You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN ISOLASI SOSIAL PADA


LANSIA

Nama : Irmawati
Nim : 132498
Kelas : III B

BAB 1 PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Di era globaliasasi akan terjadi
berbagai masalah pada masyarakat
baik fisik maupun kejiwaan. Salah satu
jenis gangguan jiwa yang banyak di
derita
oleh
masyarakat
adalah
gangguan isolasi sosial.isolasi sosial
dapat terjadi pada semua umur yang
mengalami gangguan jiwa.

Kasus pasien gangguan jiwa yang


mengalami gejala isolasi sosial yaitu
72%
sedangkan
klien
yang
mengalami isolasi sosial adalah
sebesar
72%
dari
keseluruhan
gangguan jiwa berat. Klien isolasi
sosial pada lansia sebanyak 20 orang
sebagai akibat kerusakan efektif
kognitif klien. ( Menurut WHO 2015 ).

Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan masalah utama
: isolasi sosial melalui pendekatan asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Mendapatkan pengalaman nyata dalam :Melakukan pengkajian
pada klien dengan gangguan isolasi sosial.
Menyusun diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan
isolasi sosial.
Membuat rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
gangguan isolasi sosial.
Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien dengan
gangguan isolasi sosial.
Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan gangguan
isolasi sosial.
Melakukan pendokumentasian keperawatan pada klien dengan
gangguan isolasi sosial.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.
A. KONSEP
KONSEP DASAR
DASAR LANSIA
LANSIA

1.

Menurut UU No. 13
tahun
2012tentang kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun.
2.Menurut
Suparyanto,
2014
:Keberadaan usia lanjut ditandai
dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke
tahun, hal tersebut membutuhkan
upaya
pemeliharaan
serta
peningkatan kesehatan dalam rangka
mencapai masa tua yang sehat,
bahagia, berdaya guna, dan produktif.

PROSES MENUA

Menurut
Menurut (( Suparyanto,
Suparyanto, 2014
2014 ).
). Menua
Menua
merupakan
merupakan proses
proses sepanjang
sepanjang hidup
hidup yang
yang
tidak
tidak hanya
hanya dimulai
dimulai dari
dari suatu
suatu waktu
waktu
tertentu,
tertentu, tetapi
tetapi dimulai
dimulai sejak
sejak permulaan
permulaan
kehidupan,
kehidupan, yaitu
yaitu neonatus,
neonatus, toddler,
toddler, pra
pra
sekolah,
sekolah, sekolah,
sekolah, remaja,
remaja, dewasa,
dewasa, dan
dan
lansia.
lansia. tahap
tahap berbeda
berbeda ini
ini dimulai
dimulai baik
baik
secara
secara biologis
biologis maupun
maupun psikologis.
psikologis.
Menurut
Menurut WHO
WHO dan
dan UU
UU No.
No. 13
13 tahun
tahun 2012,
2012,
tentang
tentang kesejahteraan
kesejahteraan lanjut
lanjut usia
usia yang
yang
menyebutkan
menyebutkan bahwa
bahwa umur
umur 60
60 tahun
tahun
adalah
adalah usia
usia permulaan
permulaan tua.
tua. Menua
Menua
bukanlah
bukanlah suatu
suatu penyakit,
penyakit, akan
akan tetapi
tetapi
merupakan
merupakan proses
proses yang
yang berangsur-angsur
berangsur-angsur
mengakibatkan
perubahan
yang
mengakibatkan
perubahan
yang
komulatif,
komulatif, merupakan
merupakan proses
proses menurunnya
menurunnya
daya
daya tahan
tahan tubuh
tubuh dalam
dalam menghadapi
menghadapi
rangsangan
rangsangan dari
dari dalam
dalam dan
dan luar
luar tubuh
tubuh
yang
yang berakhir
berakhir dengan
dengan kematian.
kematian.

BATASAN LANJUT USIA


Menurut Padila ( 2013 ) :
Usia dewasa muda ( enderly
adulthood ), ialah usia 18-25
tahun.
Usia dewasa penuh ( medley
years ) atau maturitas usia
25-60 tahun.
Lanjut usia ( geriatric age ),
ialah usia diatas 70 tahun.
Menurut ( WHO ) meliputi :
Usia petengahan ( middle age
), ialah kelompok usia 45
sampai 59 tahun.
Lanjut usia ( elderly ), ialah
antara 60 sampai 74 tahun.
Lanjut usia tua ( old ), ialah
antara 75 sampai 90 tahun.
Usia sangat tua ( very old ),
ialah diatas 90 tahun.

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA


LANSIA

Menurut ( Padila, 2013 ):


Sel
Kardiovaskuler
Respirasi
Persyarafan
Muskuluskeletal
Gastrointestianal
Pendengaran
Penglihatan
Kulit

KONSEP DASAR ISOLASI SOSIAL


1. PENGERTIAN

Isolasi
sosial
adalah
keadaan
kesepian
yang
dialami
oleh
seseorang
karena orang lain dianggap
menyatakan sikap negative
dan
mengancam
bagi
dirinya.(
Kartika
Sari
Wijayaningsi, 2015 )

2. Rentang Respon Sosial

Respon adaptif ResponMaladaptif


Menyendiri/solitude
Merasa sendiri
Manipulatif
Otonomi
Menarik diri Impulaif
Bekerjasama
Tergantung Narcissism
Saling tergantung
(interdependen)

3.
Penyebab
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi
di antaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegalan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya pada orang
lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini
dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan
orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain,
dan kegiatan sehari-hari terabaikan. ( Ade Herman Surya Direja,
2011 )

4. TANDA DAN GEJALA


Menurut Deden Dermawan ( 2013 )
tanda dan gejala isolasi sosial
sebagai berikut :
1). Gejala subyektif :
Klien
menceritakan
perasaan
kesepian atau ditolak oleh orang
lain.
Klien merasa tidak aman berada
dengan orang lain.
Respons verbal kurang dan sangat
singkat.
Klien merasa bosan dan lambat
menghabiskan waktu.
Klien merasa tidak berguna.
Klien merasa ditolak.

2). Gejala Objektif :


Klien
banyak diam dan
tidak mau bicara
Tidak mengikuti kegiatan
Klien menyendiri dan tidak
mau berinteraksi dengan
orang yang terdekat
Klien
tampak
sedih,
ekspresi datar dan dangkal
Kontak mata kurang
Apatis
( acuh terhadap
lingkungan )
Aktivitas menurun
Rendah diri.

1). Faktor predisposisi meliputi :


a. Faktor tumbuh kembang
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
c. Faktor sosial budaya
d. Faktor biologis
2).Faktor presipitasi meliputi :
a.Faktor eksternal
b. Faktor internal

5. Komplikasi
Klien dengan isolasi sosial semakin
tenggelam dalam perjalanan dan tingkah
laku masa lalu primitive antara lain
pembicaraan yang autistic dan tingkah laku
yang tidak sesuai dengan kenyataan,
sehingga berakibat lanjut menjadi resiko
gangguan sensori persepsi: halusinasi,
mencederai diri sendir, orang lain serta
lingkungan dan penurunan aktivtas sehingga
dapat menyebabkan deficit perawatan diri
( Deden Hermawan,2013 )

6. Mekanisme
koping
Mekanisme koping dipergunakan klien sebagai
usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu
kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan
kopig yang sering digunakan adalah Regrasi, Represi,
Dan Isolasi. Sedangkan contoh sumber koping yang
dapat
digunakan
misalnya
keterlibatan
dalam
hubungan yang luas dalam keluarga dan teman,
hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan
keriaktivitas
untuk
mengekspresikan
stress
interpersonal seperti kesenian musik atau tulisan
( Deden Hermawan,2013 )

7. Penatalaksanaan

a. Therapy
farmakologi
b. Electri Convulsive
Therapi ( ECT )
c. Therapy kelompok
d. Therapy lingkungan

B. KONSEP DASAR PROSES


KEPERAWATAN
1.
2.
a.
b.
c.
d.
e.

Pengkajian
Masalah Keperawatan :
Isolasi sosial
Harga diri rendah kronis
Perubahan persepsi sensori :
halusinasi
Koping individu tidak efektif
Koping keluarga tidak efektif

3. POHON MASALAH
Effeck
Core problem

Halusinasi
solasi sosial

Causa Gangguan konsep diri


rendah

Harga diri

Sumber : Kartika Sari Wijayahningsih, 2015

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Isolasi sosial
b. Haga diri rendah
c. Risiko gangguan persepsi sensori :
halusinasi
5. Intervensi keperawatan
6. Implementasi
7. Strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan
Meliputi : SP pasien dan SP keluarga.

You might also like