You are on page 1of 73

DEFINISI

Teknik
pemeriksaan
radiologi
yang
memperlihatkan gambaran pembuluh
darah
arteri
dengan
menyuntikkan
kontras media ke dalam pembuluh darah
tersebut.

Tahun 1896 Hascheck dan Lindenthal


menyuntikkan emulsi kapur kedalam
pembuluh darah tangan yang diaputasi
dan membuat radiograf.
Tahun 1920 an para peneliti menguna
kan natriun yodida pada pemeriksaan
pembuluh darah ekstremitas inferior dan
ini merupakan awal perkembangan
angiografi modern.

Tahun 1950 an penyuntikan kontras


medium kedalam pembuluh darah
perifer atau melalui kateter ureter
dengan melakukan bedah minor sudah
merupakan hal yang biasa.
Tahun 1952 setelah berkembangnya
penggunaan kateter dengan dinding
tipis yang fleksibel diperkenalkan teknik
seldinger sebagai metode kateterisasi.

Tahun

1928 :
Egas Moniz arterial
encephalography
Tahun 1929 :
translumbar aortografi
Tahun 1953 :
Seldinger teknik
kateterisasi perkutan
Tahun 1970 : DSA dan kontras nonionik

Ada beberapa jenis media kontras yang


biasa digunakan pada pemeriksaan
angiografi tetapi semuanya merupakan
senyawa yodium organik water soluble,
hanya berbeda komposisi & konsentrasi
yodiumnya serta kekentalannya.
Ada dua jenis media kontras yodium
water soluble yang biasa digunakan
sekarang ini yaitu ionik dan non ionik.

Tahun

1928 :
Egas Moniz arterial
encephalography
Tahun 1929 :
translumbar aortografi
Tahun 1953 :
Seldinger teknik
kateterisasi perkutan
Tahun 1970 : DSA dan kontras nonionik

Arteriografi pada tangan amputasi

Mutlak :

- pasien tidak stabil / tidak kooperatif


- disfungsi multisistem vital
Relatif :
- infark akut dan aritmia jantung
- gangguan keseimbangan elektrolit
- alergi kontras
- Gangguan ginjal
- Koagulopati
- Sulit berbaring
- Pasca pemeriksaan barium
- Kehamilan

Diagnosis penyakit vaskular primer


Diagnosis dan lokalisasi tumor vaskular
Preoperatif untuk anatomi vaskular
Diagnosis dan terapi komplikasi
vaskular.
Prosedur endovaskular perkutaneus.

Jarum Seldinger

GUIDEWIRES
Memposisikan kateter selektif
Penggantian kateter
Pemilihan tergantung anatomi,
pengalaman
Jenis : ujung lurus, J shape wire

GUIDEWIRE

KATETER
A. Materi : polietilen, teflon, poliurethan
B. Kaliber : dewasa 5-7 Fr (French )
anak
3-4 Fr
C. Panjang : cukup.
terlalu panjang sulit manipulasi
D. Lubang di tepi kateter :
untuk aortografi, A. pulmonali, vena
cavografi
E. Konfigurasi ujung kateter : pigtail
untuk aortografi, A.pulmonalis, V. cava

F. Kateter selektif endhole


- RC1, RC2 untuk celiac, mesenterika superior dan ginjal
- RIM untuk mesenterika inferior
- Cobra (C1, C2) untuk a. renalis, celiac, mesenterika
superior
G. Kateter superselektif visceral :
- RLG, RH, RDP
H. Lainnya :
- JB1 untuk pembuluh darah berkelok.
- H1 untuk a. innominata dan subclavia
- Simmons untuk ginjal ptosis
- Mikaelsson untuk a.intercosta, lumbal, bronchial

14

15

16

Vascular introducer
sheaths
- Terdiri : Sheath
Dilator
- Membran hemostasis
- Three way stopcock :
untuk flushing,
pengukuran tekanan,
injeksi kontras

Media kontras

Non ionik osmolalitas rendah menurunkan


efek samping

Monomer nonionik : iohexol, iopamidol,


iopromide, ioversol

Dimer non-ionik : iodixanol, iotrolan

Konsentrasi Iodium :
tungkai, pelvis, tangan 300 mgI/cc
aorta, mesentrica, celiac, hepatik, thorax
350 mg I/cc

Alat /bahan

1.
2.
3.
4.

Pungsi jarum perkutan


Kateterisasi melalui arteriotomi
Digital substraksi arteriografi intravena
Kateterisasi arteri perkutan sering
digunakan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Informed consent
Anamnesis, PF, imejing sebelumnya
Lab: darah rutin,ureum/kreatinin,BT/CT atau
PT/APTT
Puasa 8 jam
Infus NaCl atau D5% 150 ml/jam
Premedikasi
Antibiotik
Pasien : IDDMdosis insulin turunkan
Pemakaian heparinstop 4 jam
gangguan fungsi ginjal perhatikan hidrasi

1. Persiapan

Sterilisasi daerah tindakan

monitor jantung dan tanda vital

Cek tempat pungsi dengan fluoroskopi

Anestesi lokal 2 % lidocain (xylocain)


tanpa epinephrine di tempat pungsi

Insisi kulit 3 mm (scalpel no 11)

Bebaskan jaringan dengan klem


mosquito

2. Pungsi a. femoralis
- single/double wall jarum 18 G dewasa, 21 G
anak
- lokasi di bawah lig inguinal / inferior caput
femoral
(flouroskopi)
- pancaran arteri cabut stylet
3. Masukan dilator dan introducer sheath
4. Kateterisasi
Konfirmasi posisi ujung kateter dengan flouroskopi
5. Heparin drip

1.
2.
3.

4.

Kompresi di tempat pungsi 20 menit


Bed rest 8 jam
Cek daerah tusukan
(perdarahan/hematoma?)
Antibiotik, obat-obat simptomatis,
monitor tanda vital

1.
2.
3.

4.

Kontras media
Obat-obat anestesi
Tempat pungsi :
- perdarahan
- AV fistula
- trombosis vaskular (disseksi)
- stenosis
- intramural injeksi kontras
- kerusakan saraf
Umum/berhubungan dg kateter:
emboli udara, spasmeiskemik/infark organ,
vasovagal, fraktur guidewire/kateter

Diseksi
aorta
Hematoma

Non ionik, low osmolar kontras media


Teknik yang baik
Hindari tusukan di A. femoralis
superficialis
Jangan injeksi kontras media pada
kateter dengan aliran balik negatif
Diameter kateter tidak terlalu besar
Lokasi tusukan di atas caput femoralis.

A. anonyma (truncus
brachiocephalicus)

A. subclavia kiri

A. subclavia kanan
ACC kanan
A. vertebralis
kanan
A. vertebralis kiri

ACC kiri

ACE kiri
ACI kiri

Fase pemeriksaan
:
Fase

arteri : 1-3
detik pasca
injeksi
kontras
Fase kapiler : 3-4
detik
Fase vena : 4-12
detik.

Arteriografi vertebrobasilaris
(Posisi AP)

3-4 detik sesudah


injeksi kontras.
Bayangan difus
hemisfer /
serebrogram.

Pengisisan vena profunda


dan sinus venosus
V. Profunda terletak lebih
posterior dibandingkan V.
superfisial.

Pembuluh darah paru


Left superior lobe artery

Left pulmonary artery

Left inferior lobe artery

You might also like