Professional Documents
Culture Documents
KUDUS
LATAR BELAKANG
Masjid Kudus diperkirakan didirikan pada tahun 956 H atau 1537 M oleh Jafar Shodiq atau
yang dikenal dengan sebutan Sunan Kudus. Perkiraan ini didasarkan pada inskripsi yang
terdapat di atas mihrab. Selain itu, disebutkan pula bahwa nama masjid ini adalah Masjid alAgsa atau al-Manar. Jafar Shodiq atau Sunan Kudus adalah putera R. Usman Haji yang
bergelar Sunan Ngudung. la adalah salah seorang dari sembilan wali (wali songo) yang
menyiarkan agama Islam di Jawa. Semasa hidupnya Sunan Kudus mengajarkan agama
Islam di sekitar daerah Kudus. la juga terkenal dengan keahliannya dalam ilmu agama,
terutama dalam ilmu tauhid, usul fiqih, hadits, sastra, dan ilmu fiqih. Oleh sebab itu beliau
digelari waliyyul ilmi(orang yang sangat ahli dalam ilmu agama). Menurut riwayat, beliau
juga termasuk salah seorang pujangga yang mengarang cerita-cerita pendek yang
berisi,filsafat serta berjiwa agama. Menunit cerita rakyat, asal-usul nama Kudus bermula
ketika Sunan Kudus pergi naik haji sambil maiuntut ilmu di tanah Arab. Pada suatu hari, di
tanah Arab berjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan. Namun berkat jasa
Sunan Kudus, wabah penyakit tersebut dapat dilenyapkan. Oleh karena itu, seorang Amir di
sana berkenan untuk memberikan suatu hadiah kepada beliau, akan tetapi beliau menolak,
namun untuk kenang-kenangan beliau hanya meminta sebuah batu. Batu tersebut katanya
berasal dari kota Baitulmak atau Jerussalem. Untuk itu, maka sebagai peringatan kepada
kota dimana Jafar Shodiq hidup serta bertempat tinggal diberi nama kudus. Masjid Kudus
pemah mengalami beberapa kali perbaikan yaitu tahun 1918-1919 berupa pembongkaran
masjid. Tahun 1933 perluasan serambi depan masjid, tahun 1960 perbaikan atap ruangan
masjid. Selanjutnya tahun 1977-1980 dilakukan pemugaran oleh Sasana Budaya
MENARA MASJID
Menara Masjid
Menara Kudus memiliki ketinggian sekitar 18 meter dengan bagian dasar
berukuran 10 x 10 m. Di sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring
bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah. Dua puluh buah di antaranya
berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma.
Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Di
dalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu jati yang mungkin dibuat
pada tahun 1895 M. Bangunan dan hiasannya jelas menunjukkan adanya
hubungan dengan kesenian Hindu Jawa karena bangunan Menara Kudus itu
terdiri dari 3 bagian: (1) kaki, (2) badan, dan (3) puncak bangunan. Menara ini
dihiasi pula antefiks (hiasan yang menyerupai bukit kecil).[3]
Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu,
termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata
yang dipasang tanpa perekat semen. Teknik konstruksi tradisional Jawa juga
dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan
berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua
tumpuk atap tajug.
Pada bagian puncak atap tajug terdapat semacam mustaka (kepala) seperti
pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa
yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.
PAWESTREN
Bangunan pawestren merupakan bangunan baru
sebagai perluasan masjid. Letaknya di samping
kiri masjid berukuran panjang 15,5 m dan lebar 8
m. Bangunan disanggah oleh delapan buah tiang
dari beton. Pintu masuk ada empat buah terbuat
dari kayu. Jendela berjumlah enam buah. Lantai
ruangan dari ubin keramik berukuran 20 20 cm
MAKAM
BANGUNAN TAJUG
TEMPAT WUDLHU
Candi Cetho
CANDI SINGOSARI