Professional Documents
Culture Documents
EVOLUSI GEOLOGIS
TERUMBU KARANG
diawali ketika gunung vulkanik
muncul sebagai suatu pulau di
permukaan laut
ketika aktivitas gunung
vulkanik berakhir, pulau mulai
tererosi
karang tepi mulai
mengkolonisasi garis pantai
karang penghalang
berkembang seperti saluran
yang memisahkan dari pulau
laguna yang luas membentuk
bagian dalam karang
pulau tenggelam dan terbentuk
REPRODUKSI
KARAN
3. REPRODUKSI
HEWAN
KARAN
Terumbu karang berbiak baik
secara seksual maupun
aseksual
Pembiakan seksual; terjadi
melalui penyatuan gamet
jantan dan betina untuk
membentuk larva bersilia
yang disebut planula.
Planula akan menyebar
kemudian menempel pada
substrat yang keras dan
tumbuh menjadi polip.
Kemudian polip tersebut akan
melakukan pembiakan
aseksual
Pembiakan aseksual;
dilakukan dengan cara
fragmentasi sehingga
terbentuk polip-polip baru
FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS
PERKEMBANGAN KARANG
Suhu air > 18oC, tapi bagi perkembangan
optimal diperlukan suhu rata-rata tahunan
berkisar antara 23 - 25oC, dengan suhu
maksimal yang masih dapat ditolerir
berkisar antara 36 - 40oC.
Kedalaman perairan < 50 m, dengan
kedalaman bagi perkembangan optimal
pada 25 m atau kurang.
Salinitas air yang konstan berkisar antara
30 - 36 o/oo.
Perairan yang cerah, bergelombang besar
dan bebas dari sedimen.
KOMPOSISI BIOTA
TERUMBU KARANG
Beraneka ragam avertebrata (hewan tak
bertulang belakang) : terutama karang batu
(stony coral), juga berbagai krustasea,
siput dan kerang-kerangan, ekinodermata
(bulu babi, anemon laut, teripang, bintang
laut dan leli laut).
Beraneka ragam ikan : 50-70% ikan
karnivora oportunistik, 15% ikan herbivora
dan sisanya omnivora.
Reptil : umumnya ular laut dan penyu laut.
Ganggang dan rumput laut: algae koralin,
algae hijau berkapur dan lamun.
plankton
Materi organik (detritus)
Predator besar
herbivora
Ikan
carnivora
omnivora
dekomposer
Pemanfaatan
Sebagai
tempat
penangkapan
berbagai
jenis biota laut konsumsi,
dan berbagai jenis ikan
hias.
Bahan
konstruksi
bangunan dan pembuatan
kapur.
Bahan perhiasan.