You are on page 1of 143

BIODATA

NAMA

: JUNIOR TUMILAAR S.IP.

PANGKAT: KOLONEL CZI/NRP.31704 AKMIL-1988


JABATAN : DOSEN UTAMA SESKOAD
STATUS

: K-4

ALAMAT : JLN.GATOT SUBROTO NO.96 SESKOAD


DI JLN.BUKIT
BARISAN NO.20 BANDUNG.
MK.

:MK.PENDIDIKAN PANCASILA.
.

PERTEMUAN
KE-1 (kesatu)
1.Perkenalan.
2.Pendahuluan

(Minggu ke-1 &


ke-2 tentang Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia) Tdd :
a.Era Pra Kemerdekaan
b.Era Kemerdekaan.
c.Era Orde Lama.
d.Era Orde Baru.
e.Era Reformasi.
3.Penjelasan sebagian dari
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia .

KOMPETENSI
MK.PENDIDIKAN
Mahasiswa PANCASILA
mampu
membangun
paradigma baru dalam dirinya sendiri
berdasar nilai-nilai Pancasila melalui
kemampuan
menjelaskan
sejarah,
kedudukan
dan
hakekat
sila-sila
Pancasila, merespon persoalan aktual
bangsa dan negara, dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

PANCASILA
Pancasilaadalah ideologi dasar bagi negara Indonesia.
Nama ini terdiri dari dua kata dariSanskerta:pacaberarti
lima danlaberarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke4 Preambule (Pembukaan)Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima
sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap
selama masaperumusan Pancasilapada tahun 1945,
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Kemampuan
akhir
yang
diharapkan dalam pertemuan
Minggu kesatu dan kedua
(bobot
10%)

Mahasiswa mampu menjelaskan dan


memahami,dengan bahan kajian berupa
Pancasila dalam kajian Sejarah Bangsa
Indonesia, yaitu terdiri dari :
1.Era
2.Era
3.Era
4.Era
5.

Pra Kemerdekaan.
Kemerdekaan.
Orde Lama.
Orde Baru.
Era-Reformasi.

Rumusan-rumusan
Pancasila

(di download di situs Wikipedia pd Minggu,20 September

Pancasila sebagai 2015


dasar
negara
dari
Negara
di Gerlong
Bandung
pada
jam 17.30Kesatuan
Wib.).
Republik Indonesia telah diterima secara luas dan telah
bersifat final. Hal ini kembali ditegaskan dalam
Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia
No.
II/MPR/1978
tentang
Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa)
dan
Penetapan
tentang
Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara jo Ketetapan MPR No.
I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan
Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat
Sementara
dan
Ketetapan
Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun
1960 sampai dengan Tahun 2002. Selain itu Pancasila
sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan
bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering
disebut sebagai sebuah Perjanjian Luhur bangsa
Indonesia.

Rumusan-rumusan
Pancasila

(di download di situs Wikipedia pd Minggu,20 September 2015 di

Gerlong Bandung pada jam 17.30 Wib.).

Namun di balikLanjutan
itu terdapat sejarah panjang perumusan sila-sila
Pancasila dalam perjalanan ketatanegaraan Indonesia. Sejarah ini
begitu sensitif dan salah-salah bisa mengancam keutuhan Negara
Indonesia. Hal ini dikarenakan begitu banyak polemik serta
kontroversi yang akut dan berkepanjangan baik mengenai siapa
pengusul pertama sampai dengan pencetus istilah Pancasila.
Artikel ini sedapat mungkin menghindari polemik dan kontroversi
tersebut. Oleh karena itu artikel ini lebih bersifat suatu
"perbandingan" (bukan "pertandingan") antara rumusan satu
dengan yang lain yang terdapat dalam dokumen-dokumen yang
berbeda. Penempatan rumusan yang lebih awal tidak mengurangi
kedudukan rumusan yang lebih akhir.

Dari kronik sejarah setidaknya ada beberapa rumusan Pancasila


yang telah atau pernah muncul. Rumusan Pancasila yang satu
dengan rumusan yang lain ada yang berbeda namun ada pula
yang sama. Secara berturut turut akan dikemukakan rumusan
dari Muh Yamin, Sukarno, Piagam Jakarta, Hasil BPUPKI, Hasil PPKI,
Konstitusi RIS, UUD Sementara, UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli
1959), Versi Berbeda, dan Versi populer yang berkembang di
masyarakat.

Rumusan-rumusan Pancasila (di download di situs


Wikipedia pd Minggu,20 September 2015 di Gerlong
Bandung pada jam 17.30 Wib.).
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan ke Pancasila
. (Diskusikan)
Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia telah diterima secara luas dan telah
bersifat final. Hal ini kembali ditegaskan dalam
Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara jo Ketetapan MPR No. I/MPR/2003
tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002. Selain
itu Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil
kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang
kemudian sering disebut sebagai sebuah Perjanjian
Luhur bangsa Indonesia.

Rumusan-rumusan Pancasila (di download di situs


Wikipedia pd Minggu,20 September 2015 di Gerlong
Bandung pada jam 17.30 Wib.).Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas. Ada usul agar artikel atau bagian
ini digabungkan ke Pancasila. (Diskusikan)-Lanjutan 1.

Namun di balik itu terdapat sejarah panjang perumusan sila-sila


Pancasila dalam perjalanan ketatanegaraan Indonesia. Sejarah ini
begitu sensitif dan salah-salah bisa mengancam keutuhan Negara
Indonesia. Hal ini dikarenakan begitu banyak polemik serta
kontroversi yang akut dan berkepanjangan baik mengenai siapa
pengusul pertama sampai dengan pencetus istilah Pancasila. Artikel
ini sedapat mungkin menghindari polemik dan kontroversi tersebut.
Oleh karena itu artikel ini lebih bersifat suatu "perbandingan"
(bukan "pertandingan") antara rumusan satu dengan yang lain yang
terdapat dalam dokumen-dokumen yang berbeda. Penempatan
rumusan yang lebih awal tidak mengurangi kedudukan rumusan
yang lebih akhir.
Dari kronik sejarah setidaknya ada beberapa rumusan Pancasila
yang telah atau pernah muncul. Rumusan Pancasila yang satu
dengan rumusan yang lain ada yang berbeda namun ada pula yang
sama. Secara berturut turut akan dikemukakan rumusan dari Muh
Yamin, Sukarno, Piagam Jakarta, Hasil BPUPKI, Hasil PPKI, Konstitusi
RIS, UUD Sementara, UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli 1959), Versi
Berbeda, dan Versi populer yang berkembang di masyarakat.

PERUBAHAN 36 BUTIR PANCASILA


MENJADI 45 BUTIR PANCASILA
Pada tanggal 22 Maret 1978 dengan Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) Pasal 4 menjelaskan,
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara bagi setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelenggara Negara serta setiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik
Pusat maupun di Daerah dan dilaksanakan secara bulat dan
utuh.
Nilai dan norma-norma yang terkandung dalam Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) tersebut meliputi 36 butir.Nilai-nilai Pancasila
yang terdiri atas 36 butir tersebut, kemudian pada tahun
1994 disarikan/dijabarkan kembali oleh BP-7 Pusat menjadi
45 butir P4. Perbedaan yang dapat digambarkan yaitu: Sila
Kesatu, menjadi 7 (tujuh) butir; Sila Kedua, menjadi 10
(sepuluh) butir; Sila Ketiga, menjadi 7 (tujuh) butir; Sila
Keempat, menjadi 10 (sepuluh) butir; dan Sila Kelima,
menjadi 11 (sebelas) butir.

Daftar isi

Rumusan I: Moh.
Yamin, Mr.

Rumusan II:
Soekarno, Ir.

Rumusan III: Piagam


Jakarta

Rumusan III: Piagam


JakartaAlternatif
pembacaan lanjutan..

Alternatif pembacaan rumusan kalimat rancangan


dasar negara pada Piagam Jakarta dimaksudkan untuk
memperjelas persetujuan kedua golongan dalam
BPUPKI sebagaimana terekam dalam dokumen itu
dengan menjadikan anak kalimat terakhir dalam
paragraf keempat tersebut menjadi sub-sub anak
kalimat.
dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan,
[A] dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya, menurut dasar[:]
[A.1] kemanusiaan yang adil dan beradab,
[A.2] persatuan Indonesia, dan
[A.3]
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan[;]
serta
[B] dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan III: Piagam


Jakartalanjutan-2..
Rumusan dengan
penomoran
(utuh)
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
Serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Rumusan populer
Versi populer rumusan rancangan Pancasila menurut Piagam
Jakarta yang beredar di masyarakat adalah:
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan IV: BPUPKI


Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang
berlangsung pada 10-17 Juli 1945, dokumen
Rancangan Pembukaan Hukum Dasar (baca
Piagam Jakarta) dibahas kembali secara resmi
dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 Juli 1945.
Dokumen Rancangan Pembukaan Hukum
Dasar tersebut dipecah dan diperluas menjadi
dua buah dokumen berbeda yaitu Declaration
of Independence (berasal dari paragraf 1-3
yang diperluas menjadi 12 paragraf) dan
Pembukaan (berasal dari paragraf 4 tanpa
perluasan sedikitpun). Rumusan yang diterima
oleh rapat pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945
hanya sedikit berbeda dengan rumusan Piagam
Jakarta yaitu dengan menghilangkan kata
serta dalam sub anak kalimat terakhir.
Rumusan rancangan dasar negara hasil sidang
BPUPKI, yang merupakan rumusan resmi
pertama, jarang dikenal oleh masyarakat luas[9].

Rumusan IV: BPUPKI


lanjutan.
Rumusan kalimat [10]
dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Rumusan dengan penomoran (utuh)
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
Dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia

Rumusan V: PPKI

Menyerahnya Kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti


dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan
sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal dari kesepakatan
semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI
Jepang)
menimbulkan situasi darurat yang harus segera diselesaikan.
Sore hari tanggal 17 Agustus 1945, wakil-wakil dari Indonesia
daerah Kaigun (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan
Kalimantan), di antaranya A. A. Maramis, Mr., menemui Sukarno
menyatakan keberatan dengan rumusan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya untuk ikut
disahkan menjadi bagian dasar negara. Untuk menjaga integrasi
bangsa
yang
baru
diproklamasikan,
Sukarno
segera
menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan
Islam.
Semula,
wakil
golongan
Islam,
di
antaranya
Teuku Moh Hasan,
Mr.
Kasman Singodimedjo,
dan
Ki Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan itu.
Setelah diadakan konsultasi mendalam akhirnya mereka
menyetujui penggantian rumusan Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya dengan
rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa demi keutuhan Indonesia.

Rumusan V: PPKI
Lanjutan
Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya dikemukakan dalam rapat pleno PPKI. Selain itu
dalam rapat pleno terdapat usulan untuk menghilangkan frasa
menurut dasar dari Ki Bagus Hadikusumo. Rumusan dasar
negara yang terdapat dalam paragraf keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan
nantinya akan dipakai oleh bangsa Indonesia hingga kini. UUD
inilah yang nantinya dikenal dengan UUD 1945.
Rumusan kalimat [11]
dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan dengan penomoran (utuh)
ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia
Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Rumusan VI: Konstitusi


RIS
Pendudukan wilayah Indonesia oleh NICA menjadikan
wilayah Republik Indonesi semakin kecil dan terdesak.
Akhirnya pada akhir 1949 Republik Indonesia yang
berpusat di Yogyakarta (RI Yogyakarta) terpaksa
menerima bentuk negara federal yang disodorkan
pemerintah kolonial Belanda dengan nama
Republik Indonesia Serikat (RIS) dan hanya menjadi
sebuah negara bagian saja. Walaupun UUD yang
disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 tetap berlaku
bagi RI Yogyakarta, namun RIS sendiri mempunyai
sebuah Konstitusi Federal (Konstitusi RIS) sebagai hasil
permufakatan seluruh negara bagian dari RIS. Dalam
Konstitusi RIS rumusan dasar negara terdapat dalam
Mukaddimah (pembukaan) paragraf ketiga. Konstitusi RIS
disetujui pada 14 Desember 1949 oleh enam belas
negara bagian dan satuan kenegaraan yang tergabung
dalam RIS.

Rumusan VI: Konstitusi RIS


Lanjutan

Rumusan kalimat [12]


, berdasar pengakuan ke-Tuhanan
Yang Maha Esa, perikemanusiaan,
kebangsaan, kerakyatan dan keadilan
sosial.
Rumusan dengan penomoran (utuh)
ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
perikemanusiaan,
kebangsaan,
kerakyatan
dan keadilan sosial

Rumusan VII: UUD


Sementara
Segera setelah RIS berdiri, negara itu mulai menempuh
jalan kehancuran. Hanya dalam hitungan bulan negara
bagian RIS membubarkan diri dan bergabung dengan
negara bagian RI Yogyakarta. Pada Mei 1950 hanya ada
tiga negara bagian yang tetap eksis yaitu RI Yogyakarta,
NIT[13], dan NST[14]. Setelah melalui beberapa pertemuan
yang intensif RI Yogyakarta dan RIS, sebagai kuasa dari
NIT dan NST, menyetujui pembentukan negara kesatuan
dan mengadakan perubahan Konstitusi RIS menjadi UUD
Sementara. Perubahan tersebut dilakukan dengan
menerbitkan UU RIS No 7 Tahun 1950 tentang Perubahan
Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi
Undang-Undang Dasar Sementara (LN RIS Tahun 1950 No
56, TLN RIS No 37) yang disahkan tanggal 15 Agustus
1950. Rumusan dasar negara kesatuan ini terdapat dalam
paragraf keempat dari Mukaddimah (pembukaan) UUD
Sementara Tahun 1950.

Rumusan VII: UUD


Sementara
Lanjutan
[15]

Rumusan kalimat
, berdasar pengakuan ke-Tuhanan Yang
Maha Esa, perikemanusiaan, kebangsaan,
kerakyatan dan keadilan sosial,
Rumusan dengan penomoran (utuh)
ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
perikemanusiaan,
kebangsaan,
kerakyatan
dan keadilan sosial

Rumusan VIII: UUD


1945untuk menyusun
Kegagalan Konstituante

sebuah UUD yang


akan menggantikan UUD Sementara yang disahkan 15 Agustus
1950 menimbulkan bahaya bagi keutuhan negara. Untuk itulah
pada 5 Juli 1959 Presiden Indonesia saat itu, Sukarno,
mengambil langkah mengeluarkan Dekrit Kepala Negara yang
salah satu isinya menetapkan berlakunya kembali UUD yang
disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 menjadi UUD Negara
Indonesia
menggantikan
UUD
Sementara.
Dengan
pemberlakuan kembali UUD 1945 maka rumusan Pancasila
yang terdapat dalam Pembukaan UUD kembali menjadi
rumusan resmi yang digunakan.
Rumusan ini pula yang diterima oleh MPR, yang pernah
menjadi lembaga tertinggi negara sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat antara tahun 1960-2004, dalam berbagai
produk ketetapannya, di antaranya:
Tap MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang
Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara, dan
Tap MPR No III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata
Urutan Peraturan Perundang-undangan.

Rumusan VIII: UUD 1945


Lanjutan.
Rumusan kalimat [16]
dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Rumusan dengan penomoran (utuh)
Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia
Dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan IX: Versi Berbeda


[17]
Selain mengutip secara utuh rumusan dalam UUD
1945, MPR pernah membuat rumusan yang agak
sedikit berbeda. Rumusan ini terdapat dalam
lampiran Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang
Memorandum DPR-GR mengenai Sumber Tertib
Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan
Perundangan Republik Indonesia.
Rumusan
Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Keadilan sosial.

Rumusan X: Versi
[18]
Populer
Rumusan terakhir yang akan dikemukakan adalah

rumusan yang beredar dan diterima secara luas oleh


masyarakat. Rumusan Pancasila versi populer inilah yang
dikenal secara umum dan diajarkan secara luas di dunia
pendidikan sebagai rumusan dasar negara. Rumusan ini
pada dasarnya sama dengan rumusan dalam UUD 1945,
hanya saja menghilangkan kata dan serta frasa serta
dengan mewujudkan suatu pada sub anak kalimat
terakhir.
Rumusan ini pula yang terdapat dalam lampiran Tap MPR
No II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa)
Rumusan
Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Epilog
Pancasila sebagaimana dimaksud
dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah dasar negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia
harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara (Pasal 1
Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 jo
Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 jo
Pasal I Aturan Tambahan UUD 1945).

Catatan kaki

^ Saafroedin Bahar (ed). (1992) Risalah Sidang BPUPKI-PPKI 29 Mei 1945-19 Agustus 1945. Edisi
kedua. Jakarta: SetNeg RIselanjutnya disebut Risalah 2
^ Risalah 2
^ Sidang Sesi I BPUPKI tidak hanya membahas mengenai calon dasar negara namun juga membahas
hal yang lain. Tercatat dua anggota Moh. Hatta, Drs. dan Supomo, Mr. mendapat kesempatan berpidato
yang agak panjang. Hatta berpidato mengenai perekonomian Indonesia sedangkan Supomo yang kelak
menjadi arsitek UUD berbicara mengenai corak Negara Integralistik
^ Risalah 2
^ Risalah 2
^ Risalah 2
^ Risalah 2
^ Risalah 2
^ Risalah 2
^ Risalah 2
^ Risalah 2
^ Konstitusi Republik Indonesia Serikat
^ Negara Indonesia Timur, wilayahnya meliputi Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya, Kepulauan Nusa
Tenggara, dan seluruh kepulauan Maluku
^ Negara Sumatera Timur, wilayahnya meliputi bagian timur provinsi Sumut (sekarang)
^ Undang-Undang Dasar Sementara
^ UUD 1945 (dekrit 1959), Tap MPR No XVIII/MPR/1998, Tap MPR No III/MPR/2000 tentang Sumber
Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
^ Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966
^ Tap MPR No II/MPR/1978

Referensi

UUD 1945
Konstitusi RIS (1949)
UUD Sementara (1950)
Berbagai Ketetapan MPRS dan MPR RI
Saafroedin Bahar (ed). (1992) Risalah
Sidang BPUPKI-PPKI 29 Mei 1945-19 Agustus
1945. Edisi kedua. Jakarta: SetNeg RI
Tim Fakultas Filsafat UGM (2005) Pendidikan
Pancasila. Edisi 2. Jakarta: Universitas
Terbuka
Lihat pula

1.Penjelasan rangkuman
pertemuan minggu
kesatu.
2.Penjelasan ulang isi
pertemuan Minggu ke-1 & ke-2
tentang Pancasila Dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia yang
Tdd :
a.Era Pra Kemerdekaan
b.Era Kemerdekaan.
c.Era Orde Lama.
d.Era Orde Baru.
e.Era Reformasi.

Era Pra Kemerdekaan.


Era Kemerdekaan.
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi,
terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:
Lima DasarolehMuhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal29 Mei
1945.Yaminmerumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan,
Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan
Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar
pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah
lama berkembang diIndonesia.Mohammad Hattadalam memoarnya
meragukan pidato Yamin tersebut.[1]
Panca SilaolehSoekarnoyang dikemukakan pada tanggal1 Juni1945
dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "
Lahirnya Pancasila". Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai
berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan,
dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu
diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu,
katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,
kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca
Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita
ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan

Era Pra Kemerdekaan.


Era Kemerdekaan.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar
negara
secara
resmi
beberapa
dokumen
penetapannya ialah:
-Rumusan Pertama:Piagam Jakarta(Jakarta Charter)
- tanggal22 Juni1945
-Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang
Dasar - tanggal18 Agustus1945
-Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat - tanggal27 Desember1949
-Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang
Dasar Sementara - tanggal15 Agustus1950
-Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh
Rumusan
Pertama
(merujuk
Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

Era Orde Lama


(penjelasannya sama
dengan di era pra
kemerdekaan dan era
kemerdekaan)
Lamadalam
sejarah

Orde
politikIndonesiamerujuk
kepada
masa
pemerintahanSoekarno(19451965). Istilah ini tentu saja tidak
digunakan pada saat itu, dan baru
dicetuskan
pada
masa
pemerintahanSoehartoyang

Era Orde Baru

Orde Baruadalah sebutan bagi masa


pemerintahanPresidenSoehartodiIndonesia.
Orde Baru menggantikanOrde Lamayang
merujuk kepada era pemerintahanSoekarno.
Lahirnya
Orde
Baru
diawali
dengan
dikeluarkannyaSurat Perintah 11 Maret 1966.
[1]
Orde Baru berlangsung dari tahun1966
hingga1998. Dalam jangka waktu tersebut,
ekonomi Indonesiaberkembang
pesat
meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan
praktikkorupsiyang merajalela.

Era Orde
Baru
Bagaimana dengan Pancasila ?
Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk
Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Hari Kesaktian Pancasila[sunting|sunting sumber]
Pada tanggal30 September1965, terjadi insiden yang dinamakan
Gerakan 30 September(G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di
tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif
dibelakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok reliji terbesar saat itu
menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usahaPKImengubah unsur
Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkanPartai Komunis Indonesia
dan membenarkan peristiwaPembantaian di Indonesia 19651966.
Pada hari itu, enam Jendral dan 1 Kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh
oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang
timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer
Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan30 Septembersebagai Hari
Peringatan Gerakan 30 SeptemberG30Sdan tanggal1 Oktoberditetapkan sebagai
Hari Kesaktian Pancasila.
Butir-butir pengamalan Pancasila[2][sunting|sunting sumber]
Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima
asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi

Era Reformasi

Era Pasca SoehartoatauOrde


Reformasi diIndonesiadimulai
pada pertengahan1998, tepatnya
saatPresidenSoeharto
mengundurkan diri pada21 Mei
1998dan
digantikan
wakil
presidenBJ Habibie.

Era Reformasi

BAGAIMANA DENGAN PANCASILA?


Mahasiswa bisa mengamati dan
menyimpulkan sendiri, karena era
ini adalah era para mahasiswa
dilahirkan
dan
mengalaminya
sendiri.

1.Utk klas C & D pada hari


Rabu, 23 September 2015
pada jam 12.00-13.30 Wib.
2.Utk klas A & B pada hari
Sabtu, 26 September 2015
pada jam 07.00-08.30
Wib.

1.Utk
jam
2.Utk
pada

PERTEMUAN
KE-3(ketiga)

klas C & D pada hari Rabu, 23 September 2015 pada


12.00-13.30 Wib.
klas A & B pada hari Sabtu, 26 September 2015
jam 07.00-08.30 Wib.

Kemampuan akhir yang diharapkan dalam


pertemuan Minggu ketiga dan keempat
(bobot
Mahasiswa
mampu
menganalisis 15%)
dan
mengevaluasi,dengan
bahan kajian berupa
Pancasila sebagai dasar Indonesia, yaitu terdiri dari :
1.Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun
1945.
2.Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI tahun
1945.
1.Bentuk
pembelajaran-Ceramah
& Case
Study. negara
3.Implementasi
Pancasila
dalam pembuatan
kebijakan
2.Kriteria

penilaian

(Indikator)-Kejelasan

dalam

dalam bidang
Politik, Ekonomi, Sosial kebijakan
Budaya dan
Hankam. yang sesuai/tidak
mengkritisi/mengevaluasi
pemerintah
sesuai dengan Pancasila.

HUBUNGAN
PANCASILA
DENGAN PEMBUKAAN UUD
NRI TAHUN 1945
Periode UUD 1945 masa orde baru (11
Maret 1966 - 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan
akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan
konsekuen.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang
sangat "sakral", di antaranya melalui sejumlah peraturan:
1.-Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa
MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak
berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
2.-Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum
yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak
mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat
rakyat melalui referendum.
3.-Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum,
yang merupakan pelaksanaan

HUBUNGAN
PANCASILA
DENGAN PEMBUKAAN UUD
NRI TAHUN 1945
Lanjutan
-1
Periode
21 Mei
1998 - 19

Oktober 1999
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak
Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan
lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

Periode Perubahan UUD 1945


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah
dilakukannya perubahan (amendemen) terhadap UUD 1945.
Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain
karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan
MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasalpasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan
multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung

HUBUNGAN
PANCASILA
DENGAN PEMBUKAAN UUD
NRI TAHUN 1945
Lanjutan 2..
Periode UUD 1945 masa orde baru (11
Maret 1966 - 21 Mei 1998)
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah
menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian
kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara
hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di
antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD
1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan
(staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih

HUBUNGAN
PANCASILA
DENGAN PEMBUKAAN UUD
NRI TAHUN 1945
Lanjutan
3.. orde baru (11
Periode UUD
1945 masa
Maret 1966 - 21 Mei 1998)
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali
perubahan (amendemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum
dan Sidang Tahunan MPR:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999
Perubahan Pertama UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000
Perubahan Kedua UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001
Perubahan Ketiga UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002
Perubahan Keempat UUD 1945

Kesimpulannya
dari
pertanyaan
BAGAIMANA HUBUNGAN PANCASILA
DENGAN PEMBUKAAN UUD NRI
TAHUN
1945adalah
?
Jawaban
ringkasnya
sebagai berikut :
Kita ketahui bersama bahwa pada Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 di alinea empat tertulis rumusan
Pancasila. (Selanjutnya ditambah penjelasan) bahwa
Pancasilaadalah ideologi dasar bagi negara Indonesia.
Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta
:pacaberarti lima danlaberarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf
ke-4 Preambule (Pembukaan)Undang-undang Dasar 1945.

Penjabaran Pancasila dalam Batang


Tubuh UUD NRI tahun 1945.
Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila
(P4).
Pada tanggal12 April1976PresidenSoeharto
mengemukakan
gagasan
mengenai
pedoman
untuk
menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang terkenal dengan
namaEkaprasatya Pancakarsaatau Pedomanan Pengahayatan
dan Pengamalan Pancasila (P4).[butuh rujukan ]Untuk mendukung
pelaksanaanPancasiladanUndang-undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen, maka sejak tahun1978pemerintah
menyelenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada
semua lapisan masyarakat. Penataran P4 ini bertujuan
membentuk pemahaman yang sama mengenaidemokrasi
Pancasila, sehingga dengan adanya pemahaman yang sama
terhadap Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diharapkan
persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan
terpelihara. Melalui penegasan tersebut opini rakyat akan
mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde
Baru.[butuh rujukan ]

Penjabaran Pancasila dalam


Batang Tubuh UUD NRI tahun
1945 Lanjutan 1

Sehingga sejak tahun1985pemerintah menjadikan


Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan
berorganisasi. Semua bentukorganisasitidak boleh
menggunakan asasnya selain Pancasila. Menolak
Pancasila sebagai sebagai asas tunggal merupakan
pengkhianatan terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Dengan
demikian
Penataran
P4
merupakan suatu bentukindoktrinasi ideologi, dan
Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian,
sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat
Indonesia. Pancasila merupakan prestasi tertinggi
Orde Baru, dan oleh karenanya maka semua
prestasi lainnya dikaitkan dengan nama Pancasila.
Mulai dari sistem ekonomi Pancasila, pers Pancasila,
hubungan industri Pancasila, demokrasi Pancasila,
dan sebagainya. Pancasila dianggap memiliki
kesakralan
(kesaktian)
yang
tidak
boleh
diperdebatkan.[butuh rujukan]

Butir-butir pengamalan
Pancasila(36 BUTIR)

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia


Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila
menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi
pelaksanaan Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia telah diterima secara luas dan telah
bersifat final. Hal ini kembali ditegaskan dalam Ketetapan
MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang
Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara jo Ketetapan MPR
No. I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan
Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002.
Selain itu Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil
kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian
sering disebut sebagai sebuah Perjanjian Luhur bangsa
Indonesia.

SILA KESATU
BINTANG

Ketuhanan Yang Maha Esa

1.Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang


Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.Hormat menghormati dan bekerjasama
antar pemeluk agama dan penganutpenganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga terbina kerukunan hidup.
3.Saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya.
4.Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan kepada orang lain.

SILA KEDUA
RANTAI

Kemanusiaan yang adil dan beradab

1.Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan


persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2.Saling mencintai sesama manusia.
3.Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4.Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7.Berani membela kebenaran dan keadilan.
8.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

SILA KETIGA
POHON BERINGIN

Persatuan Indonesia

1.Menempatkan kesatuan, persatuan,


kepentingan, dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
2.Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara.
3.Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4.Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan berTanah Air Indonesia.
5.Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika.

SILA KEEMPAT
KEPALA BANTENG

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan

1.Mengutamakan kepentingan negara dan


masyarakat.
2.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi
semangat kekeluargaan.
5.Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
6.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung
jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

SILA KELIMA
PADI DAN KAPAS

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1.Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang


mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotongroyong.
2.Bersikap adil.
3.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4.Menghormati hak-hak orang lain.
5.Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6.Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7.Tidak bersifat boros.
8.Tidak bergaya hidup mewah.
9.Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10.Suka bekerja keras.
11.Menghargai hasil karya orang lain.
12.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

KETETAPAN MPR NO. I/MPR/2003


DENGAN 45 BUTIR PANCASILA.

Butir-butir
pengamalan
Pancasila
dengan
Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan
kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir
pengamalan sebagai
pedoman
praktis
bagi
pelaksanaan
Pancasila.
Tetapi
kemudian
Ketetapan ini
dicabut dengan Tap MPR
No. I/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
diterima secara luas dan telah bersifat final. Hal ini kembali ditegaskan dalam
Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan
Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara jo Ketetapan
MPR No. I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun
2002. Selain itu Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan
bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah
Perjanjian Luhur bangsa Indonesia.

Sila pertama
Bintang
Ketuhanan Yang Maha Esa

1.Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan


ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masingmasing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
6.Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Sila kedua
Rantai

Kemanusiaan yang adil dan beradab

1.Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat


dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2.Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
3.Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4.Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5.Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6.Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8.Berani membela kebenaran dan keadilan.
9.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila ketiga
Pohon Beringin
Persatuan Indonesia

1.Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta


kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
2.Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
3.Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
4.Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6.Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

Sila keempat

Kepala Banteng Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1.Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2.Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6.Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7.Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10.Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

Sila kelima
Padi Dan Kapas

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


1.Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4.Menghormati hak orang lain.
5.Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6.Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7.Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
8.Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9.Suka bekerja keras.
10.Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.

PERTEMUAN
KE-4(keempat)
membahas hasil penyelesaian
tugas yang diberikan pada
pertemuan minggu ketiga
1.Utk
2015
2.Utk

Hal-hal

klas C & D pada hari Rabu, 23 September


pada jam
12.00-13.30 Wib.
klas A & B pada hari Sabtu, 26 September
2015 pada
jam 07.00-08.30 Wib.

yang

dibahas

adalah

Pokok

pertemuan minggu ke-1 & ke-2 yaitu


kajian

Sejarah

bangsa

Indonesia

Pancasila dalam

dan

pertemuan minggu ke-3 & ke-4 yaitu

Bahasan

Pokok

Bahasan

Pancasila sebagai

Dasar Negara Republik Indonesia, yang terdiri dari :


a.Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun
1945.
b.Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI

LEMBAR PENUGASAN

1.Utk klas C & D Farmasi


Fak.Farmasi pada hari Rabu,
7 Oktober 2015 pada jam
12.00-13.30 Wib.
2.Utk Kelas Ekstensi HI.Fisip
Kamis,8 Oktober 2015 pada jam
17.10-18.50 Wib.

2.Utk klas A & B Farmasi


Fak.Farmasi pada hari Sabtu,
10 Oktober 2015 pada jam
07.00-08.30 Wib.

MATRIKS PERTEMUAN MINGGU


KE-5-7
1.MINGGU KE-5 -7 KEMAMPUAN AKHIR YG DIHARAPKAN ADALAH
MAMPU MENGANALISIS DAN MEMBANDINGKAN.
2.Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA terdiri dari 3(tiga) Sub Pokok Bahasan :
a.Pengertian Ideologi.
b.Pancasila dan Ideologi Dunia.
c.Pancasila dan Agama.
3.BENTUK PEMBELAJARAN :
a.Ceramah.
b.Small Group Discussion.
4.KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR).
5.BOBOT NILAI 15 %.

a.Pengertian Ideologi

(di donlot pada


Senin,5 Oktober 2015 jam 19.30 Wib.)Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas

Ideologi adalah ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri


diciptakan
oleh
Antoine Destutt de Tracy
pada
akhir
abad ke-18

untuk

mendefinisikan

"sains

tentang

ide".

Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,


sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam
kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat
Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh
kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan untama di balik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi
adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar
pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit. (definisi ideologi Marxisme).

b.Pancasila dan Ideologi Dunia.


OlehINDRI FARHINI.

(dikopi pada Rabu,7 Oktober 2015 jam 07.55 Wib dari situs
farhinindri.wordpress.com/2012/04/14/ideologi-duniaSalinan IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA
SERTA PENERAPAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA PENDAHULUAN Berbicara tentang
ideologi berarti berbicara tentang pola hidup manusia di segala ...)

IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA
SERTA PENERAPAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Berbicara tentang ideologi berarti berbicara tentang pola hidup manusia di segala bidang yang
bersumber dari satu pokok pemikiran. Satu pemikiran yang dijadikan pedoman dalam bersikap
secara pribadi maupun bersosialisasi dalam masyarakat.
Sejatinya manusia adalah mahluk yang dianugerahi banyak kecerdasan yang dapat
dipergunakannya dalam memajukan kehidupannya. Untuk itu ideologi hadir dalam bentuk pola
hidup untuk mengarahkan kecerdasan-kecerdasan manusia menjadi suatu sinergi kehidupan.
Hal ini tentu saja tidak lepas dari bahwa ideologi itu sendiri adalah suatu produk dari
kecerdasan manusia tadi, namun ideologi adalah produk kecerdasan manusia yang bersifat
mendominasi dan mengarahkan kecerdasan-kecerdasan lain.
Ada beberapa ideologi yang digunakan negara-negara di dunia. Dalam kesempatan ini akan saya
suguhkan ideologi-ideologi tersebut secara singkat dan tentang penerapan dan
perkembangannya di negara tercinta kita Indonesia.
Saya harapkan materi yang saya suguhkan dapat membuka wawasan kita sekalian tentang ideologi
secara umum dan dapat menjadikan kita manusia cerdas yang berideologi secara khusus.

b.Pancasila dan Ideologi Dunia.


Lanjutan-1
OlehINDRI FARHINI.

(dikopi pada Rabu,7 Oktober 2015 jam 07.55 Wib dari situs
farhinindri.wordpress.com/2012/04/14/ideologi-duniaSalinan IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA
SERTA PENERAPAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA PENDAHULUAN Berbicara tentang
ideologi berarti berbicara tentang pola hidup manusia di segala ...)

IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA
SERTA PENERAPAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Berbicara tentang ideologi berarti berbicara tentang pola hidup manusia di segala bidang yang
bersumber dari satu pokok pemikiran. Satu pemikiran yang dijadikan pedoman dalam bersikap
secara pribadi maupun bersosialisasi dalam masyarakat.
Sejatinya manusia adalah mahluk yang dianugerahi banyak kecerdasan yang dapat
dipergunakannya dalam memajukan kehidupannya. Untuk itu ideologi hadir dalam bentuk pola
hidup untuk mengarahkan kecerdasan-kecerdasan manusia menjadi suatu sinergi kehidupan.
Hal ini tentu saja tidak lepas dari bahwa ideologi itu sendiri adalah suatu produk dari
kecerdasan manusia tadi, namun ideologi adalah produk kecerdasan manusia yang bersifat
mendominasi dan mengarahkan kecerdasan-kecerdasan lain.
Ada beberapa ideologi yang digunakan negara-negara di dunia. Dalam kesempatan ini akan saya
suguhkan ideologi-ideologi tersebut secara singkat dan tentang penerapan dan
perkembangannya di negara tercinta kita Indonesia.
Saya harapkan materi yang saya suguhkan dapat membuka wawasan kita sekalian tentang ideologi
secara umum dan dapat menjadikan kita manusia cerdas yang berideologi secara khusus.

b.Pancasila dan Ideologi


Dunialanjutan-2

OlehINDRI FARHINI.

(dikopi pada Rabu,7 Oktober 2015 jam 07.55 Wib dari situs
farhinindri.wordpress.com/2012/04/14/ideologi-duniaSalinan
IDEOLOGI-IDEOLOGI
DUNIA SERTA PENERAPAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA PENDAHULUAN
Berbicara tentang ideologi berarti berbicara tentang pola hidup manusia di segala ...)

III. PENUTUP
Dari ke-enam ideologi yang telah dijabarkan
sebelumnya dan juga
tentang penerapan ataupun perkembangannya di Indonesia sekarang
ini maka dapat kita lihat bahwa ada beberapa yang pernah diterapkan
di Indonesia seperti liberalisme, sosialisme dan komunisme. Namun
selain 3 paham yang pernah diterapkan tersebut paham-paham lain
seperti konservatisme, fasisme dan fundalisme yang memang tidak
pernah secara sah diterapkan oleh pemerintah tetapi turut hadir dan
berkembang di Indonesia pada partai-partai politik ataupun ormasormas.
Dari kenyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa hingga saat ini
Indonesia masih bertahan dengan ideologi Pancasila karena Pancasila
merupakan alat pemersatu yang menggabungan segi-segi posotif
maupun penentangan terhadap segi negatif ke-enam ideologi diatas
yang berlatar belakang kemajemukan bangsa Indonesia sendiri.

b.Pancasila dan Ideologi


Dunialanjutan-3
REFERENSI INTERNET DARI SITUS JW.ORG DIKOPI PADA RABU,7
OKTOBER 2015 JAM 11.00 WIB SEBAGAI BERIKUT
Berubahnya Wajah KekristenanDiterima Oleh Allah?

(3pemunculan)
Baru-baru ini, seorang profesor agama menggambarkan bahwa di
gereja Protestannya terdapat pergumulan antara wewenang dan
doktrin Alkitab versus wewenang non-Alkitab dan ideologi
kemanusiaan, antara kesetiaan gereja terhadap pertuanan Kristus
versus perombakan Kekristenan untuk mengikuti perkembangan
zaman.

Kitab Suci atau ideologi yang sedang dominan?


w00 1/6 hlm. 4-7 - Menara Pengawal2000

Rumania (2 pemunculan)
Di banyak negeri Eropa, era itu adalah era para diktator kejam,
ideologi politik yang ekstrem, dan pembantaian yang mengerikan.

Badai ini dipicu oleh ideologi ateistis serta para penguasa yang
kejam dan tidak toleran, badai ini akan berkecamuk selama
kira-kira empat dasawarsa!yb06 hlm. 66-161 - Buku Kegiatan
2006

b.Pancasila

dan

Ideologi

Dunialanjutan-4

Pengertian Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup


Beserta Ciri-Cirinya(
Pengertian Ideologi Terbuka dan Ideologi
Tertutup...disalin/dikopi pada hari Senin,19 Oktober 2015 jam 12.50 Wib dari
situs
http://www.negeripesona.com/2015/04/pengertian-ideologi
-terbuka-dan-tertutup.htmlSalinan Pengertian Ideologi Ideologi merupakan istilah
yang berasal dari Yunani. Terdiri dari dua kata, idea dan logi. Idea artinya melihat (idean),
dan
logi
berasal
dari
...
)

Pengertian-Ideologi

Ideologi merupakan istilah yang berasal dari Yunani. Terdiri dari


dua kata, idea dan logi. Idea artinya melihat (idean), dan logi
berasal dari kata logos yang berarti pengetahuan atau teori.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa ideologi adalah hasil
penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau teori.
Ideologi dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan konsep
bersistem yang dijadikan asas, pendapat (kejadian) yang
memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup.
Ideologi merupakan gabungan dua kata, yaituideadanlogos. Idea
berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita;
sedangkanlogosberarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, ideologi
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau
ajaran tentang pengertian-pengertian dasar (Kodhi dan Soejadi,

b.Pancasila dan Ideologi Dunia


lanjutan-5
Pengertian dari ideologi ini juga juga dimaknai
berbeda-beda oleh beberapa orang, diantaranya
adalah:
1.Karl Marx mendefinisikan ideologi sebagai
pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan
kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu
dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
2.Lanur menyatakan bahwa ideologi bisa dimasukkan
dalam kategori pengetahuan yang subjektif.
3.Carl J. Friederich mendefinisikan ideologi sebagai
suatu sistem pemikiran yang dikaitkan dengan
tindakan.
4.C.C Rodee menyatakan bahwa ideologi adalah
sekumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan
mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi
keabsahan bagi institusi politik dan pelakunya.

b.Pancasila dan Ideologi Dunialanjutan-6

(Ideologi Tertutup dan Ideologi


Terbuka)
Terkait dengan soal penafsiran ideologi, secara

pengelompokkan ideologi terbagi dalam dua macam watak ideologi,

yaitu ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Dari kedua ideologi tersebut dapat
dipahami tentang pengertian dan ciri-cirinya, sebagaimana terangkum seperti
berikut:

Ideologi-Tertutup
Pengertian: Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata
lain bahwaIdeologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau
filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial,
yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi,
melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi.
Ciri-ciri ideologi tertutup, adalah:
1.Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan citacita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah
masyarakat;
2.Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara, ideologinya itu akan
dipaksakan pada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi
kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut;
3.Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Karena
itu, ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang
informasi dan pendidikan; sebab, kedua bidang tersebut merupakan sarana
efektif untuk mempengaruhi perilaku masyarakat;
4.Pluralisme pandagan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati;
5.Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideologi tersebut.
6.Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutab-tuntutan konkret
dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

b.Pancasila dan Ideologi


Dunialanjutan-7
(Ideologi Tertutup dan Ideologi
Terbuka)

Ideologi-Terbuka
Pengertian: Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak
dimutlakkan. Dapat diartikan juga bahwa nilai-nilai dan
cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali
dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya

sendiri.

Ideologi

terbuka

merupakan

ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan


zaman dan adanya dinamika secara internal.

b.Pancasila dan Ideologi


Dunialanjutan-8

(Ideologi Tertutup dan Ideologi Terbuka)

Ciri-ciri ideologi terbuka, adalah:


1.Merupakan kekayaan rohani, dan budaya masyarakat (falasafah). Jadi, bukan
keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat;
2.Tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri; ia adalah
milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka;
3.isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falasafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi
kekinian mereka.
4.Tidak pernah memperk0sa kebebasan dan tanggungjawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggungjawab sesuai dengan
falsafah itu.
5.Menghargai pluraritas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.
6.Demikian tadi pemaparan mengenai pengertian dan ciri-ciri dari ideologi terbuka dan
ideologi tertutup. Dengan memahami masing-masing ideologi tentunya bisa kita
ambil kesimpulan mengenai ideologi yang saat ini dipergunakan di Indonesia.
Seperti kita ketahui bahwa Pancasila merupakan ideologi Bangsa Indonesia.
Semoga bermanfaat.

c.Pancasila dan Agama.


Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari
kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan
tatanan/perintah dari kehidupan.[note 1] Banyak
agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah
suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan
makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul
kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan
mereka tentang kosmos dan sifat manusia,
orang memperoleh moralitas, etika,
hukum agama atau gaya hidup yang disukai.
Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200
agama di dunia.[1]

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan1

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan,


definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempattempat suci, dan kitab suci. Praktek agama juga dapat mencakup ritual,
khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan,
festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan,
meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari
budaya manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi. [2]
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem
kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas;[3] Namun, dalam katakata mile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa
itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" [4] mile Durkheim juga mengatakan
bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah
jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia
adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis,
dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005. [5] Ratarata, wanita lebih religius daripada laki-laki [6]. Beberapa orang mengikuti
beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama,
terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti
tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.[7][8][9]

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan2

Definisi AGAMA
Kegiatan keagamaan di seluruh dunia
Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan
meliputi. Definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit maupun
terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama
yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama
itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang
mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang
dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya
dan titik perbedaannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan
pengakuan akan keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa
ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya. Sesuatu yang luar
biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan
sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan
bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti,
Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja
seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De
Weldadige, dan lain-lain.

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan3

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan


diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:
menerima segala kepastian yang menimpa diri dan
sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan, dan
menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini
berasal dari Tuhan.
Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia
kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3
unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu
paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok
pengertian tersebut dapat disebut agama.
Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan
hidup. Yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin
pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana
kita makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita
beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan/tata cara
agama.

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan4

Definisi menurut beberapa ahli


Di Indonesia, istilah agama digunakan
untuk menyebut enam agama yang
diakui resmi oleh negara, seperti
Islam, Katolik, Protestan, Hindu,
Budhisme, dan Khonghuchu.
Sedangkan semua sistem keyakinan
yang tidak atau belum diakui secara
resmi disebut religi.[18]

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan5

Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang


mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib,
khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia
dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan
sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakantindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau
masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi
tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini
sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama
berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan
mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk
untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula
agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem
nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang
bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol
bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut
untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan
dan ajaran-ajaran agamanya.[19]

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan6

Jenis agama
Peta tentang persebaran dan populasi agama di
dunia
Kategori
Beberapa ahli mengklasifikasikan agama baik
sebagai agama universal yang mencari
penerimaan di seluruh dunia dan secara aktif
mencari anggota baru, atau agama etnis yang
diidentifikasi dengan kelompok etnis tertentu dan
tidak mencari orang baru untuk bertobat pada
agamanya.[20] Yang lain-lain menolak perbedaan,
menunjukkan bahwa semua praktek agama, apa
pun asal filosofis mereka, adalah etnis karena
mereka berasal dari suatu budaya tertentu. [21][22][23]

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan7

Jenis agama
Pada abad ke-19 dan ke-20, praktek akademik
perbandingan agama membagi keyakinan agama ke
dalam kategori yang didefinisikan secara filosofis
disebut "agama-agama dunia". Namun, beberapa
sarjana baru-baru ini telah menyatakan bahwa tidak
semua jenis agama yang harus dipisahkan oleh filosofi
yang saling eksklusif, dan selanjutnya bahwa
kegunaan menganggap praktek ke filsafat tertentu,
atau bahkan menyebut praktik keagamaan tertentu,
ketimbang budaya, politik, atau sosial di alam, yang
terbatas.[24][25][26] Keadaan saat studi psikologis tentang
sifat religiusitas menunjukkan bahwa lebih baik untuk
merujuk kepada agama sebagai sebagian besar
fenomena invarian yang harus dibedakan dari normanorma budaya ( yaitu " agama " )[27].

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan8

Beberapa akademisi mempelajari subjek telah


membagi agama menjadi tiga kategori:
1.Agama-agama dunia, sebuah istilah
yang mengacu pada yang transkultural, agama
internasional;
2.Agama pribumi, yang mengacu pada
yang lebih kecil, budaya-tertentu atau
kelompok agama-negara tertentu, dan
3.Gerakan-gerakan keagamaan baru, yang
mengacu pada agama baru ini dikembangkan.

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan9

Agama di Indonesia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama di Indonesia
Sesajian di Candi Parikesit, dataran tinggi Dieng,
Jawa Tengah, pada tahun 1880-an (gambar dari majalah
Eigen Haard)
Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia,
yaitu: agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu,
Buddha, dan Khonghucu. Sebelumnya, pemerintah
Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu
melaksanakan agamanya secara terbuka. Namun, melalui
Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid
mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini masih
banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami
diskriminasi dari pejabat-pejabat pemerintah. Ada juga
penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lainlainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit.

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan10

Agama di Indonesia

Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undangundang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan
agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agamaagama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah:
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian
bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan
berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong
dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.
Tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi
dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya
SK (Surat Keputusan) Menteri Dalam Negeri pada tahun 1974 tentang
pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama
tersebut. SK tersebut kemudian dianulir pada masa Presiden Abdurrahman
Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang
Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.
Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada
sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan
pemeluk salah satu dari agama mayoritas.

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan11

Denominasi agama
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Denominasi agama-agama utama di dunia
Sebuah denominasi agama adalah subkelompok dalam
agama yang beroperasi di bawah nama umum, tradisi, dan
identitas. Istilah ini menggambarkan berbagai
denominasi Kristen (misalnya, Ortodoks Timur, Anglikan,
dan banyak jenis Protestan). Istilah ini juga
menggambarkan empat cabang dari Yudaisme (Ortodoks,
Konservatif, dan Reformasi Rekonstruksionis), dan
menggambarkan dua cabang utama Islam (Sunni dan
Syiah). Dalam agama Hindu, dewa atau filosofis keyakinan
utama mengidentifikasi denominasi, yang juga biasanya
memiliki praktek-praktek budaya dan agama yang
berbeda. Denominasi utama termasuk Shaivisme,
Shaktisme, Vaishnavisme dan Smartisme.

c.Pancasila dan Agama.


DENOMINASI Lanjutan12
AGAMA-AGAMA UTAMA
DI DUNIA

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan13

Kaitan Pancasila dengan


Agama

Di sila kesatu Pancasila terdapat 1) Sila pertama, Sila Ketuhanan Yang


Maha Esa, yaitu 7 butir :
a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan14

Kaitan Pancasila dengan


Agama

Karena dalam butir-butir tersebut


dapat disimpulakan berhak dan wajib
beragama.Secara kesehatan telah
diteliti bahwa manusia yang
beragama lebih sehat dan berumur
panjang

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan15

Kaitan Pancasila dengan


Agama
Kesehatan
Mayo Clinic peneliti meneliti hubungan antara keterlibatan
agama dan spiritualitas, dan kesehatan fisik, kesehatan
mental, kualitas hidup terkait kesehatan, dan hasil kesehatan
lainnya. Para penulis melaporkan bahwa: "Sebagian besar
penelitian telah menunjukkan bahwa keterlibatan agama dan
spiritualitas yang dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih
baik, termasuk umur panjang lebih besar, keterampilan
coping, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan
kehidupan (bahkan selama penyakit terminal) dan kurangnya
kecemasan, depresi, dan bunuh diri. " [70]
Para penulis penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa
pengaruh agama terhadap kesehatan adalah "sebagian besar
menguntungkan", didasarkan pada tinjauan literatur terkait. [71]
Menurut akademik James W. Jones, beberapa studi telah
menemukan "korelasi positif antara keyakinan agama dan
berlatih dan kesehatan mental dan fisik dan umur panjang. "
[72]

c.Pancasila dan Agama.


Lanjutan16

Kaitan Pancasila dengan


Agama
Kesehatan

Sebuah analisis data dari 1998 US Survei Sosial Umum,


sementara luas membenarkan bahwa kegiatan keagamaan
dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik dan
kesejahteraan, juga menyarankan bahwa peran dimensi yang
berbeda dari spiritualitas / religiusitas dalam kesehatan agak
lebih rumit. Hasil penelitian menunjukkan "bahwa itu mungkin
tidak tepat untuk menyamaratakan temuan tentang
hubungan antara spiritualitas / religiusitas dan kesehatan dari
satu bentuk spiritualitas / religiusitas yang lain, seluruh
denominasi, atau menganggap efek seragam untuk pria dan
wanita.[73]
Infeksi. Sejumlah praktik keagamaan telah dilaporkan
menyebabkan infeksi. Ini terjadi selama praktek sunat Yahudi
ultra-ortodoks yang dikenal sebagai metzitzah b'peh, ritual
'sisi gulungan' dalam agama Hindu [note 3] , persekutuan komuni
Kristen, dan Islam selama haji dan setelah wudhu mereka.
[74][75]

YAYASAN KARTIKA EKA PAKSI


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI (UNJANI)
Sekretariat : JL. Terusan Jenderal Sudirman, P.O. Box 148, Telp. (022) 665 0465
Cimahi - 40533

SOAL UTS MK.DIK.PANCASILA UNTUK KELAS


A,B,C.KELAS FARMASI DAN KELAS HI EKSTENSI FISIP
SEMESTER GANJIL TA,2015-2016.
I.Petunjuk UTS :
A.Isilah lembar kehormatan atau identitas mahasiswa
pada ruang/kotak yang tersedia.
B.Bacalah persoalan dengan teliti dan jawablah dengan
menuliskan jawabannya pada lembar yang telah
disediakan.Jangan lupa UTS MK>DIK PANCASILA yang diajarkan
oleh dosen Kolonel Czi Junior Tumilaar , S.IP.,M.M. adalah UTS
yang bersifat buku terbuka, yang bertujuan penanaman ajaran
Ideologi NKRI PANCASILA bersifat Persuasi dan Insya Allah lebih
berterima.
C.Bahan UTS adalah bahan perkuliahan dari pertemuan
kesatu-ketujuh dengan tiga pokok bahasan. Adapun
pokok bahasan-pokok bahasan tersebut adalah :
Kesatu-Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia ; Kedua- Pancasila Sebagai Dasar Negara ;
Ketiga- Pancasila Sebagai Ideologi Negara .
III.Pertanyaan-pertanyaan UTS.

III.Pertanyaan-pertanyaan UTS.
1.Bagaimana sejarah Rumusan Pancasila yang berjumlah 10 (sepuluh)
Rumusan yang diurut dalam 5 (lima) Era sejarah bangsa Indonesia ?.
2.Bagaimana penjabaran Pancasila ? :
a.Dalam 36 (Tiga Puluh Enam) butir Pancasila yang tercantum dalam
ketetapan MPR nomor II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa
yang menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir
pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila ?.
b.Dalam 45 (Empat Puluh Lima) butir Nilai-nilai Pancasila saat yang
lalu terdiri atas 36 butir , namun kemudian pada tahun 1994
disarikan/dijabarkan kembali oleh BP-7 Pusat menjadi 45 butir P4.
3.Bagaimana implementasi Pancasila sebagai dasar Negara pada
kebijakan Negara dalam bidang Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya dan
Hankam ?.
4.Mengapa Pancasila sebagai ideologi Negara kesatuan Republik
Indonesia saat ini dan kedepan ?.
5.Bagaimana pendapat mahasiswa tentang ideologi Pancasila sebagai
ideologi NKRI saat ini , jika diganti dengan Agama mahasiswa
(pendapat mahasiswa dianggap kebebasan berpendapat) ?.
IV.Selamat mengerjakan ! Terima-kasih.
Bandung, 13 Oktober 2015
Dosen Pengampu
Ttd
Junior Tumilaar, S.IP.,MM.
Kolonel Czi NRP 31704

1.Utk klas C Farmasi


Fak.Farmasi pada hari Rabu,
11 & 18 November 2015
pada jam 12.00-13.30 Wib.
2.Utk Kelas Ekstensi HI.Fisip
Kamis,12 & 19 November 2015
pada jam 18.50-20.30 Wib.

2.Utk klas A & B Farmasi


Fak.Farmasi pada hari Sabtu,
14 & 21 November 2015
pada jam 07.00-08.30 Wib.

MATRIKS PERTEMUAN MINGGU


KE-8-9
1.MINGGU KE-8 -9 KEMAMPUAN AKHIR YG DIHARAPKAN ADALAH
MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN.
2.Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT terdiri dari 3(tiga) Sub Pokok Bahasan :
a.Pengertian Filsafat.
b. Filsafat Pancasila.
c.Hakikat Sila-Sila Pancasila.
3.BENTUK PEMBELAJARAN :
Problem Base Learning and Inquiry(PBL)

4.KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR).


Kemampuan
hakikat sila-sila Pancasilaberdasar problem yang
5.BOBOT NILAI 20 %.

mengungkap
ditemui.

a.Pengertian Filsafat.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena
kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis,
dan dijabarkan dalam konsep mendasar.[1]
Filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen,
dan
percobaanpercobaan,
tetapi
dengan
mengutarakan
masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi, dan alasan yang
tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari prosesproses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses
dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan
logika berpikir, dan logika bahasa.

1.

Filsafat, terutama filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira


abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan,
dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar
mereka, dan tidak menggantungkan diri kepada agama untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
2. Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani, dan
tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (
Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di
daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas.
3. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari
Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang
terbesar adalah Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Sokrates adalah guru
Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah Komentarkomentar karya Plato belaka. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato
yang sangat besar pada sejarah filsafat.
4. Buku karangan Plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik,
apologi, phaedo, dan krito".

b. Filsafat Pancasila.
PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
Posted by benx01 3:59 PM Dikopi di situs
pada Selasa,10 November 2015 jam 20.00
Wib (
Pendidikan Kewarganegaraan: Pengertian Fils
afat Pancasila
pendidikankewarganegaraans.blogspot.com/.
..filsafat-pancasila.htmlSalinan Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis dan dasar
aksiologis tersendiri, yang membedakannya
dengan sistem filsafat lain.)

PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA


(b. Filsafat Pancasila.

Lanjutan 1..)

Menurut Abdulgani (Ruyadi, 2003:16), Pancasila


merupakan filsafat negara yang lahir sebagai collective
ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa
Indonesia.
Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam,
yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang
tepat. Sedangkan Notonagoro (Ruyadi, 2003:16)
menyatakan, Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan
pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis
tersendiri, yang membedakannya dengan sistem filsafat
lain.

PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA


(b. Filsafat Pancasila.
Lanjutan 2..)

Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai


filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakekat dasar dari sila-sila
Pancasila. Notonagoro (Ganeswara, 2007:7)
menyatakan bahwa hakekat dasar ontologis
Pancasila adalah manusia, sebab manusia
merupakan subjek hukum pokok dari
Pancasila. Selanjutnya hakekat manusia itu
adalah semua kompleksitas makhluk hidup
baik sebagai makhluk individu sekaligus
sebagai makhluk sosial.

PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA


(b. Filsafat Pancasila.
Lanjutan 3..)

Secara lebih lanjut hal ini bisa dijelaskan, bahwa


yang berkeTuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang
berkeadilan sosial adalah manusia.
Kajian epistemologis filsafat Pancasila,
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari
hakekat Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan.

PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA


(b. Filsafat Pancasila.
Lanjutan 4..)

Menurut Titus (Kaelan, 2007:15) terdapat tiga persoalan mendasar


dalam epistemologi yaitu :
(1) tentang sumber pengetahuan manusia;
(2) tentang teori kebenaran pengetahuan manusia ;dan
(3) tentang watak pengetahuan manusia.
Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana diketahui bahwa
Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri serta
dirumuskan secara bersama-sama oleh The Founding Fathers kita. Jadi
bangsa Indonesia merupakan Kausa Materialis-nya Pancasila.
Selanjutnya, Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki susunan
yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi
arti dari sila-silanya. Susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkhis piramidal.
Selanjutnya, sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki
satu kesatuan dasar aksiologinya yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam
Pancasila pada hakekatnya juga merupakan suatu kesatuan.

c.Hakikat Sila-Sila Pancasila.


Pancasila merupakan suatu kesatuan, sila yang satu
tidak bisa pisahkan dari sila yang lainnya; keseluruhan
sila di dalam pancasila merupakan suatu kesatuan
organis,atau suatu kesatuan keseluruhan yang bulat.
Adapun susunan sila-sila Pancasila adalah sistematishierarkhis, artinya kelima sila Pancasila itu menunjukan
suatu
rangkaian
urut-urutan
yang
bertingkat
(hierarkhis). Tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri
di dalam rangkaian susunan kesatuan itu. Sehingga tidak
dapat digeser-geser atau dibalik-balik. Sekalipun sila-sila
di dalam Pancasila itu merupakan suatu kesatuan yang
tidak bisa dilepas-pisahkan satu dari yang lainya, namun
dalam hal memahami hakekat pengertiannya sangatlah
diperlukan uraian sila demi sila.

c.Hakikat Sila-Sila Pancasila.


(Lanjutan 1.)

Sekalipun sila-sila di dalam Pancasila itu merupakan


suatu kesatuan yang tidak bisa dilepas-pisahkan satu
dari yang lainya, namun dalam hal memahami
hakekat pengertiannya sangatlah diperlukan uraian
sila demi sila. Hal ini dapat di gambarkan sebagai
berikut:
1. Sila I :Ketuhanan Yang Maha Esa meliputi dan menjiwai sila II,III,IV,
dan V.
2. Sila II :Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab diliputi dan dijiwai sila
I,meliputi dan
menjiwai sila III,IV & V.
3. Sila III :Persatuan Indonesia diliputi dan dijiwai sila I, dan II,meliputi
dan menjiwai
sila IV dan V.
4. Sila IV:Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan diliputi dan dijiwai sila I,II,III, meliputi
dan menjiwai sila V.
5. Sila V:Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diliputi dan
dijiwai sila I,II,III,dan IV.

c.Hakikat Sila-Sila Pancasila.


(Lanjutan 2.)
Sekalipun sila-sila di dalam Pancasila itu merupakan
suatu kesatuan yang tidak bisa dilepas-pisahkan satu
dari yang lainya, namun dalam hal memahami
hakekat pengertiannya sangatlah diperlukan uraian
sila demi sila. Hal ini dapat di gambarkan sebagai
berikut:
Untuk lebih jelas contohnya sebagai berikut: faham kemanusiaan
dimiliki oleh bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indonesia
faham kemanusiaan sebagai yang dirumuskan dalam sila II
adalah faham kemanusiaan yang dibimbing oleh ke-Tuhanan
Yang Maha Esa, sebagaimana yang diajarkan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Inilah yang dimaksud dengan sila II diliputi dan dijiwai
oleh sila I, begitu pula sila-sila yang lainnya. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa sila II,III,IV,V pada hakekatnya
merupakan penjabaran dan penghayatan dari sila I.

c.Hakikat Sila-Sila Pancasila.


(Lanjutan 3.)
Sekalipun sila-sila di dalam Pancasila itu merupakan suatu
kesatuan yang tidak bisa dilepas-pisahkan satu dari yang
lainya, namun dalam hal memahami hakekat
pengertiannya sangatlah diperlukan uraian sila demi sila.
Hal ini dapat di gambarkan sebagai berikut:
Adapun
susunan
sila-sila
pancasila
adalah
sistematis-hierarkhis,
artinya
kelima
sila
itu
menunjukan suatu rangkaian yang bertingkat
(heararkhis). Sekalipun sila-sila di dalam Pancasila
merupakan suatu
kesatuan
yang
tidak bisa
dipisahkan satu dari yang lainnya ,namun dalam
memahami hakikat pengertiannya sangat diperlukan
uraian sila demi sila. Uraian atau penafsiran
haruslah bersumber, berpedoman dan berdasar
kepada Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.

c.Hakikat Sila-Sila Pancasila.


(Lanjutan 4.)

Sekalipun sila-sila di dalam Pancasila itu merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dilepas-pisahkan satu
dari yang lainya, namun dalam hal memahami hakekat pengertiannya sangatlah diperlukan uraian sila
demi sila. Hal ini dapat di simpulkan sebagai berikut:

Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila mempunyai kedudukan dan peran


utama sebagai dasar filsafat Negara. Dengan kedudukannya, Pancasila
mendasari dan menjiwai semua proses penyelenggaraan Negara dalam berbagai
bidang serta menjadi rujukan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bersikap dan
bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila memberikan suatu arah dan kriteria yang jelas mengenai layak
atau tidaknya suatu sikap dan tindakan yang dilakukan oleh setiap warga Negara
Indonesia dalam kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa dilepaskan dari
dimensi kehidupan politik, akan tetapi kehidupan politik di setiap Negara tentu
saja berbeda. Salah satu penyebabnya adalah faktor perbedaan ideologi.
Kehidupan politik rakyat Indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai Pancasila
yang merupakan landasan dan tujuan kehidupan politik bangsa kita. Berkaitan
dengan hal tersebut, proses pembangunan politik yang sedang berlangsung di
Negara kita ini harus diarahkan pada proses implementasi sistem politik
Pancasila yang handal.

1.Utk klas C Farmasi


Fak.Farmasi pada hari Rabu,
25 Nov15 & 2 Des 15 pada
jam 12.00-13.30 Wib.

2.Utk Kelas Ekstensi HI.Fisip


Kamis,26 Nov15 & 3 Des15 pada
jam 18.50-20.30 Wib.

2.Utk klas A & B Farmasi


Fak.Farmasi pada hari Sabtu,
28 Nov15 & 5 Des15 pada
jam 07.00-08.30 Wib.

MATRIKS PERTEMUAN
MINGGU KE-10-11
1.MINGGU KE-10 -11 KEMAMPUAN AKHIR YG DIHARAPKAN ADALAH
MAMPU MEMAHAMI DAN MENJADIKAN POLA HIDUP.
2.Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
terdiri dari 3(tiga) Sub Pokok Bahasan :
a.Pengertian Etika.
b. Etika Pancasila.
c.Pancasila sbg Solusi Problem Bangsa,
seperti Korupsi,Kerusakan Lingkungan,
Dekadensi Moral, Dll.
3.BENTUK PEMBELAJARAN :
Ceramah dan Diskusi Film.

4.KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR).Mempraktekan


Sikap,Tindakan sesuai nilai Pancasila dengan
bukti kegiatan.
5.BOBOT NILAI 20 %.

menunjukan

a.PengertianEtika.

(Dikopi dari situs Wikipedia pada Minggu,22 November 2015 jam 20.00 Wib)

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari


kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan
bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab.St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi)
menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsurunsur
etis
dalam
pendapat-pendapat
spontan
kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara
lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda
dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan
etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.

a.PengertianEtika.

(MENURUT KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA) Lanjutan 1..

ILMU TENTANG APA YANG BAIK


DAN APA YANG BURUK DAN
TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN
MORAL (AKHLAK)

a.PengertianEtika.
(MENURUT WIKIPEDIA Lanjutan 2..)

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: metaetika (studi konsep etika), etika normatif (studi
penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi
penggunaan nilai-nilai etika).
Jenis etika
1. Etika Filosofis
2 .Etika Teologis
3. Relasi Etika Filosofis dan Etika Teologis

a.PengertianEtika.
(MENURUT WIKIPEDIA) Lanjutan 3..

Etika Filosofis
Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan
sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat
atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena
itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat;
etika lahir dari filsafat.[butuh rujukan]
Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara
etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat.[butuh rujukan]
Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika
maka kita harus bertanya juga mengenai unsurunsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat
etika:[3]

a.PengertianEtika.
(MENURUT WIKIPEDIA) Lanjutan 4..

Etika Filosofis
1. Non-empiris[butuh rujukan] Filsafat digolongkan
sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah
ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang
konkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat
berusaha melampaui yang konkret dengan seolaholah menanyakan apa di balik gejala-gejala
konkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak
hanya berhenti pada apa yang konkret yang
secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang
apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.

a.PengertianEtika.
(MENURUT WIKIPEDIA) Lanjutan 5..

Etika Filosofis
2. Praktis[butuh rujukan] Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai
sesuatu yang ada. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa
itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu,
melainkan bertanya tentang apa yang harus dilakukan.
Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis
karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan
praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika
tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika
hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani,
kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori
etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan
kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri
argumentasi yang tahan uji.

a.PengertianEtika.
(MENURUT WIKIPEDIA) Lanjutan 6..

Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan
etika teologis. Pertama, etika teologis bukan
hanya milik agama tertentu, melainkan setiap
agama dapat memiliki etika teologisnya masingmasing.[butuh rujukan] Kedua, etika teologis
merupakan bagian dari etika secara umum,
karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang
terdapat dalam etika secara umum, dan dapat
dimengerti setelah memahami etika secara
umum.[4]

a.PengertianEtika.
(MENURUT WIKIPEDIA) Lanjutan 7..

Etika Teologis
Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai
etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi
teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara
etika filosofis dan etika teologis.Di dalam etika Kristen,
misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik tolak
dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi,
serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam
kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi. [butuh rujukan]
Karena itu, etika teologis disebut juga oleh Jongeneel
sebagai etika transenden dan etika teosentris.[6] Etika
teologis Kristen memiliki objek yang sama dengan etika
secara umum, yaitu tingkah laku manusia.Akan tetapi,
tujuan yang hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu
mencari apa yang seharusnya dilakukan manusia, dalam
hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak Allah.

a.PengertianEtika.
(MENURUT WIKIPEDIA) Lanjutan 8..

Etika Teologis

Setiap agama dapat memiliki etika


teologisnya yang unik berdasarkan apa
yang diyakini dan menjadi sistem nilainilai yang dianutnya. Dalam hal ini,
antara agama yang satu dengan yang
lain dapat memiliki perbedaan di dalam
merumuskan etika teologisnya.

a.PENGERTIAN ETIKA.
(MENURUT WIKIPEDIA) Lanjutan 9..

AKHLAK
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara
sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk,
berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah
laku, atau tabiat.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al
Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak
adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang
dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

b. ETIKA PANCASILA.

ETIKA BERNEGARA adalah Suatu sistem nilai dan norma


yang menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku yang
berkaitan dengan penyelenggaraan sebuah negara. Oleh karena
itu, pelaku etika bernegara meliputi individu, kelompok
maupun bangsa yang menempati sebuah negara
melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang,
contoh : ETIKA BERNEGARA Mengangkat harkat dan
martabat bangsa dan negara.UU.Dasar1945. Menjadi perekat
dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Menaati semua peraturan perundang-undangan yang
berlakuIndonesia. Akuntabel dalam melaksanakan tugas.
Tanggap,penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa. terbuka, jujur, akurat, dan tepat waktu dalam
melaksanakan setiap kebijakan dan program Pemerintah

b. ETIKA PANCASILA.
( Lanjutan Etika Pancasila 1..)

Karena Pancasila sebagai ETIKA BERNEGARA (Suatu


sistem nilai dan norma yang menjadi pegangan dalam
mengatur
tingkah
laku
yang
berkaitan
dengan
penyelenggaraan
sebuah
negara),
maka
Pancasila
memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika
yang baik di negara Indonesia ini. Disetiap saat dan dimana
saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika Pancasila
disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua
kemanusian yang adil dan beadab tidak dapat dipungkiri
bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa
ini sangat berandil besar, Setiap sila pada dasarnya
merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan.

c.

PANCASILA Sbg SOLUSI


PROBLEM BANGSA.
Karena Pancasila sebagai ETIKA BERNEGARA (Suatu
sistem nilai dan norma yang menjadi pegangan dalam
mengatur
tingkah
laku
yang
berkaitan
dengan
penyelenggaraan
sebuah
negara),
maka
Pancasila
memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika
yang baik di negara Indonesia ini. Disetiap saat dan dimana
saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika Pancasila
disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua
kemanusian yang adil dan beadab tidak dapat dipungkiri
bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa
ini sangat berandil besar, Setiap sila pada dasarnya
merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan.

c.

PANCASILA Sbg SOLUSI


PROBLEM BANGSA. Lanjutan 1..
Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan
permasalahan bangsa dan Negara.Di dalam pancasila
terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sila Pertama :
Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara garis besar mengandung
makna bahwa Negara melindungi setiap pemeluk agama (yang
tentu saja agama diakui di Indonesia) untuk menjalankan
ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. Tanpa ada paksaan
dari siapa pun untuk memeluk agama, bukan mendirikan suatu
agama. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya
kepada orang lain. Menjamin berkembang dan
tumbuh
suburnya kehidupan beragama. Dan bertoleransi dalam
beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

c.

PANCASILA Sbg SOLUSI


PROBLEM BANGSA. Lanjutan 2..
Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan
permasalahan bangsa dan Negara.Di dalam pancasila
terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sila Kedua
: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung makna
bahwa setiap warga Negara mendapatkan perlakuan yang
sama di mata hukum, karena Indonesia berdasarkan atas
Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai
makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang
berlaku di masyarakat.

c.

PANCASILA Sbg SOLUSI


PROBLEM BANGSA. Lanjutan 3..
Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan
permasalahan bangsa dan Negara.Di dalam pancasila
terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sila
Ketiga : Persatuan Indonesia. Mengandung makna
bahwa seluruh penduduk yang mendiami seluruh pulau
yang ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa
pernah membedakan suku, agama ras bahkan adat
istiadat atau kebudayaan. Penduduk Indonesia adalah
satu yakni satu bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa
dan tanah air. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

c.

PANCASILA Sbg SOLUSI


PROBLEM BANGSA. Lanjutan 4..
Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan
permasalahan bangsa dan Negara.Di dalam pancasila
terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di
implementasikan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Sila
Keempat : Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Mengandung maksud bahwa setiap pengambilan keputusan
hendaknya dilakukan dengan jalan musyawarah untuk
mufakat, bukan hanya mementingkan segelintir golongan saja
yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan anarkisme. tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukan
musyawarah, artinya mengusahakan putusan bersama secara
bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

c. PANCASILA Sbg SOLUSI


PROBLEM BANGSA. Lanjutan 5..
Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan
permasalahan bangsa dan Negara.Di dalam pancasila
terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sila Kelima :
Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia. Mengandung
maksud bahwa setiap penduduk Indonesia berhak
mendapatkan
penghidupan yang layak sesuai dengan
amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. mengandung
arti bersikap adil terhadap sesama, menghormati dan
menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran yang merata
bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya
dipergunakan bagi kepentingan bersama menurut potensi
masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada potensi
rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas
rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
Penghidupan disini tidak hanya hak untuk hidup, akan tetapi
juga kesetaraan dalam hal mengenyam pendidikan.

c. PANCASILA Sbg SOLUSI


PROBLEM BANGSA. Lanjutan 6..
Pancasila
menjadi
jalan
keluar
dalam
menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara.Di
dalam pancasila terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang
dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butirbutir pancasila di implikasikan di dalam kehidupan
sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di
Negara kita namanya ketidak adilan, terorisme,
koruptor serta kemiskinan. Karena di dalam pancasila
sudah tercemin semuanya norma-norma yang menjadi
dasar dan ideologi bangsa dan Negara. Sehingga
tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu
menjadikan pancasila menjadi jalan keluar dalam
menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara.

1.Utk klas C Farmasi Fak.Farmasi


pada hari Kamis, 10 Des 15
pada jam 18.50-20.30 Wib, dan
hari Rabu,16 & 23 Des15 jam
12.00-13.40 Wib.
2.Utk Kelas Ekstensi HI.Fisip
Kamis,10,17 & 24 Des15 pada jam
18.50-20.30 Wib.

3.Utk klas A & B Farmasi


Fak.Farmasi pada hari Sabtu,
12,19 & 26 Des15 pada jam
07.00-08.30 Wib.

MATRIKS PERTEMUAN
MINGGU KE-12-14
1.MINGGU KE-12 -14 KEMAMPUAN AKHIR YG DIHARAPKAN ADALAH
MAMPU MENGANALISIS DAN MENJADI POLA HIDUP.
2.Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU terdiri dari 5(Lima) Sub Pokok Bahasan :
a.Nilai ketuhanan sebagai dasar pengembangan ilmu.
b.Nilai kemanusiaan sebagai dasar pengembangan ilmu.
c.Nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu.
d.Nilai kerakyatan sebagai dasar pengembangan ilmu.
e.Nilai keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu.
3.BENTUK PEMBELAJARAN : PROBLEM BASE LEARNING (PBL).
4.KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR).Menemukan dan mengungkapkan
problem keilmuan yang sesuai/tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
5.BOBOT NILAI 20 %.

Pengertian PANCASILA SEBAGAI DASAR


NILAI PENGEMBANGAN ILMU
Pengertian PANCASILA SEBAGAI DASAR
NILAI PENGEMBANGAN ILMU adalah
jika
dikaitkan
dengan
KRITERIA
PENILAIAN (INDIKATOR) untuk dapat
dipahami oleh mahasiswa tentang
Pokok Bahasan ini adalah menemukan
dan mengungkapkan problem keilmuan
yang sesuai/tidak sesuai dengan

nilai-nilai Pancasila.

Pengertian PANCASILA SEBAGAI DASAR


NILAI PENGEMBANGAN ILMULanjutan 1.
Pengertian menemukan dan mengungkapkan
problem keilmuan yang sesuai/tidak sesuai
dengan
nilai-nilai
Pancasila
adalah
ditemukannya dan diungkapkannya problem
keilmuan yang sedang dipelajari oleh para
mahasiswa.Sebagai contoh tentang teori
Evolusi yang menyatakan alam semesta
terjadi bukan karena diciptakan, maka hal ini
bertentangan dengan sila kesatu Pancasila
bahwa adanya Tuhan/Allah sebagai Pribadi
Pencipta Alam Semesta.

Pengertian Makalah,
Paper, dan Artikel Ilmiah
Pengertian Makalah
Makalah merupakan naskah yang
sistematik dan utuh yang berupa garisgaris besar (outlines) mengenai suatu
masalah, dan ditulis dengan pendekatan
satu atau lebih disiplin keilmuan tertentu,
baik itu menguraikan pendapat, gagasan
maupun pembahasan dalam rangka
pemecahan masalah tersebut.

Pengertian Makalah,
Paper, dan Artikel Ilmiah
Lanjutan 1.

Pengertian Paper,.
Paper, adalah sebutan khusus untuk
makalah di kalangan para akademisi
(mahasiswa) dalam kaitannya dengan
pembelajaran dan pendidikannya sebelum
menyelesaikan jenjang studi
(Diploma/S1/S2/S3)
, format, sistematika dan isi makalah ilmiah.

Pengertian Makalah,
Paper, dan Artikel Ilmiah
Lanjutan 2.

Pengertian Artikel Ilmiah


Artikel ilmiah, adalah sebutan
khusus untuk makalah yang
mengalami variasi dan adaptasi
tertentu, yang dipublikasikan melalui
suatu jurnal ilmiah atau penerbitan
khusus lain, tanpa meninggalkan
prinsip dari struktur, format,
sistematika dan isi makalah ilmiah.

Sub Pokok Bahasan :


a.Nilai ketuhanan sebagai dasar
pengembangan ilmu.
Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILA Sila pertama, Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa,SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU terdiri dari
7 butir nilai yaitu:
1.Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.-Contoh wajib percaya adanya Allah.
2.Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.-Contoh sda.
3.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.-Contoh bersikap toleran.
4.Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.-Contoh bersikap damai.
5.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa.-Contoh bersikap toleransi.
6.Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.

Sub Pokok Bahasan :


b.Nilai kemanusiaan sebagai dasar
pengembangan ilmu.
Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILA Sila kedua Sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU terdiri dari 10 butir nilai:
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.-Cth sikap kasih
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.-Contoh bersikap tidak sombong & tdk mementingkan diri
3.Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4.Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5.Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6.Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8.Berani membela kebenaran dan keadilan.
9.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dgn
bangsa lain.

Sub Pokok Bahasan :

c.Nilai persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu.


Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILASila ketiga Sila Persatuan
Indonesia, SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU terdiri dari 7
butir nilai yaitu :
1.Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sbg kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.-Contoh tdk bersikap pengacau.
2.Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.-Contoh mau rugi utk sesama manusia.
3.Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4.Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6.Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sub Pokok Bahasan :


d.Nilai kerakyatan sebagai dasar
pengembangan ilmu.
Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILA Sila keempat Sila Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilanSEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU terdiri dari 10 butir nilai yaitu :
1.Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.-Contoh dlm pemriksaan
2.Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.-Contoh tentng pendapat
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6.Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7.Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10.Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

Sub Pokok Bahasan :

e.Nilai keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu.


Bahan kajian atau Materi Ajar : PANCASILA Sila kelima Sila Keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU terdiri dari 11 butir nilai
yaitu :
1.Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.-Contoh gotong royong kerja bhakti.
2.Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.-Contoh tidak berpihak.
3.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4.Menghormati hak orang lain.
5.Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6.Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
7.Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
8.Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
9.Suka bekerja keras.
10.Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
11.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

KESIMPULAN dari
Pengertian PANCASILA SEBAGAI
DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

PANCASILA DENGAN LIMA SILA-NYA


YANG MEMILIKI 45 BUTIR YAITU SILA
PERTAMA MEMILIKI 7/TUJUH BUTIR, SILA
KEDUA MEMILIKI 10/SEPULUH BUTIR, SILA
KETIGA MEMILIKI 7/TUJUH BUTIR, SILA
KEEMPAT MEMILIKI 10/SEPULUH BUTIR
DAN SILA KELIMA MEMILIKI 11/SEBELAS
BUTIR. MAKA KEEMPATPULUHLIMA BUTIR
NILAI PANCASILA TERSEBUT SEBAGAI
SUMBER NILAI DALAM MENGEMBANGKAN
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
OLEH BANGSA INDONESIA.

YAYASAN KARTIKA EKA PAKSI


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI (UNJANI)
Sekretariat : JL. Terusan Jenderal Sudirman, P.O. Box 148, Telp. (022) 665 0465 Cimahi
40533
Penugasan
membuat
Makalah
MK.
Pendidikan
LEMBAR
Nama
:
Pancasila kepada mahasiswa reguler Fakultas Farmasi
PENUGASAN

S-1 semester I kelas A-B-C Farmasi Fakultas Farmasi

Nim/Kelas
:
Unjani dan kelas HI Ekstensi Fisip
Semester Ganjil

TA.2015-2016.
Fak./Jur/Semtr
:
I.Petunjuk penugasan :

A.Buatlah Makalah MK. Pendidikan Pancasila .


Tanda-Tangan :
B.Referensi makalah bersumber dari internet dan buku-buku serta catatan perkuliahan mahasiswa

(Handout dari dosen). Buatlah


Makalah dengan memilih salah satu atau lebih Pokok-Pokok
Bahasan yang berjumlah enam yaitu, (1)Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia;
(2)Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia;(3)Pancasila sebagai Ideologi Negara;(4)Pancasila
sebagai Sistem Filsafat;(5)Pancasila sebagai Sistem Etika;(6)Pancasila sbgDasar Nilai
Pengembangan Ilmu.
C.PRODUK makalah PERORANGAN , tetapi DIKERJAKAN secara KELOMPOK berjumlah lima atau
enam orang perkelompok.Pengaturan kelompok menurut absen yaitu kelas A-B-C Farmasi tiap kelas
berjumlah delapan kelompok , tetapi kelompok tujuh dan delapan berjumlah enam orang.
Sedangkan kelas Ekstensi HI jumlah kelompok lima kelompok, tetapi kelompok enam dan tujuh
berjumlah enam orang tiap kelompoknya.
D.Format Penulisan Makalah dengan sistematika pokok meliputi:

II.Batas waktu pengumpulan produk pada tanggal 23 Desember 2015 di jurusan/TU Farmasi Fakultas
Farmasi dan HI FISIP Unjani.
Bandung, 9 Desember 2015
III.Selamat mengerjakan ! Terima-kasih.
Dosen Pengampu

Junior Tumilaar,S.IP.,M.M.
Kolonel Czi NRP 31704

You might also like