You are on page 1of 27

FASE PASCAOPERATIF

Maria Paulina

3. FASE PASCA OPERATIF

Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang


pemulihan dan berakhir dengan evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau di
rumah.
Lingkup aktifitas keperawatan:
Mengkaji efek agen anestesi, membantu
fungsi vital tubuh, serta mencegah
komplikasi.
Peningkatan penyembuhan pasien dan
penyuluhan, perawatan tindak lanjut, rujukan
yang penting untuk penyembuhan yang
berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan
pemulangan.

Setelah pembedahan, perawatan klien


menjadi lebih kompleks akibat perubahan
fisiologis.
Klien dengan anestesi umum cenderung
menghadapi komplikasi lebih besar daripada
klien dengan anestesi lokal.
Untuk mengkaji kondisi pascaoperatif,
perawat mengandalkan hasil pengkajian
preoperatif, pengetahuan klien tentang
prosedur pembedahan, dan hal hal yang
terjadi selama proses pembedahan.
Tindakan pascaoperatif dilakukan dalam dua
tahap yaitu periode pemulihan segera dan
pemulihan berkelanjutan setelah fase
pascaoperatif.

HAL YANG DIPERHATIKAN /


DIKAJI PASCAOPERATIF

Pernapasan.
Sirkulasi.
Pengontrolan suhu.
Fungsi neurologis.
Integritas kulit dan kondisi luka.
Fungsi genitourinaria.
Fungsi gastrointestinal.
Keseimbangan cairan dan elektrolit.
Rasa nyaman

KOMPLIKASI OPERATIF
Syok

Syok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa


syok hipovolemik. Tanda-tanda syok adalah : Pucat ,
Kulit dingin, basah, Pernafasan cepat, Sianosis pada
bibir, gusi dan lidah, Nadi cepat, lemah dan bergetar ,
Penurunan tekanan darah, Urine pekat.
Intervensi yg dpt dilakukan :
Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pengobatan
yang dilakukan seperti terapi obat, terapi pernafasan,
memberikan dukungan psikologis, pembatasan
penggunaan energi, memantau reaksi pasien
terhadap pengobatan, dan peningkatan periode
istirahat.

Next

Perdarahan

Penatalaksanaannya pasien
diberikan posisi terlentang dengan
posisi tungkai kaki membentuk sudut
20 derajat dari tempat tidur
sementara lutut harus dijaga tetap
lurus. Kaji penyebab perdarahan,
Luka bedah harus selalu diinspeksi
terhadap perdarahan.

Next
Infeksi

luka operasi (dehisiensi, fistula,


nekrose, abses)
Infeksi luka post operasi dapat terjadi
karena adanya kontaminasi luka operasi
pada saat operasi maupun pada saat
perawatan di ruang perawatan.
Pencegahan infeksi penting dilakukan
dengan pemberian antibiotik sesuai
indikasi dan juga perawatan luka dengan
prinsip steril.

PROSES KEPERAWATAN
RUANG PERAWATAN
PASCAOPERATIF

a. Pengkajian.

Pemeriksaan yang pertama kali


dilakukan meliputi : keadaan umum
termasuk TTV, tingkat kesadaran,
kondisi balutan, drain, status infus,
tingkat rasa nyaman dan integritas
kulit. Perawat mendokumentasikan
seluruh pemeriksaan awal dan
memasukan kedalam catatan
perawatan.

b. Diagnosa Keperawatan
Perawat menentukan status masalah
yang diidentifikasi dari diagnosa
preoperatif dan mengelompokan data
baru yang relevan untuk mengidentifikasi
diagnosa baru. Contoh diagnosa NANDA
pascaopertif :

1. Ketidakefektifan bersihan
jalan napas b.d :
Hilangnya batuk
Penumpukan sekret
Sedasi berkepanjangan

2. Ketidakefektifan pola napas


b.d :
Nyeri insisi
Efek analgesik pada ventilasi
3. Nyeri b.d :
Insisi bedah
Iritasi nasal akibat pemasangan
NGT
4. Ketidakefektifan koping
individu b.d :
Paksaan menjalani pembedahan
Terapi pascaoperatif

5. Risiko kekurangan volume


cairan b.d :
Drainase luka
Asupan cairan tidak adekuat
6. Risiko kerusakan integritas
kulit b.d :
Darainase luka
Gangguan mobilitas
7. Risiko infeksi b.d :
Insisi lika bedah

8. Hambatan mobilitas fisik b.d :


Nyeri
Pembetasan aktivitas pascaoperatif
Pemasangan gips atau balutan.
9. Defisit perawatan diri : mandi/
personal hygiene, makan,
memakai baju/berhias, berkemih
dan defekasi b.d :
Pembatasan aktivitas pascaoperatif
10.Gangguan komunikasi verbal
b.d
Pemasangan selang ET atau selang
pada jalan napas.

c. Perencanaan
Adanya data pengkajian terbaru
dan analisa riwayat
keperawatan preoperatif
memungkinkan perawat
membuat rencana intervensi
keperawatan yang spesifik.
Instruksi pascaoperatif dari
dokter bedah juga dapat
menjadi pedoman, antara lain :

Jumlah pemantauan TTV dan pemeriksaan


khusus
Jenis cairan infus dan kecepatan aliran
infus.
Obat obatan pascaoperatif, terutama
analgetik dan anti mual.
Makanan dan minuman yang boleh dimakan
melalui mulut.
Tingkat aktivitas yang boleh dilakukan.
Posisi yang harus dipertahankan selama di
tempat tidur
Asupan dan haluaran
Pemeriksaan laboratorium dan sinar-X
Pengarahan khusus

Beberapa

tujuan perawatan pascaoperatif


antara lain :
Menunjukan

kembalinya fungsi fisiologis

normal
Tidak memperlihatkan adanya infeksi luka
bedah
Dapat istirahat dan memperoleh rasa nyaman
Mempertahankan konsep diri
Kembali kepada status kesehatan fungsional
dengan keterbatasan yang ada akibat
pembedahan.

d. Implementasi
Mendapatkan kembali fungsi fisiologis normal
mempertahankan fungsi pernapasan
mencegah stasis sirkulasi
meningkatkan eliminasi normal dan nutrisi
adekuat
meningkatkan eliminasi urine
mempercepat penyembuhan luka
memperoleh istirahat dan kenyamanan
mempertahankan konsep diri
mempercepat kembalinya status kesehatan
fungsional

e. Evaluasi
Perawat mengevaluasi efektifitas
perawatan yang diberikan pada klien
bedah berdasarkan hasil yang
diharapkan setelah melakukan intervensi
keperawatan.

KONSEP INTI
Keperawatan perioperatif adalah askep
profesional yang diberikan sebelum, selama,
dan setelah pembedahan
Klasifikasi pembedahan ditentukan oleh
tingkat keparahan, urgensi dan tujuan
Penyakit yang diderita sebelumnya, riwayat
pembedahan sebelumnya, dan bentuk askep
yang diberikan mempengaruhi klien
mentoleransi pembedahan

Periode preoperatif dapat berlangsung


selama beberapa hari atau hanya beberapa
jam.
Semua obat obatan yang diberikan sebelum
pembedahan secara otomatis dihentikan
setelah klien menjalani pembedahan kecuali
jika dokter meresepkan kembali obat
obatan tersebut
Anggota keluarga berperan penting dalam
membentu klien yang mengalami keterbatasn
fisik dan dalam memberi dukungan emosional
selama masa pemulihan pascaoperatif

Hasil pengkajian TTV dan pemeriksaan fisik


preoperatif menjadi dasar penting untuk
dibandingkan dengan data pengkajian
pascaoperatif
Perasaan klien tentang pembedahan dapat
memberi pangaruh yang besar pada
hubungan antara staf keperawatan dengan
kemampuan klien berpartisipasi dalam
perawatan
Pengengkatan bagian tubuh melalui
pembedahan dapat mengubah citra tubuh
dan seksualitas individu secara permanen

Diagnosa keperawatan untuk klien bedah dapat


memberi implikasi untuk askep pada satu atau
seluruh tahap pembedahan
Tanggung jawab utama untuk mendapatkan
persetujuan tindakan dari klien terletak pada
dokter bedah
Persetujuan tindakan tidak dapat diperoleh jika
klien dalam keadaan bingung, tidak sadar,tidak
kompeten secara mental, atau berada dibawah
pengaruh obat penenang

Penyuluhan

preoperatif secara terstruktur


memiliki pengaruh yang positif pada pemulihan
pascaoperatif
Dasar penyuluhan preoperatif adalah penjelasan
seluruh tindakan rutin preoperatif dan
pascaoperatif dan mendemonstrasikan latihan
latihan pascaoperatif
Penutupan tempat pembedahan harus dilakukan
sedekat mungkin dengan waktu pembedahan
untuk meminimalkan infeksi

Dalam tempat pembedahan sehari, perawat


harus menggunakan keterbatasan waktu yang
tersedia untuk memberi penyuluhan pada
klien, mengkaji status kesehatan, dan
mempersiapkan mereka untuk pembedahan
Format isian preoperatif rutin merupakan
pedoman untuk melakukan persiapan akhir
sebelum klien menjalakan pembedahan
Sebagian besar tanggung jawab perawat
dalam ruang operasi berfokus untuk
melindungi klien dari bahaya yang mungkin
terjadi

Pengkajian klien pascaoperatif dipusatkan


pada sistem tubuh yang paling
dipengaruhi oleh anestesi, imobilisasi dan
cedera bedah
Perawat UPPA memberi laporan pada
perawat bagian perawatan pascaoperatif
yang berisi tentang informasi setatus fisik
terakhir dan risiko terjadinya komplikasi
pascaoperatif
Pengkajian dan intervensi yang akurat
terhadap rasa nyeri merupakan hal yang
penting dilakukan untuk pemulihan klien

SEKIAN.......!
DAN............

You might also like