Professional Documents
Culture Documents
HANIFAH
DWI ARYANI
LIGA PURNAMA SARI
MAILIZA
KELOMPOK 3.A
MELISA DENA PUTRI
NORA PUTRI NOPITA
SRI MULYANI
BATU GINJAL
DEFINISI
Batu
ETIOLOGI
1. Faktor intrinsik
Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding
pasien wanita.
2. Faktor ekstrinsik,
Geograf; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian
yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai
daerah stone belt (sabuk batu)
Iklim dan temperatur
Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah
terjadinya batu saluran kemih.
Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang
pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary
life).
3. Faktor predisposisi
Idiopatik
Dehidrasi
Infeksi saluran kemih
Perubahan pH urin (batu kalsium karbonat terbentuk pada
pH yang tinggi; batu asam urat pada pH yang rendah)
Obstruksi pada aliran urin yang menimbulkan statis di
dalam traktus urinarius
Imobilisasi yang menyebabkan kalsium terlepas ke dalam
darah dan tersaring oleh ginjal
Faktor metabolik
Faktor makanan yang tinggi kalsium
Penyakit renal
Penyakit gout
Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu
sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah:
Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena
peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan
kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya
peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme
primer atau tumor paratiroid.
Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada
pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the,
kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.
Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam
urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium
oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin
atau berasal dari metabolisme endogen.
Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat
sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia
dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian
diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
2) Batu Struvit
Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini
dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim
urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi
amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium,
fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan
karbonat apatit.
3) Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami
oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan
urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet
tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor
yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH
< 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
4) Batu Sistin
Defek resesif autosomal pada transporter asam amino dibasic menurunkan
reabsorpsi sistin di tubulus,sehingga menyebabkan sistinuria. Sistin bersifat
relative tidak larut,terutama pada Ph asam. Tindakan profilaksisnya adalah
dengan asupan cairan yang baik dan alkalinisasi dengan natrium bikarbonat.
Dimetilsistein (D-penisilamin) memecah sistin menjadi bagian-bagian yang larut.
(Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2, 1990)
PATOFISIOLOGI
WOC
MANIFESTASI KLINIS
KOMPLIKASI
1)
2)
3)
4)
5)
6)
PENATALAKSANAAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Penambahan asupan cairan hingga lebih dari 3qt (3L) per hari untuk
meningkatkan hidrasi
Diet rendah kalsium untuk mencegah rekurensi
Preparat antimikroba untuk mengatasi infeksi yang jenisnya dipilih menurut
hasil kultur mikroorganisme
Obat-obatan analgetik seperti meperidin (Demerol) atau morfin untuk
meredakan rasa nyeri
Obat-obatan golongan diuretik untuk mencegah statis urin dan pembentukan
batu; preparat tiazida untuk menurunkan eksresi kalsium dalam urin
Methenamin untuk menekan pembentukan batu jika terdapat infeksi
Paratiroidektomi untuk hiperparatiroidime
Alopurinol (Zyloprim, Xyloric) untuk batu asam urat
Pemberian asam askorbat dosis kecil setiap hari untuk mengasamkan urin
Sistoskop dengan manipulasi kalkulus untuk mengeluarkan batu ginjal yang
tidak bisa keluar sendiri karena ukurannya terlalu besar
Litotripsi ultrasonik perkutaneus dan ESWL (extracorporeal shock wave
lithotripsy) atau terapi laser untuk memecahkan batu menjadi fragmen kecilkecil agar dapat keluar sendiri atau dikeluarkan dengan melakukan pengisapan
Operasi pengangkatan batu sistin atau batu besar atau pemasangan alat
pengalih aliran urin di sekitar kalkulus untuk menghilangkan obstruksi
PENCEGAHAN
Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine
2-3 liter per hari
Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
Aktivitas harian yang cukup
Medikamentosa
PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin:
Berat badan :
Alamat:
Pekerjaan:
Agama:
KELUHAN UTAMA
Rasa panas atau terbakar di pinggang yang dapat
berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu
RIWAYAT KESEHATAN
1.Riwayat Kesehatan Sekarang
Nyeri yang menyebar ke area suprapubik, genitalia
eksterna, dan paha, mual, muntah, demam, menggigil, urin
keruh/coklat, penurunan aliran urin, hematuria (terdapatnya
darah dalam urin), lemah
2.Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat penyakit renal / riwayat gout/ riwayat penggunaa
OAINS dan pasca kemoterapi / riwayat adanya penurunan
imunitas seperti kanker, luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, dan kerusaka
susunan saraf pusat / riwayat sanitasi lingkungan,
penggunaan air minum dan cara pengolahan makanan perlu
ditanyakan
3.Riwayat Kesehatan Keluarga
riwayat batu ginjal/ penyakit ginjal lainnya
PEMERIKSAAN FISIK
1.Tanda-tanda Vital
TD normal/meningkat
Nadi meningkat
Suhu normal/meningkat
Pernafasan normal/meningkat
2. Inspeksi
Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuria,
retensi urin, penurunan aliran urin, urin keruh atau coklat dan sering
miksi. Klien tampak meringis (skala 1-10). Adanya nyeri kolik
menyebabkan pasien terlihat mual dan muntah. Penurunan turgor kulit
/ lidah, Kulit / membran mukosa kering, klien tampak lemah
3. Palpasi
Pada beberapa kasus teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis
4. Perkusi
Pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada
sudut kostovertebra dan di dapatkan respon nyeri
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
LABORATORIUM
a. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara
umum menunjukan SDM, SDP, kristal (sistin,asam urat,kalsium
oksalat), ph asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat)
alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu
kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium,
fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine
menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal
(tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap
tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis.
b. Darah lengkap: Hb menurun,Ht,abnormal bila psien dehidrasi
berat atau polisitemia.
c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal
(PTH merangsang reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan
sirkulasi serum dan kalsium urine.
RADIOLOGY
a. Foto Rongent
menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal
dan sepanjang ureter.
b. IVP
memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab
nyeri,abdominal atau panggul. Menunjukan abnormalitas pada struktur
anatomik (distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.
c. Sistoureterokopi
visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek
obstruksi.
d. CT Scan
mengidentifikasi/menggambarkan kalkuli dan massa lain; ginjal, ureter,
dan distensi kandung kemih
e. Ultrasound ginjal
untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.
f. Urografi ekskretori
Untuk membantu memastikan diagnosis dan menentukan ukuran serta
lokasi batu
ANALISA
DATA
No.
DATA
1.
DS:
Klien mengatakan
nyeri yang
menyebar genitalia
dan paha
Klien mengatakan
rasa panas atau
terbakar di pinggang
Klien mengatakan
sakit saat BAK
DO:
Klien tampak
meringis,
Pemeriksaan ketok
ginjal dapatkan
respon nyeri
TD meningkat
Skala nyeri 1-10
Sistoureterokopi
menunjukan batu
ETIOLOGI
MASALAH KEP.
No.
DATA
ETIOLOGI
2.
DS:
Klien mengatakan urinnya
berdarah
Klien mengatakan adanya
tahanan ketika BAK
Klien mengatakan BAK
nya sedikit
Klien mengatakan urinnya
berwarna keruh atau coklat
Klien mengatakan
mempunyai riwayat batu
ginjal
DO:
Tampak hematuria
Urin klien tampak seedikit
Klien tampak sering miksi
Urin berwarna keruh atau
coklat
Foto Rongent menunjukan
adanya kalkuli atau
perubahan anatomik pada
area ginjal dan sepanjang
MASALAH KEP.
Gangguan pola
eliminasi
urin
No.
3.
DATA
DS:
Klien mengatakan
mual
Klien mengatakan
muntah
Klien mengatakan
lemah
DO:
Penurunan turgor
kulit / lidah,
Kulit / membran
mukosa kering
Klien tampak mual
Klien tampak muntah
HB menurun
ETIOLOGI
MASALAH KEP.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
INTERVEN
SI
Kriteria Evaluasi:
Secara subjektif melaporkan nyeri
berkurang/hilang atau teradaptasi
Dapat mengidentifikasi aktifitas yang
meningkatkan atau menurunkan nyeri
Ekspresi pasien relaks
Kriteria Evaluasi:
Frekuensi miksi dalam batas 5-8 x/24 jam
Pasien mampu minum 2.000 cc/24 jam dan
kooperatif untuk menghindari cairan yang
mengiritasi kandung kemih
Kriteria Evaluasi:
Klien dapat mempertahankan status asupan
nutrisi yang adekuat
Pernyataan motivasi kuat untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya
SEMOGA
BERMANFAAT