You are on page 1of 21

Study of Systemic Fungal Infections

in Renal Transplant Recipients


N.D. Srinivasaprasad, G. Chandramohan, M. Edwin Fernando
International Archives of Integrated Medicine, Vol. 3, Issue 9, September, 2016

Oleh : dr. Vina Tri Aditya*


Pembimbing : dr. Didi Candradikusuma SpPD-KPTI**

* PPDS I Ilmu Penyakit Dalam FKUB RSSA


** Supervisor Divisi Tropik Infeksi - Ilmu Penyakit Dalam FKUB RSSA

Latar Belakang
Infeksi menjadi masalah utama pada transplantasi
ginjal untuk mencapai keberhasilan terapi
Infeksi jamur didapatkan sebanyak 14% setelah
transplantasi ginjal, yang menjadi salah satu
penyebab utama morbiditas dan mortalitas
Angka terjadinya infeksi jamur invasif tertinggi
adalah pada periode awal paska transplantasi,
dimana terjadi imunosupresi terbesar
Penelitian ini dilakukan untuk menilai dampak dari
infeksi jamur invasif pada pasien penerima
transplantasi ginjal

Tujuan Penelitian
Untuk mempelajari :
- Profil klinis,
- Faktor risiko untuk terkena infeksi jamur,
- Hasilnya dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertahanan hidup dan
kematian donor penerima transplantasi
ginjal

Material dan Metode


Penerima transplantasi ginjal baik yang masih
hidup maupun telah meninggal selama periode
Agustus 2008 sampai dengan Mei 2011 yang
terdiagnosis dengan infeksi jamur sistemik
Dilakukan pencatatan riwayat dan data,
pemeriksaan general dan sistemik
Diagnosis infeksi jamur ditegakkan dari
temuan radiologis, kultur darah atau
bronchoalveolar lavage (BAL) yang positif dan
biopsi jaringan

Material dan Metode


Diagnosis infeksi jamur invasif ditegakkan setidaknya satu
dari kriteria berikut:
1) Bukti histopatologi invasi jaringan pada spesimen biopsi;
2) Kultur positif dari spesimen jaringan dalam seperti darah,
cairan serebrospinal (CSF), cairan peritoneal;
3) Pemeriksaan KOH sejumlah spesimen menunjukkan
pseudohyphae dan / atau budding yeast. Untuk diagnosis
Cryptococcus, dilakukan pengecatan tinta India dari sampel
(CSF)
Kandidiasis esofagus dimasukkan sebagai infeksi jamur
sistemik. Didiagnosis dengan endoskopi GI atas dan
pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa

Material dan Metode


Semua pasien diterapi dengan
Amfoterisin B deoksikolat intravena
dengan dosis kumulatif maksimal 1,5
sampai 2 gram.
Sinusitis karena mucormycosis menjalani
operasi sinus.
Kandidiasis esofagus juga diterapi
dengan Amfoterisin B intravena sampai
dosis kumulatif 500 mg dilanjutkan
endoscopy GI atas ulang. Jika kandidiasis
esofagus menetap, 500 mg Amfoterisin B
intravena diberikan lagi

Metode Statistik
Microsoft excel 2007 digunakan untuk
menghitung mean. Faktor-faktor
predisposisi terjadinya infeksi jamur
dianalisis menggunakan tes binomial
Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil pasien
menggunakan student t test. Perbedaan
dianggap signifikan jika p-value kurang
dari 0,05.

Hasil Studi
Sejumlah 22 pasien didiagnosis sebagai
infeksi jamur sistemik.
Rerata usia pasien adalah 35,55 tahun.
Laki-laki terhadap perempuan adalah
1,75: 1
Rerata durasi penyakit sebelum
transplantasi ginjal adalah 16,5 tahun
dan rerata durasi dialisis adalah 7,8
tahun
Tidak ada ko-morbiditas yang signifikan
pada 64% dari populasi studi

Komorbiditas pre-transplant
pasien dengan infeksi jamur

Dari 22 pasien yang terinfeksi fungal :


- 1% menerima Tacrolimus, Mycophenolate
dan Prednisolon.
- 36% menerima Siklosporin, Azathioprine dan
Prednisolon.
- Sisanya menerima Siklosporin,
Mycophenolate dan Prednisolon.
50 % dari infeksi jamur berkembang pada
pasien dengan disfungsi graft awal (dalam 3
bulan).

Faktor Predisposisi Kejadian


Infeksi Fungal

Infeksi Jamur pada Pasien


Transplantasi Renal
Infeksi jamur yang biasa terjadi di saluran
pencernaan (GIT), paru-paru dan saluran kemih,
masing-masing 22%, saluran pernapasan atas
(15%), aliran darah (11%) , sistem saraf pusat
(SSP 8%)
Spesies Candida (62%) adalah organisme yang
paling umum yang menyebabkan infeksi jamur.
Organisme lainnya adalah Mucor (17%),
Aspergillus (13%), Cryptococcus (4%) dan
pneumonia (4%)
Sebanyak 55% pasien transplantasi renal
berkembang menjadi infeksi fungal dalam waktu
6 bulan, waktu rata-rata muncul infeksi 12 bulan
(rentang waktu 0,5-83 bulan)

Faktor Yang Mempengaruhi


Outcome Pasien

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Diskusi

Kesimpulan
Pada penelitian ini (64%) dari infeksi jamur
terjadi pada tahun pertama, dengan Candida
sebagai patogen jamur yang paling umum.
Mereka yang memiliki disfungsi graft rentan
berkembang menjadi infeksi jamur.
Tingkat kematian adalah 50%.
Penekanan sumsum tulang {Leukopenia (50%)}
dan Hipoalbuminemia (59%) memberikan
kontribusi pada angka kematian yang tinggi.
Imunosupresi harus dipantau secara berkala dan
dipertahankan pada tingkat optimal yang hanya
cukup untuk menghindari penolakan, sehingga
terhindar dari infeksi oportunistik.

Terimakasih

You might also like