You are on page 1of 54

AKIDAH ISLAM (KEIMANAN,

SYAHADAT ALLAH, SYAHADAT


RASUL)

Created by Ayu W Pramita


26020214140077
Oseanografi B 2014

PENGERTIAN KERANGKA
DASAR ISLAM
Kerangka dasar dapat diartikan sebagai garis besar suatu pembicaraan
atau rute perjalanan yang akan ditempuh atau bagian-bagian pokok yang
menyangga suatu bangunan (AS Hornby, 1987:804 dan John M. Echols
dalam Hassan Shadily, 1987:255).
Ajaran Islam ialah sekumpulan pesan ketuhanan yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW (571-632 M) untuk disampaikan kepada manusia
sebagai petunjuk perjalanan hidupnya semenjak lahir hingga mati
(Syaltout, 1983:25).
Dengan demikian, pengertian kerangka dasar ajaran Islam adalah
gambaran asli, garis besar, rute perjalanan, atau bagian pokok dari pesan
ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada manusia.

KLASIFIKASI POKOK AJARAN


ISLAM
Mahmud Syaltout (1983) membagi pokok ajaran Islam menjadi dua, yaitu
Aqidah (kepercayaan) dan Syariah (kewajiban beragama sebagai konsekuensi
percaya).
Namun demikian, terdapat ulama lain yang membagi pokok ajaran Islam
menjadi tiga, yaitu: iman (aqidah), Islam (syariah), dan ihsan (akhlak).
Pengklasifikasian pokok ajaran Islam ini didasarkan pada sebuah hadist yang
diriwayatkan Abu Hurairah, yaitu:
a. Aqidah, berisi kepercayaan pada hal ghaib;
b. Syariah, berisi perbuatan sebagai konsekuensi dari kepercayaan;
c. Akhlak, berisi dorongan hati untuk berbuat sebaik-baiknya meskipun tanpa
pengawasan pihak lain, karena percaya Allah Maha Melihat dan Maha
Mengetahui.

Pada suatu hari ketika Nabi SAW bersama kaum muslimin, datang seorang pria
menghampiri Nabi SAW dan bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud
dengan iman?
Nabi menjawab, Kamu percaya pada Allah, para malaikat, kitab-kitab yang
diturunkan Allah, hari pertemuan dengan Allah, para rasul yang diutus Allah, dan
terjadinya peristiwa kebangkitan manusia dari alam kubur untuk diminta
pertanggungjawaban perbuatan oleh Allah.
Pria itu bertanya lagi,Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan Islam?
Nabi menjawab, Kamu melakukan ibadah pada Allah dan tidak menyekutukanNya, mendirikan shalat fardhu, mengeluarkan harta zakat, dan berpuasa di bulan
Ramadhan.
Pria itu kembali bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud ihsan?
Nabi menjawab, Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya.
Apabila kamu tidak mampu melihatnya, yakinlah bahwa Allah melihat perbuatan
ibadahmu...(Al-Bayan, Kitab Iman, No.5).

HUBUNGAN AQIDAH, SYARIAH, DAN


AKHLAK DALAM PERILAKU MANUSIA
Tujuan ajaran Islam diberikan Allah kepada manusia adalah untuk
mencapai keselamatan semenjak lahir hingga ajal menjemput,
bahkan hingga bertemu dengan Dzat yang Maha Merajai Hari
Pembalasan, Allah SWT.
Allah menawarkan kepada kita jalan keselamatan hidup melalui
lisan dan perbuatan para Nabi. Disini kita hanya tinggal memilih,
mau mengikuti jalan keselamatan itu ataupun tidak.
Ajaran Islam menjamin keselamatan hidup manusia apabila
manusia berpegang teguh kepada ajaran Allah tersebut dan
berpegang teguh pada perjanjian dengan manusia, sebagaimana
firman Allah:

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, [kecuali jika mereka
berpegang teguh pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir terhadap ayat-ayat
Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Qs. Ali-Imran, 3:112).
Berpegang teguh pada ajaran Allah merupakan aqidah. Berpegang teguh pada
perjanjian dengan manusia adalah perwujudan akhlak. Aktivitas memegang
teguh ajaran Allah dan perjanjian dengan manusia merupakan penerapan
syariah.
Dengan kata lain, perbuatan (syariah)yang didasari oleh kelurusan aqidah
dan dampaknya adalah akhlak (kemanfaatannya dirasakan oleh manusia lain).

Contohnya adalah shalat. Perbuatan shalat (syariah) akan bermakna

apabila didasari motivasi semata-mata karena Allah (aqidah) dan


berdampak positif bagi perilaku orang yang melaksanakan shalat untuk
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat dengan orang lain (akhlak).
Hubungan aqidah, syariah, dan akhlak bila dianalogikan adalah seperti

uang logam. Syariah adalah uang logam itu sendiri yang memiliki dua
sisi penunjang yaitu aqidah dan syariah. Uang logam tidak akan
berguna tanpa kedua sisinya, begitupun dengan perbuatan manusia.
Segala perbuatan (syariah) akan bermakna bila dibarengi dengan
tujuan yang jelas (aqidah) dan berdampak positif bagi manusia lain
(akhlak).

PENGERTIAN AKIDAH ISLAM


Aqidah adalah bentuk dari kata aqoda, yaqidu, aqdan-aqidatan yang
berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan kokoh.
Penggunaan kata Aqidah dalam Al-Quran berarti sumpah setia di antara
manusia

(Qs.

An-Nisa,

4:33;

Al-Maidah,

5:1&89).

Misalnya

dalam

hal

pembagian harta waris, orang yang terikat sumpah setia dengan orang yang
meninggal dunia tersebut berhak menerima harta waris. Apabila sumpah itu
dilanggar, ia harus menggantinya dengan khifarat. Aqidah juga berarti ikatan
nikah (Qs. Al-Baqarah, 2:235&237) atau kekakuan lidah (Qs. Thaha, 20:27) atau
ikatan tali (Qs. Al-Alaq 113:4).

Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa


(bahasa arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam
kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih dari padanya.
Sedangkan Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai
sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi
ketenangan

jiwa,

yang

menjadikan

kepercayaan

bersih

dari

kebimbangan dan keragu-raguan.


Secara umum, aqidah dalam Islam berarti perjanjian teguh
manusia dengan Allah yang berisi tentang kesediaan manusia
untuk tunduk dan patuh secara sukarela tanpa keragu-raguan pada
kehendak Allah.

RUANG LINGKUP AKIDAH


Kesediaan manusia untuk tunduk dan patuh secara sukarela tanpa
keragu-raguan pada kehendak Allah tersebut mengandung enam
dasar perjanjian, yaitu: keyakinan hati bahwa tiada Tuhan selain
Allah, keyakinan hati bahwa ada hal yang ghaib seperti malaikat,
keyakinan hati bahwa ada manusia yang diberi amanah kerasulan
oleh Allah, keyakinan hati bahwa ada pertanggungjawaban amal
perbuatan setelah kematian, dan keyakinan hati bahwa ada aturan
pasti yang melandasi kehidupan ini yang dibuat Allah (Qs. AlBaqarah, 2:2-4&177; Al-Bayan, Kitab Iman, No.5).

Dampak keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah adalah kita
yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Ketika kita dihadapkan
pada suatu masalah, kita hanya memohon pertolongan pada Allah.
Sehingga kita terhindar dari menyekutukan Allah atau syirik.
Sedangkan dampak keyakinan bahwa malaikat itu ada adalah kontrol
diri yang stabil dan objektif.
Dampak keyakinan pada amanah kerasulan yang diberikan Allah
pada rasul dari manusia biasa adalah penghargaan terhadap
objektivitas informasi. Hanya informasi yang akurat kebenarannya
sajalah yang dijadikan landasan perbuatan kita sebagai manusia
yang bisa berpikir.

Dampak dari keyakinan adanya kumpulan petunjuk Allah yang


diberikan kepada nabi adalah kepastian petunjuk hidup yang bisa
diikuti

manusia.

Sedangkan

dampak

dari

keyakinan

adanya

pertanggungjawaban amal perbuatan setelah kematian adalah


terjaganya perilaku selama hidup di dunia dan menjalani hidup
dengan penuh makna.
Dampak keyakinan bahwa adanya aturan pasti yang mengikat
alam semesta ini termasuk tubuh kita adalah keluasan ruang dan
waktu bagi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi
dirinya.

KEDUDUKAN AKIDAH DALAM


POKOK AJARAN ISLAM
Aqidah merupakan akar bagi setiap perbuatan manusia. Apabila akar pohon
perbuatan manusia itu kokoh, maka pohon perbuatan manusia itu akan
berbuah dan tahan dari berbagai tiupan angin cobaan. Sebaliknya, apabila
akar pohon perbuatan manusia itu lemah, maka buah perbuatan manusia itu
akan tidak bermakna dan mudah roboh dengan tiupan godaan angin sepoisepoi sekalipun.
Manusia yang lisan dan hatinya menyatakan tunduk dan patuh secara
sukarela

tanpa

keragu-raguan

pada

kehendak

Allah,

pasti

dampak

perbuatannya akan bermanfaat bagi manusia lain yang ada di sekitarnya.

SYARIAH
Syaraa Yasyrau Syaran artinya membuat undang-undang,
menerangkan rute perjalanan, adat kebiasaan, jalan raya. Syaraa
Yasyrau Syuruuan artinya masuk ke dalam air memulai
pekerjaan, jalan ke air, layar kapal, dan tali panah (Mahmud Yunus,
1989:195).
Syariah adalah jalan ke sumber (mata) air. Dahulu orang Arab
menggunakan syariah untuk sebutan jalan setapak menuju
sumber (mata) air untuk mencuci atau membersihkan diri.
(Mohammad Daud Ali, 1997:235).
Syariaah juga berarti jalan lurus, jalan yang lempang, tidak
berkelok-kelok, jalan raya. Penggunaan kata syariah bermakna
peraturan, adat kebiasaan, undang-undang, dan hukum (Ahmad
Wason Munawwir, 1984:762).

Dari pengertian di atas Syariah adalah segala peraturan agama yang telah
ditetapkan Allah SWT untuk umat islam, baik dari Al-Quran maupun dari sunnah
Rasulullah SAW, yang diberikan kepada manusia melalui para Nabi agar manusia
hidup selamat di dunia maupun di akhirat.
Para pakar hukum Islam memberikan batasan pengertian Syariah yang lebih
tegas untuk membedakannya dengan Ilmu Fiqhi, yang diantaranya sebagai
berikut:
Imam Abu Ishak As-Syatibi dalam bukunya Al-Muwafaqat fi ushulil ahkam
mengatakan, Bahwasanya arti syariah itu, sesungguhnya, menetapkan batas
tegas bagi orang-orang mukallaf, dalam segala perbuatan, perkataan, dan
akidah mereka.
Syikh Muhammad Ali Ath-thahawi dalam bukunya kassyful istilahil funun
mengatakan, Syariah ialah segala yang telah diisyaratkan Allah SWT untuk
para hamba-Nya, dari hukum-hukum yang telah dibawa oleh para Nabi Allah as.
Baik yang berkaitan dengan cara pelaksanaannya, dan disebut dengan fariyah
amaliah lalu dihimpun dalam ilmu fiqh atau cara berkaidah yang disebut pokok
akidah, dan dihimpun oleh ilmu kalam, dan syariah ini dapat disebut juga
dengan diin (agama) dan millah.

Prof. DR. Mahmud Salthutmengatakan bahwa, Syariah adalah


segala peraturan yang telah disyariatkan Allah, atau Ia telah
mensyariatkan

dasar-dasarnya,

agar

manusia

melaksanakannya,

untuk dirinya sendiri, dalam berkomunikasi dengan Tuhannya, dengan


sesama muslim, dengan sesama manusia, dengan alam semesta,dan
berkomunikasi dengan kehidupan.
Definisi tersebut menegaskan bahwa syariah sama artinya dengan
diin (agama) dan millah. Berbeda dengan ilmu fiqh yang hanya
membahas tentang amaliyah hukum (ibadah). Sedangkan bidang
akidah dan hal-hal yang berhubungan dengan alam gaib, dibahas oleh
ilmu kalam atau ilmu tauhid.

RUANG LINGKUP SYARIAH


Ruang Lingkup Syariah (Hukum Islam) meliputi hubungan vertikal dengan
Allah (ibadah) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia (muamalat).
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT secara vertikal, melalui ibadah, seperti:
Thaharah (Bersuci diri dari kotoran dan najis), tujuan : membiasakan manusia
hidup bersih agar manusia lain merasa nyaman di tengah-tengah kehadirannya.
Shalat, tujuan : menanamkan kesadaran diri manusia tentang identitas asal
usulnya dari tanah serta pengualangan janji akan tunduk dan patuh secara
sukarela kepada Allah dalam kurun waktu 24 jam kehidupannya yang dibuktikan
dengan tidak melakukan perbuatan merugikan orang banyak (fahisah) dan
lisannya tidak melukai perasaan orang lain (munkar).

Zakat, tujuan : membiasakan manusia untuk berbagi dengan


manusia lain yang tidak bekerja produktif (petani, pedagang
musiman, tukang becak, dll) yang ada di lingkungan sekitar tempat
tinggalnya.
Puasa, tujuan : membiasakan manusia untuk jujur pada diri
sendiri dan berempati atas penderitaan orang lain dengan cara
meniru sifat-sifat Allah SWT, seperti sifat Allah SWT yang tidak
pernah makan, minum, dan berkeluarga.
Haji, tujuan: mempersiapkan manusia untuk sanggup datang
kepada Allah SWT sendiri-sendiri dengan menanggalkan seluruh
kekayaan, ikatan kekerabatan, jabatan kekuasaan, kecuali amal

b. Hubungan manusia dengan manusia secara horizontal, seperti :


Ikatan pertukaran barang dan jasa, tujuan: agar kehidupan dasar manusia yang
satu dengan yang lain dapat tercukupi dengan sportif.
Ikatan pernikahan; tujuan: melestarikan generasi manusia berdasarkan aturan
yang berlaku.
Ikatan pewarisan, tujuan: menjamin kebutuhan dasar hidup bagi anggota keluarga
sebagai tanggungan orang yang meninggal dunia;
Ikatan kemasyarakatan, tujuan: agar terjadi pembagian peran dan fungsi sosial
yang seadil-adilnya atas dasar musyawarah di bawah hukum kemasyarakatan yang
dibuat bersama;
Ikatan kemanusiaan, tujuan: agar terjadi saling tenggang rasa, karya, dan cipta
diantara manusia yang berkaitan.

KEDUDUKAN SYARIAH
DALAM POKOK AJARAN ISLAM
Syariah islam secara mutlak dimaksudkan seluruh ajaran Islam baik
yang mengenai keimanan, amaliah ibadah, maupun mengenai akhlak.
Firman Allah SWT :

Artinya : Kemudian Kami jadikan engkau berada di atas suatu syariah


(peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah dia (syariah), dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui. (QS. AlJatsiyah: 18).

Kedudukan syariah dalam ajaran Islam adalah sebagai bukti


aqidah.

Setiap

detik

kehidupan

manusia

diisi

dengan

perbuatan-perbuatan. Perbuatan-perbuatan itu dilandasi akar


keyakinan hati akan tunduk dan patuh secara sukarela
terhadap kehendak Allah (aqidah). Buah dari perbuatan itu
dinamai akhlak.

AKHLAK
Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata khalaqa-yakhluqu khalqan artinya
membuat, atau menjadikan sesuatu. Akhlak (tunggal: khuluq) artinya perangai (Mahmud
Yunus, 1989:120). Penggunaan kata khalaqa dan turunannya dalam Al-Quran berarti
menciptakan sesuatu.
Dengan demikian, pengertian akhlak dari segi bahasa maupun penggunaannya dalam AlQuran dapat didefinisikan sebagai tindakan membentuk atau membiasakan perbuatan.
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul
karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Dalam prakteknya akhlak bisa
dikatakan buah atau hasil dari akidah yang kuat dan syariat yang benar. Allah SWT
mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki
akhlak.

Sebagai bahan perbandingan, Ahmad Amin (1988) mendefinisikan


akhlak sebagai perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi
mudah untuk melakukannya dan tidak perlu berpikir lagi
bagaimana melakukannya.
Contohnya adalah seperti salat tahajud. Pada malam pertama
mungkin akan sedikit berat untuk dapat bangun malam. Namun,
bila hal itu dilakukan berulang-ulang itu akan menjadi sangat
mudah. Kita tidak perlu berpikir lagi bagaimana melakukannya.

Menurut Yunahar Ilyas (2004:12-14) akhlak dalam Islam memiliki


lima macam ciri, yaitu:
Akhlak Rabbani
Sifat Rabbani dari akhlak berkaitan dengan tujuannya, yakni
memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak Rabbani
mampu menghindari dari kekacauan nilai moralitas dalam hidup
manusia. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anam ayat 153 :
Inilah jalanku yang lurus: hendaknya kamu mengikutinya; jangan
ikuti jalan-jalan yang lain; sehingga kamu bercerai-berai dari jalanNya. Demikian diperintahkan padamu agar kamu bertaqwa.

Akhlak Manusiawi
Ajaran akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhi fitrah sebagai manusia.
Akhlak dalam Islam adalah akhlak yang benar-benar memelihara eksistensi
sebagai seorang manusia yang merupakan makhluk yang terhormat, sesuai
dengan fitrahnya, yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dimana hal ini
merupakan hak yang fundamental dan mutlak dimiliki oleh manusia.
Akhlak Universal
Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan
mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik dimensi vertikal maupun
horisontal. Contohnya dalam Al-Quran terdapat 10 macam keburukan yang wajib
dijauhi oleh setiap orang, yakni menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua
orang tua, membunuh anak karena takut miskin, berbuat keji baik secara terbuka
maupun tersembunyi, membunuh orang tanpa alasan yang sah, makan harta
anak yatim, mengurangi takaran dan timbangan, membebani orang lain dengan
kewajiban melampaui kekuatannya, persaksian tidak adil, dan menghianati janji
dengan Allah (Qs. Al Anam, 6:151-152). Sepuluh macam keburukan ini adalah
nilai-nilai yang bersifat universal bagi siapapun, dimanapun, dan kapanpun akan
dinyatakan sebagai keburukan.

Akhlak Keseimbangan
Akhlak dalam Islam berada di antara dua sisi. Di satu sisi
mengkhayalkan manusia sebagai malaikat yang menitikberatkan
pada sifat kebaikannya dan di sisi lain mengkhayalkan manusia
sebagai hewan yang menitikberatkan pada sifat kebinatangannya
(hawa nafsu).
- Manusia dalam Islam memiliki dua kekuatan, yaitu: kekuatan
kebaikan yang berada dalam hati nurani dan akalnya; kekuatan
buruk yang berada pada hawa nafsunya.
- Manusia memiliki unsur rohaniah malaikat dan juga unsur naluriah
hewani yang masing-masing memerlukan pelayanan secara
seimbang.
- Manusia tidak hanya hidup di dunia namun juga akan menghadapi
kehidupan di akhirat kelak. Akhlak dalam Islam memenuhi tuntutan
hidup manusia secara seimbang, baik dalam kebutuhan jasmani
ataupun rohani.

Akhlak Realistik
Ajaran akhlak dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia.
Meskipun manusia dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan
dibanding makhluk-makhluk yang lain, akan tetapi manusia juga memiliki
kelemahan yang sering terjadi akibat ketidakmampuan untuk mengontrol diri.
Oleh karena itu dalam ajaran Islam memberikan kesempatan bagi manusia
untuk memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam keadaan terpaksa,
Islam memeprbolehkan manusia melakukan sesuatu dalam keadaan biasa
tidak dibenarkan. Allah berfirman dalam Qs. Al-Baqarah, 2:173 :
Barangsiapa terpaksa, bukan karena membangkang dan sengaja melanggar
aturan, tidaklah ia berdosa. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai cerminan akhlak apabila memiliki
kriteria sebagai berikut:
a. Dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan;
b. Timbul dengan sendirinya (spontan), tanpa dipikir-pikir terlebih dahulu.

RUANG LINGKUP AKHLAK


Apabila perbuatan-perbuatan manusia (syariah) dikelompokkan menjadi
ibadah dan muamalah, maka akhlak pun dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: akhlak pada Allah; akhlak pada manusia.

a. Akhlak pada Allah


Akhlak kepada Allah adalah tanda terimakasih kita padaNya. Contoh
akhlak kepada Allah: melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
laranganNya.
b. Akhlak pada manusia
Akhlak kepada manusia adalah cara kita untuk menemukan kemanfaatan
bagi hidup bersama. Contoh akhlak kepada manusia: menghormati
orangtua, menolong orang lain, menghormati hak orang lain, dsb.

Akhlak menghormati orangtua terdapat pada firman Allah SWT dalam surat

Al Ahqaaf ayat 15 :
Dan Kami telah perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibubapaknya.

Ibunya

telah

mengandungnya

dengan

kepayahan

dan

melahirkannya dengan kepayahan (pula). Dia mengandungnya sampai masa


menyapihnya tiga puluh bulan, sehingga apabila anak itu mencapai dewasa
dan mencapai usia empat puluh tahun, dia berkata, Ya Tuhanku, berilah aku
petunjuk supaya aku mensyukuri nikmatMu yang Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat mengerjakan amal
saleh yang Engkau meridhainya, dan berilah kebaikan kepadaku (juga) pada
keturunanku. Sesungguhnya aku taubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).

KEDUDUKAN AKHLAK DALAM


POKOK AJARAN ISLAM
Kedudukan akhlak dalam ajaran Islam adalah hasil, dampak,
atau buah dari perbuatan-perbuatan

(syariah) yang dilandasi

keyakinan hati tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak


Allah (aqidah). Seperti halnya adalah jujur pada diri sendiri yang
merupakan bagian dari akhlak adalah dampak perbuatan puasa
(syariah) yang dilandasi keyakinan hati (aqidah) bahwa dengan
puasa kita dapat berempati terhadap penderitaan orang lain yang
menjalani hidupnya serba kekurangan.

SYAHADAT

SYAHADAT
Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitusyahida( )yang
artinya "ia telah menyaksikan". Kalimat itu dalam syariat Islam
adalah sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus pengakuan akan
keesaan Tuhan (Allah) danMuhammad sebagai rasulNya.
Syahadat disebut juga denganSyahadatainkarena terdiri dari 2
kalimat

(Dalam

bahasa

arabSyahadatainberarti

kalimat

Syahadat). Kalimat pertama merupakansyahadah at-tauhid, dan


kalimat kedua merupakansyahadah ar-rasul.

MAKNA KATA LAA ILAAHA


ILLALLAH
KalimatLaa Ilaaha Illallahsebenarnya mengandung dua makna, yaitu
makna penolakan dan bantahan terhadap segala bentuk sesembahan
(baik dewa maupun ilah) selain Allah, dan makna penegasan bahwa
gelar Tuhan, Ilah, Dewa atau sesembahan hanyalah milik Allah.
Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadattauhid adalah
wajib dan mesti didahulukan daripada rukun-rukun Islam yang lain. Di
samping itu Rasulullah pun menyatakan: "Barang siapa yang
mengucapkanLaa Ilaaha Illallahdengan ikhlas maka akan masuk ke
dalam surga."


Yang
dimaksud
denganikhlasdi
sini
adalah
memahami,
mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang
lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang karenanya Allah
menciptakan alam.
Rasulullah (Muhammad) tinggal selama 13 tahun diMakkah
mengajak orang-orang dengan perkataan dia "KatakanLaa Ilaaha
Illallah" maka orang kafir pun menjawab "Beribadah kepada
sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang
demikian dari orang tua kami". OrangSuku Quraisy di zaman nabi
sangat paham makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang
mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah.

MAKNA SYAHADAT BAGI


KAUM MUSLIM
Bagi penganut agama Islam, kedua kalimat syahadat memiliki
makna sebagai berikut:
a. Pintu masuk ke dalamIslamdan pembeda dari umat lain.
b. Intisari ajaran Islam.
c. Dasar-dasar perubahan.
d. Hakikah dakwah para rasul.
e. Mendapat ganjaran besar.

SYARAT SYAHADAT
Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang
disyaratkannya itu batal. Apabila seseorang mengucapkan dua kalimat
syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya
tidak sah. Syarat syahadat ada tujuh,yaitu:
Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang
syahadatnya. Orang yang bersangkutan wajib memahami isi dari dua
kalimat yang dinyatakan serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna
makna dari syahadat tanpa sedikitpun ragu terhadap makna tersebut.

Keikhlasan

Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan


dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur denganriya
atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah.
Kejujuran

Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.


Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati,
lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.
Kecintaan

Kecintaan berarti mencintai Allah dan Muhammad serta orang-orang


yang beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan
terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau
dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah
rasulullah.

Penerimaan

Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang


datang dari Allah dan rasul-Nya, dan hal ini harus membuahkan ketaatan
dan ibadah kepada Allah, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang
dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang
dari syariat Islam. Bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecualiAl
Qur'an dan sunnah rasul.
Ketundukan

Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan


Muhammad secara lahiriyah. Seorang muslim yang bersyahadat harus
mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan
Allah. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan adalah bahwa
penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan
dengan fisik. Oleh karena itu, setiap orang yang bersyahadat tidak harus
disaksikan amirnya dan selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam
kehidupannya.

PENGERTIAN SYAHADAT
ALLAH DAN SYAHADAT
RASUL

Asy-Syahadatain, kita semua tahu artinya adalah Dua Kalimah Syahadat.


Sudah diketahui secara umum asy-Syahadatain itu dipergunakan untuk nama
Jamaah Pimpinan Almaghfurlah al-Habib Umar bin Ismail bin Yahya atau akrab
dipanggil Abah Umar di daerah Panguragan Cirebon.
Syahadat tauhid yaitu:Menyaksikan yang satu (Esa) hanya Allah SWT.
Yang di saksikan yaitu ciptaanNya dengan adanya bumi langit beserta isinya.
Termasuk diri kita semuanya itu merupakan tanda-tanda adanya sang pencipta
yaitu Allah SWT.
Syahadat Rasul yaitu:Menyaksikan utusan Allah yaitu Nabi Muhammad SAW.
Yang disaksikan yaitu akhlaknya, perbuatannya yang diterapkan dan dilaksanakan
perintahnya oleh kita, seperti : Shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya.
semuanya itu merupakan tanda menyaksikan Nabi Muhammad SAW.

Umat sedunia pada umumnya sudah mengetahui tentang Lima Rukun Islam, yaitu:
1. Mengucapkan 2 (dua) kalimah syahadat.
2. Menjalankan shalat lima waktu.
3. Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan.
4. Mengeluarkan zakat.
5. Menunaikan ibadah haji (bagi yang mampu)
Dan untuk melaksanakan kelima Rukun Islam itu diperlukan mengetahui semua
syarat rukunnya, tapi sayang sebagai salah satu akibat dari 350 tahun penjajahan di
Indonesia
ini
(untuk
tidak
mengkambinghitamkan
Bangsa
sendiri/Islam)
sesungguhnya yang sudah banyak diketahui kaum Islam awam itu hanya syarat
rukunnya shalat, puasa, zakat dan haji saja. Sedangkan syarat rukunnya syahadat
banyak dilupakan atau kurang perduli. Hal itu dapat terjadi karena mungkin
kebanyakan umat Islam di Indonesia ini kesadaran beragamanya berdasarkan
keturunan. Akan tetapi lain bagi orang atau dari agama lain yang baru masuk Islam,
Dua Kalimah Syahadat itu jelas merupakanpintu gerbang pertamasebelum
memasuki pintu rukun Islam yang lain.

APA BEDANYA RUKUN DAN


SYARAT?

Duakalimat
syahadat(syahadatain)
adalah
rukun
Islam
pertama.Syahadatainterdiri atassyahadat tauhiddansyahadat rasul. Rukun
Islam pertama ini sangat mudah diucapkan, tapi paling berat dilaksanakan. Dua
kalimat syahadat (syahadatain) ini menjadi fondasi bagi rukun-rukun Islam lainnya.
Rukun, adalah tiang utama dalam suatu pengamalan ibadah yang wajib
dikerjakan karena jika ditinggalkan maka amalan tersebut kurang/seluruhnya
menjadi tidak diterima. Boleh juga disebut sebagai tiang dari suatu bangunan.
Syarat, adalah cara, jenis atau perbuatan yang menentukan sah atau tidaknya
pengamalan rukun itu.
Bila diumpamakan tiang suatu bangunan itu sah menjadi Rukun Bangunan
tersebut bilamana tiang itu memenuhi syarat, antara lain harus kuat atau terdiri
dari jenis kayu apa, atau bagaimana cara membuatnya supaya kuat dan agar
menjadi rukun yang sah dari bangunan tersebut.

SYARAT DAN FARDHU


SYAHADAT
Syarat Syahadat ada 4 yaitu:
1. Mengetahui arti dua kalimat syahadat.
2. Mengucapkan dengan benar, dan berturut-turut (tertib)
3. Dibenarkan dengan hati (yakin)
4. Melakukan dan mengamalkan perintah Allah SWT dan RasulNya
dengan istiqomah.
Fardhu Syahadat ada 2 yaitu :
1. Mengucapkan dengan lisan
2. Meyakini dengan hati

Istiqomah ada 3 yaitu :


1. Istiqoma dengnan lisan : Membiasakan lisan membaca dua
kalimat syahadat, wiridan, asmaul husna.
2. Istiqomah dengnan hati : Membiasakan hati eling Allah,
dimanapun berada dan membenarkan (yakin) adanya Allah
SWT.
3. Istiqomah dengan badan : Membiasakan badan selalu
beribadah menjalankan perintah dan meninggalkan larangan
Allah dan RasulNya

SYAHADAT ALLAH (TAUHID)



,












2








,

Yang artinya :Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan saya bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmatMu kepada junjungan Nabi
Muhammad beserta keluarganya serta sahabat-sahabatnya begitu juga keselamatan3x
Menyaksikan yang satu (Esa) hanya Allah SWT. Yang di saksikan yaitu ciptaanNya dengan
adanya bumi langit beserta isinya. Termasuk diri kita semuanya itu merupakan tanda-tanda
adanya sang pencipta yaitu Allah SWT.
Ada dua terminologi penting dalam syahadat tauhid :
a. Aku bersaksi
b. Tiada Tuhan selain Allah

1. MAKNA SYAHADAT
TAUHID AKU BERSAKSI
Kata bersaksi menunjukkan kemantapan dalam keyakinan. Tingkat keyakinan
seseorang akan semakin kuat ketika dia telah menyaksikan sesuatu. Jika ayah anda
mengabarkan bahwa beliau telah mendapatkan ikan yang besar, tentu anda yakin
dengan kabar itu bukan? Inilah yang disebut dengankhabaru yaqin, keyakinan
yang timbul dari sebuah kabar. Mengapa anda yakin dengan kabar tersebut?
Karena sang pemberi kabar adalah ayah anda sendiri, orang yang terpercaya.
Setelah ayah anda pulang dari laut dengan membopong ikan yang besar itu, maka
anda pun melihat bahwa ayah benar-benar mendapatkan ikan yang besar. Dengan
anda menyaksikan ikan yang ayah bawa, maka anda bertambah yakin. Inilah yang
disebut denganaeul yaqin, keyakinan yang timbul dengan menyaksikan. Kualitas
keyakinan di level ini (dengan bersaksi) tentu jauh lebih tinggi dari keyakianan
yang anda peroleh ketika anda hanya mendapatkan kabarnya saja.

Untuk dapat bersaksi tidak mesti melihatnya langsung. Jika ada


bekas tapak kaki manusia di jalan, itu artinya ada orang yang
melewatinya biarpun aku tidak melihatnya. Jika ada kotoran unta,
tentu keluar dari perut unta biarpun aku tidak melihatnya demikian
salah satu tamsil Badui yang dikutip oleh Buya Yahya, pengasuh
pondok pesantren Al Bahjah Cirebon. Keberadaan Allah dapat kita
saksikan melalui aneka rupa maha karya-Nya yang bertebaran di
muka bumi ini.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (Kebesaran
Allah) bagi orang-orang yang berakal (QS Ali Imran :190).
Karena itu, mari tingkatkan keyakinan kita terhadap adanya Allah
dan segala sifatnya di dalam asmaul husna dengan melihat
(bersaksi) terhadap seluruh ciptaan-Nya. Inilah modal dasar untuk
menegakkan kalimat La ilaha illallah, tiada Tuhan selain Allah
seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

2. MAKNA SYAHADAT TAUHID


TIADA TUHAN SELAIN ALLAH
Tuhan selain bermakna sesembahan, juga bermakna sesuatu yang
ditakuti, yang diharapkan atau yang dipentingkan. Karena itu,
Tuhan banyak sekali jumlahnya. Tuhan-tuhan selain Allah dapat
berupa orang, harta, jabatan, bahkan hawa nafsunya sebagaimana
firman Allah:
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai tuhan selain Allah (QS At Taubah : 31).
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya? (QS Al Furqan:43).

Dengan demikian, Tiada Tuhan selain Allah selain bermakna


Tiada yang patut disembah selain Allah, juga dapat berarti:
a) Tiada yang patut ditakuti selain Allah.
b) Tiada yang patut diharapkan selain Allah.
c) Tiada yang patut dipentingkan selain Allah.
) Lalu bagaimana jika kita takut kepada ular, bolehkah? Tentu
boleh, itu manusiawi. Adapun maksud tiada yang patut ditakuti
selain Allah, ketakutan terhadap selain Allah tidak boleh melebihi
takutnya kepada Allah. Kita juga boleh menganggap bahwa
membaca koran itu penting, tapi harus disertai keyakinan
bahwamembaca koran tidak lebih penting dari Allah SWT. Itulah
makna syahadat tauhid,la ilaha illallah.

APLIKASI SYAHADAT TAUHID


Maling yang tengok kanan-kiri memastikan tidak ada orang
lain sebelum mencuri sesuatu, berarti dia lebih takut/malu
kepada manusia ketimbang takut kepada Allah yang Maha
Melihat. Dalam kasus ini, nilai syahadat sang maling
tersebut adalah 0 (nol), karena seharusnya tiada yang lebih
ditakuti selain Allah, tapi ternyata dia lebih takut kepada
manusia.

PERKAR YANG
MEMBATALKAN
Syekh Naim Yasinmengumpulkan berbagai perkataan atau
perbuatan yang bisa membatalkan syahadat menjadi empat
macam:
1. Segala macam yang mengandungpengingkaran
terhadapRububiyah Allah atau percercaan terhadap-Nya,
seperti:
- meyakini bahwa pencipta dan pengatur alam ini
adalahselainAllah.
- meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan semua makhluk lalu
Dia membiarkan mereka, tidak mengatur urusan mereka dan

2. Segala macam yang mengandungpencercaanterhadapnama-nama


Allah,sifat-sifat-Nya, seperti:
- menafikan bahwa Allah swt memiliki kesempurnaan, kekuasaan atas segala
sesuatu, pendengaran atau penglihatan-Nya.
- pengakuan seseorang bahwa Allah memilikianak,istriatau Allah tidur,
mengantuk, lengah, mati.
3. Segala macam yang mengandungpencercaanterhadapuluhiyah-Nya,
seperti:meyakini bahwaada sesuatu selain Allahyang berhak diibadahi
- meyakini bahwaada sesuatu selain Allahyang memiliki hak membuatsyariat
tanpa seidzin Allah.
- meyakini bahwaada sesuatu selain Allahyang memiliki hakmenghalalkan
yangdharamkan, atau mengharamkan yang dihalalkan oleh syariat, atau
mengubah batasan-batasan syariat
- taat atau berwala kepada
sembahan selain Allah).

orang-orang

kafir

atauthaghut(sembahan-

4.
Segala
macam
yang
mengandungpengingkaranterhadaprisalah(Rasulullah)
atau
pencercaan
terhadap
para
sahabatnya,
seperti:mencerca kejujuran, amanah,iffah, keshalehan
akalnya, dll.
- melakukan penghinaan terhadapnya.
- mengingkari berita-berita ghaib yang datang darinya, seperti:
pengingkaran terhadap hari kebangkitan, perhitungan, shirath,
surga, neraka atau lainnya.
- mengingkari sesuatu dari ayat-ayat Al Quran.
- ridhokepada kekufuran dan tidak ridho kepadaislam.
Keempat macam tersebut meliputi perkataan, perbuatan
maupun keyakinan dan seluruhnya bisa membatalkan dua kalimat
syahadat dan mengeluarkan si pelakunya dari islam.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://ragab304.wordpress.com/2007/05/10/islam-akidah-syariah-danakhlak/. Diakses pada
tanggal 26 November 2016.
Anonim. http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-akhlak.html. Diakses pada tanggal 26 November 2016
Anonim.http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108596-pengertianaqidah/#ixzz1defgBDtb.Diakses pada
tanggal 26 November 2016 .
Anonim.http://ngajisyahadat.blogspot.co.id/2012/12/asyhadu-alla-ilahailallah-wa-asyhadu.html.
tanggal

Diakses

pada

27 November 2016.
Anonim.http://www.akhmadtefur.com/kalimat-syahadat/syahadat-kita-dan-syahadat-maling-samakah/.
pada
tanggal 27 November 2016.
Anonim.https://id.wikipedia.org/wiki/Syahadat. Diakses pada tanggal 27 November 2016.
Hajaroh, Mami. 2008. Akhlak, Etika, dan Moral dalam Ajat Sudrajat, dkk. Din alIslam Pendidiksan
Agama Islam di perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: UNY Press.

Diakses

TERIMAKASIH

You might also like