsi minuman
alkohol disangkal.
Riwayat merokok disangkal.

RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Riwayat prenatal dan perinatal


Pasien merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara.
Riwayat semasa kehamilan kurang begitu ditau oleh cucu
pasien. Pasien lahir secara normal, dibantu oleh dukun,
berat lahir tidak diketahui.
Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Pasien tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan. Riwayat sakit yang berat disangkal,
pasien juga dikatakan tidak pernah kejang.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)


Pasien dapat bergaul dengan teman-teman seusianya.
Pasien rajin pergi ke sekolah.
Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun)
Pasien sekolah hanya sampai tingkat sekolah dasar. Usia
remaja dihabiskan untuk membantu orang tua.
Dewasa
Pasien sudah menikah dan memiliki satu orang anak. Saat
ini pasien berstatus janda

CONT

Tidak terdapat keluarga yang memiliki riwayat gangguan


jiwa serupa

RIWAYAT KELUARGA

GENOGRAM

: Psycotic Disorder

Pasien tinggal di sebuah rumah berukuran 4 x 6 meter


bersama cucu pasien, rumah tersebut hanya memiliki 2
ruang untuk tidur, dan 1 kamar mandi. Dinding rumah
disusun dari bata dan beratap genteng. Kamar mandi
berada di dalam rumah dengan berdinding kayu dan tidak
beratap. Tidak terdapat dapur di dalam rumah. Pasien
menggunakan kamarnya untuk memasak.

SITUASI SOSIAL SEKARANG

Tempat tinggal pasien berada di daerah perkampungan


yang lumayan padat penduduk. Rumah tetangga pasien
berada jarak setengah meter dari rumah pasien.
Kebutuhan makan selalu disiapkan oleh keponakan
pasien walaupun kadang pasien memasak makanan untuk
dirinya.

CONT

OBYEKTIF

Tanda vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 kali/ menit
RR : 20 kali/ menit
T : 36,5 0C
Status General:
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/THT : Rhinorea -/-, otorea -/-, deviasi trakea -/Thoraks : Cor ; S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo; suara vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/Abdomen : Distensi (-), BU (+) normal, H/L/R ttb
Ekstremitas : Hangat

PEMERIKSAAN FISIK

Penampilan
Perempuan, sesuai usia, perawatan diri baik.
Psikomotor
Saat wawancara pasien bisa melakukan kontak, pasien
hanya duduk di tempat tidurnya
Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Pembicaraan
Tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan, sering
berbicara sendiri mengenai masa lalunya, volume normal,
dan artikulasi jelas.
Mood dan Afek
Mood : hipotimia
Afek
: menyempit
Keserasian : serasi

CONT

Gangguan persepsi
Terdapat halusinasi auditorik
Pikiran
Arus pikir : tidak menjawab semua pertanyaan
Isi pikir : waham kejar
Bentuk : realistis

Kesadaran dan Kognisi


Taraf kesadaran : compos mentis
Orientasi:
Orang kesan baik, pasien dapat mengenali cucu dan
saudaranya
Tempat kesan baik, pasien mengetahui bahwa saat
pemeriksaan berada di kamar pasien.
Waktu kesan baik, pasien tahu bahwa saat dilakukan
pemeriksaan pada waktu siang hari

Daya ingat : cukup baik

CONT

Konsentrasi dan Perhatian : sde


Kemampuan membaca dan menulis pasien bisa
membaca atau menulis
Kemampuan visuospasial
Pikiran abstrak

CONT

: sde

: kesan realistik

Intelegensi dan Kemampuan Informasi : sde


Daya nilai dan Tilikan
Tilikan derajat I.

CONT

Aksis I : Gangguan skizofrenia paranoid


Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah keluarga
Aksis V : GAF 60-51

EVALUASI MULTIAKSIAL

Pasien merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara.


Pasien tinggal bersama cucunya.
Keluarga pasien merupakan keluarga sederhana yang
hidup sesuai masyarakat suku Sasak pada umumnya.

Identifikasi Keluarga Pasien

Saat ini, pasien tidak bekerja dan kebutuhan hidup


dipenuhi oleh keluarganya.
Keluarga pasien memiliki mata pencaharian sebagai
polisi, buruh, dan wiraswasta.
Keluarga tersebut termasuk sosial-ekonomi menengah.

KEADAAN SOSIAL EKONOMI

Berbicara sendiri dan tertawa sendiri.


Sering melamun atau marah-marah serta mengamuk tanpa
sebab yang jelas.
Sering keluyuran sendirian tanpa tujuan, terutama bila tanpa
busana.
Suka mengganggu dan menyebabkan keresahan orang lain
dan lingkungan.
Pendiam, suka menyendiri dan berkhayal yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
Tidak mampu mengurus dirinya sendiri, seperti jarang mandi.

DESKRIPSI MASYARAKAT YANG BERADA


DALAM RADIUS 1 KM DARI DAERAH
PASIEN TENTANG PASIEN GANGGUAN
JIWA

Keluarga memahami bahwa pasien menderita gangguan


jiwa, yang diakibatkan oleh kebiasaan pasien menyimpan
masalah yang dihadapi tanpa diceritakan ke orang lain.
Keluarga pasien merasa bahwa pasien perlu dibawa ke
pelayanan kesehatan. Pasien sudah mencoba membawa
pasien untuk berobat, namun pasien menolak dan kabur
dari rumah, sehingga keluarga pasien tidak mau memaksa
pasien untuk berobat.

SIKAP KELUARGA TERHADAP ANGGOTA


KELUARGA YANG DISANGKA
MENDERITA GANGGUAN JIWA

Untuk kebutuhan pokok sehari-hari, cucu pasien sudah


menyediakannya di rumah, pasien biasa mengambil
sendiri apa yang diinginkan.
BAB dan BAK pasien bisa lakukan sendiri.
Keluarga tidak terlalu terganggu dengan anggapan orang
tentang keadaan pasien. Keluarga sudah dapat menerima
keadaan tersebut.

CONT

Menurut keluarga, penderita yang mengalami gangguan


jiwa perlu mendapatkan pengobatan.
Pengobatan yang diberikan secara nonmedis berupa
pengobatan alternatif. Sementara itu, pengobatan medis
juga perlu diberikan kepada pasien dengan gangguan
jiwa.

TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PASIEN


YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DAN
USAHA PENGOBATAN

Keluarga pasien memahami benar bahwa pengobatan


medis juga diperlukan untuk mencegah ke arah keadaan
yang lebih buruk. Akan tetapi, pasien selalu menolak
untuk dibawa berobat, sehingga keluarga pasien tidak
membawa pasien berobat.

KENDALA DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI


KELUARGA TERKAIT PENANGANAN ANGGOTA
KELUARGA YANG DISANGKA MENDERITA
GANGGUAN JIWA

Pasien memiliki gangguan jiwa yang memerlukan pengobatan


medis secara rutin dan teratur, sehingga membutuhkan
dukungan dari keluarga.
Keluarga diharapkan bersedia untuk mencoba membawa pasien
ke pelayanan kesehatan sehingga mendapatkan perawatan dan
pengobatan yang sesuai.
Pasien memiliki gangguan jiwa yang membutuhkan proses
yang lama dalam penyembuhannya sehingga pengobatannya
bukan dalam hitungan hari atau minggu, sehingga penting rutin
kontrol untuk melihat respon terhadap pengobatan yang
diberikan dan perkembangan pasien.

EDUKASI

DOKUMENTASI

TERIMA KASIH

You might also like