You are on page 1of 25

Disampaikan pada acara seminar keperawatan

November 2015

Latar Belakang
Penyakit difteri merupakan salah satu penyakit

yang berpotensi menjadi wabah


Disebabkan o/ kuman Corybacterium Diphtheriae
Dapat menular melalui droplet, kontak dengan
benda yang terkontaminasi
Dapat dicegah dengan imunisasi
Dapat menyerang bayi, anak atau dewasa
Data di RSPI pd th 2014 merawat 6 pasen: < 15
th (66,7%), > 15 Th (33,3%),
Januari Mei 2015 merawat 9 pasien: < 15 th
(88.9%), >15 th (11,1%)

DEFINISI
Difteri adalah :

Penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh


corynebacterium diphteriae.

ETIOLOGI
Kuman corynebacteriumdifteri yang bersifat:

bakteri gram +, polymorf, tidak bergerak,


tidak membentuk spora,
terdiri dari 3 jenis basil yaitu : gravis, mitis,
inter medius,
membentuk pseudomembran yang sukar
diangkat, mudah berdarah, dan berwarna
putih keabu-abuan, mengeluarkan eksotoksin
yang sangat ganas dan dapat meracuni
jaringan.

Penularan
Menular melalui infeksi droplet,
kontak dengan pasien atau benda ,makanan

yang terkontaminasi
Masa tunas 2 5 hari
Masa penularan penderita 2 4 mg sejak
masa inkubasi

Patoflow
Kuman berkembang biak &hidup
pada sal.nafas bag atas,vulva,telinga dan kulit
Membentuk Pseudomembran
Bullneck

Lokal

Nyeri

Menjalar dari faring,tonsil


tonsil,laring dan sal.nafas atas
pernafasan)
sumbatan jalan nafas

gg. Pemenuhan
Nutrisi

- Bersihan jalan nafas


- perubahan pola nafas
- gg. Pertukaran gas

Melepaskan Eksotoksin
Jaringan
- Jantung (miokarditis)
- syaraf (paralysis otot

Resiko aspirasi

Gejala klinis
Panas lebih dari 38 C
Sakit menelan
Adanya psedomembrane bisa di pharynx,

larynx atau tonsil


Leher membengkak seperti leher sapi
( bullneck) pembengkakan kelenjar leher
Tdk semua gejala klinis tampak jelas namun
bila ditemukan pd tonsil tampak membran
putih keabu-abuan sebaiknya dilakukan
apusan tenggorok untuk pem lab.

PENATALAKSANAAN
Tindakan Umum dengan tujuan:

- Mencegah terjadinya komplikasi,


- Mempertahankan/memperbaiki keadaan umum,
- Mengatasi gejala/akibat yang muncul
Perawatan dalam ruang isolasi, perawatan tirah
baring selama 2 minggu, pemberian cairan dan
makanan yang mudah dicerna cukup mengandung
protein dan kalori , pemeriksaan EKG

Tindakan khusus dengan tujuan:

Menetralisir toksin, Eradikasi Kuman,


menanggulangi infeksi sekunder
Pengobatan khusus:
Pemberian ADS
Pemberian Anti Biotika
Pemberian kortikosteroid
Tindakan trakheostomi bila terjadi sumbatan
jalan nafas.

KOMPLIKASI
Pada kardiovaskuler : Miokarditis
Pada saluran pernafasan: obstruksi jalan

nafas, Bronkopneumonia
Kelainan pada ginjal

PENGKAJIAN
Identitas klien
KEPERAWATAN
Keluhan utama yang dirasakan pasien : Batuk,
demam , sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang : biasanya pasien
mengeluh sakit tenggorokan, sulit menelan
Riwayat penyakit keluarga : apakah ada
keluarga yang menderita penyakit yang sama
Riwayat Imunisasi terutama DPT I,II, III dan DT

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan Umum : Kesadaran, TTV


- secara Head to too ( dari kepala sampai kaki):
* Hidung: terdapat secret berbau busuk sedikit
bercampur darah ada membran putih pada septum
nasi
* Mulut : bibir kering, mulut terbuka, ada membran
putih pada tonsil dan faring
* Leher: pembesaran getah bening pada leher,
edema
pada laring dan trachea (bullneck), permukaan
laring dan trachea tertutup oleh
pseudomembrane

DIAGNOSA
Pola nafas tidak effektif berhubungan dengan
KEPERAWATAN

edema laring
Gangguan pemenuhan nutrisi (kurang dari
kebutuhan) berhubungan dengan anoreksia
Gg rasa nyaman: nyeri menelan bd terbentuknya
pseudomembran pada salurann nafas atas
Gg. Rasa aman : ansietas bd hospitalisasi (ruang
isolasi).
Resiko terjadinya komplikasi: miocarditis bd
pelepasan toksin pada miocarditis.

INTERVENSI
1. Pola nafas tidak effektif berhubungan
dengan edema laring
Tujuan & Kriteria Hasil

Intervensi

Tujuan:
Pola nafas kembali normal

1. Monitor tanda-tanda
vital
2. Berikan posisi : semi
fowler
3. Lakukan suction bila
terjadi penumpukan
lendir
4. Anjurkan pasien agar
tidak terlalu banyak
bergerak.
5. Kolaborasi: pemberian
terapi Oksigen

Kriteria Hasil:
- Frek. RR dalam rentang
normal (20 -30 x/mt)
- tidak terdengar suara
nafas
tambahan
-Tidak ada sekresi dari
saluran
nafas yang berlebihan

2. Gg pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari


kebutuhan) bd anoreksia
Tujuan & Kriteria
Hasil

Intervensi

Tujuan:
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi

1. Timbang BB setiap hari bila


memungkinkan
2. Monitor intake kalori dan
kualitas konsumsi makanan
3. Berikan makanan lunak
/lembek
4. Berikan makan dalam porsi
kecil

Kriteria:
- BB tidak mengalami
penurunan selama
dalam
perawatan
- Porsi makan yang
disajikan dihabiskan
- Adanya minat dan
selera
makan

3. Gangguan rasa nyaman : nyeri telan bd terbentuknya


pseudomembran yang menjalar ke saluran napas atas.
Tujuan & Kriteria
Hasil

Intervensi

Tujuan:
Rasa nyaman
terpenuhi

1. Lakukan pengkajian nyeri


2. Observasi ketidak nyamanan secara
non verbal
3. Pantau tanda-tanda vital
4. Kolaborasi: pemberikan analgetik
sesuai program terapi

Kriteria Hasil:
- Pasien dapat
mengatakan nyeri
yang
dirasakan
- Wajah pasientidak
meringis
- Skala nyeri
berkurang
(0-2)
- TTV normal

4. Gangguan rasa aman ansietas bd hospitalisasi


Tujuan & Kriteria

Intervensi

Tujuan :
Ansietas teratasi

1. Gunakan prilaku tenang


dan menyenangkan
2. Dorong kehadiran orang
tua bila mungkin
libatkan mereka

Kriteriaa Hasil:
Anak berespon secara
positif terhadap
hospitalisasi

5. Resiko terjadinya komplikasi:miocarditis bd


pelepasan toksin pada miocarditis.
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Tujuan:
Komplikasi tidak terjadi
Kriteria Hasil:
Tidak ditemukan tandatanda komplikasi

1. Monitor tanda-tanda vital


2. Kaji ulang pentingnya latihan
nafas, batuk effektif
3. Berikan suntikan ADS sesuai
program
4. Periksa EKG 1x seminggu

IMPLEMENTASI
No

Diaagnosa
Keperawatan

Implementasi

Pola nafas tidak effektif


berhubungan dengan
edema laring

1. Mengobservasi tanda-tanda vital


2. Memposisikan pasien : semi
fowler
3. Melakukan suctioning
4. Menganjurkan pasien agar tidak
terlalu banyak bergerak.
5. Mengkolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian Oksigen

Gg pemenuhan
kebutuhan nutrisi
(kurang dari kebutuhan)
bd anoreksia

1. menimbang BB setiap hari


2. memonitor intake kalori dan
kualitas konsumsi makanan
3. memberikan makanan lunak
/lembek
4. memberikan makan dalam porsi

No

Diagnosa Keperawatan Implementasi

Gangguan rasa nyaman:


nyeri telan bd
terbentuknya
pseudomembran yang
menjalar ke saluran
napas atas.

1. Mekukan pengkajian nyeri


2. Observasi ketidak nyamanan
secara non verbal
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
4. Kolaborasi: memberikan
analgetik sesuai program terapi

Evaluasi

Pola nafas tidak effektif

S:
O:
A:
P:
Gg pemenuhan kebutuhan nutrisi
S:
O:
A:
P:
Gangguan rasa nyaman: nyeri
S:
O:
A:
P:

Perencanaan
Pemulangan
Pendidikan Kesehatan pada keluarga
mengenai:
1. perawatan difteri
2. pentingnya imunisasi
3. pentingnya control ulang setelah pulang
dari RS

Kesimpulan
Diphteriae ialah suatu penyakit mendadak yang

disebabkan kuman coryne bacterium diphteriae,


mudah menular dan menyerang terutama pada
saluran nafas bagian atas dengan tanda khas
berupa pseudomembran dan dilepaskannya
eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala
umum dan lokal.
Diphteriae ditularkan melalui droplet, dapat pula
mll kontak dengan benda atau makanan yang
terkontaminasi.
Diphteriae dapat dicegah dengan imunisasi

Daftar pustaka
Doengoes, E Marlynn, dkk.1999. rencana

assuhan Keperawatan edisi 3 penerjemah


Monica ester.EGC. Jakarta
Ngastiyah,1997.Perawatan Anak sakit.
Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
http://keperawatansite.blogspot.com/2013/08/a
skep-difteri.html
. diunduh pada tgl 15 November 2015
pukul20.30

TERIMA KASIH

You might also like