You are on page 1of 25

REFERA

Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV)
Satriya Dharma 110610024
PRESEPTOR:

dr. Basli Muhammad, Sp.S


BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2016

Pendahuluan

Benign Paroxysmal
Positional Vertigo
Gangguan
keseimbanga
n yang sering
dijumpai

Termasuk
vertigo
perifer
karena
kelainannya
terdapat
pada telinga
dalam

Sering
dijumpai
pada usia
produktif dan
menganggu
aktivitas

Definisi

vertigo dengan nistagmus


vertikal, horizontal atau rotatoar
yang dicetuskan oleh perubahan
posisi kepala.

BPPV dikenal juga dengan


nama vertigo postural atau
kupulolitiasis

Anatomi dan Fisiologi Sistem Keseimbangan Perifer

Anatomi dan Fisiologi Sistem Keseimbangan Perifer

Epidemiologi
Penyebab vertigo
Other; 14%

Basal ganglia ; 2%
Migraine; 2%

BPPV; 32%

Orthostatic; 2%
Anxiety & Depression ; 2%
TIA & CVA; 3%

Meniere's; 4%

Cerebellar; 5%

Vestibular loss (UVL&BVL); 13%


Fear of fall& disuse equilibrium; 22%

Etiol
ogi

Etiol
ogi
Idiopatik

Operasi
stapedekto
mi

Trauma
kepala atau
leher, infeksi
telinga
tengah

Proses
degenerasi
pada telinga
dalam

Perjalanan Penyakit

1. Sangat bervariasi
2. Serangan vertigo umumnya
berlangsung singkat, kurang dari 1
menit
3. Sering dijumpai pada kelompok usia
menengah yaitu pada usia 40-an
dan 50-an tahun. Wanita agak lebih
sering daripada pria. BPPV jarang
dijumpai pada anak atau orang yang
sangat tua.

Teori Cupulolithiasis
Partikel basofilik yang melekat pada kupula
kanalis semisirkularis menjadi lebih
sensitif terhadap gravitasi.
Analogi
adanya suatu benda berat yang melekat
pada puncak sebuah tiang. Karena berat
benda tersebut, maka posisi tiang menjadi
sulit untuk tetap dipertahankan pada posisi
netral. Tiang tersebut akan lebih mengarah
ke sisi benda yang melekat

Teori Kanalitiasis
Adanya partikel yang bebas bergerak (canalith) di
dalam
kanalis
semisirkularis
(misalnya
di
posterior) Bila kepala dalam posisi duduk
tegak, maka kanalit terletak pada posisi terendah
dalam kanalis semisirkularis posterior. Ketika
kepala direbahkan hingga posisi supinasi, terjadi
perubahan posisi sejauh 90 gravitasi menarik
kanalit hingga posisi terendah menyebabkan
endolimfa dalam kanalis semisirkularis menjauhi
ampula defleksi kupula nistagmus. Bila
posisi kepala dikembalikan ke awal, maka terjadi
gerakan sebaliknya dan timbul pula nistagmus
pada arah yang berlawanan.

Diagnosis

Dizziness

Fisiologi

1. Mabuk
gerakan
2. Mabuk
angkasa
3. Vertigo
Ketinggian

Patologi

Vestibular
Perifer
1. Labirin (BPPV,
Meniere, Ototoksik,
Labirinitis)
2. Saraf Vestibular
(Neuritis dan Neuroma
Acustikus)
Sentral
Tumor otak, Radang
otak, MS, Insufisiensi
Vertebro basiler,
Epilepsi

Non Vestibular

Syncope

Psikogenik

Disquilibriu
m

Gejala Klinis

BPPV terjadi secara tiba-tiba, Pasien


merasakan pusing berputar yang lama
kelamaan berkurang dan hilang. Pada
umumnya perasaan pusing berputar
timbul sangat kuat pada awalnya dan
menghilang
setelah
30
detik
sedangkan serangan berulang sifatnya
menjadi lebih ringan. Bersamaan
dengan perasaan pusing berputar,
pasien dapat mengalami mual dan
muntah.

Gejala Klinis

1. Perasat Dix-Hallpike
Lebih sering digunakan karena pada perasat
tersebut posisi kepala sangat sempurna
untuk canalith repositioning treatment.

Gejala Klinis
2. Perasat Sidelying
a. perasat sidelying kanan yang menempatkan
kepala pada posisi di mana kanalis anterior
kiri/kanalis posterior kanan pada bidang tegak
lurus garis horizontal dengan kanal posterior
pada posisi paling bawah.
b. perasat sidelying kiri yang menempatkan
kepala pada posisi dimana kanalis anterior
kanan dan kanalis posterior kiri pada bidang
tegak lurus garis horizontal dengan kanal
posterior pada posisi paling bawah.

Tatalaksana

1. Observasi
2. Vestibulosupresant Obat-obatan yang
dapat mengurangi timbulnya nistagmus
akibat ketidakseimbangan sistem vestibuler.
Obat-obat yang diberikan diantaranya
diazepam dan amitriptilin. Betahistin sering
digunakan dalam terapi vertigo.
3. Tiga macam perasat dilakukan umtuk
menanggulangi BPPV adalah CRT (Canalith
repositioning
Treatment
)
,
perasat
liberatory dan latihan Brandt-Daroff.

CRT (Canalith repositioning Treatment)


Mengidentifikasi adanya kanalithiasis pada kanal
anterior atau kanal posterior dari telinga yang
terbawah. perasat ini dimulai pada posisi DixHallpike yang menimbulkan respon abnormal
dengan cara kepala ditahan pada posisi tersebut
selama 1-2menit, kemudian kepala direndahkan
dan diputar secara perlahan kekiri dan
dipertahankan selama beberapa saat. Setelah itu
badan pasien dimiringkan dengan kepala tetap
dipertahankan pada posisi menghadap kekiri
dengan sudut 450 sehingga kepala menghadap
kebawah melihat lantai . akhirnya pasien kembali
keposisi duduk dengan menghadap kedepan.

Perasat Liberatory
Perasat dimulai dengan penderita diminta untuk
duduk pada meja pemeriksaan dengan kepala
diputar menghadap kekiri 450. pasien yang duduk
dengan kepala menghadap kekiri secara cepat
dibaringkan
ke sisi kanan dengan kepala
menggantung ke bahu kanan. Setelah 1 menit
pasien digerakkan secara cepat ke posisi duduk
awal dan untuk ke posisi side lying kiri dengan
kepala menoleh 450 kekiri. Pertahankan penderita
dalam posisi ini selama 1 menit dan perlahanlahan kembali keposisi duduk. Penopang leher
kemudian dikenakan dan diberi instruksi yang
sama dengan pasien yang diterapi dengan CRT.

Latihan Brandt Darof


Pasien melakukan gerakan-gerakan
posisi duduk dengan kepala menoleh
450 , lalu badan dibaringkan ke sisi
yang berlawanan. Posisi ini
dipertahankan selama 30 detik.
Selanjutnya pasien kembali ke posisi
duduk 30 detik. Setelah itu pasien
menolehkan kepalanya 450 ke sisi yang
lain, lalu badan dibaringkan ke sisi
yang berlawanan selama 30 detik.
Latihan ini dilakukan secara rutin 10-

Tindakan bedah hanya dilakukan bila


prosedur reposisi kanalit gagal
dilakukan. Terapi ini bukan terapi
utama karena terdapat risiko besar
terjadinya
komplikasi
berupa
gangguan
pendengaran
dan
kerusakan nervus fasialis. Tindakan
yang dapat dilakukan berupa oklusi
kanalis
semisirkularis
posterior,
pemotongan nervus vestibuler dan
pemberian
aminoglikosida

You might also like