Professional Documents
Culture Documents
NURSING CARE
Dr.dr.Akrom, M.Kes.
IMANI PROKAMI DIY
AHMAD DAHLAN DRUG INFORMATION
AND CRISSIS CENTER (ADDICT)
TUJUAN
EVIDENCE?
APAKAH EVIDENCE BASED PRACTICE?
MENGAPA EBP?
RESOURCES OF EVIDENCE, SEARCH OF
EVIDENCE DAN LEVEL OF EVIDENCE
BAGAIMANA LANGKAH-LANGKAH
MEMPRAKTEKKAN EB-NURSING CARE?
EBP NURSING IN PRACTICE; CHRONIC
PATIENTS; SEPSIS; HOSPITAL-ASSOCIATED
INFECTION; NOSOKOMIAL DAN RESISTENSI
ANTIBIOTIK
APAKAH HARAPANKU
SEBAGAI PERAWAT?
RUANGAN
RUANGAN
RUANGAN
RUANGAN
RAMAH PASIEN?
ZERO ERROR?
SAYANG IBU/PASIEN?
PELAYANAN PRIMA?
ASUHAN KEPERAWATAN
MANAJERIAL-ORGANISASI
PELAYANAN-KLINIS
Keputusan
klinis
Keputusan
manajerial
KEPUASAN PASIEN
KESELAMATAN PASIEN
KUALITAS HIDUP PASIEN
Tradition
Authority
Borrowing
Trial and error
Personal experience
Role modeling and
mentorship
Intuition and reasoning
Nursing research
MANAKAH
EVIDENCE?
www.bmj.com
www.nejm.org
A. Research Evidence
B. Clinical Expertise
Knowledge gained
from practice over
time
Inductive reasoning
C. Patient Values,
Circumstances
Unique preferences
Concerns
Expectations
Financial resources
Social supports
APAKAH EBP?
EBP=evidence based
practice=praktek
profesi berbasis bukti
ilmiah adalah praktek
profesional dengan
mengintegrasikan
antara pengalaman
klinik/profesi, buktibukti ilmiah hasil
penelitian dengan
nilai-nilai spesifik
indifidual pasien
EBP is
Evidence-Based Practice
is knowing that what we
do is the best practice
EBP
MENGAPAKAH PRAKTIK
KEPERAWATAN HARUS EBP?
1. KLINIS-EFIKASI
2. KLINIS-SAFTY MENGHINDARI
RISIKO HARM/HAZARD
3. KLINIS-EKONOMI
4. ETIKOLEGAL-HUKUM: MALPRAKTIK
KESALAHAN MEDIKASI
5. KLINIS-PRAKTIS-TEAM WORK
Long life
learner
Enhance
Communication
skill
Managerial
skills: decision
maker & smart
SUMBER PUSTAKA
ILMIAH/EVIDENCE SERTA
ALAMATNYA
APAKAH EVIDENCE ?
BAGAIMANAKAH LEVEL OF
EVIDENCE?
LE
VE
L
OF
EV
ID
E
NC
E
TAHAP 1: FORMULASI
PERMASALAHAN
Diringkas dalam susunan yang disingkat
dengan PICO.
P=PROBLEM OR PASIEN
I=INTERVENTION
C=COMPARISON
O=OUTCOME
PICO berfungsi sebagai Pedoman
pencarian pustaka/literature/jurnal
sebagai evidence
www.nejm.org
www.pubmed.gov
www.guideline.gov
TAHAP III:
ANALISIS KRITIS/KAJIAN JURNAL
TUJUAN:
1. MENENTUKAN VALIDITAS JURNAL
2. MENENTUKAN TINGKAT
KEPENTINGAN: LEVEL OF EVIDENCE
3. MENENTUKAN KEMANFAATAN DAN
PENERAPANNYA
PERTIMBANGAN DALAM
ANALISIS KRITIS
KENALI BENTUK JURNAL: PRIMER,
SEKUNDER, TERSIER
TENTUKAN VALIDITAS DAN LEVEL OF
EVIDENCE
JURNAL LEVEL I> JURNAL LEVEL II
DST
JURNAL TUNGGAL
TAHAP V:
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Tujuan: menentukan efektifitas dengan
melakukan penilaian antara output yang
dihasilkan dengan target yang telah
ditetapkan.
1. hasil sesuai dengan tujuan dan target
yang telah ditetapkan maka dilanjutkan
dan diperluas
2. Hasil belum sesuai dengan tujuan dan
target --- perlu pengkajian lebih lanjut dan
apabila diperlukan ----searching evidence
terbaru
PENINGKATAN
KUALITAS DIRI
MANAJERIALORGANISAS
PENINGKATAN KUALITAS
PELAYANAN
Patients
safety
Pencegahan
Kesalahan medikasi
PENGEMBANGAN
STAF
PPI
Peningkatan Kualitas pelayanan &
Keberhasilan terapi
TAHAPAN
PANDUAN
CONTOH
Formulasi
permasalahan
Lakukan penilaian
praktik lama, apa yg
belum berjalan dan
apa harapan.
Formulasikan hasil
kajian dalam PICO
Searching
evidence
Rencanakan
perubahan
Susun perencanaan
untuk melakukan
perubahan:
sosialisasi, pelatihan
dan kebijakan-SOPprotokol
Implentasikan
Implementasi
protokol- penetapan
EBP-PATIENTS SAFETY
Apakah jenis interfensi untuk
menurunkan kesalahan (error) dalam
operasi? P=SURGERY
TAHAP 1
TAHAP 2
Alamat searching:
-www.pubmed.com
-www.nejm.org
Tulisan
Sulit di baca
Kesalahan
Administrasi
obat
Kesalahan
etiket
58
Overview
Why medication errors occur in children
Pediatric medication error epidemiology
Inpatient
Outpatient
Prevention strategies
HIT
Safety and quality
Financial
61
Adults**
Orders reviewed
10,778
10,070
Medication errors
616 (5.7%)
530
(5.3%)
Near Misses
115 (1.1%)
35 (0.35%)
*
ADEs
26 (0.24%)
25 (0.25%)
Preventable ADEs
5 (0.05%)
5
(0.05%)
*p value <0.05
Kaushal et al, JAMA 2001
**Study performed at Brigham and Womens Hospital in 1992 using
63
similar methods
64
*
*
*
JAMA 2001;285;2114-20
* P<0.001
65
Ambulatory Setting:
Medication Errors
2952 medication
errors
1.6 errors per
patient
1.3 errors per
prescription
521 (12%) rx
inappropriate
abbreviation
1389 (64%) rx
partially illegible
66
Rate
95% CI
3%
57
3-4
226
11-15
Ameliorable ADEs
9%
152
7-10
Non-intercepted Near
Misses
25%
455
22-29
Preventable ADEs
67
Stages
Preventable ADEs
Near Misses
68
69
pharmacist checks
order/allergies
secretary transcribes
pharmacist checks
drug interactions
nurse administers
drug
Is a double check
necessary?
secretary faxes
Is drug administered
via pump
pharmacist receives
fax
pharmacist enter
order
If order incorrect:
multiple other steps
70
pharmacist receives
fax
pharmacist enter
order
If order incorrect:
multiple other steps
71
MENUJU PERBAIKAN
Apakah rencana Saudara untuk
mengurangi kejadian kesalahan medikasi
di tempat Saudara kerja?
Berdasarkan evidence yang ada silakan
susun EBP guideline sekecil apapun
untuk pengurangan kejadian medication
error di tempat Saudara
IPCN
IPCLN
IPCO
MENURUNKAN/CEGAH
Surgical
Site infection
(INFEKSI
LUKA OPERASI=
ILO)
Ventilator
Associated
Pneumonia
HAI PREVALENCE
KASUS:
Kejadian HAI masih tinggi. Sebagai kepala
ruang Saudara bermaksud menurunkan kejadian HAI di RS Saudara.
Salah satu masukan tentang bentuk interfensi untuk menurunkan kejad
di ruangan adalah dengan membersihkan/ memandikan pasien dengan
Antiseptik. Sebelum masukan tersebut dilaksanakan bermaksud menca
Tingkat keberhasilan penggunaan antiseptik dalam menurunkan kejadi
Bagaimana langkah Saudara untuk mendapatkan evidence tsb?
Bagaimana langkah
Saudara untuk
menerapkan EBP
dalam menurunkan
HAI di RS Saudara?
New evidence
SSI-ILO
ILO (Infeksi Luka Operasi)
sangat berbahaya
Perlu diwaspadai dan dicegah
Caranya??
Antibiotik
profilaksis
NON FARMAKOLOGIS
SSI (ILO)
TAHAPAN
PANDUAN
CONTOH
Formulasi
permasalahan
Lakukan penilaian
praktik lama, apa yg
belum berjalan dan
apa harapan.
Formulasikan hasil
kajian dalam PICO
Searching
evidence
www.nejm.org. atau
www.guideline.gov; www.nice.org;
www.sign.com; www.pubmed.com.
Rencanakan
perubahan
Susun perencanaan
untuk melakukan
perubahan:
sosialisasi, pelatihan
dan kebijakan-SOPprotokol SSI
Implentasikan
Implementasi
protokol- penetapan
kondisi mula-dan
Laksanakan SOP
Lakukan monitoring dan kontrol
pelaksanaannya dengan baik.
NGC-USA
FIRST EDITION=2008
Antibiotik Profilaksis
antibiotik yang diberikan pada penderita
yang menjalani pembedahan sebelum
adanya infeksi, yang tujuannya ialah
untuk mencegah terjadinya infeksi
akibat tindakan pembedahan
- Antibiotik profilaksis juga diberikan
untuk memperlama fase Golden Period
yaitu fase pertahanan tubuh terhadap
infeksi.
Tujuan terapi
Antibiotik Profilaksis
Mereduksi timbulnya infeksi yang terjadi pada pembedahan
Penggunaan antibiotik sebagai pendukung penanganan
kejadian yang efektif
Meminimalkan efek antibiotik pada flora normal bakteri
pasien
Meminimalkan efek samping
Menurunkan mortalitas dan morbiditas pasca operasi
Mengurangi lama waktu pasien harus menjalani rawat inap
pasca operasi
Meminimalkan perubahan-perubahan pada pasien yang
terkait dengan sistem pertahanan tubuh
TERAPI
Terapi non-farmakologi
-
Terapi Farmakologi
Dengan Anbibiotik Profilaksis
Prinsip penggunaan antibiotik profilaksis :
- Tepat indikasi
Untuk bedah bersih kontaminasi, bersih yang memasang
bahan prostesis, operasi bersih yang jika sampai terjadi
infeksi akan menimbulkan dampak yang serius seperti
operasi bedah syaraf, bedah jantung, dan mata.
- Tepat obat
Dengan mempertimbangkan spektrum antibiotik dan
potensi bakteri.
- Tepat dosis
Untuk tujuan profilaksis diperlukan antibiotika dosis
tinggi, agar didalam sirkulasi dan didalam jaringan tubuh
dicapai kadar diatas MIC. Dosis yang kurang adekuat,
tidak hanya tidak mampu menghambat pertumbuhan
bakteri, tetapi justru merangsang terjadinya resistensi
bakteri
Angka kejadian
infeksi (%)
3,8
1,4
(Classen
DC, 1992)
3,3
Jenis pembedahan
Kuman patogen
Antibiotik pilihan
Staphylococci
Sefalotin
iv
Sefazolin iv
Bedah kolorektal
Sefalotin iv/
Sefazolin iv
KESIMPULAN
Perawat memegang peran vital di RS dalam
PPI
Penguasaan prinsip EBP sangat diperlukan
oleh perawat.
Penanganan PPI dengan prinsip EBP lebih
menjamin kualitas outcome
SEPSIS
At least 2 sets of blood samples
(aerobic and anaerobic) should be
Prognosis should be discussed with
cultured
patients and their families within 72
before antibiotic therapy is started.
hours of admission to the intensive
Crystalloids should be the initial
care unit.
choice in resuscitation of patients
with severe sepsis and septic shock
Nurse-directed weaning off of
mechanical ventilation is effective
in reducing duration of mechanical
ventilation.
Insulin dosing should begin when 2
consecutive blood glucose levels
exceed 180 mg/dL.
Low-dose feeding in the first week
(up to 500 kcal per day) is suggested