You are on page 1of 26

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK

TEMULAWAK DENGAN BAHAN


PENGIKAT GELATIN

KELOMPOK 3
Beny Riyanto
Delis Saniatil Hayat
Irma Nurelsa
Maya Yulistiana
Randi Afriadi

TUJUAN PRAKTIKUM
Memperoleh tablet hisap yang baik
dengan menggunakan gelatin sebagai
bahan pengikat.

TEMULAWAK

Klasifikasi Tanaman
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) memiliki
tatanama sebagai
berikut:
Divisi

: Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae
Kelas

: Monocotyledoneae

Bangsa

: Zingiberales

Suku

: Zingiberaceae

Genus

: Curcuma

Spesies

: Curcuma xanthorrhiza Roxb.

Morfologi Tanaman Temulawak

Rimpang induk temulawak


dapat memiliki 3-4 buah
rimpang.
Warna kulit rimpang adalah
cokelat kemerahan atau
kuning tua, sedangkan
warna daging rimpang
adalah oranye tua atau
kuning.

Karakteristik Ekstrak Temulawak


Ekstrak kering temulawak dibuat dengan menggunakan
metode maserasi dari rimpang temulawak menggunakan
pelarut etanol 70%. Satu bagian serbuk kering rimpang
temulawak dimasukkan dalam alat maserator, ditambah 10
bagian etanol 70% direndam selama 6 jam sambil sekali-kali
diaduk, kemudian didiamkan selama 24 jam.
Ekstrak kering temulawak yang diperoleh memiliki
karakteristik berupa serbuk halus, berwarna kuning, memiliki
bau khas temulawak, rasa spesifik temulawak, serbuk
bersifat tidak higoskopis, ukuran partikel rata-rata 0,180 mm
(80 mesh), dengan kadar kurkumin minimal 15%, kadar air
sebesar 6,53%, kelarutan dari ekstrak kering temulawak
yaitu praktis larut dalam alkohol, namun tidak larut dalam
air.

Kandungan Temulawak
Rimpang temulawak mengandung pati, abu,
protein, serat, kurkumin, glikosida, tuloil metal
karbinol, L-sikloiprenmirsen, essoil, kalium
oksalat, serta minyak atsiri yang terdiri dari
felandren, kamfer, borneol, tumerol,
xanthorizol, dan sineal (Wijayakusuma, 2002).

Penggunaan Temulawak
Temulawak dapat digunakan untuk
meningkatkan nafsu makan,
memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara
fungsi hati (hepatoprotektor),pereda nyeri
sendi dan tulang, menurunkan lemak darah,
antioksidan, dan membantu menghambat
pembekuaan darah.

Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering,
kental atau cair yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia
nabati
atau
hewani
menurut
cara
yang
sesuai
(Departemen Kesehatan RI, 1995).

Metode Pembuatan Ekstrak


1. Cara dingin
(a). Maserasi
Maserasi merupakan suatu proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada
suhu kamar.
(b). Perkolasi
Perkolasi adalah suatu proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut
yang
selalu baru hingga ekstraksi sempurna, umumnya dilakukan pada suhu
kamar.
2. Cara panas
(a). Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dengan jumlah pelarut terbatas yang

(b). Sokhlet
Sokhlet merupakan salah satu metode ekstraksi yang digunakan untuk
menarik senyawa organik dari jaringan tanaman kering (kayu, biji, akar,
daun)
(c). Digesti
Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukankontinyu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari suhu kamar, secara umum dilakukan
pada suhu
40 50C.
(d). Infus
Infus merupakan ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur
berkisar antara
96 98C) selama waktu tertentu (15 20 menit).
(e). Dekok

Tablet

Definisi Tablet
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat
secara kempa cetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata
atau cembung, mengandung satu jenis atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan
(Depkes, 1979).

Kriteria tablet berkualitas baik:


a. Kekerasan yang cukup dan tidak rapuh
b. Dapat melepaskan bahan obatnya sampai pada
ketersediaan hayatinya.
c. Memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet
dan kandungan obatnya.
d. Mempunyai penampilan yang menarik, baik pada
bentuk, warna, maupun rasanya.

Sifat bahan yang akan dikempa:


a. Mudah mengalir
b. Kompatibel
c. Mudah lepas dari cetakan

Metode Pembuatan Tablet


1. Metode Kempa Langsung
2. Metode Granulasi Basah
3. Metode Granulasi Kering

Tablet Hisap
Hisap Tablet hisap adalah suatu sediaan padat
yang mengandung satu atau lebih bahan obat,
umumnya dengan bahan dasar beraroma
manis, yang dapat melarut atau hancur
perlahan-lahan di dalam mulut (Depkes RI,
1995).

Bahan Tambahan Tablet Hisap


a. Bahan pembawa
b. Bahan pengikat
c. Bahan Pelincir
d. Zat Warna
e. Pemberi Rasa

Bahan Pengikat: Gelatin


Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial
kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan.
Gelatin pada pembuatan tablet mempunyai konsentrasi
tertentu yang berbeda-beda antara lain 2-10% (Bandelin,
1989).
Pemerian : lembaran, kepingan atau potongan, atau serbuk
kasar sampai halus; kuning lemah atau coklat terang; warna
bervariasi tergantung ukuran partikel. Larutannya berbau
lemah seperti kaldu. Jika kering stabil di udara, tetapi
mudah terurai oleh mikroba jika lembab atau dalam bentuk
larutan (Depkes RI, 1995).

METODOLOGI PENELITIAN
Alat

Bahan

alat alat gelas,


alat pencetak tablet Single
Punch,
alat ukur kekerasan tablet,
alat ukur waktu hancur,
alat uji granul,
alat ukur kerapuhan tablet,
tap volumeter,
jangka sorong,
lemari pengering,
timbangan analitik,
dan stopwatch.

Rimpang temulawak,
kloroform,
heksan,
etanol 70%,
aerosil,
gelatin,
manitol.

PROSEDUR PENELITIAN
Ekstraksi Temulawak dengan metoda maserasi

Sebanyak 500 g
rimpang kering
dimaserasi dengan
pelarut etanol 70 %
selama 3 hari
sambil sekali-sekali
diaduk.

Sarinya disaring
dan ampasnya
dimaserasi
kembali dengan
perlakuan yang
sama sebanyak 3
kali pengulangan

hingga
diperoleh
ekstrak kental

Maserat
dikumpulkan
lalu diuapkan
dengan
destilasi
vacum

dan
dikentalkan
dengan
rotary
evaporate

PEMBUATAN TABLET HISAP


Formula tablet hisap yang digunakan formula 3, dengan
ekstrak temulawak sebanyak 120 mg dan menggunakan
manitol (429 mg) sebagai pengisi dan gelatin (15%)
sebagai pengikat.
Granulasi dilakukan dengan metode granulasi basah
mengunakan aerosil sebagai adsorben dan lubrikan.
Tablet hisap dicetak menggunakan mesin cetak tablet
single punch.

Pengujian Granul
Kompresibilitas
Untuk mengetahui kompresibilitas harus ditentukan nilai bobot jenis
ruah (Pb) dan bobot jenis ketuk (PK)nya terlebih dahulu.
Waktu Air
Sebanyak 100 g granul ditimbang terlebih dahulu, masukan ke
dalam corong dengan lubang keluar corong ditutup terlebih dahulu.
Setelah itu bagian penutup corong dibuka. Kemudian dihitung
waktu yang dibutuhkan granul saat keluar dari corong.
Kandungan Lembab
Ukuran kandungan kelembaban granul dapat dihitung dengan alat
pengukur kelembaban moisture analyzer.

Pengujian Tablet
Friabilitas
Sebanyak 10 tablet yang telah dibebas debukan ditimbang terlebih
dahulu. Lalu dimasukan ke dalam alat friabilator. Alat dinyalakan
pada 25 rpm selama 4 menit, kemudian dihitung frabilitasnya.
Keseragaman diameter dan ketebalan
Sebanyak 20 tablet ditimbang satu-persatu, diameter dan
ketebalan masing-masing tablet dengan menggunakan mikrometer
sekrup.
Keseragaman Bobot
Sebanyak 20 tablet ditimbang satu-persatu, lalu dihitung rata-rata
berat tablet.

Kekerasan
Tablet diletakan secara vertikal pada alat uji kekerasan dan diatur
sehingga berada pada posisi yang optimal. Lalu biberikan tekanan
sampai tablet terjepit semakin kuat sampai akhirnya tablet tersebut
pecah. Besarnya tekanan dibaca langsung pada skala.
Waktu Melarut
Tablet diletakan di mulut sukarelawan. Lalu diberikan
melarut tanpa pengunyahan hingga habis dimulut.
Kemudian dihitung waktu yang diperlukan untuk melarut
sampai habis.
Uji Hedonik
Uji hdonik dilakukan terhadap 20 orang sukarelawan untuk
mendapatkan data meliputi kemanisan dan kesukaan terhadap
tablet hisap.

TERIMA KASIH

You might also like