You are on page 1of 29

MORNING REPORT

Laporan
Kasus
PITYRIASIS
ALBA
IMPETIGO KRUSTOSA

MUHAMMAD ANKA

KASUS

IDENTITAS

KELUHAN

DIAGNOS
IS

RIWAYAT

PEMERIKSAAN &
STATUS
DERMATOLOGIS

LAPORAN KASUS

TATALAKSAN
A

IDENTITAS

IDENTITAS

KELUHAN
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

Nama : An. S
Usia : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Tanggal Pemeriksaan : 10 Oktober 2016

IDENTITAS
KELUHAN
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

KELUHAN
Keluhan Utama : Bercak putih
diwajah
Sejak 2 minggu yang lalu
Keluhan Tambahan : -

PERJALANAN PENYAKIT
3 minggu
SMRS

Bercak berwarna merah di


dahi
Ukuran 1 x 1 cm
Tidak ada bercak serupa
pada bagian
tubuh lainnya

2 minggu
SMRS

Bercak menjadi berwarna


putih.
Tidak bertambah luas.

1 minggu
SMRS

Bercak berwarna putih pada


dahi bertambah ke daerah
pelipis

IDENTITAS
KELUHAN
RIWAYAT
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

RIWAYAT
Riwayat Penyakit Sekarang :
Bercak putih di wajah sejak 2 minggu yang
lalu
diawali pada area dahi bertambah ke
daerah
pelipis dengan gambaran awal kemerahan
Riwayat
3 mingguPenyaikit
yang lalu tanpa
disertai
Keluarga
: gatal
ataupun
Tidak adanyeri
yang mengalami keluhan yang sama
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak pernah mengalami keluhan yang sama
Riwayat Imunisasi : Lengkap
Riwayat Alergi : Ada, terhadap udara dingin
Riwayat Pengobatan : Melakukan
pengobatan sendiri dengan salap golongan
steroid namun tidak ada perbaikan
Riwayat Psikososial : OS dalam 1 bulan ini,
aktif
bermain sepak bola di lapangan terbuka

IDENTITAS
KELUHAN
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

PEMERIKSAAN
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
TANDA VITAL

Tekanan Darah
: Tidak dilakukan
Nadi
: 100 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36, 5 C
Berat Badan

: 46 Kg

IDENTITAS

PEMERIKSAAN

KELUHAN
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

Kepala
: Normocephal, rambut hitam, distribusi
.merata
Mata
: Konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-)
Hidung
: Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga
: Bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut
: Mukosa bibir dan mulut lembab,
sianosis (-)
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, T1-T1 tenang.
KGB
: Tidak teraba pembesaran.

IDENTITAS
KELUHAN
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax
: Jantung
: BJ I-II reguler,
murmur ...........................................................................
....(-), gallop (-).
Paru
: Vesikuler, ronki
(-), ..............................................................................
wheezing (-)
Abdomen
: Supel, nyeri tekan (-),
hepatospleinomegali (-)
Ekstremitas : Superior
: Akral hangat, edema
-/-, ..............................................................................
CRT< 2dtk
Inferior
: Akral hangat, edema
-/-, .............................................................................
CRT< 2dtk

STATUS DERMATOLOGIS

IDENTITAS
KELUHAN
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

Regio : Regio Frontalis et Regio Zygomaticum


sinistra
Efloresensi :
Bercak hipopigmentasi dengan ukuran numular,
batas difus, diskret-konflouens, bentuk
anular, asimetris, jumlah multipel, disertai skuama
halus (pitiriasis)

Pemeriksaan Penunjang :
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Anjuran :
- Pemeriksaan KOH 10%
- Pemeriksaan Lampu Wood

DOKUMENTASI

Nama : An. S
Usia
: 14
tahun

RESUME
Anak laki-laki usia 14 tahun, mengeluh adanya bercak putih di wajah
sejak 2 minggu yang lalu, diawali pada area dahi bertambah ke daerah
pelipis kiri dengan gambaran awal kemerahan 3 minggu yang lalu.
Bercak putih tanpa disertai gatal ataupun nyeri. Riwayat Alergi
terhadap udara dingin. Riwayat Psikososial dalam 1 bulan ini, aktif
bermain sepak bola di lapangan terbuka.
Pemeriksaan Dermatologis didapatkan Regio Frontalis et Regio
Zygomaticum sinistra dengan efloresensi yaitu Bercak hipopigmentasi
dengan ukuran lentikuler- numular, batas difus, diskret-konflouens,
bentuk anular, asimetris, jumlah multipel, disertai skuama halus.

IDENTITAS
KELUHAN
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

DIAGNOSIS
WD : PITIRIASIS ALBA
DD : TINEA VERSIKOLOR
VITILIGO

ANALISIS
MASALAH

ANALISIS MASALAH
PITYRIASIS
ALBA
Epidemiologi

KASUS
Pasien anak laki-laki, 14 tahun.
Pasien tinggal di Senen, Jakarta
Pusat, Indonesia
Pasien berkulit agak kecoklatan

TEORI
Biasanya terjadi pada populasi
anak-anak, 90% pada anakanak
berusia 3-16 tahun. Tetapi,
populasi dewasa juga dapat
menderita penyakit tesebut.
Tidak terdapat predileksi laki-laki
atau perempuan.
Biasanya pada populasi negara
beriklim tropis. Tetapi, terdapat
argumen lainnya bahwa dapat
disebabkan oleh udara yang
dingin sehingga kulit menjadi
kering.
Sering terjadi pada populasi
berkulit lebih gelap.

ANALISIS MASALAH
PITYRIASIS
ALBA
Etiologi
&
Faktor Risiko

Manifestasi Klinis

KASUS

TEORI

Pasien memiliki riwayat rhinitis


alergi sejak 4 tahun yang lalu.
Pasien memiliki kebiasaan
bermain bola dilapangan terbuka
menggunakan kosmetik.
Pasien biasanya hanya mencuci
muka 1 kali sehari dengan air
dingin

Etiologi pasti tidak diketahui.


Biasanya pasien memiliki
riwayat
stigmata atopik.
Dapat didahului proses
inflamasi/iritasi akibat dermatitis
atopik.
Paparan sinar matahari yang
tinggi
dan sering mencuci muka.

Pasien tidak merasakan keluhan


apapun.
Keluhan gatal, nyeri, dan panas
disangkal oleh pasien.

Seringkali asimptomatik, tetapi


pada beberapa pasien juga dapat
mengalami keluhan, seperti gatal
dan panas seperti rasa terbakar.

ANALISIS MASALAH
PITYRIASIS
ALBA
Lokasi Predileksi

KASUS
Letak lesi pada regio frontalis et
zygomaticum sinistra

TEORI
Pada anak-anak, biasanya
letak lesi
pada wajah (pipi) (50-60%),
leher,
lengan atas, tungkai, dan badan.
Lesi dapat simetris.
Sedangkan, pada dewasa biasanya
letak lesi dapat dimana saja di
seluruh tubuh, tapi biasanya
sering pada batang tubuh bawah
dan distribusinya simetris.

ANALISIS MASALAH
PITYRIASIS
ALBA

KASUS

TEORI

Karakteristik Lesi

Regio/Letak lesi: Regio Frontalis et


Regio
Zygomaticum sinistra
Efloresensi Primer: Bercak
hipopigmentasi
Efloresensi Sekunder: Skuama
Halus
Ukuran Lesi: 2 x 1 cm
Susunan/Bentuk: Anular
Batas: Difus
Penyebaran : Asimetris, Regional
Jumlah : Multipel

Lesi berupa patch berwarna merah


muda, batas menjadi tidak jelas
setelah beberapa minggu menjadi
bintik yang pucat disertai dengan
skuama halus berwarna putih.
Kemudian,
lesi
berkembang
menjadi
makula hipopigmentasi
tanpa skuama, biasanya berbentuk
bulat, oval, atau
iregular yang
umumnya
menetap
beberapa
bulan hingga beberapa tahun.
Lesi biasanya multipel 4 sampai 20
dengan diameter antara - 2 cm.

ANALISIS MASALAH
PITYRIASIS
ALBA
Pemeriksaan
Penunjang

KASUS
Pemeriksaan penunjang tidak
dilakukan

TEORI
Pemeriksaan KOH 10% dilakukan
untuk menyingkirkan diagnosis
banding yaitu pityriasis versicolor,
dimana pada pityriasis versicolor
didapatkan hifa dan blastopor
memiliki gambaran spaghetti and
meatballs.
Pemeriksaan lampu Wood untuk
menyingkirkan diagnosis banding,
yaitu:
- Pityriasis versicolor: fluoresensi
kuning keemasan.
- Vitiligo: makula amelanotik
tampak putih berkilau.

IDENTITAS
KELUHAN
RIWAYAT
PEMERIKSAAN
& STATUS DERMATOLOGIS

DIAGNOSIS
TATALAKSANA
ANALISIS
MASALAH

TATALAKSANA
Non Medikamentosa

Menjelaskan agar pasien mengurangi frekuensi paparan


terhadap sinar matahari.
Pasien dapat mengatasi paparan sinar matahari dengan
cara menggunakan krim sunblock.
Mencuci muka/mandi dengan menggunakan air yang
temperaturnya tidak terlalu panas.
Menjelaskan bahwa penyakit akan sembuh dengan
spontan setelah beberapa bulan hingga beberapa tahun .

Medikamentosa
Topikal
Krim Hidrokortison 1% 2 kali setelah mandi
selama 14 hari
Krim emolien

Prognosis
Quo ad vitam

: Bonam.

Quo ad functionam : Bonam.


Quo ad sanationam : Bonam.

Diagnosis Banding
Pityriasis versicolor
Pityriasis versicolor
merupakan kelainan kulit akibat infeksi
mikosis superfisial yaitu Malassezia sp., dimana M. globosa dan M.
sympodialis paling sering ditemukan pada skuama lesi.
Epidemiologi: Pityriasis versicolor sering menyerang dewasa
muda, dimana prevalensi meningkat pada populasi yang tinggal di
daerah beriklim tropis dan kelembaban tinggi.
Faktor
risiko: usia dewasa muda, faktor genetik, memiliki
penyakit kronik, penggunaan obat antikoagulan oral atau steroid
sistemik, malnutrisi, serta faktor lingkungan beriklim tropis dan
kelembaban tinggi.
Manifestasi klinis: biasanya asimptomatik. Kadang-kadang juga
dapat merasakan gatal ringan terutama saat berkeringat, yang
merupakan alasan pasien datang berobat.

Diagnosis Banding
Pityriasis versicolor
Karakteristik lesi: makula disertai skuama, hipopigmentasi (pada
kulit yang lebih terang), merah muda (salmon-colored), atau
hiperpigmentasi (pada kulit berwarna lebih gelap). Makula juga dapat
berwarna merah atau hitam. Batas jelas sampai difus dan bentuk
regular sampai iregular.
Lokasi predileksi: ekstremitas, dada, punggung, dan bahu (paling
sering pada dada dan punggung). Sedangkan lokasi lesi yang atipikal,
meliputi aksila, penis, perineal, dan bokong. Tetapi, pada iklim tropis,
lesi dapat ditemukan di daerah wajah.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan kalium hidroksida (KOH)
10% pada skuama lesi akan didapatkan hifa dan blastopor dengan
gambaran spaghetti and meatballs, yakni hifa pendek dan spora
bulat yang berkelompok. Bila dilihat dengan lampu Wood, bercakbercak pada pityriasis versicolor akan berfluoresensi kuning

Diagnosis Banding
Vitiligo
Vitiligo merupakan kelainan kulit yang diakibatkan oleh
kehilangan
melanosit
pada
epidermis
akibat
proses
autoimmune
Epidemiologi: . Onset terjadinya vitiligo biasanya pada masa
anak-anak, dengan onset puncak 10-30 tahun, tetapi juga dapat
timbul pada usia berapapun.
Faktor
risiko: Biasanya berkaitan dengan penyakit
autoimmune lainnya, seperti tiroiditis Hashimoto, penyakit
Grave, kelainan endokrinopati (penyakit Addison dan diabetes
mellitus), alopecia areata, anemia pernisiosa, systemic lupus
erithematosus (SLE), inflammatory bowel disease (IBD),
rheumatoid arthritis, psoriasis, dan autoimmune polygrandular
syndrome.

Vitiligo
o

Diagnosis Banding

Karakteristik lesi: terdapat satu atau beberapa makula amelanotik atau


makula hipomelanotik yang berwarna putih seperti kapur atau susu,
berberntuk bulat atau oval, dengan diameter beberapa millimeter sampai
beberapa sentimeter, biasanya berbatas tegas dengan warna yang sama
seperti warna kulit normal, dan batasnya berbentuk scallop.
Lokasi predileksi: Lesi dapat meluas secara sentrifugal dan dapat muncul
pada beberapa bagian tubuh, dimana yang tersering pada lengan, kaki,
forearms, dan wajah. Bila vitiligo terdapat di wajah, maka lokasi tersering
ialah perioral dan periokular. Lesi bilateral dapat simetris atau asimetris.
Mukosa jarang terkena, kadang-kadang mengenai genitalia eksterna, puting
susu, bibir, dan gingiva.
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan laboratorik untuk mengetahui
adanya penyakit autoimmune lainnya, seperti kadar thyroid stimulating
hormone (TSH), anti nuclear antibody (ANA), antithyroid peroxidase
antibodies, dan pemeriksaan darah lengkap. Pada pemeriksaan histologi,
didapatkan infiltrasi limfosit pada batas lesi dan pada lesi dini vitiligo,
terdapat proses cell-mediated immune yang merusak melanosit. Bila

Terimakasih

Daftar pustaka

Holden CA and Jones BJ. Eczema, Lichenification, Prurigo and Erythroderma. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rooks Textbook of
Dermatology. 7th ed. Massachusetts: Blackwell; 2004. p. 737-738.

Lapeere H, et.al. Hypomelanoses and Hypermelanoses. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatricks Dermatology in
General Medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc; 2008, vol: 1. p. 623-624

Balci DD, Sangun O, Duran N, Peker E. Etiopathogenic Factors and Clinical Findings of Pityriasis Alba.Turkiye Klinikleri J Dermatol [serial online] 2009); 19 (1): 58. Diunduh dari http://tipbilimleri.turkiyeklinikleri.com/abstract_53406.html

Vinod S, Singh G, Dash K, Grover S. Clinico epidemiological study of pityriasis alba. Indian J Dermatol Venereol Leprol [serial online] 2002; 68: 338-340. Diunduh
dari http://www.ijdvl.com/text.asp?2002/68/6/338/11182

Wellew R, Hunter J, Savin J, Dahl M, editors. Racially Pigmented Skin. In: Clinical Dermatology. 4th ed. Massachusetts: Blackwell; 2003. p.207.

Rashid RM, Miller AC, Silverberg MA. Pityriasis Alba. [serial online] Diunduh dari emedicine.medscape.com/article/762656.htm

J Burkhart CG dan Burkhart CN. Pityriasis Alba: A condition with Possibly Multiple Etiologies. The open dermatology Journal [serial online] 2009; 3: 7-8.
Diunduhdarihttp://www.benthamopen.org/pages/content.php? TODJ/2009/0000000/00000001/TODJ. PDF

Javed M, Jairamani C. Pediatric Dermatology: An Audit at Hamdard University Hospital Karachi. Journal of Pakistan Association of Dermatologists [serial online]
2006 (12 Oktober 2016); 16: 93-96. diunduh dari http://www.jpad.org.pk/april%20-%20june%20%202006/6%20pediatric%20dermatoogy.pdf.

Djuanda A, Hamzah M, dkk. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi Kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

You might also like