You are on page 1of 45

Asuhan Keperawatan

Klien dengan Gangguan


Kelenjar Tiroid

Arif Candra G, S.Kep.Ns

Anatomi

Kelenjar Tiroid terletak tepat dibawah laring


pada kedua sisi dan disebelah anterior trakea
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin
terbesar, beratnya 15-20 gram
Kelenjar ini menyekresi dua macam hormon
Tiroksin (T4) dan triidotiroksin (T3)
Kelenjar Tiroid juga menyekresi Kalsitonin
yang berperan dalam metabilisme kalsium

93% hormon aktif metabolisme yang


disekresikan
kelenjar
tiroid
adalah
tiroksin
7% lainya adalah triidotironin
Tetapi semua tiroksin akhirnya diubah
menjadi triidotironin didalam jaringan
Kedua fungsinya sama namun berbeda
dalam intensitas dan kecepatanya.
Kekuatan/kecepatan T4 4 kali lebih kuat
dari T3 namun jumlah T4 lebih sedikit
didalam darah
Hormon ini dibentuk diperlukan yodium
yang didapat dari saluran pencernaan

Fungsi umum kelenjar tiroid


1. Meningkatkan Transkripsi Sejumlah besar gen
Efek umum dari hormon ini untuk mengaktifkan
sejumlah besar gen. semua protein, sebagian besar
enzim, protein struktural, protein transpor dan zat
lainya akan disintesis hasil akhirnya adalah
peningkatan aktivitas fungsional menyeluruh di
seluruh tubuh
2. Meningkatkan jumlah dan aktifitas sel mitokondria
3. Meningkatkan transpor aktif ino melaui membran sel

Fungsi hormon pertumbuhan


Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak
selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama
kehidupan (lahir)

Efek hormon pada mekanisme spesifik tubuh:


1. Merangsang metabolisme karbohidrat
2. Meningkatkan metabolisme lemak dengan mengangkut
secara cepat dari jaringan lemak (adiposa)
3. Menurunkan kosentrasi kolesterol dengan meningkatkan
kecepatan sekresi kolesterol secra bermakna didalam
empedu sehingga meningkatkan jumlah kolesterol
melaui feses
4. Meningkatkan kebutuhan vitamin
5. HT meningkatkan jumlah enzym, vitamin bagian yang
penting dalam enzym dan koeenzym sehingga HT juga
meningkatakn kebutuhan vitamin.
6. Meningkatkan Laju Metabolisme basal
7. Menurunkan BB (tidak selalu terjadi)
8. Meningktkan adan liran Darah curah jantung
9. Meningkatkan kekuatan jantung

9. Meningkatkan motilitas saluran cerna


(meningkatkan sekresi getah pencernaan dan
pergerakan saluran cerna)
10. Tremor otot bertambah kepekaan sinaps
saraf didaerah medula
11. Meningkatkan kecepatan sekresi dari kelenjar
endokrin lain
seperti hormon insulin,
paratiroid
12. Pada
fungsi seksula hilangnya libido,
gangguan menstruasi. Sehingga pada sistem
ini dibutuhkan HT yang normal agar
fungsinya seksualnya normal

1.
Hipertiroidisme
Merupakan suatukondisi

dimana

tjd

kelebihan sekresi hormon tiroid.


Hipertiroidisme menyerang wanita 4x lebih
banyak dibandingkan pria, terutama wanita
muda yg berusia antara 20-40 th.
Penyebabnya krn overfungsi keseluruhan
kelenjar, mungkin disebabkan oleh fungsi
tunggal atau multiple adenoma kanker
tiroid, pengobatan miksedema dg hormon
tiroid yg berlebihan.

Bentuk hipertiroidisme yg umum adl penyakit


Graves (goiter difus, toksik) yg mempunyai
tiga tanda penting: (1) hipertiroidisme, (2)
pembesaran kelenjar tiroid (goiter) dan (3)
eksoptalmos
(protrusi
mata
abnormal).
Penyakit Graves mrp kelainan autoimun yg
dimediasi oleh antibodi IgG yg berikatan dg
reseptor TSH aktif pd permukaan sel-sel tiroid.

Penyebab
lain
hipertiroidisme
dapat
mencakup goiter nodular toksik, adenoma
toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis
subakut dan kronik dan ingesti TH.

Dampak hipertiroidisme thd berbagai sistem


tubuh adl sbb:
1. Sistem integumen spt diaphoresis, rambut
halus dan jarang dan kulit lembab.
2. Sistem pencernaan spt BB menurun, nafsu
makan meningkat dan diare.
3. Sistem muskuloskletal spt kelemahan.
4. Sistem pernafasan spt dispnea dan takipnea.
5. Sistem kardiovaskuler spt palpitasi, nyeri dada,
sistolik meningkat, tekanan nadi meningkat,
takikardia dan disritmia.
6. Metabolik spt peningkatan laju metabolisme
tubuh, intoleran thd panas dan suhu sub febris.

7. Sistem neurologi spt mata kabur, mata lelah,


isomnia, infeksi atau ulkus kornea, sekresi air
mata meningkat, konjungtiva merah, fotopobia,
tremor, hiperrefleks tendon.
8. Sistem reproduksi spt amenore, volume
menstrusi berkurang dan libido meningkat.
9. Psikologis/emosi
spt
gelisah,
iritabilitas,
gugup/nervous, emosi labil, perilaku mania dan
perhatian menyempit.

Penatalaksanaan klien dg hipertiroidsme


I. Pengkajian
1. Pengumpulan biodata spt umur, jenis kelamin
dan tempat tinggal.
2. Riwayat penyakit dlm keluarga.
3. Kebiasaan
hidup
sehari-hari
mencakup
aktivitas
dan
mobilitas,
pola
makan,
penggunaan obat-obatan tertentu, istirahat
dan tidur.
4. Keluhan klien spt BB turun meskipun nafsu
makan meningkat, diare, tidak tahan thd
panas, berkeringat banyak, palpitasi dan nyeri
dada.

5. Pemeriksaan fisik
a. Amati penampilan umum klien, amati wajah klien
khususnya kelainan pd mata spt:
Opthalmopati yg ditandai
. Eksoftalmus: bulbus okuli menonjol keluar
. Tanda Stellwags: mata jarang berkedip
. Tanda Von Graefes: jika klien melihat ke bawah maka
palpebra superior sukar atau sama sekali tdk dpt
mengikuti bola mata
. Tanda Mobieve: sukar mengadakan atau menahan
konvergensi
. Tanda Joffroy: tdk dpt mengerutkan dahi jika melihat
ke atas
. Tanda Rosenbagh: tremor palpebra jika mata menutup
Edema palpebra krn akumulasi cairan di periorbita
dan penumpukan lemak di retro orbita

Penurunan visus akibat penekanan saraf optikus dan


adanya tanda-tanda radang/infeksi pd konjungitva dan
atau kornea
Fotopobia dan pengeluaran air mata yg berlebihan mrp
tanda yg lazim
b. Amati manifestasi klinis hipertiroidisme pd berbagai sistem
tubuh.
c. Palpasi kelenjar tiroid, kaji adanya pembesaran, bgmn
konsistensinya, apakah dpt digerakkan serta apakah nodul
soliter atau multiple
d. Auskultasi adanya bruit

6. Pengkajian psikososial mencakup kestabilan emosi,


iritabilitas, pehatian yg menurun dan perilaku mania.
Fluktuasi emosi menyebabkan klien bertambah lelah.
7. Pemeriksaan diagnostik mencakup pemeriksaan kadar T3
T4 serum, T3 ambilan resis T3 dan kadar TSH serum.
Scanning thyroid, USG dan pemeriksaan EKG.

II. Diagnosa keperawatan yg utama dijumpai pd klien dg


hipertiroidisme adl:
1. Penurunan curah jantung yg b/d penurunan waktu pengisian
diastolik sbg akibat peningkatan frekuensi jantung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yg b/defek
hipermetabolisme
3. Perubahan persepsi sensori (penglihatan) yg b/d gangguan
perpindahan impuls sensoris akibat oftalmopati
Diagnosa keperawatan tambahan antara lain:
4. Diare yg b/d peningkatan aktivitas metabolik
5. Koping individu inefektif yg b/d emosi yg labil
6. Intoleransi thd aktivitas yg b/d kelemahan akibat
metabolisme meningkat
7. Gangguan pola tidur yg b/d suhu tubuh meningkat akibat
peningkatan metabolisme
8. Gangguan proses berpikir yg b/d emosi yg labil dan
perhatian yg menyempit

III. Rencana tindakan keperawatan


1. Penurunan curah jantung yg b/d menurunnya waktu pengisian
diastolik sbg akibat peningkatan frekuensi jantung
tujuan:
fungsi kardiovaskular kembali normal
Intervensi keperawatan:
a. Observasi setiap 4jam nadi apikal, TD dan suhu tubuh
b. Anjurkan kpd klien agar segera melaporkan pd perawat bila
mengalami nyeri dada, palpitasi, dispnea dan vertigo.
c. Upayakan agar klien dpt beristirahat, tempatkan klien
diruangan yg tenang dan jauh dari stimulus
d. Bantu klien memenuhi ADL sesuai kebutuhan
e. Batasi aktivitas yg melelahkan klien
f. Kolaborasi pemberian obat-obat antitiroid spt thionamide
termasuk PTU (propil tiourasil), methimazole. Juga pemberian
preparat yodium.
g. Kolaborasi tindakan pembedahan bila dg tindakan
konservatif tdk memberikan respon yg baik serta
pembesaran kelenjar tiroid mendorong trakea atau esofagus.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yg b/d efek


hipermetabolisme
Tujuan:
Setelah perawatan di RS, klien akan mempertahankan status nutrisi yg
optimal
Intervensi keperawatan:
a. Berikan makanan TKTP
b. Beri makanan tambahan diantara waktu makan
c. Timbang BB secara teratur setiap 2 hari sekali
d. Bila perlu, konsultasikan klien dg ahli gizi
3. Gangguan persepsi sensori (penglihatan)yg b/d gangguan perpindahan
impuls sensoris akibat oftalmopati
Tujuan:
Klien tdk mengalami penurunan visus yg lebih buruk dan tdk tjd
trauma/cedera pd mata
Intervensi keperawatan:
a. Anjurkan klien bila tidur dg posisi elevasi kepala
b. Basahi mata dg borwater steril
c. Jika ada fotopobia, anjurkan klien menggunakan kacamata rayben
d. Jika klien tdk dpt menutup mata rapat pd saat tidur, gunakan plester non
alergi
e. Berikan obat-obat steroid sesuai program.

IV. Tindakan bedah


1.Tiroidektomi subtotal
2.Tiroidektomi total

Perawatan preoperasi
1. Sebelum tindakan operasi kadar hormon tiroid hrs
diupayakan normal utk pencegahan tirotoksikosis pd
saat operasi.
2. Pemberian obat antitiroid tetap dipertahankan
3. Masalah jantung harus sudah teratasi
4. Kondisi nutrisi harus optimal (diit TKTP dan karbohidrat)
5. Latih klien batuk efektif dan nafas dalam
6. Ajarkan cara mengurangi peregangan pd luka operasi
akibat rangsangan batuk.
7. Beritahukan klien kemungkinan suara mjd serak setelah
operasi akibat pemasangan ETT saat operasi.

Perawatan postoperasi
1. Monitor TTV setiap 15 menit sampai stabil dan
lanjutkan setiap 30 menit selama 6 jam
2. Gunakan bantal pasir atau bantal tambahan utk
menahan posisi kepala tetap ekstensi sampai klien
sadar penuh.
3. Bila klien sudah sadar, berikan posisi semifowler.
Apabila memindahkan klien hindarkan penekanan pd
daerah insisi.
4. Berikan analgesik sesuai program terapi
5. Bantu klien batuk dan nafas dalam setiap 30 menit
sampai 1 jam
6. Gunakan pengisap oral atau trakea sesuai kebutuhan
7. Monitor komplikasi antara lain: perdarahan, distres
pernafasan, hipokalsemia akibat pengangkatan
paratiroid ditandai dg tetani, kerusakan saraf laringeal.

Pendidikan kesehatan diberikan kpd klien dan klg


mencakup:
1. Penggunaan obat-obatan. Konsistensi waktu sangat
perlu diperhatikan
2. Gunakan kipas angin atau ruangan ber AC agar klien
dpt berisitirahat
3. Dpt tjd alergi pd penggunaan PTU berupa kulit
kemerahan dan timbul gatal-gatal
4. Pada klien tiroidektomi total atau pada penggunaan
obat antitiroid, jelaskan tanda hipotiroidisme dan
hipertiroidisme
5. Jelaskan kpd klg penyebab emosi yg labil pd klien
dan bantu mereka utk dpt menerima
6. Anjurkan utk follow up secara teratur ke tempat
pelayanan terdekat

Rencana perawatan klien dg tiroidektomi


1. Bersihan jalan nafas takefektif yg b/d obstruksi akibat perdarahan/edema
daerah insisi; kerusakan saraf laring; terangkatnya kelenjar paratiroid.
Tujuan:
Paru-paru mengembang optimal, jalan nafas bersih, dapat berbicara spt
sebelum sakit
Intervensi keperawatan:
a. Pantau tanda-tanda distres pernafasan, sianosis, takipnea dan nafas
berbunyi
b. Periksa balutan luka setiap jam selama periode pertama pascaoperasi
dan kemudian dilakukan setiap 4jam
c. Periksa sensasi di sekitar area insisi
d. Pertahankan posisi semifowler
e. Gunakan kirbat es utk mengurangi edema di daerah sekitar insisi
(jangan sampai mengenai luka/balutan)
f. Kaji kualitas suara klien setiap 2 jam, catat perubahan tonasi
g. Kaji adanya tanda chvosteks dan tanda trousseau
h. Identifikasi kemungkinan adanya hilang rasa dan kesemutan pd
ekstermitas
i. Siapkan suction set, trakeostomi dan ETT set di samping tempat tidur
klien

2. Risiko tinggi penurunan curah jantung yg b/d


perdarahan pascaoperasi
Tujuan:
orientasi dan kesadaran klien baik, TTV dbn
Intervensi keperawatan:
a. Identifikasi tanda perubahan fungsi kardiovaskular
.Pantau TTV setiap 15 menit pd periode pertama
pascaoperasi dan selanjutnya setiap 1-4 jam
.Pantau irama jantung, catat adanya takikardia
dan ketidakteraturan irama jantung
.Periksa balutan thd kemungkinan perdarahan.
Periksa dari depan ke belakang
.Identifikasi perubahan kesadaran dan orientasi
klien
.Berikan obat-obatan sesuai program

3. Nyeri yg b/d insisi pada kelenjar tiroid


Tujuan:
Klien mengalami nyeri yg minimal
Intervensi keperawatan:
a. Kaji tingkat nyeri dg menggunakan skala penilaian nyeri
b. Bantu klien dlm mempertahankan posisi kepala dan
leher dg benar
c. Klien dg posisi semifowler dg meletakan bantal atau
bantal pasir dibawah leher
d. Ajarkan klien cara menopang leher dan kepala saat
merubah posisi
e. Berikan obat analgesik sesuai program
f. Pantau respons klien thd pengobatan
g. Tempatkan bel pemanggil disisi klien agar mudah
digunakan
h. Pertahankan lingkungan yg tenang, kurangi stressor

2. Hipotiroidisme

Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sbg akibat


kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid
dlm memenuhi kebutuhan jaringan tubuh.
Dapat tjd akibat pengangkatan kelenjar tiroid dan
pada pengobatan tirotoksikosis dg RAI. Juga tjd
akibat infeksi kronis kelenjar tiroid dan atropi
kelenjar tiroid yg bersifat idiopatik.
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada
usia 30-60th, empat klai lipat angka kejadiannya pd
wanita dibandingkan pria. Hipotiroidisme kongenital
dijumpai satu orang pd empat ribu kelahiran hidup.

Dampak hipotiroidisme thd berbagai sistem tubuh adl:


1. Sistem integumen spt kulit dingin, pucat, kering, bersisik
dan menebal; pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal;
rambut kering, kasar; rambut rontok dan
pertumbuhannya buruk
2. Sistem pulmonari spt hipoventilasi, efusi pleura, dispnea
3. Sistem kardiovaskular spt bradikardia, disritmia,
pembesaran jantung, toleransi thd aktivitas menurun,
hipotensi
4. Metabolik spt penurunanmetabolisme basal, penurunan
suhu tubuh, intoleransi thd dingin
5. Sistem muskuloskletal spt nyei otot, kontraksi dan
relaksasi otot yg melambat
6. Sistem neurologi spt fungsi intelentual yg lambat,
berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori,
perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang
pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendon

7. Gastrointestinal spt anoreksia, peningkatan BB,


obstipasi, distensi abdomen
8. Sistem reproduksi, pd wanita: perubahan
menstruasi spt amenore atau masa menstruasi
yg memanjang, infertilitas, anovulasi dan
penurunan libido. Pada pria: penurunan libido
dan impotensi.
9. Psikologis/emosi: apatis, agitasi, depresi,
paranoid, menarik diri, perilaku mania
10.Maniestasi klinis lain: berupa edema periorbita,
wajah spt bulan (moon face), wajah kasar, suara
serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas
thd opioid dan traskuilizer meningkat, ekspresi
wajah kosong, lemah, haluaran urin menurun,
anemi, mudah berdarah.

Penatalaksanaan klien dg hipotiroidisme


I. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan klien dan klg. Sejak kpn klien
menderita penyakit tsb dan apakah ada anggota
klg yg menderita penyakit yg sama.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari spt: pola makan,
pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu
utk tidur), pola aktivitas.
3. Tempat tinggal klien sekarang dan waktu balita
4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pd
berbagai sistem tubuh: sistem pulmonari,
pencernaan, kardiovaskular, muskuloskletal,
neurologik. Reproduksi, metabolik,
emosi/psikologis.

5. Pemeriksaan fisik mencakup:


a. Penampilan secara umum: amati wajah klien thd
adanya edema sekitar mata, wajah bulan dan
ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar.
Lidah tampak menebal dan gerak-gerik klien
sangat lamban. Postur tubuh kecil dan pendek.
Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin dan pucat.
b. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
c. Pembesaran jantung
d. Disritmia dan hipotensi
e. Parastesia dan refleks tendon menurun

6. Pengkajian psikososial: klien sangat sulit


membina hubungan sosial dg lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Klg mengeluh
klien sangat malas beraktivitas dan ingin tidur
sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri
klien mencakup kelima komponen konsep diri.

7. Pemeriksaan penunjang mencakup:


pemeriksaan kadar T3 T4 serum, pemeriksaan
TSH (pada klien dg hipotiroidisme primer akan
tjd peningkatan TSH serum, sedangkan pd yg
sekunder kadar TSH dpt menurun/normal)

II. Diagnosa keperawatan


1. Penurunan curah jantung yg b/d penurunan volume sekuncup
sbg akibat dari bradikardi, arteriosklerosis arteri koronenaria
2. Pola nafas tidak efektif yg b/d penurunan tenaga/kelelahan,
ekspansi paru yg menurun, obesitas dan inaktivitas
3. Gangguan proses pikir yg b/d edema jaringan serebral dan
retensi air.
Diagnosa tambahan antara lain:
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yg b/d
penurunan kebutuhan metabolisme; nafsu makan yg menurun
5. Hipotermi yg b/d laju metabolisme yg menurun
6. Konstipasiyg b/d penurunan motilitas usus
7. Gangguan integritas kulit yg b/d nutrisi yg buruk dan hipotermia
8. Disfungsi seksual yg b/d depresi
9. Gangguan pola seksual yg b/d efek penyakit, kelelahan dan
obesitas
10. Gangguan mobilitas fisik yg b/d kelelahan, penurunan kekuatan
motorik, depresi, obesitas dan nyeri otot
11. Perubahan citra diri yg b/d perubahan penampilan fisik

III. Rencana keperawatan


1. Penurunan curah jantung yg b/d penurunan volume sekuncup
akibat bradikardi dan arteriosklerosis arteri koronaria
Tujuan:
Fungsi kardiovaskuler ttp optimal yg ditandai dg tek. darah,
irama jantung dbn.
Intervensi keperawatan:
a. Pantau tek.darah, denyut dan irama jantung setiap 2jam utk
mengidentifikasi
kemungkinan
tjdnya
gangguan
hemodinamikjantung spt hipotensi, penurunan haluaran urin
dan perubahan status mental.
b. Anjurkan klien utk memberitahu perawat segera bila
kmengalami nyeri dada, krn pd klien dg hipotiroidisme
kronik dpt berkembang arteriosklerosis arteri koronaria
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan utk mengurangi gejala.
Obat yg sering digunakan adl Levotyroxine sodium.
d. Ajarkan kpd klien dan klg cara penggunaan obat serta tnadatanda yg harus diwaspadai bila tjd hipertiroidisme akibat
penggunaan obat yg berlebihan.

2. Pola nafas tdk efektif yg b/d kelelahan, obesitas dan


inaktivitas
Tujuan:
Klien dpt mempertahankan pola nafas yg efektif
Intervensi keperawatan:
a. Amati dan catat irama serta kedalaman pernafasan
b. Auskultasi bunyi pernafasan dan catat dg seksama
c. Bila klien mengalami kesulitan pernafasan yg berat,
kolaborasikan dg dokter kemungkinan penggunaan
alat bantu utk bernafas spt ventilator
d. Hindarkan penggunaan obat sedatif krn dpt menekan
pusat pernafasan. Bila klien menggunakan obat
tranqualizer dosis biasanya diturunkan krn klien sangat
peka.
e. Bantu klien beraktivitas
f. Penuhi ADL sesuai kebutuhan

3. Gangguan proses pikir yg b/d eedma jaringan


otak dan retensi air
Tujuan:
Proses berpikir klien kembali ketingkat yg optimal
Intervensi keperawatan:
4. Observasi dan catat tanda gangguan proses
berpikir yg berat spt: letargi, gangguan
memori,
tdk
ada
perhatian,
kesulitan
berkomunikasi, mengantuk.
5. Orientasikan klien kembali dg lingkungannya
baik thd orang, tempat dan waktu.
6. Beri dorongan pd klg agar dpt menerima
perubahan perilaku klien. Jelaskan pula bahwa
dg pengobatan teratur gejala akan berkurang.

Penyuluhan kesehatan
Berikan penjelasan ttg:
1. Cara penggunaan obat, dosis dan waktunya.
Tdk meminum obat bersama dg obat lain
2. Tanda dan gejala bila kelebihan obat atau
sebaliknya
3. Menggunakan selimut tambahan pd waktu
tidur, penggunaan baju hangat dan pakaian
tebal bila suhu udara dingin
4. Meningkatkan pemasukan makanan yg bergizi,
cairan yg cukup dan makanan tinggi serat
5. Memeriksakan diri secara teratur ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat

3. Hipertrofi kelenjar
tiroid

Kelenjar tiroid mengalami pembesaran akibat


pertambahan ukuran sel/jaringan tanpa
disertai peningkatan atau penurunan sekresi
hormon-hormon kelenjar tiroid. Disebut juga
goiternontoksik atau simple goiter atau
struma endemik.
Dampak yg ditimbulkan hanya bersifat lokal
yaitu sejauh mana pembesaran tsb
mempengaruhi organ disekitarnya spt
pengaruhnya pd trakea dan esofagus.

Faktor penyebab tjdnya hipertropi kelenjar tiroid


tmsk di dlmnya defisiensi yodium, goitrogenik
glikosida agent (zat/bahan ini dpt menekan
sekresi hormon tiroidI spt ubi kayu, jagung, lobak,
kangkung, kubis bila dikonsumsi scr berlebihan,
obat-obatan antitiroid, anomali, peradangan dan
tumor/neoplasma.
Sedangkan secara fisiologis, menurut Benhard
(1991) kelenjar tiroid dpt membesar sbg akibat
peningkatan aktivitas kelenjar tiroid sbg upaya
mengimbangi kebutuhan tubuh yg meningkat pd
masa pertumbuhan dan masa kehamilan. Kondisi
stres hormon ini juga akan meningkat.

Bahan dasar pembentukan hormon tiroid adl


yodium.
Ion yodium (iodida) darah kelenjar tiroid scr
tranport aktif dg ATP sel-sel folikel kelenjar
tiroid mensintesis Tiroglobulin (sejenis
glikoprotein) mengalami iodinisasi terbentuk
di iodotironin (DIT) dan mono iodotironin (MIT),
memerlukan enzim peroksida sbg katalisator
penggabungan 2 molekul DIT terbentuk tetra
iodotironin atau tiroxin (T4) dan molekul DIT
bergabung dg MIT mjd tri iodotironin (T3)
masuk ke dlm plasma berikatan dg protein
binding iodine (dirangsang oleh hormon TSH dan
dihambat oleh Tiourasil, Tiourea, sulfonamid dan
metilkaptoimidazol.

Dampak struma thd tubuh, yaitu mempengaruhi


kedudukan organ-organ disekitarnya (trakea,
esofagus dan pita suara) shg tjd kesulitan
bernafas dan disfagia (gang.pemenuhan O2,
nutrisi serta cairan dan elektrolit, suara
serak/parau). Bila pembesaran keluar, maka
bentuk leher akan besar dpt simestris atau tdk,
berpengaruh thd estetika dan kecantikan
(gang.rasa aman dan konsep diri klien)

Penatalaksanaan klien dg hipertrofi kelenjar tiroid


I. Pengkajian
1. Kaji riwayat penyakit: sejak kapan keluhan
dirasakan, adakah anggota klg berpenyakit sama
2. Tempat tinggal sekarang dan masa balita
3. Usia dan jenis kelamin
4. Kebiasaan makan: bertujuan utk identifikasi
adanya faktor goitrogenik
5. Penggunaan obat-obatan: kaji jenis obat yg
digunakan dlm 3 bulan terakhir, sudah brp lama
digunakan, tujuan pemberian obat
6. Keluhan klien: sesak nafas (apakah bertambah
sesak bila beraktivitas), sulit menelan, leher
bertambah besar, suara serak/parau, merasa malu
dg bentuk lehet besar dan asimetris.

7. Pemeriksaan fisik
a. Palpasi kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda,
konsistensi dan simetris tdknya, apakah terasa
nyeri pd saat palpasi
b. Inspeksi bentuk leher, simetris tdknya
c. Auskultasi bruit pd arteri tyroidea
d. Nilai kualitas suara
e. Palpasi apkh tjd deviasi trakea
8. Pemeriksaan diagnostik: kadar T3 T4 serum,
pameriksaan RAI, tes TSH serum

9. Lakukan pengkajian dampak perubahan patologis


thd kemungkinan adanya gang. Pemenuhan O2,
nutrisi, cairan dan elektrolit serta gang.rasa aman
dan perubahan konsep diri spt:
a. Status pernafasan : frekuensi, pola dan teratur
tdknya, apkh klien menggunakan otot pernafasan
tambahan spt retraksi sternal dan cuping hidung
b. Warna kulit, apkh tampak pucat/sianosis
c. Suhu kulit khususnya daerah akral
d. Keadaan umum/kesadaran, apkh klien tampak
gelisah atau tdk berdaya
e. BB dan TB
f. Kadar Hb
g. Kelembaban kulit dan teksturnya
h. Porsi makan yg dihabiskan
i. turgor

j.
k.
l.
m.
n.
III.
1.
2.
3.
4.

Jml dan jenis cairan per oral yg dikonsumsi


Kondisi mukosa mulut
Kualitas suara
Bgmn ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan
gaya interaksi klien dg orang disekitarnya
Bgmn klien memandang dirinya sbg pribadi.
Diagnosa keperawatan
Pola nafas yg tak efektif b/d penekanan kelenjar
tiroid thd trakea
Perubahan nutrisi: kurang dr kebutuhan tubuh yg
b/d asupan yg kurang akibat disfagia
Perubahan citra diri yg b/d perubahan bentuk leher
Gang.rasa aman: ansietas yg b/d kurang informasi
ttg penyakit dan pengobatannya, atau persepsi yg
salah ttg penyakit yg diderita

III. Rencana tindakan keperawatan


1. Pola nafas yg tak efektif yg b/d penekanan
kelenjar tiroid thd trakea
Tujuan:
selama dlm perawatan pola nafas klien kembali
efektif (sambil menunggu tindakan pembedahan
bila diperlukan) dg kriteria sbb:
. Frekuensi pernafasan 16-20 x/menit dan pola
teratur
. Akral hangat
. Kulit tdk pucat atau sianosis
. Keadaan klien tenang/tdk gelisah

Intervensi keperawatan:
a. Batasi aktivitas, hindarkan aktivitas yg
melelahkan
b. Posisikan semifowler dg kepala ekstensi bial
diperlukan
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan spt
dexamethason (utk mengurangi edema)
d. Bila dg konservatif gejala tdk hilang, kolaborasi
tindakan operatif
e. Bantu aktivitas klien di tempat tidur
f. Observasi keadaan klien scr teratur

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yg b/d


asupan nutrien kurang akibat disfagia
Tujuan:
Nuterisi klien dpt terpenuhi kembali dlm waktu 1-2
minggu dg kriteria sbb:
.BB bertambah
.Hb 12-14 gr% (wanita) san 14-16 gr% (pria)
.Tekstur kulit baik
Intervensi keperawatan:
a. Berikan makanan lunak atau cair sesuai kondisi klien
b. Porsi makanan kecil tp sering
c. Beri makanan tambahan diantara jam makan
d. Timbang BB dua hari sekali
e. Kolaborasi pemberian ruborantia bila diperlukan
f. Ciptakan lingkungan yg menyenangkan menjelang
jam makan

3. Perubahan citra diri yg b/d perubahan bentuk leher


Tujuan:
Klien memiliki gambaran diri yg positif dg kriteria:
. Klien menyenangi kembali tubuhnya
. Klien dpt melakukan upaya-upaya utk mengurangi dampak
negatif pembesaran pd leher
. Klien dpt melakukan aktivitas fisik dan sosial sehari-hari
Intervensi keperawatan:
a. Dorong klien mengungkapkan perasaan dan pikirannya ttg
bentuk leher yg berubah
b. Diskusikan upaya yg dpt dilakukan klien utk mengurangi
perasaan malu spt menggunakan baju berkrah tertutup
c. Beri pujian bla klien dpt melakukan upaya-upaya positif utk
meningkatkan penampilan diri.
d. Jelaskan penyebab tjdnya perubahan bentuk leher dan jalan
keluar yg dpt dilakukan spt tindakan operasi
e. Jelaskan pula setiap resiko yg perlu diantisipasi dari setiap
tindakan yg dpt dilakukan.

You might also like