Professional Documents
Culture Documents
&
ANALGETIK NARKOTIK
OLEH :
KELOMPOK 2
MOHAMMAD IBNU AKIL
ATRIWIDA SASTRAWATI
DIANTI DWI PUTRI
DIAN NUR CAHYU
NURSINTA AL-BASITH
SRI YENNI WULANDARI
YESSI DWI PRATIWI
ANALGETIK
Analgetik adalah obat-obat yang dapat mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Analgetika pada umumnya diartikan sebagai
suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit
kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain
misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin
dismonera (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada
nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua
analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek
anti inflamasi.
Berdasarkan
sistem
kerja
farmakologisnya,
analgetik dibagi dalam dua kelompok besar
Analgetik Narkotik
Analgesik narkotik bekerja di Sistem Saraf Pusat
(SSP),memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali. Dalam
dosis besar dapat bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran).
Efek Samping
mempunyai efek samping mengurangi kesadaran, menimbulkan
rasa nyaman, mengakibatkan toleransi dan ketergantungan,
Depresi pernafasan, Hipotensi, dll.
b. Golongan para
aminofenol
Mekanisme : Derivatnya yaitu
fenasetin dan asetaminofen
(parasetamol) bekerja mengurangi
produksi prostaglandin yang terlibat
dalam proses nyeri dan edema
dengan menghambat enzim
cyclooxygenase (COX)
Asam Mefenamat
C15H15O2
ANALGETIK NARKOTIK
Morfin
Mekanisme aksi
Morfin bekerja dengan 2 mekanisme diantaranya menutup kanal ion Ca 2+ dan
menghambat pelepasan substansi P.
Morfin berikatan dengan reseptor Mu opioid lalu dihubungkan dengan protein G
yang secara langsung mempengaruhi saluran K + dan Ca2+. Pada keadaan normal
protein G yang memiliki GDP yang mengikat sub unit , , dalam kondisi
istirahat atau tidak aktif. Namun saat opioid berinteraksi dengan reseptornya, sub
unit GDP terdisosiasi dan berubah menjadi GTP dengan mekanisme perubahan
konformasi. GTP ini aka mendisosiasi subunit sehingga terikat padanya. GTP
yang terikat pada subunit ini memerintahkan sel saraf untuk menurunkan
aktifitas listriknya dengan meningkatkan pemasukan K + dan menghambat
pemasukan Ca2+. Dengan terikatnya GTP pada sub unit juga dapat
menghambat terbentuknya enzim adenilat siklase. Enzim ini merupakan enzim
yang berperan sebagai messenger pada penyampaian pesan untuk sel saraf. Jika
pembentukan enzim adenilat siklase dihambat maka pembentukan substansi P
yang merupakan neurotransmiter nyeri juga dihambat, sehingga rasa sakitnya
berkurang.
Kodein Fosfat
Indikasi: Nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi : Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut,
peninggian tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping : Mual, Muntah, Konstipasi, adiksi pada organ dalam
menimbulkan keracunan dan dapat menyebabakan kematian
Sedian : Kodein fosfat (generic) tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg
Mekanisme aksi :
Kodein merangsang reseptor susunan saraf pusat (SSP) yang
dapat menyebabkan depresi pernafasan, vasodilatasi perifer,
inhibisi gerak perilistatik usus, stimulasi kremoreseptor dan
penekanan reflek batuk.
Fentanil
Petidin HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut, alkoholisme akut,
peninggian tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD
menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan :petidin (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet 50 mg
mekanisme aksi :
menghambat kerja asetilkolin ( senyawa yang berperan dalam
munculnya rasa nyeri ) yakni pada sistem saraf serta dapat
mengaktifkan reseptor,terutama reseptor dan sebagian kecil
pada reseptor kappa
Penghambatan asetilkolin dilakukan pada saraf pusat dan
saraf tepi sehingga rasa nyeri yang terjadi tidak dirasakan
lagi.
Tramadol HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat.
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut, alkoholisme akut,
peninggian tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD
menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : tramadol (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet50 mg.
Mekanisme aksi :
Mengikat stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat
sehingga menghentikan rasa nyeri.dan menghambat
pelepasan neutrotransmiter dari saraf eferen yang bersifat
sensitif terhadap ransangan akibatnya impuls nyeri
terhambat
Metadon
Indikasi : Analgesik selama dan setelah pembedahan, situasi
lain.
Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut, alkoholisme akut,
peninggian tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : hipotensi, depresi sirkulasi, depresi pernapasan,
retensi urin, konstipasi, miosis, dan urtikaria..
Sediaan : suntikan, 10 mg/ml; Tablet, 5 mg, 10 mg, 40 mg.
Larutan oral 1 mg/ml, 2 mg/ml. Konsentrat larutan 10 mg/ml.
Mekanisme aksi :
Metadone bekerja dengan cara berikatan pada reseptor mu
opoid,namun juga mempunyai ikatan kecil dengan reseptor
NMDA ionotropic glumatamate,kemudian dimetabolisme oleh
enzyme CYP3A4 dan CYP2D6 dengan variasi individu
Daftar Pustaka
Tanu, Ian. 2012. Farmakologi dan
Terapi.Jakarta: Badan Penerbit FKUI
BPOM RI. 2008.Informatorium Obat
Nasional
Indonesia.Jakarta:KOPERPOM dan
Sagung Seto
TERIMA KASIH