You are on page 1of 3

Kemungkinan penggunaan target

molekular pada fotofobia


Reseptor peptida yang berkaitan dengan gen kalsium
nampaknya memiliki peran dalam patofisiologi
terjadinya migrain.
Recober dan kawan-kawan telah melakukan percobaan
genetik dengan menggunakan tikus yang memiliki
mutasi pada reseptor tersebut.
Hasilnya menunjukan bahwa tikus dengan mutasi
reseptor menunjukan sikap menghindari cahaya ketika
mereka menerima suntikan peptida bergen kalsium.
Percobaan ini menghasilkan tikus yang fotofobia, yang
dapat menjadi petunjuk dalam pengobatan untuk
migrain dan fotofobia.

Kesimpulan
Pasien dengan fotofoba tidak harus menjadi kasus yang sulit.
Kebanyakan dari pasien memiliki keluhan seperti mata kering, migrain,
blefarospasme, atau pernah mengalami Traumatic Brain Injury.
Pengenalan dan tatalaksana terhadap penyebab keluhan merupakan hal
yang penting.
Langkah nyata yang dapat dilakukan antara lain dengan tidak
menyarankan penggunaan kacamata di dalam ruangan, menggunakan
kacamata berwarna khusus dan segera mengenali gejala-gejala mata
kering.
Banyak dari pasien-pasien ini yang telah mengunjungi berbagai dokter
dan tidak mendapatkan diagnosa yang tepat. Terlebih lagi, banyak pasien
yang dianggap sebagai malingering atau dianggap memiliki kelainan
mental

Metoda pengumpulan literatur


Sumber diambil dari database PubMed dengan kata kunci fotofobia dari
tahun 1990-2015.
Artikel yang dipilih merupakan yang berkaitan dengan diagnosis,
patofisiologi, dan tata laksana dari fotofobia.
Artikel yang dipilih adalah artikel yang menggunakan subjek manusia
atau menggunakan subjek binatang namun memiliki penjelasan yang baik
tentang patofisiologi dari fotofobia.
Laporan kasus dieksklusi kecuali yang mengandung informasi baru
mengenai karakteristik, diagnosis, dan tata laksana dari penyakit.
Beberapa artikel diambil dari tahun sebelum 1990 untuk kepentingan
sejarah.
review ini dibuat kebanyakan berasal dari artikel dalam 25 tahun terakhir.

You might also like