You are on page 1of 27

Pengantar Ilmu Ekonomi

dalam Bidang Kesehatan


Arih Diyaning Intiasari

Penggunaan Ilmu Ekonomi di


Bidang kesehatan
Ilmu ekonomi adalah ilmu yg membahas
bagaimana sumber daya di alokasikan di
antara berbagai alternatif penggunaan
untuk memuaskan keinginan manusia
Keterbatasan sumber daya memerlukan
ilmu ekonomi dalam pengelolaan
pelayanan kesehatan

Ilmu Ekonomi Kesehatan


Penerapan ilmu ekonomi dalam upaya
kesehatan dan fakor faktor yang
mempengaruhi kesehatan untuk mencapai
derajat kesehatan yg optimal
Di dalamnya akan terjawab masalah
masalah :
Pelayanan kesh apa yg perlu di produksi?
Berapa besar biaya produksi?
Bagaimana mobi.lisasi dana kesehatan?
Bagaimana Utlisasi yankes?
Berapa besar manfaat investasi yankes
tsb?

Kajian Ekonomi Kesehatan

Mikro ekonomi : Menganalisis program


spesifik sektor Kesehatan :
1. Produksi (Supply): analisis biaya, evaluasi
ekonomi
2. Demand : Utilisasi, asuransi, konsumsi,
subsidi
Makroekonomi : Menganalisis kaitan
sektor kesehatan atau hub sektor
kesehatan dg pembangunan ekonomi, hal
- hal yg tms di dalamnya : Fiskal dan
moneter terhadap pembiayaan kesh,
Kebijakan Kesehatan

Ciri Sektor kesehatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sifat atau ciri ekonomi ini akan menimbulkan


asumsi shg tidak semua kaidah ekonomi
berlaku di sektor kesehatan, Ciri khusus
tersebut adalah :
Kejadian penyakit tidak terduga
Consumer Ignorance
Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak
Eksternalitas
Motif non profit
Padat Karya
Mix Output
Upaya Kesehatan sbg konsumsi & Investasi
Restriksi berkompetisi

1. Kejadian Penyakit Tidak Terduga


Orang tidak bisa menduga tentang resiko
penyakit apa yg akan di alaminya di masa
yg akan datang, oleh sebab itu juga tidak
diketahui scr pasti pelayanan kesehatan
apa yg dia akan butuhkan.

2. Consumer Ignorance
Konsumen sangat bergantung kpd
penyedia (provider) layanan kesehatan,
krn scr umum konsumen tdk tahu banyak
tentang jenis pemeriksaan dan
pengobatan yg dia butuhkan

3.Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak


Sandang pangan papan dan kesehatan
identik dg kebutuhan dasar manusia yg
harus senantiasa terpenuhi, terlepas dari
kemampuan seseorang untuk membayar.
Pelayanan Kesehatan seringkali dilakukan
atas dasar need dan bukan demand

4. Eksternalitas
dampak yg dialami org lain sbg akibat
perbuatan seseorang.
Eksternalitas positif, misal: program
imunisasi untuk mencegah sso dr penyakit
menular jg memberikan manfaat bagi
masyarakat banyak

Eksternalitas negatif, Misal : Perilaku


merokok di tempat umum
Pelayanan yg tergolong pencegahan
umumnya mempunyai eksternalitas besar
untuk digolongkan sebagai public goods

5. Motif non profit


Tujuan pelayanan kesehatan bukan
sekadar profit maximazer, Krn tidaklah
layak mengambil keuntungan dari
penyakit orang lain

6. Padat Karya
Kecenderungan penggunaan spesialisasi
dan super spesialisasi menyebabkan
komponen tenaga dalam yankes semakin
besar, mencapai 40 60 % total biaya.

7. Mix Output
Yang dikonsumsi oleh pasien adalah satu
paket pelayanan : Sejumlah pemeriksaan
diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat
kesehatan. Paket tersebut bervariasi antar
individu tergantung berbagai macam
faktor

8. Upaya Kesehatan sbg Konsumsi


Investasi
Dari perspektif pembangunan ekonomi, program
kesehatan memberikan ROI scr jelas dalam jangka
waktu pendek.
Dari perspektif pembangunan manusia maka
pembangunan sektor kesehatan sesungguhnya
adalah suatu investasi jangka panjang

&

9. Restriksi berkompetisi
Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Ini
menyebabkan mekanisme pasar tidak sama
seperti pasar komoditi lain.
Dalam mekanisme pasar wujud kompetisi adalah
kegiatan pemasaran, dalam sektor kesehatan
tidak pernah terdengar promosi discount, bonus
atau banting harga pelayanan kesehatan.

Perkembangan Sektor Kesehatan


Perkembangan sektor kesehatan tumbuh
tidak maksimal.
Contoh :
Standart mutu pelayanan belum tertata
dengan baik
Jumlah dokter masih kurang
Penyebaran dan pendapatan dokter yang
tidak merata
Indikator kinerja lembaga yankes belum
dipergunakan secara nyata

Pelaku Kunci Pelayanan


Kesehatan
1. Pemerintah
2. Masyarakat
3. Pihak ketiga sumber pendanaan
(PT.Askes, Bapel JPKM, dll)
4. Penyedia layanan (industri obat, lembaga
pendidikan nakes, rumah sakit)
5. Para Lembaga Donor (WB, ADB, OECF)

The
Indonesian
Health
System
(Murti, 2005)

Premium

PT Askes
(semi-statal),
PT Jamsostek

Private
health
insurance

Government:
Ministry of Health,
Ministry of Finance,
Provincial government,
District/ Municipality
government

Indirect tax,
Earmarked tax

Health
budget

Political parties,
Central/ district/
municipality
parliaments

Votes
Proposals

Community members
OPP

Public sector
providers:
Hospitals of type A, B,
C, D, health centres,
auxiliary health
centres, Posyandu,
clinics, pharmacies,
diagnostic labs,
health professionals

Private sector
providers:
Hospitals, clinics,
pharmacies,
diagnostic labs,
health professionals,
Traditional/ alternative
practitioners

OPP

Roles involved:
Funding
Financing/ payment/
contracting out
Health care delivery
Regulatory/ stewardship/
political/ other roles

Medical schools,
Schools of various health
professionals
Medical/ health research

1. Pemerintah
Pada awalnya pemerintah indonesia
cenderung memandang kesehatan
sebagai suatu sektor yang tidak berdasar
pada hukum ekonomi.
Contoh :
Penetapan tarif yankes berdasarkan
pertimbangan sosial politik, bukan dg
konsep unit cost dan subsidi
Pengelolaan tenaga dokter spesialis tanpa
memperhatikan pasar tenaga kerja
Masyarakat terbiasa memandang yankes
sebagai sesuatu yg murah

Peran pemerintah
Pemerintah harus secara tegas memutuskan
pelayanan kesehatan sebagai pelayanan
sosial atau komoditi pasar?
Jika pilihannya adalah Komoditi pasar, maka :
Diperlukan suatu sistem yg tepat untuk
melindungi orang miskin
Pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan
baik oleh lembaga pemerintah ataupun
swasta
Pemerintah menjamin penyelenggaraan
yankesmas terutama yg public goods

2. Masyarakat
Pihak yg harus merubah pandangan
ekonomi terhadap kesehatan mereka
sendiri (Social Misionarisme ke Health
Service Based Unit Cost)
Pengeluaran Rumah Tangga untuk
Tembakau lebih besar dibanding
pengeluaran untuk kesehatan (Susenas)
Masyarakat harus sadar bahwa
pendanaan pemerintah tidak mampu
menanggung seluruh sistem pelayanan
kesehatan

3. Asuransi Kesehatan
Di negara maju sistem asuransi kesehatan
berjalan berdasarkan pendekatan ekonomi
yaitu need dan demand
Di Indonesia saat ini pengembangan
sistem asuransi dijalankan tanpa
menggunakan kaidah lembaga usaha
berbasis ekonomi (SKB menteri adalah
instrumen sosial)
Siapkah nakes dengan sistem kapitasi?
SDM yang pakar dalam asuransi
kesehatan dan manged care masih sedikit.

Pemberi Pelayanan Kesehatan


(PPK)
Pergeseran Rumah sakit dari Lembaga
Birokrasi menjadi Lembaga Usaha.
Merupakan fenomena global, apabila
sektor RS di Indonesia tidak mengikuti
maka RS akan semakin sulit dalam
mengikuti persaingan tingkat global.
Tidak mudah dilakukan krn adanya
keterperangkapan masa lalu

Fenomena patologi dari lembaga


birokrasi :
1. Sikap dan perilaku rumah sakit yg belum
menghargai konsumen
2. Koordinasi buruk antar instansi
3. Prosedur pengadaan alat, peralatan serta
BMHP yang cenderung sentralistik dan
berbelit belit
4. Birokratisasi akreditasi RS dan ISO.
Dapat terjadi sebuah RS sangat sibuk
mengejar lulus akreditasi tetapi
melupakan prasyarat dasar untuk menjadi
sebuah lembaga usaha yg baik dalam
pelayanan kesehatan.

5. Tenaga Kesehatan
Ada 2 Golongan besar :
1. Profesional Bidang Manajemen
2. Profesional bidang MedisKeperawatan
Ketrampilan managerial para direksi dan
manajer instalasi masih terbatas
Akibat langkanya profesional Manajerial
menyebabkan keadaan penciptaan dan
perluasan program kesehatan terhambat

Jumlah dokter spesialis dan perawat ahli


sangat rendah
Munculnya kartel dokter spesialis yg
memegang kekuasaan unuk mengatur
jumlah dokter spesialis dari pendidikan
hingga ke penyebaran alumninya
Seharusnya kekurangan dokter spesialis
dapat dilakukan dengan upaya mencari
dokter spesialis dari negara lain.

Tugas Baca Pertemuan 2


Artikel atau teksbook yang dapat
menjelaskan tentang barrier of entry pada
Industri farmasi
( Trisnantoro, 2006. Memahami ilmu
ekonomi dalam manajemen rumah sakit)

You might also like