You are on page 1of 58

AHMAD FAID

HARYANTO
405090194

Lapar sensasi keinginan terhadap makanan

dan berhubungan dengan efek faal lain,


seperti kontraksi ritmis pada lambung dan
rasa gelisah sehingga menuntut ketersediaan
makanan yang adekuat
Selera makan hasrat untuk makan, dan
sangat berguna dalam menentukan kualitas
dan kuantitas makanan yang dimakan
Kenyang sensasi yang dirasakan jika
keinginan untuk makan sudah terpenuhi

Yang berperan dalam Pusat Lapar


dan Kenyang
Hipotalamus
Batang otak
Sistem saraf
Endokrin
Psikososial

Pengendali rasa lapar dan kenyang

Neukleus
Ventromedial

Hipotalamus

Pusat kenyang
Neukleus
lateralis

Nukleus
Dorsomedial

Nukleus
Paraventrikular

Pusat lapar

Orexigenic

Sekresi air liur


Batang otak

menjilat
mengunyah

menelan

Substansi biokim
anorexigenic

makanan

lambung

Saluran cerna

glucagon-like peptide

distensi
duodenum
Sinyal ke
N.vagus

Ileum dan kolon


Insulin >>

CCK
melanokortin

Peptide YY

KENYANG

Hipotalamus
Nukleus lateralis disisi lateral berperan

sebagai pusat lapar


Nukleus ventromedial pusat kenyang
Nukleus paraventrikularlesi menyebabkan
makan berlebih
Nukleus dorsomediallesi menyebabkan
malas makan
Nukleus arkuatadaerah dmana hormon2
berpusat n dikordinasikan u/ atur pengambila
makanan

Batang Otak
Batang otak berperan dalam pengambilan

makanan, tapi lebih ke arah mekanisme


makan seperti sekresi liur, menjilat,
mengunyah, dll.

Subtansi Biokimia
Substansi Orexigenic substansi yang

mencetuskan rasa lapar


Substansi Anorexigenic substansi yang
menghambat selera makan (kenyang)

Neuron
Neuron yang berperan ada 2 :
Neuron proopiomelanocortin(Anorexigenic)
a-Melanocyte-stimulating hormone (a-MSH)
Cocaine-and amphetamine-relatide-

transcript(CART)

Neuropeptide Y(orexigenic)
Agouti-related protein(orexigenic)

Faktor regulasi pengambilan


Makanan
Regulasi jangka pendek mencegah supaya

makan terlalu banyak


Regulasi jangka panjang memelihara
simpanan energi secara konstan dalam waktu
yang relatif lama dan erat kaitanya dengan
status gizi

Regulasi Jangka Pendek


Mekanisme :
Inhibisi akibat pengisian lambung
Inhibisi hormon gastrointestine
CCK
Peptide YY

Stimulasi oleh hormon gastrointestine


Ghrelin

Regulasi Jangka Panjang


Mekanisme :
Efek konsentrasi glukosa, AA, dan lipid
Regulasi yang disebabkan temperature
Sinyal umpan balik jaringan adiposa
Hormon yang berperan : leptin

Faktor Psikososial

Faktor
Diduga

Keterangan

Teori
Lipostatik

simpanan lemak di jar adiposa sinyal rasa kenyang


Gliserol didarah dikatakan ~ jmlh total lemak 3gliserida di
jar lemak
Gliserol didarah dikatakan berfs sbg sinyal
Kendala: org kegemukan msh tetap merasa lapar. Mgk yang
juga penting: persentase pengisian setiap sel lemak

Teori
Glukostatik

Penggunaan glukosa di hipotalamus sensasi kenyang

Tingkat
sekresi CCK

Teori ini menjelaskan mengapa kita berhenti makan


sebelum makanan benar dicerna, diserap & tersedia utk
memenuhi kebutuhan

Teori
Iksimetrik

Sinyal kontrol jangka pendek pemasukan makanan bukan


dari defisit/surplus salah1 nutrien utama tetapi berkaitan
dg besarnya produksi ATP
Sinyal hematogen rendah (lapar), atau tinggi (kenyang)

Distensi sal.
cerna

Kosong/penuhnya sal.cerna memberi sinyal rasa


lapar/kenyang
Namun sinyal saraf tsb > berperan dalam mengontrol kec.
Pengosongan lambung. Para peneliti beranggapan sinyal
internal didarah > penting dari V lambung

Hipotesis

Makanan di Gitr pelepasan 1/lebih polipeptida yg bekerja

Faktor Diduga Keterangan


Pengaruh
psikososial

Makan ok kebiasaan (3x sehari sesuai jadwal)


Kenikmatan makanan, aroma lezat
Stres, rasa cemas, depresi & rasa bosan

Hipotesis
Termostatik

suhu tubuh dibawah titik ttt akan merangsang


nafsu makan
suhu tubuh diatas ttt menghambat nafsu
makan

Hormon lain

Hormon GI yg telah dinyatakan bersifat


menghambat masukan makanan adl: glukagon,
somatostatin

Pe masukan
makanan,
pepenggunaan
energi
SIMPANAN LEMAK
Pepenyimpanan
lemak
pesintesis leptin

HIPOTALAMUS
Pe penggiatan reseptor
leptin
pe konsentrasi
leptin plasma

Jaringan Lemak
Untuk menyimpan energi dalam bentuk

trigliserida melalui proses lipogenesis yang


terjadi sebagai respon terhadap kelebihan
energi dan memobilisasi energi melalui proses
lipolisis sebagai respon terhadap kekurangan
energi.
2 bentuk:
Jaringan lemak putih
Jaringan lemak coklat

fungsi
Jaringan lemak putih
Isolasi panas
Bantalan mekanik
Sebagai sumber energi
Melarutkan vit. A,D,E,K
Jaringan lemak coklat
Mempertahankan panas tubuh (termogenesis)

Lipogenesis
Deposisi lemak dan meliputi proses sintesis

asam lemak dan sintesis trigliserida yang


terjadi di hati.
Insulin faktor hormonal terpenting yang
mempengaruhi lipogenesis,
Insulin menstimulasi lipogenesis dengan cara
meningkatkan pengambilan glukosa di jaringan

adiposa
mengaktifkan enzim lipogenik dan glikolitik

Lipogenesis
GH menurunkan lipogenesis penurunan

lemak penambahan masa otot


2 jalur:

Menurunkan sensitivitas insulin


Memfosforilasi faktor transkripsi Stat5a dan 5b

penurunan akumulasi lemak di jaring adiposa

Leptin hormon yang berhubungan dengan

lipogenesis membatasi penyimpanan lemak


menghambat lipogenesis

Lipolisis
Proses dekompensasi kimiawi dan

penglepasan lemak dari jaringan lemak.


Terjadi bila diperlukan energi tambahan
Enzim hormone sensitive lipase
hidrolisis trigliserida as. Lemak bebas
& gliserol aliran darah otot /tempat
yg memerlukan
Hormon insulin akan menghambat
mobilisasi as.lemak menghambat
enzim trigliserid lipase

Kolesterol
bebas

HDL

Hati

Kilomikron
remnan

F.F.A

LDL
kilomikron

Jar.adiposa
makanan

esterifikasi
Lemak

Gliserol

Enzim lipoprotein
lipase

Asam lemak

Monogliserida

LIPOPROTEIN
Fosfolipid,
apo lipoprotein

VLDL
trigliserida

HDL
As. Lemak KoA

Trigliserida

Kolesterol

As.lemak
Malonil KoA

Asetil KoA

HATI
Karbohidrat

OBESITAS

Definisi
Adalah suatu keadaan dengan akumulasi

lemak yang tidak normal atau berlebihan di


jaringan adiposa sehingga dapat
mengganggu kesehatan.
Kelainan kompleks pengaturan nafsu makan
dan metabolisme energi yang dikendalikan
oleh beberapa faktor biologik spesifik.

Epidemiologi di Indonesia

>25,0
Overweight

> 27,0
Obesita
s

Klasifikasi
Obesitas sentral/visera lemak menumpuk

dalam rongga abdomen dan badan


(mesenterium dan sekitar visera)
Kelebihan lemak jar difus subkutis

Klasifikasi untuk AsiaPasifik

Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas bersadasrkan IMT dan Lingkar
perut menurut kriteria asia pasifik
Risiko ko-morbiditas
Lingkar perut
Klasifikasi

IMT(kg/m2)

<90 cm (laki2)
<80
cm(perempuan)

90 cm(laki2)
80
cm( perempuan)

Berat badan
kurang

<18,5

Rendah(risiko
Sedang
meningkat pada
masalah klinis lain)

Kisaran normal
Berat badan lebih
Beresiko
Obes I
Obes II

18,5- 22,9
23,0
23,0-24,9
25,0-29,9
30,0

Sedang

Meningkat

Meningkat
Moderat
Berat

Moderat
Berat
Sangat berat

Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia Pasific Perspective : redefining


Obesity And Its Treatment (2000)

KLASIFIKASI IMT PADA ANAK dan


REMAJA
PERSENTIL IMT
STATUS BERAT
UNTUK USIA
< persentil ke 5

Kekurangan BB
(Berat Badan)

Persentil ke 5-84
Persentil ke 85-94
persentil ke 95

Normal BB
Risiko kelebihan BB
Kelebihan BB

MENGHITUNG IMT : BB (kg) : TB (cm) : TB (cm) x 10.000

FAKTOR PENYEBAB
1. Faktor genetik

2. Perilaku makan

3. Faktor psikologi

4. Aktivitas fisik

Faktor genetik.

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga


memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak
hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan
gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.
Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup
dengan faktor genetik.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor
genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap
berat badan seseorang.
Faktor lingkungan.

termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang


dimakan dan berapa kali seseorang makan serta
bagaimana aktivitasnya).

Aktivitas fisik.

Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan


salah satu penyebab utama dari meningkatnya
angka kejadian obesitas di tengah masyarakat
yang makmur.
Faktor kesehatan.

Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas,


diantaranya:
- Hipotiroidisme
- Sindroma Cushing
- Sindroma Prader-Willi
- Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan
seseorang banyak makan.

Obat-obatan.

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa antidepresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Faktor perkembangan.

Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau


keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak
yang disimpan dalam tubuh.
Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada
masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampak 5 kali
lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat
badannya normal.
Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu
penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan
cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

Faktor psikis.

Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri


yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius
pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan
bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan
sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab
obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge)
dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam
hari).
Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan
kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana
seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya
pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan
kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori
yang dikonsumsi sangat banyak.
Pada sindroma makan pada malam hari, adalah
berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan
makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam
hari.

Body Fat Distribution

Nilai batas pinggang normal


Pria < 90 cm
Wanita <80 cm
Pengukuran lingkar perut dilakukan pada bagian pinggang,
diantara tulang panggul bagian atas dan tulang rusuk bagian
bawah

Predisposisi
Obesitas bayi 26,5% obesitas remaja
Obesitas anak 50% obesitas remaja
Obesitas anak 33,3% obesitas dewasa
Obesitas remaja 80% obesitas dewasa
Risiko genetik
Kedua ortu obesitas 80% anak obesitas
Salah satu ortu obesitas 40% anak obesitas
Ortu tidak obesitas 14% anak obesitas

Obesitas eksogen (metabolic obesity) : genetik

(parental) & lingkungan (nutrisional, aktivitas


fisik, trauma neuropsikologis, medikasi, sosialekonomi)
Obesitas endogen (regulatory obesity) :
hormonal, sindrom, defek gen (leptin, 3
reseptor adrenergik)

Tanda dan Gejala


Gangguan pernapasan
Tidur apneu
Edema di tungkai

Pemeriksaan penunjang
CT
MRI
BMI
Rasio lingkar panggul-perut
Tebal lipatan kulit

komplikasi

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN DM &

DISLIPIDEMIA
Resistensi insulin pada obesitas sentral diduga

merupakan penyebab sindrom metabolik


Insulin berperan penting dalam penyimpanan lemak
maupun sintesis lemak dalam jaringan adiposa
Insulin merangsang lipogenesis pada jaringan arterial &
jaringan adiposa melalui peningkatan produksi acetylCoA, peningkatan TG dan glukosa
Dislipidemia yang ditandai dengan peningkatan
konsentrasi trigliserid & penurunan kolesterol HDL
merupakan akibat dari pengaruh insulin terhadap
kolesterol transfer protein (CETP) yang memperlancar
transfer kolesterol ester (CE) dari HDL ke VLDL (TG)
katabolisme dari Apo A, komponen HDL
Resistensi insulin dapat disebabkan oleh banyak faktor
salah satunya adalah Obesitas

HIPERTENSI
Terjadi karena
peningkatan plasma darah
Pada orang yang obesitas
meningkat sebanyak 1020%
Penyumbatan oleh lemak
sehingga jantung
memompa darah dengan
cepat dapat terjadi
hipertensi.
Tekanan darah tinggi atau
di atas 140/90 mm Hg,
tumumnya terdapat pada
lebih dari sepertiga orang
obesitas

Penyakit Jantung Koroner

Obesitas dapat menyebabkan penyakit jantung koroner melalui


berbagai cara, yaitu dengan cara perubahan lipid darah, yaitu
peninggian kadar kolesterol darah
kadar LDL meningkat (kolesterol jahat, yaitu zat yang

mempercepat penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh


darah)
penurunan kadar HDL-kolesterol (kolesterol baik, yaitu zat yang
mencegah terjadinya penimbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah)
hipertensi.

Stroke

Seiring dengan meningkatnya tekanan darah, gula dan lemak


darah, maka orang obesitas sangat mudah terserang stroke
karena adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh lemak yang mengendap di pembuluh darah
menyebabkan hipertensi kalau lama dibiarkan akan
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan menjadi
pendarahan

Osteoartritis

Biasanya terjadi pada obesitas, umumnya pada sendi-sendi


besar penyanggah berat badan, misalnya lutut dan kaki,
yang akan membuat sendi bekerja lebih berat. Karena sendi
tersebut bekerja dengan keras maka terjadi penurunan
fungsi sendi.
Batu Empedu
Pada obesitas dengan BMI diatas 30 didapatkan
kecenderungan timbul batu empedu dua kali lipat
dibandingkan orang normal; pada obesitas dengan BMI
lebih dari 45, ditemukan angka 7 kali lipat.
Kanker Payudara
Wanita yang telah menopause lebih berisiko mengalami
kanker payudara. Ini terjadi karena pada wanita menopause
yang obesitas terjadi peningkatan estrogen yang dihasilkan
dari jaringan lemak. Karena jaringan lemak terlalu banyak
maka menghasilkan estrogen dalam jumlah yang besar
sehingga berpengaruh terhadap resiko kanker payudara.

Diagnosa
Mengukur lemak tubuh

Underwater weight
BOD POD
DEXA (dual energy X-ray absorptiometry)
Sinar X
Jangka kulit
Bioelectric impedance analysis

Cara sederhana untuk menentukan


obesitas
Cara sederhana untuk menentukan terjadinya

obesitas sentral adalah dengan mengukur


lingkar perut. Pengukuran lingkar perut
dilakukan pada bagian pinggang, diantara
tulang panggul bagian atas dan tulang rusuk
bagian bawah. Seseorang dikatakan obesitas
sentral bila lingkar perut >90 cm (untuk pria)
atau >80 cm (untuk wanita).

BMI (Body Mass Index)


BMI = Berat badan
(kg)
Tinggi Badan (m2)
Erat kaitannya dengan lemak tubuh
Peningkatan resiko penyakit penyerta
Dipakai oleh WHO

DEFINISI SINDROM
METABOLIK
Kondisi di mana seseorang memiliki tekanan

darah tinggi, kegemukan, kadar gula darah


tinggi, dan kadar lemak darah tidak normal.
Ketika kondisi-kondisi tersebut berada pada
waktu yang sama pada satu orang, maka
orang tersebut memiliki risiko menderita
penyakit jantung koroner, stroke, dan
diabetes.

KRITERIA SINDROM
METABOLIK
Berdasarkan pedoman dari Kolesterol Nasional

2001 Program Pendidikan Dewasa Perlakuan Panel


(ATP III), jika ditemukan 3 dari 5 kriteria berikut:
1. Abdominal kegemukan: lingkar pinggang yang
lebih dari 102 cm (di 40) dan laki-laki di atas 88
cm (35 inci) di perempuan.
2. Serum triglycerides 150 mg / dl atau di atas.
3. HDL kolesterol 40mg/dl atau lebih rendah di
50mg/dl atau laki-laki dan perempuan di bawah.
4. Tekanan darah 130/85 atau lebih.
5. Puasa glukosa darah dari 110 mg / dl atau >>

Pencegahan
menghindari konsumsi alkohol
hindari stres, depresi, frustrasi
mengubah perilaku makan yang tidak sehat
menghindari konsumsi makanan yang tinggi

kandungan lemak dan gula


Olahraga teratur
sebaiknya dilakukan setidaknya 30 menit
sehari, 3x seminggu
melakukan aktivitas seperti berjalan (lebih
baik dilakukan daripada menggunakan
eskalator).

Penatalaksanaan
A. Tanpa obat (non farmakologis)
Modifikasi gaya hidup
1. Diet:
- Rendah kalori: 1000-1500 kal.
- Sangat rendah kalori: 400 - 500 kal.
- Rendah lemak: 1200 - 2300 kal, 20 - 30%
lemak
2. Aktivitas fisik - Aerobik
3. Kombinasi aktivitas fisik dan diet
4. Terapi perilaku

B. Dengan obat (farmakoterapi)


Dilakukan bila:
- Indeks Masa Tubuh > 30
- Indeks Masa Tubuh > 27 disertai faktor
risiko: Hipertensi, DM tipe 2, Penyakit
Jantung Koroner
- Terdapat penyakit lain seperti: SLeep
apnea, osteoarthritis

FARMAKOTERAPI
Ada dua obat resep yang sudah di izinkan oleh Food and Drug

Administration (FDA) untuk pengobatan jangka panjang obesitas :


Sibutramine
Obat ini merubah persarafan di otak anda, yang membuat anda lebih

cepat merasa kenyang


Efek samping : meningkatkan tekanan darah, sakit kepala, mulut
kering, konstipasi dan insomnia
KI: hipertensi , PJK, gagal jantung kongestif, aritmia atau riwayat syok
Orlistat (Xenical)
Cara kerja : mencegah penyerapan lemak dalam usus anda. Lemak

yang tidak terserap akan dibuang bersama tinja


Efek samping : peningkatan gerakan usus
Karena obat ini juga akan menyerap nutrisi selain lemak, dokter anda
akan menyarankan untuk mengkonsumsi multivitamin.

FARMAKOTERAPI
Gol. Cathecolamine
anorectic

Diethylpropion
Phentermine
Mazindol
Phenylpropanolamine
Apisate
Duromine
Teronac

Obat yg bekerja pada central


serotoninergic pathway

Fenfluramin
Dexfenfluramin
Fluoexetine
Ponderal
Isomeride
Prozac
IPD

Kolesteramin

Klofibrat

Gemfibrozil

Neomisin Sulfat

Asam
Nikotinat

Cara
Kerja

Mengikat as.
empedu

Sintesa kol.
Menurun

Produk VLDL
menurun

Absorpsi kol.
dikurangi

Pelepasan as.
Lemak bebas

Indikasi

Tipe IIA, IIB

Tipe III, IV
TipeIII, IV dan
dan V. Tipe II
V
kurang

Tipe IIA

Semua tipe
kecuali tipe I

Efek
Samping

Sal cerna
Konstipasi
Steatore
Kulit merah,
iritasi lidah +
perianal

Sal cerna
Batu
empeduGan
g. Fungsi
hati, libido
menurun, BB
bertambah

Sal cerna,
erupsi
kulitGang
fungsi hati

Sal cerna,Kolik
ususKerusakan
ginjal, telinga
bila IV

Muka merah,
pruritus,
hepatotoksik,
Glukosa
intolerance,
hipourikemia

Interaksi
Obat

Gang. Absorpsi
obat
klorotiazid,
digitalis, Fe

Me+ efek
hipoprothrombin
antikoagulan

Me+ efek
hipoprothrombin
antikoagulan

Sinergis dengan
anti-koagulan

Sinergis
dengan obat
vasodilatasi,
blokade
ganglion

You might also like